DAN HIPOTEROID
Kelompok 5
Vira Adesintia (21212060)
Nurmaini (21212075)
Kasmiati (21212069)
Khairi Soffa Azzura (21212047)
Darmiliana (21212070)
Zahra Ramadani (21212050)
Zulfahmi (1912210192)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar hingga selesai. Tidak lupa kami
juga mengucapkan bayak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dipahami
dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. .
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
COVER......... i
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................
C. TUJUAN................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. HIPOTIROID.......................................................................................
B. HIPERTIROID...................................................................................
A. KESIMPULAN.................................................................................
B. SARAN...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diperlukan kepada individu baik yang sehat maupun yang
sakit, yang mengalami gangguan fisik, psikis dan agar mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Diperlukan pendekatan komprehensif baik dari segi fisik maupun
psikologis serta bersifat individual bagi setiap pasien.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-
hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan
keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang
terjadi akibat hipotiroid.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
1. Definisi hipotiroidisme
2. Definisi hipertiroidisme
3
menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan
basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus
menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa
orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari
cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena kedudukan
dan ukurannya berubah.
B ETIOLOGI
1. Penyakit grave
4
Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan
obat nuklir yang standar yang menunjukkan secara panjang lebar
pengambilan yang meningkat dari suatu yodium yang dilabel dengan
radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin mengungkap
tingkat- tingkat TSI yang meningkat.
6
Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
Gangguan reproduksi
Tidak tahan panas
Cepat lelah
Pembesaran kelenjar tiroid
Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan
xat dalam orbit mata.
7
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi
sekresi hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan
jumlah hormon tiroid.
D. Patofisiologi
8
E.KLASIFIKASI
1. KLASIFIKASI HIPOTIROIDISME
1. Koma miksedema
Koma miksedema adalah stadium akhir dari hipotiroidisme yang tidak diobati.
Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi,
9
hipoglisemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal. Walaupun
jarang, ini dapat terjadi lebih sering dalam masa mendatang, dihubungkan dengan
peningkatan penggunaan radioiodin untuk terapi penyakit Graves, dengan akibat
hipotiroidisme permanen.
10
Klasifikasi
11
F.Pencegahan
1. Berhenti merokok
Hal ini terjadi karena rokok mengandung zat kimia berbahaya yang bisa
menghambat kinerja organ dan jaringan, termasuk kelenjar tiroid. Zat kimia rokok
dapat menganggu penyerapan yodium yang pada akhirnya meningkatkan risiko
terjadinya orbitopathy graves atau dikenal dengan kelainan mata menonjol akibat
hipertiroid.
Untuk menjaga kesehatan kelenjar tiroid, kacang kedelai menjadi salah satu
makanan yang direkomendasi yang berupa tempe, tahu, atau susu kedelai. Selain
itu mengkomsumsi asupan selenium seperti udang, salmon, kepiting, ayam, telur,
bayam, jamur shitake, dan beras merah.
12
G. PATWAY
13
Pemeriksaan Diagnostik
c. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan
hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Diagnosa Keperawatan
15
- Beraktivitas dalam istirahat dan istirahat yang
perawatan mandiri latiha yang adikuat
- Melaporkan penurunana dapat ditolerir
2. Memberi
tingkat kelelahan 2. Bantu
kesempatan pada
- Memperlihatkan aktivitas
pasien untuk
perhatian dan kesadaran perawatan
berpartisipasi
pada lingkungan mandiri
dalam aktivitas
- Berpartisipasi dalam ketika pasien
perawatan-mandiri
aktivitas dan berbagai berada dalam
kejadian dalam keadaan lelah
3. Meningkatkan
lingkungan 3. Berikan
perhatian tanpa
- Berpartisipasi dalam stimulasi
terlalu menibulkan
peristiwa dan aktivitas melalui
stress pada pasien
keluarga percakapan
- Melaporkan tidak adanya dan aktivitas
rasa nyeri dada, yang tidak
peningkatan kelelahan menimbulkan
4. Menjaga pasien
atau gejala sesak napas stress
agar tidak
yang menyertai 4. Pantau respon
melakukan
peningkatan aktivitas pasien
aktivitas yang
terhadap
berlebihan atau
peningkatan
kurang
aktivitas
16
pernafasan dan dan gas mengevaluasi
pemeliharaan pola darah arterial efektivitas
pernafasan yang normal intervensi
- Menunjukan frekuensi, 2. Dorong 2. Mencegah
kedalaman dan pola pasien untuk atelektasis dan
respirasi yang normal nafas dalam meningkatkan
- Menarik nafas dalam dan dan batuk pernafasan yang
batuk ketika dianjurkan adekuat
3. Berikan obat
- Menunjukan suara nafas 3. Pasien
(Hipnotik
yang normal tanpa bising hipotiroidisme
dan Sedatif)
tambahan pada sangat rentang
dengan hati-
auskultasi terhadap
hati
- Menjelaskan rasional gangguan
penggunaan obat yang pernafasan akibat
berhati-hati penggunaan obat
- Berpartisipasi pada saat golongan
4. Pelihara
dilakukan pengisapan Hipnotik-Sedatif
saluran nafas
dan ventilasi 4. Penggunaan
pasien
saluran nafas
dengan
Artisifisial dan
maelakukan
dukungan
pengisapan
ventilasi
dan
mungkin
dukungan
diperlukan jika
ventilasi jika
terjadi depresi
diperlukan
pernafasan
17
Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
1. Observasi frekuensi; kedalaman, 1. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan
pola pernapasan; oksimetri denyut dasar untuk memantau perubahan
nadi selanjutnya dan mengevaluasi
efektifitas intervensi.
2. Pelihara saluran napas pasien
dengan melakukan pengisapan dan 2. Penggunaan saluran napas artifisial
dukungan ventilasi jika diperlukan dan dukungan ventilasi mungkin
diperlukan jika terjadi depresi
3. Dorong dan ajarkan pasien untuk
pernapasan
napas dalam dan batuk
3. Mencegah aktifitas dan
4. Berikan obat (hipnotik dan sedatip)
meningkatkan pernapasan yang
dengan hati-hati
adekuat
18
2. Diagnosa II : Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume
sekuncup akibat brakikardi
Intervensi Rasional
1. Catat warna kulit dan kaji kualitas 1. Sirkulasi perifer turun jika curah
nadi jantung turun. Membuat kulit pucat
atau warna abu-abu dan menurunnya
2. Auskultasi suara nafas dan Catat
kekuatan nadi
19
3. Diagnosa III : Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang norma
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bisisng Usus 1. mengetahui berapa frekuensi
bising usus klien
2. Pantau fungsi usus
2. Memungkinkan deteksi konstipasi
3. Berikan makanan yang kaya akan
dan pemulihan kepada pola defekasi
serat
yang normal.
20
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Pemeriksaan fisik
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali dari
ukuran normal.
22
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami kegagalan
untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi
adanya bola mata yang menonjol karena edema pada otot ektraokuler dan
peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf mata dapat
mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda, tajam penglihatan.
Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara sempurna perlu
dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon dan
tremor, iritabilitas.
Intervensi Keperawatan
23
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan metabolisme
terpenuhi
Intervensi Rasional
1. Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran cerna
meningkatkan peristaltic dapat mengakibatkan diare dan usus
24
kalori cukup tinggi untuk menambah
kalori tetap tinggi
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler
< 3 detik, tidak ada distritnea
Intervensi Rasional
1. Catat atau perhatikan kecepatan 1. Takirkar di mungkin merupakan
irama jantung dan adanya disritmia cerminan langsung stimulasi otot
jantung oleh hormone tiroid
2. Auskultasi suara jantung, perhatikan
distritnea sering kali terjadi dan
adanya bunyi jantung tambahan,
dapat membahnyakan fungsi jantung
adanya orama gallop dan mumur
atau curah jantung
sistolik
2. S1 dan mumur yang menonjol
3. Observasi tanda dan gejala haus
yang berhubungan dengan curah
yang hebat, mukosa membran kering
jantung meningakat pada keadaan
yang lemah
metabolic. adanya S3 sebagai tanda
25
4. Observasi nadi atau denyut jantung kemungkinan gagal jantung
pada pada pasien saat tidur
3. Hidrasi yang cepat dapat terjadi
5. Berikan cairan IV sesuai indikasi yang akan menurunkan volume
sirkulasi dan menurunkan curah
jantung
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat
beraktivitas
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital dan catat nadi 1. Nadi meningkat dan bahkan pada
baik pada istirahat dan melakukan istirahat (Takikardi)
aktivitas
2. Dapat menurunkan energy dalam
2. Berikan sentuhan atau message, Saraf yang selanjutnya
bedak yang sejuk meningkatkan relaksasi
26
3. Catat perkembangan takipneu, 3. Kebutuhan dan konsumsi oksigen
dispneu, pucat dan sianosis akan ditingkatkan pada keadaan
hipemetabolik
4. Sarankan klien untuk mengurangi
aktivitas dan meningkatkan istirahat 4. Membantu melawan pengaruh dari
peningkatan metabolisme
5. Berikan obat sesuai indikasi
5. Untuk mengurangi kelelahan dan
meningkatkan energi
Implementasi
Evaluasi
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki
gaya hidup yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit
agar dapat mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroid dan Hipotiroid yang
pada akhirnya dapat memberikan pelayanan yang terbaik apabila menemukan
pasien yang menderita penyakit ini pada khususnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Bandung:
https://www.google.com/search?
q=pemnatalaksanaan+keperawatan+hipertiroid&oq=pemnatalaksanaan
keperawatan+hipertiroid&aqs=chrome..69i57j0.21741j0j7&sourceid=chrome
&ie=UTF-8
https://id.scribd.com/doc/306011972/Makalah-Hipotiroidisme
http://dwi-rohmawati.blogspot.com/2014/04/makalah-hipotiroid.html
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/2017_Hormon_HIPERTIROID
%20patofisiologi.pdf
https://www.academia.edu/31971832/MAKALAH_HIPERTIROIDISME
https://www.academia.edu/10967350/hipertiroid
https://id.scribd.com/doc/241403663/makalah-hipertiroid