Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM ENDOKRIN, PENCERNAAN, PERKEMIHAN


DAN IMUNOLOGI
”Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Endokrin (Hipertiroid)”

Dosen Pengampu: Dr. Reni Prima Gusty , S. Kp., M. Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Afiyah Nurzaimah 2111312008 Muttaqwiyani Aliyya 2111311044

Annisa Violita Suryani 2111312017 Nisrina Alifah Fauziah 2111311047

Azzahra Faradisa Marwa 2111312020 Nurul Jannah 2111312023

Desti Fitriana Gusri 2111312026 Rifa Fairuz 2111311041

Fitriana Rovi Auliarahmi 2111312014 Sri Monica Wulandari 2111312002

Gerry Hardjana 2111311053 Wirdhatul Vier Marza 2111312011

Kholiza Asriana Sinaga 2111312005 Zaky El-karim 2111311050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena
atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Gangguan Endokrin pada Kasus Hipertiroid”

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada sebagai dosen kami Ibu
Dr. Reni Prima Gusty, S.Kp., M.Kes yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada anggota kelompok dan pihak lainnya yang senantiasa berpartisipasi dan
terlibat dalam penulisan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, Pencernaan, Perkemihan dan
Imunologi”

Penulis menyadari adanya kekurangan pada makalah ini, hal tersebut akan
menjadi tanggung jawab penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang “Asuhan Keperawatan Gangguan
Endokrin pada Kasus Hipertiroid” dalam pelayanan klinis terutama dalam lingkup
Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, Pencernaan, Perkemihan dan Imunologi.

Padang, 27 Februari 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Hipertiroid.......................................................................................................................3

2.1.1 Definisi.............................................................................................................3
2.1.2 Etiologi.............................................................................................................4
2.1.3 Manifestasi.......................................................................................................4
2.1.4 Patofisiologi.....................................................................................................4
2.1.5 WOC................................................................................................................6
2.1.6 Komplikasi.......................................................................................................6
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................6
2.1.8 Penatalaksanaan ..............................................................................................7
2.1.9 Asuhan Keperawatan.......................................................................................8

BAB III Asuhan Keperawatan

3.1 Sekenario Kasus............................................................................................................14

3.2 Asuhan Keperawatan Hipertiroid.................................................................................14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................59

4.2 Saran............................................................................................................................59

Daftar Pustaka........................................................................................................................60

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon


tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat
malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif
HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Penyebab
utamanya disebabkan oleh Penyakit Grave Toxic multinodular goiter, Solitary toxic
adenoma.

Sebagian besar pasien dengan hipertiroid ditandai dengan adanya pembesaran


kelenjar tiroid, atau juga bisa disebut dengan struma. Pada penyakit Graves, struma diikuti
oleh adanya kelainan pada mata (oftalmopati) dan kulit (dermopati). Ketiga hal tersebut
disebut dengan trias Graves.

Dasar penatalaksanaan hipertiroid adalah membatasi sekresi hormon tiroid, baik


dengan cara pemberian terapi yang menghambat sintesis atau pelepasan hormon tiroid,
maupun dengan menurunkan jumlah jaringan kelenjar tiroid. Terdapat tiga pilihan terapi
yang efektif untuk hipertiroid, yaitu pengobatan antitiroid, iodin radioaktif, dan
pembedahan. Eropa dan Jepang lebih menganjurkan pemberian pengobatan antitiroid
sebagai pilihan pertama pasien dengan hipertiroid, sementara Amerika Serikat lebih
menganjurkan iodin radioaktif. Namun, semua pilihan terapi pengobatan tersebut memiliki
risiko dan risiko kegagalan terapi.

Hormon tiroid, yang terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengaturan aksis hipotalamushipofisis-
tiroid. Hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid memiliki mekanisme feedback
negatif terhadap hipofisis dan hipotalamus. Hal ini yang menjelaskan pengaruh hormon
tiroid pada sekresi TSH dari hipofisis dan sekresi thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari

1
hipotalamus. Oleh karena itu, pemberian PTU pada hipertiroid, selain akan menurunkan
kadar hormon tiroid, akan menyebabkan peningkatan kadar TRH dan TSH.

Thyrotropin-releasing hormone, hormon hipofisiotropik peptida pendek, merupakan


tripeptida pyroGlu-His-Pro-NH2. TRH disintesis di regio hipotalamus lateral, tepatnya di
paraventricular nuclei (PVN) dan anterior paraventricular nuclei. Pengaturan ekspresi TRH
juga dipengaruhi oleh mekanisme feedback negatif di PVN hipotalamus. Hal ini
digambarkan oleh kadar hormon tiroid yang berhubungan terbalik dengan kadar mRNA pro-
TRH di PVN. Efek tersebut disebabkan lebih banyak oleh hormon T3 daripada hormon T4.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan Hipertiroid?
2. Apa Etiologi dari Hipertiroid?
3. Bagaimana Manifestasi klinis dari Hipertiroid?
4. Apa Patofisiologi penyebab penyakit dari Hipertiroid?
5. Apa saja WOC dari Hipertiroid?
6. Apa komplikasi yang di sebabkan dari Hipertiroid?
7. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik pada penyakit Hipertiroid?
8. Bagaimana penata laksanaan dari penyakit Hiertiroid?
9. Bagaimana Asuhan keperawatan dari Hipertiroid?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Hipertiroid
2. Untuk mengetahui Etiologi dari Hipertiroid
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinis dari Hipertiroid
4. Untuk mengetahui Patofisiologi penyebab penyakit dari Hipertiroid
5. Untuk mengetahui WOC dari Hipertiroid
6. Untuk mengetahui komplikasi yang di sebabkan dari Hipertiroid
7. Untuk mengetahui pemeriksaan Diagnostik pada penyakit Hipertiroid
8. Untuk mengetahui penata laksanaan dari penyakit Hiertiroid
9. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan dari Hipertiroid

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTIROID

2.1 Definisi

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan


hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi
yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme
dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap
hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).

2.2 Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat
rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan
Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

3
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone

2.3 Manifestasi Klinis


a. Peningkatan frekuensi denyut jantung.
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik 
e. Peningkatan frekuensi buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g. Gangguan  reproduksi
h. Tidak taahan panas
i. Cepat lelah
j. Pembesaran kelenjar tiroid
k. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam
orbit mata.

2.4 Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut

4
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh
yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan
salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-
otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

5
2.5 WOC

2.6 Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila
tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati
Graves, infeksi.

2.7 Pemeriksaan diagnostik

Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:

6
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

2.8 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal), obat antitiroid digunakan dengan indikasi:
l. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
m. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
n. Persiapan tiroidektomi
o. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
p. Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu
200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua
sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena
T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah
hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil
karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap
8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan
dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan
dosis propiltiaurasil.

7
2.9 Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
• Tanyakan riwayat timbulnya gejala yang berkaitan dengan metabolisme yang
meningkat, hal ini mencakup laporan klien dan keluarga mengenai keadaan klien
yang mudah tersinggung (irritabel) dan peningkatan reaksi emosionalnya.
• Kaji dampak perubahan yang dialami pada interaksi klien dengan keluarga, sahabat
dan teman sekerjanya.
• Tanyakan riwayat penyakit yang lalu mencakup faktor pencetus stres dan
kemampuan klie unruk mengatasinya.
• Kaji status nutrisi
• Kaji timbulnya gejala yang b.d haluaran sistem saraf yang berlebihan dan perubahan
pada penglihatan dan penampakkan mata.
• Kaji keadaan jantung klien secara berkala meliputi frekuensi,, tekanan darah, bunyi
jantung, dan denyut nadi perifer.
• Kaji kondisi emosional dan psikologis.
• Pengkajian klien juga ditujukan untuk mendeteksi iritabilitas, ansietas, gangguan
tidur, apati, dan letargi.

b. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid
adalah sebagai berikut (Carpenito, 2007):
• Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
• Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi.
• Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan
berat badan).
• Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
• Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.

8
• Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

c. Intervensi
Perencanaan keperawatan merukan suatu proses penyususnan bebrabagia intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-
masalah klien. Adapun proses perencanaan keperawatan pada klien dengan hipertiroid
adalah:
i. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan: Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengankebutuhan tubuh.
Kriteria hasil:
i. Nadi perifer dapat teraba normal
ii. Vital sign dalam batas normal.
iii. Pengisian kapiler normal
iv. Status mental baik
v. Tidak ada disritmia
Intervensi:
1) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
2) Perhatikan besarnya tekanan nadi
3) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
4) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
5) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi

Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.


Tujuan : Kelelahan tidak terjadi
Kriteria hasil : menetapkan secara verbal tentang tingkat energi peka rangsang dari
saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.

9
Intervensi:
1) Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat
melakukan aktivitas.
2) Catat berkembangnya takipnea, dipsnea, pucat saat sianosis
3) Berikan/ciptakan lingkungan yang terang
4) Sarankan pasien pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan aktivitas
dan meningkatkan istirahat ditempat tidur sebanyak-banyaknya jika
memungkinkan
5) Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti sentuhan/ massase,
bedak sejuk.
6) Berikan obat sesuai indikasi : sedatif (fenobarbital/luminal),transquilizer misal
klordiazepoxsida (librium).

Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan
berat badan).
Tujuan : Penurunan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang stabil, disertai nilai laboratorium
normal dan terbebas dari tanda-tanda malutrisi.
Intervensi:
1) Auskultasi bising usus
2) Catat dan laporkan adnya anoreksia kelemahan umum/ nyeri abdomen mual
muntah.
3) Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan setiap hari serta
laporkan adanya penurunan berat badan
4) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi kalori, tinggi
protein, karbohidrat dan vitamin
5) Berikan obat sesuai indikasi : glukosa, vitamin B kompleks.

Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan


mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.

10
Tujuan : kerusakan integritas jaringa tidak terjadi
Kriteria hasil : mempertahankan kelembaban membran mukosa terbebas dari ulkus
dan mampu mengidentufikasi tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata
Intervensi:
2) Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, gangguan
penutupan kelopak mata, lapang pandang penglihatan sempit, air mata yang
berlebihan.
3) Catatadanya fotophobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata
4) Evalusi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan mata kabur atau pandangan
ganda (diplopia).
5) Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada
indikasi
6) Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokuler jika memungkinkan.
7) Kolabrasi berikan obat sesuai indikasi : obat tetes mata metilselulosa, ACTH,
prednison, obat anti tiroid, diuretik.
8) Siapkan pembedahan sesuai indikasi

Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.


Tujuan : Ansietas tidak terjadi.
Kriteria hasil : Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi. Klien
mampu mengidentifikasi cara hidup sehat
Intervensi:
1) Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas.
2) Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasi,
insomnia.
3) Kurangi stimulasi dari luar : tempatkan pada ruangan yang tenang
4) Terangkan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai dengan
perkembangan terapi obat.
5) Berikan obat ansietas (transquilizer,sedatif) dan pantau efeknya.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

11
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
1) Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depanberdasarkan informasi
2) Berikan informasi yang tepat
3) Identifikasi sumber stress
4) Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
5) Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid

d. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Dalam tahap ini
perawat harus mengetahui berbagai hal seperti bahaya fisik dan perlindungan pada klien,
tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang hak-hak
pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas
sehari-hari. Setelah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan interpersonal,
intelektual dan tehnik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan
berupa pencatatan dan pelaporan (Nursalam, 2008).

e. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak
(Hidayat , 2004).
Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi formatif yang disebut
juga evaluasi proses dan evaluasi jangka pendek adalah evaluasi yang dilaksanakan
secara terus menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif
yang disebut juga evaluasi akhir adalah evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk
menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam

12
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan
format “SOAP”. Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik
rencana keperawatan, nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil
perbandingan standar yang telah ditentukan sebelumnya (Nursalam 2008).

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Skenario Kasus

Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat di ruang interne dengan diagnosis Hipertiroid.
Pasien mengeluh diare, sering merasa baal, merasa panas, dan sering gemetar. Pasien
menyatakan berat badan menurun drastic tiga bulan terakhir, nafsu makan meningkat. Hasil
pemeriksaan ditemukan TD 140/90 mmHg, frekuensi napas: 20 x/menit, frekuensi nadi: 85
x/menit, IMT 16. Hasil pemeriksaan fisik teraba pembesaran kelenjar tiroid, konjungtiva
anemis, kelopak mata tampak ptosis. Pasien juga mengeluh dadanya sering berdebar-debar.
Pasien dianjurkan untuk pemeriksaan EKG.

3.2 Asuhan Keperawatan

Pengkajian

I. Identitas
A. Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis: Hipertiroid
B. Penanggung jawab
Nama :-
Umur :-
Hub. Dengan pasien : -

II. Status Kesehatan


A. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien mengeluh diare, sering merasa baal (tidak dapat merasakan apa pun), merasa
panas, dan sering gemetar. Pasien juga mengeluh daerah lehernya membesar atau
membengkak, salah satu kelopak matanya terkulai (ptosis), dan jantungnya berdebar-
debar.
B. Riwayat kesehatan masa lalu

14
Pasien mengatakan berat badannya menurun drastis pada 3 bulan terakhir, walaupun
nafsu makannya meningkat.
C. Riwayat penyakit keluarga
(tidak dijelaskan dalam kasus)
D. Diagnosa medis dan terapi
Pasien mendapat diagnosa Hipertiroid dan belum ada mengikuti atau menjalani suatu
terapi, baik terapi farmakologi atau non-farmakologi.

III.Pola Kebutuhan Hidup (Data Bio-Psiko-Sosio-Spiritual)


A. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
(tidak dijelaskan dalam kasus)
B. Pola nutrisi metabolik
Selama 3 bulan terakhir ini, pasien mengatakan berat badannya menurun drastis,
walaupun nafsu makannya meningkat. Indeks massa tubuh (IMT) pasien adalah 16,
termasuk dalam kategori rendah (underweight).
C. Pola eliminasi (BAB dan BAK)
Pasien memiliki masalah diare, dimana pasien mengeluh diare.
D. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengeluh dirinya sering merasa baal (kondisi saat tidak dapat merasakan apa
pun), dan sering gemetar. Pasien juga mengeluh dadanya sering berdebar-debar.
E. Pola kognitif persepsi
(tidak dijelaskan dalam kasus)
F. Pola persepsi konsep diri
(tidak dijelaskan dalam kasus)
G. Pola tidur dan istirahat
(tidak dijelaskan dalam kasus)
H. Pola peran hubungan
(tidak dijelaskan dalam kasus)
I. Pola seksual reproduksi
(tidak dijelaskan dalam kasus)
J. Pola toleransi stres dan koping

15
(tidak dijelaskan dalam kasus)
K. Pola nilai kepercayaan
(tidak dijelaskan dalam kasus)

IV. Pengkajian Fisik


A. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Kompometis
GCS : Verbal (5) Psikomotor (6) Mata (4)
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan Darah : 140/90mmHg
2. Nadi : 85x/menit
3. Suhu :-
4. Frekuensi napas : 20x/menit
C. Keadaan fisik
1. Kepala dan leher
Pada leher pasien teraba pembesaran kelenjar tiroid, konjungtiva anemis, dan kelopak
mata tampak ptosis.
2. Dada (paru-paru dan jantung)
Pasien mengeluh dadanya sering berdebar-debar.
3. Payudara dan ketiak
(tidak dijelaskan dalam kasus)
4. Abdomen
(tidak dijelaskan dalam kasus)
5. Integumen
Pasien mengeluh merasa panas.
6. Ekstremitas
Pasien mengeluh dirinya sering gemetar.
7. Genitalia
(tidak dijelaskan dalam kasus)
8. Neurologis
Pasien mengeluh sering merasa baal (tidak merasakan apa pun) dan merasa panas.

16
V. Pemeriksaan Penunjang
Pasien dianjurkan untuk menjalani Pemeriksaan EKG, karena mengeluh dadanya sering
berdebar-debar.

ANALISA DATA

No
Data Etiologi SDKI NANDA
.
1. DS:
 Pasien mengeluh Hipertiroid
diare ↓
 Pasien menyatakan Laju metabolisme
berat badanya meningkat
menurut drastis 3 ↓
bukan terakhir, Kebutuhan energi
walaupun nafsu meningkat
Ketidakseimbangan
makan meningkat ↓
Defisit nutrisi nutrisi kurang dari
DO: Intake nutrisi
(D.0019) kebutuhan tubuh
 Berat badan meningkat
(D.00002)
menurun minimal ↓
10% dibawah Glikogen menurun
rentang ideal (IMT ↓
16, underweight) Simpanan nutrisi dan
 Pasien mengalami energi berkurang
diare yang ↓
disebabkan bising Defisit nutrisi
usus hiperaktif
2. DS: Produksi hormon Hipertermia Hipertermia
 Pasien mengeluh tiroid meningkat (D.0130) (D.00007)
merasa panas ↓

17
DO: Laju metabolisme
 Kulit pasien terasa tubuh meningkat
panas dan terlihat ↓
memerah Produksi kalor/panas
 Suhu tubuh pasien tubuh meningkat
meningkat akibat ↓
laju metabolisme Suhu tubuh
meningkat meningkat

Hipertermia
3. DS: Produksi hormon Diare Diare
 Pasien mengeluh tiroid meningkat (D.0020) (D.00013)
diare ↓
DO: Menyebabkan laju
 Meningkatnya metabolisme
hormone tiroid meningkat
menyebabkan ↓
frekuensi Kinerja sistem
peristaltik pencernaan
meningkat dan meningkat
bising usus ↓
menjadi hiperaktif, Bising usus
sehingga pasien hiperaktif dan
mengalami diare frekuensi peristaltik
meningkat

Malabsorpsi
karbohidrat, lemak
dan protein

Meningkatkan

18
tekanan osmotik

Diare
4. DS: Produksi hormon
 Pasien tiroid meningkat
mengeluh ↓
dadanya sering Aktivitas simpatik
berdebar-debar berlebihan
Resiko
DO: ↓ Penurunan curah
penurunan
 Pasien terlihat Beban kerja jantung jantung
curah jantung
memegang meningkat (D.00029)
(D.0011)
dadanya ↓
Aritmia

Resiko penurunan
curah jantung

Diagnosa (NANDA)

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan


ketidakmampuan untuk mencerna makanan yang dibuktikan dengan diare, bising usus
berlebih, konjungtiva pucat, berat badan 20% di bawah berat badan ideal, penurunan
berat badan dengan asupan makan adekuat.
2. Hipertermia yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme yang dibuktikan
dengan kulit kemerahan dan terasa panas atau hangat
3. Diare yang berhubungan dengan malabsorpsi yang dibuktikan dengan bising usus
hiperaktif
4. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan irama jantung yang
dibuktikan dengan aritmia dan palpitasi

19
OUTCOME DAN INTERVENSI HIPERTIROID

Diagnosa NOC NIC


1 Ketidakseimbangan Status Nutrisi (1004) Manajemen Nutrisi
- Asupan gizi
nutrisi kurang dari - Tentukan status gizi pasien dan
ditingkatkan ke 4
kebutuhan tubuh b.d kemampuan memnuhi kebutuhan
- Asupan makanan
ketidakmampuan untuk gizi
ditingkatkan ke 4
mencerna makanan d.d - Identifikasi (adanya) alergi atau
- Asupan cairan
diare, bising usus intleransi makanan yang dimiliki
ditingkatkan ke 4
berlebih, konjungtiva pasien
- Energi ditingkatkan
pucat, berat badan 20% - Instruksikan pasien mengenai
ke 4
di bawah berat badan preferensi makanan bagi pasien
- Rasio berat badan
ideal, penurunan berat - Bantu pasien menentukan
ditingkatkan ke 4
badan dengan asupan pedoman atau piramida makanan
makan adekuat yang paling cocok dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi dan
preferensi (mis Piramida
Vegetarian, piramida panduan
makanan)
- Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untyk
memenuhi persyaratan gizi
- Atur diet (menyediakan makanan
protein tinggi, menyarankan
menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai alternatif
garam, menyediakan pengganti
gula, menambah kalori)
- Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi
- Pastikan diet mencakup makaan

20
tinggi kandungan serta untuk
mencegah konstipasi
- Monitor kalori dan asupan
makanan
- Monitor kecenderungan
terjadinya penuruan dan kenaikan
berat badan

Bantuan Peningkatan Berat Badan


- Lakukan pemeriksaan diagnostik
untuk mengetahui penyebab
peurunan berat badan
- Timbang pasien pada jam ynag
sama setiap hari
- Diskusikan kemungkinan
penyebab berat badan berkurang
- Sediakan variasi makanan tinggi
kalori dan nutrisi
- Berikan istirahat yang cukup
- Yakinkan pasien duduk sebelum
makan/disuapi makan
- Berikan makanan yang sesuai
instruksi dokter
- Kenali apakah penurunan berat
badan yang dialami merupakan
tanda penyakit terminal
2 Hipertermia b.d Termoregulasi (0800) Perawatan Hipertermia
- Penurunan suhu
peningkatan - Monitor tanda-tanda vital
kulit ditingkatkan
metabolisme d.d kulit - Jauhkan pasien dari sumber
ke 4
kemerahan dan terasa panas, pindahkan ke lingkungan
- Hipotermi
panas atau hangat yang lebih dingin

21
ditingkatkan ke 4 - Longgarkan/lepaskan pakaian
- Perubahan warna - Berikan metode pendinginan
kulit ditingkatkan eksternal (mis: kompres dingin
ke 4 pada leher, abdomen, kulit
kepala, ketiak, dan selangkangan,
selimut dingin)
- Tempatkan pasien pada air dingin
yang dapat ditoleransi pasien
untuk menghindari menggigil
- Basahi permukaan tubuh dan
kipasi pasien
- Jangan berian aspirin tau
antipiretik lain
- Hentikan aktivitas pendoinginan
jika suhu tubuh mencapai 39C
- Monitor hipoglikemi
- Monitor hasil EKG
- Monitor adanya komplikasi
- Instruksikan pada pasien adaya
faktor resiko dari kondisi sakit
yang berkaitan dengan panas
- Instruksikan pasien mengenai
tindakan mencegah kondisi sakit
yang berhubungan dengan panas
3 Diare b.d malabsorpsi Fungsi Manajemen Diare
d.d bising usus Gastrointestinal - Tentukan riwayat diare
hiperaktif (1015) - Ajari pasien cara penggunaan
- Nafsu makan obat antidiare secara tepat
dipertahankan pada - Evaluasi kandungan nutrisi dari
4 makanan yang sudah dikonsumsi
- Frekuensi BAB sebelumnya

22
ditingkat pada 4 - Berikan makanan dalam porsi
- Konsistensi feses kecil dan lebih sering serta
dotingkatkan ke 4 tingkatkan porsi secara bertahap
- Jumlah feses - Anjurkan pasien menghindari
ditingkatkan ke 4 makanan pedas dan yang
- Bising usus menimbulkan gas dalam perut
ditingkatkan ke 4 - Identifikasi faktor yang bisa
- Diare ditingkatkan menyebabkan diare
ke 4 - Monitor tanda dan gejla diare
- Penurunan berat - Amati turgor kulit secara berkala
badan ditingkatkan - Ukur diare/oufpuf pencernaan
ke 4 - Timbang pasien secara berkala
- Konsultasikan dengan dokter jika
tanda dan gejala diare menetap
- Instruksikan untuk menghindari
laksatif
4 Penurunan curah Keefektifan Pompa Perawatan Jantung
jantung b.d perubahan Jantung (0400) - Pastikan tingkat aktivitas pasien
irama jantung d.d - Tekanan darah yang tidak membahayakan curah
aritmia dan palpitasi sistol ditingkatkan jantung dan memprovokasi
(RAGU) ke 4 serangan jantung
- Distritmia - Evaluasi episode nyeri dada
ditingkatkan ke 4 (intensitas, lokasi, radiasi, durasi
- Suara jantung dan faktor yang memicu dan
abnormal meringankan nyeri dada)
ditingkatkan ke 4 - Monitor tanda-tanda vital secara
- Peningkatan berat rutin
badan ditingkatkan - Monitor distritmia jantung,
ke 4 termasuk gangguan ritme dan
- Wajah kemerahan konduksi jantung
ditingkatkan ke 4 - Catat tanda dan gejala penurunan

23
curah jantung
- Monitor keseimbangan cairan
- Sediakan terapi antiaritmia sesuai
kebijakan unit
- Monitor respon pasien terhadap
obat antiaritmia
- Monitor toleransi aktivitas pasien

Manajemen Distritmia
- Pastikan riwayat penyakit jantung
dan distritmia pasien dan
keluarganya
- Berikan elektrokardiografik
telemetri “nirkabel” atau
elektroda “tertanam” dan
hubungkan ke pemantau jantung
seperti yang ditunjukkan
- Pastikan penempatan lead dengan
tepat dan pastikan kualitas sinyal
- Atur parameter alarm pada
monitor EKG
- Monitor perubahan EKG yang
meningkatkan risiko terjadinya
distritmia
- Catat kegiatan yang berhubungan
dengan timbulnya distritmia
- Catat frekuensi dan durasi
distritmia
- Tentukan pasien mengalami nyeri
dada atau sinkop yang
berhubungan dengan distritmia

24
- Arahkan pasien dan keluarga
mengenai risiko yang terkait
dengan distritmia

Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan d.d diare, bising usus berlebih, konjungtiva pucat, berat badan 20% di bawah
berat badan ideal, penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat

EVALUASI
S: - Pasien dapat menjelaskan kembali program diet yang dijalankan

- Pasien mengatakan diare berkurang

O: - Berat badan pasien meningkat

- Pasien mengetahui jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari


- Pasien dapat memonitor makanan yang dibutuhkan

A: - Masalah sebagian teratasi

P: - Lanjutkan intervensi

Diagnosa 2: Hipertermia b.d peningkatan metabolisme d.d kulit kemerahan dan terasa panas
atau hangat

EVALUASI
S: - Pasien dapat menjelaskan kembali cara pencegahan agar kondisi tidak memburuk

- Pasien mengatakan suhu lingkungan sesuai dengan yang dibutuhkan

O: - Berat badan pasien ideal

- Kulit terasa panas dan memerah berkurang

- Suhu tubuh pasien menurun hingga normal 36-37,50C


A: - Masalah sebagian teratasi

P: - Lanjutkan intervensi

25
● Diagnosa 3: Diare b.d malabsorpsi d.d bising usus hiperaktif

EVALUASI
S: - Pasien mengatakan frekuensi BAB dari yang cukup buruk menjadi membaik

- Pasien mengatakan konsisitensi feses dari yang cukup buruk menjadi membaik

- Pasien mengatakan diare berkurang

O: - mukosa bibir agak lembab

- pasien sudah tidak pucat

- nadi : 80x/menit, S: 36,5° C, RR : 26x/menit, peristaltik usus 12x/menit

A: - Masalah teratasi

P: - Intervensi dihentikan

Diagnosa 4: Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung d.d aritmia dan palpitasi

EVALUASI
S: - Pasien mengatakan nyeri dada berkurang

O: - Berat badan pasien meningkat

- Pasien dan keluarga dapat memahami informasi yang diberikan

A: - Masalah sebagian teratasi

P: - Lanjutkan intervensi

DIAGNOSA (SDKI)

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme dan


ketidakmampuan mencerna makanan dibuktikan dengan berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal, bising usus hiperaktif, diare.

26
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme dibuktikan dengan
suhu tubuh diatas normal, kulit terasa panas dan memerah.
3. Diare berhubungan dengan malabsorpsi dibuktikan dengan feses lembek atau cair,
frekuensi peristaltic meningkat, dan bising usus hiperaktif
4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung

OUTCOME DAN INTERVENSI HIPERTIROID

Diagnosa NOC NIC


1 Ketidakseimbangan Status Nutrisi (1004) Manajemen Nutrisi
- Asupan gizi
nutrisi kurang dari - Tentukan status gizi pasien dan
ditingkatkan ke 4
kebutuhan tubuh b.d kemampuan memnuhi kebutuhan
- Asupan makanan
ketidakmampuan untuk gizi
ditingkatkan ke 4
mencerna makanan d.d - Identifikasi (adanya) alergi atau
- Asupan cairan
diare, bising usus intleransi makanan yang dimiliki
ditingkatkan ke 4
berlebih, konjungtiva pasien
- Energi ditingkatkan
pucat, berat badan 20% - Instruksikan pasien mengenai
ke 4
di bawah berat badan preferensi makanan bagi pasien
- Rasio berat badan
ideal, penurunan berat - Bantu pasien menentukan
ditingkatkan ke 4
badan dengan asupan pedoman atau piramida makanan
makan adekuat yang paling cocok dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi dan
preferensi (mis Piramida
Vegetarian, piramida panduan
makanan)
- Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untyk
memenuhi persyaratan gizi
- Atur diet (menyediakan makanan
protein tinggi, menyarankan
menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai alternatif
garam, menyediakan pengganti

27
gula, menambah kalori)
- Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi
- Pastikan diet mencakup makaan
tinggi kandungan serta untuk
mencegah konstipasi
- Monitor kalori dan asupan
makanan
- Monitor kecenderungan
terjadinya penuruan dan kenaikan
berat badan

Bantuan Peningkatan Berat Badan


- Lakukan pemeriksaan diagnostik
untuk mengetahui penyebab
peurunan berat badan
- Timbang pasien pada jam ynag
sama setiap hari
- Diskusikan kemungkinan
penyebab berat badan berkurang
- Sediakan variasi makanan tinggi
kalori dan nutrisi
- Berikan istirahat yang cukup
- Yakinkan pasien duduk sebelum
makan/disuapi makan
- Berikan makanan yang sesuai
instruksi dokter
- Kenali apakah penurunan berat
badan yang dialami merupakan
tanda penyakit terminal
2 Hipertermia b.d Termoregulasi (0800) Perawatan Hipertermia
- Penurunan suhu

28
peningkatan kulit ditingkatkan - Monitor tanda-tanda vital
metabolisme d.d kulit ke 4 - Jauhkan pasien dari sumber
kemerahan dan terasa - Hipotermi panas, pindahkan ke lingkungan
panas atau hangat ditingkatkan ke 4 yang lebih dingin
- Perubahan warna - Longgarkan/lepaskan pakaian
kulit ditingkatkan - Berikan metode pendinginan
ke 4 eksternal (mis: kompres dingin
pada leher, abdomen, kulit
kepala, ketiak, dan selangkangan,
selimut dingin)
- Tempatkan pasien pada air dingin
yang dapat ditoleransi pasien
untuk menghindari menggigil
- Basahi permukaan tubuh dan
kipasi pasien
- Jangan berian aspirin tau
antipiretik lain
- Hentikan aktivitas pendoinginan
jika suhu tubuh mencapai 39C
- Monitor hipoglikemi
- Monitor hasil EKG
- Monitor adanya komplikasi
- Instruksikan pada pasien adaya
faktor resiko dari kondisi sakit
yang berkaitan dengan panas
- Instruksikan pasien mengenai
tindakan mencegah kondisi sakit
yang berhubungan dengan panas
3 Diare b.d malabsorpsi Fungsi Manajemen Diare
d.d bising usus Gastrointestinal - Tentukan riwayat diare
hiperaktif (1015) - Ajari pasien cara penggunaan

29
- Nafsu makan obat antidiare secara tepat
dipertahankan pada - Evaluasi kandungan nutrisi dari
4 makanan yang sudah dikonsumsi
- Frekuensi BAB sebelumnya
ditingkat pada 4 - Berikan makanan dalam porsi
- Konsistensi feses kecil dan lebih sering serta
dotingkatkan ke 4 tingkatkan porsi secara bertahap
- Jumlah feses - Anjurkan pasien menghindari
ditingkatkan ke 4 makanan pedas dan yang
- Bising usus menimbulkan gas dalam perut
ditingkatkan ke 4 - Identifikasi faktor yang bisa
- Diare ditingkatkan menyebabkan diare
ke 4 - Monitor tanda dan gejla diare
- Penurunan berat - Amati turgor kulit secara berkala
badan ditingkatkan - Ukur diare/oufpuf pencernaan
ke 4 - Timbang pasien secara berkala
- Konsultasikan dengan dokter jika
tanda dan gejala diare menetap
- Instruksikan untuk menghindari
laksatif
4 Penurunan curah Keefektifan Pompa Perawatan Jantung
jantung b.d perubahan Jantung (0400) - Pastikan tingkat aktivitas pasien
irama jantung d.d - Tekanan darah yang tidak membahayakan curah
aritmia dan palpitasi sistol ditingkatkan jantung dan memprovokasi
(RAGU) ke 4 serangan jantung
- Distritmia - Evaluasi episode nyeri dada
ditingkatkan ke 4 (intensitas, lokasi, radiasi, durasi
- Suara jantung dan faktor yang memicu dan
abnormal meringankan nyeri dada)
ditingkatkan ke 4 - Monitor tanda-tanda vital secara
- Peningkatan berat rutin

30
badan ditingkatkan - Monitor distritmia jantung,
ke 4 termasuk gangguan ritme dan
- Wajah kemerahan konduksi jantung
ditingkatkan ke 4 - Catat tanda dan gejala penurunan
curah jantung
- Monitor keseimbangan cairan
- Sediakan terapi antiaritmia sesuai
kebijakan unit
- Monitor respon pasien terhadap
obat antiaritmia
- Monitor toleransi aktivitas pasien

Manajemen Distritmia
- Pastikan riwayat penyakit jantung
dan distritmia pasien dan
keluarganya
- Berikan elektrokardiografik
telemetri “nirkabel” atau
elektroda “tertanam” dan
hubungkan ke pemantau jantung
seperti yang ditunjukkan
- Pastikan penempatan lead dengan
tepat dan pastikan kualitas sinyal
- Atur parameter alarm pada
monitor EKG
- Monitor perubahan EKG yang
meningkatkan risiko terjadinya
distritmia
- Catat kegiatan yang berhubungan
dengan timbulnya distritmia
- Catat frekuensi dan durasi

31
distritmia
- Tentukan pasien mengalami nyeri
dada atau sinkop yang
berhubungan dengan distritmia
- Arahkan pasien dan keluarga
mengenai risiko yang terkait
dengan distritmia

Diagnosa 1: Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme dan ketidakmampuan


mencerna makanan d.d berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, bising usus
hiperaktif, dan diare.

LUARAN (SLKI)

a. Status Nutrisi L.03030

 Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat dari 2 ke 4


 Diare menurun dari 2 ke 4
 Bising usus membaik dari 2 ke 4

b. Berat Badan L.03018

 Berat badan membaik dari 2 ke 4


 Indeks massa tubuh membaik dari 2 ke 4

INTERVENSI (SIKI)

a. Manajemen Nutrisi I.03119

 Observasi
● Identifikasi status nutrisi
● Monitor asupan makanan
● Monitor berat badan
 Terapeutik
● Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
● Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Edukasi
● Ajarkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi

32
● Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
b. Promosi Berat Badan I.03136

 Observasi
● Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
● Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari
● Monitor berat badan
 Terapeutik
● Berikan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
 Edukasi
● Ajarkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi
● Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
EVALUASI

S: - Pasien dapat menjelaskan kembali program diet yang dijalankan

- Pasien mengatakan diare berkurang

O: - Berat badan pasien meningkat

- Pasien mengetahui jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari


- Pasien dapat memonitor makanan yang dibutuhkan

A: - Masalah sebagian teratasi

P: - Lanjutkan intervensi

Diagnosa 2: Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme d.d suhu tubuh diatas normal, kulit
terasa panas dan memerah.

LUARAN (SLKI)

a. Termoregulasi L.14134

 Tekanan darah sistolik membaik dari 2 ke 4


 Berat badan membaik dari 2 ke 4

INTERVENSI (SIKI)

a. Manajemen Hipertemia I.15506

33
 Observasi
● Monitor suhu tubuh
● Monitor kadar elektrolit
● Monitor komplikasi hipertermia
 Terapeutik
● Sediakan lingkungan yang dingin
● Berikan cairan oral
● Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Edukasi
● Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
b. Regulasi Temperatur I.14578

 Observasi
● Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi
● Monitor warna dan suhu kulit
● Monitor dan catat tanda dan gejala hipertermia
 Terapeutik
● Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
● Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
● Sesuaikan suhu lungkungan dengan kebutuhan pasien
 Edukasi
● Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke
 Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu

EVALUASI

S: - Pasien dapat menjelaskan kembali cara pencegahan agar kondisi tidak memburuk

- Pasien mengatakan suhu lingkungan sesuai dengan yang dibutuhkan

O: - Berat badan pasien ideal

- Kulit terasa panas dan memerah berkurang

- Suhu tubuh pasien menurun hingga normal 36-37,50C


A: - Masalah sebagian teratasi

P: - Lanjutkan intervensi

34
Diagnosa 3: Diare berhubungan dengan malabsorpsi dibuktikan dengan feses lembek atau cair,
frekuensi peristaltic meningkat, dan bising usus hiperaktif.

a. Eliminasi Fekal L.04033

 Kontrol pengeluaran feses meningkat dari 2 ke 4


 Konsistensi fese membaik dari 2 ke 4
 Peristaltik usus membaik dari 2 ke 4

INTERVENSI (SIKI)

a. Manajemen Diare I.03101

 Observasi
● Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
● Monitor tanda dan gejala hipovolemia
● Monitor jumlah pengeluaran urin
 Terapeutik
● Berikan cairan intravena (mis. Ringer asetat atau ringer laktat)
 Edukasi
● Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
 Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian antimotilitas
● Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
b. Pemantauan Cairan I.03121

 Observasi
● Monitor tekanan darah
● Monitor berat badan
● Monitor intake dan output cairan
● Identifikasi tanda-tanda hipovolemia/hipervolemia
 Terapeutik
● Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
● Dokumentasikan hasil pemantauan
 Edukasi
● Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
● Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

EVALUASI

S: - Pasien mengatakan frekuensi BAB dari yang cukup buruk menjadi membaik

35
- Pasien mengatakan konsisitensi feses dari yang cukup buruk menjadi membaik

- Pasien mengatakan diare berkurang

O: - mukosa bibir agak lembab

- pasien sudah tidak pucat

- nadi : 80x/menit, S: 36,5° C, RR : 26x/menit, peristaltik usus 12x/menit

A: - Masalah teratasi

P: - Intervensi dihentikan

Diagnosa 4: Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung

a. Curah Jantung L.02008

 Palpitasi menurun dari 2 ke 4


 Gambaran EKG aritmis menurun dari 2 ke 4
 Berat badan menurun dari 2 ke 4
 Tekanan darah membaik dari 2 ke 4

INTERVENSI (SIKI)

a. Perawatan Jantung

 Observasi
● Monitor tekanan darah
● Monitor keluhan nyeri dada
● Monitor aritmia
● Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat
 Terapeutik
● Posisikan semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
 Edukasi
● Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
 Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu

EVALUASI

S: - Pasien mengatakan nyeri dada berkurang

O: - Berat badan pasien meningkat

36
- Pasien dan keluarga dapat memahami informasi yang diberikan

A: - Masalah sebagian teratasi

P: - Lanjutkan intervensi

3.3 Soal Kasus

Tugas I:

1. Jelaskan etilogi yang berkaitan dengan penyakit yang dialami pasien pada kasus di atas!

Jawaban:

Penyebab hipertiroid utama di daerah cukup iodium adalah penyakit Grave’s yang
disebabkan berbagai faktor, antara lain Gangguan sistem imun dan terjadinya
autoontibodi yang merangsang sel-sel polikel tiroid untuk mengikat reseptor TSH
sehingga kadar TSH rendah ( Hall,2016). Berdasarkan studi Marino et al (2015),
memberikan bukti bahwa penyakit Grave’s di pengaruhi oleh faktor genetik, antara
lain gen pengatur imun yaitu HVA region, CD 40, CTLA 4, PTPN 22, dan FCRL 3
autoontigen tiroid seperti gen tiroglubulin dan rseptor TSH, serta resiko penyakit
graves 17-35% pada monozigot kembar. Prevensi penyakit Graves pada wanita yang
tinggi disebabkan oleh hormon seks dan faktor kromosom, seperti inaktivasi
kromosom x yang miring, diduga sebagai pemicu ( Brix et al, 2012). Faktor lain
seperti infeksi bakteri yersinia enterocolitica dimana mekanisme molekulnya meniru
reseptor TSH, defesiensi Vitamin D dan selenium, keruskan kelenjar tiroid, dan
imunomodulasi ( Marino et al, 2015).

2. Jelaskan proses perjalanan penyakit (patofisiologi) yang dialami pasien pada kasus di
atas!

Jawaban:

37
Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid
yang hiperaktif. Apapun sebabnya manifestasi klinisnya sama, karena efek ini
disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang makin penuh. Rangsang oleh TSH
atau TSH-like substance (TSI, TSAb), autonomi intrinsik kelenjar menyebabkan tiroid
meningkat, terlihat dari radioactive neck-uptake naik. Sebaliknya pada destruksi
kelenjar misalnya karena radang, inflamasi, radiasi, akan terjadi kerusakan sel hingga
hormon yang tersimpan dalam folikel keluar masuk dalam darah. Dapat pula karena
pasien mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan. Dalam hal ini justru radioactive neck-
uptake turun. Membedakan ini perlu, sebab umumnya peristiwa kedua ini, toksikosis
tanpa hipertiroidisme, biasanya self-limiting disease.

38
3. Jelaskan manifestasi klinis dari penyakit yang dialami pasien pada kasus di atas!

Jawaban:

 Pasien merasa boal, merasa panas dan badan pasien sering gemetar

 Berat badan pasien menurun 3 bulan terakhir dan nafsu badan meningkat

 Mata : kunjungtiva mata pasien anemis, kelopak mata plasis

 Dada pasien sering berdebar debar ( kardiovaskuler)

 Gastraintestinal : penurunan berat badan drastis dan pening katon nafsu makan

4. Jelaskan akibat lanjut dari penyakit yang di derita pasien pada kasus di atas?

Jawaban:

Komplikasi yang membuat nyowo pasien terancam adalah terjadinya krisis. birotoksik
atau thyroid strom, oftalmopati graves, Infeksi, dermopati graves, dan kematian akibat
penyakit jantung. Komplikosi lain yang sering kali terjadi dan dalam tahap waspada
adalah tremor, Iritas, hipertermia, dan toki kordia. Hal yang dapat menyebabkan
komplikasi waspada adalah efek dari pelepasan TH ke dalam jumlah yang sangat banyak
dan biasanya terjadi di saat pasien menjalani terapi, pasien sedang menjalani masa
pembedahan, atau mungkin dikarenakan hipertiroid- isme tidak terdiagnosis sedini
mungkin. Menurut Aini don Ledy (2016) komplikasi. dori hipertiroidisme hanya ada
lima yaitu:

 Krisis tiroid atau tiraktaksitasis : menyebabkan demam,


peningkat denyut nadi
 Hipertemia : peningkatan suhu tubuh di atas normal
 Gagal jantung : kondisi ketika jantung tidak dapat menyinkubsikan darah
 Syok : Terjadi ketika perfusi oksigen ke jaringan tidak adekuat

5. Jelaskan pentingnya pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan untuk kasus di


atas?

Jawaban:

39
Kelebihan hormon tiroid akan mempengaruhi hemodinamik yang berakibat pada. gagal
jantung dengan curah jantung yang tinggi, serta pada tahap lanjut menyebabkan
kardiomiopati dilatasi atau pembesaran ruang jantung. Pada kondisi hipertiroid. terjadi
peningkatan laju jantung saat istirahat, peningkatan volume dorah, curah jantung.
kontraksi otot jantung dan praksi ejeksi, serta meningkatkan relaksasi pengisian
jantung. Peningkatan Kadar hormon tiroid akan menyebabkan tokikordia atau laju
jantung > 100 kali per menit saat istirahat, dengan gejala yang timbul berupa palpitasi
atau berdebar-debar. Selain itu hipertiroid berkaitan dengan terjadinya gangguan kroma
jantung berupa fibrasi drium. Oleh karena gejala hipertiroid sering kali tidak spesifik
dan timbul perlahan, gangguan irama. jantung berupa fioribsi atrium dapat merupakan
gejala awal yang di temukan pertama kali pada saat seseorang dengan hipertiroid.
Gejala awal ini dapat. di detersi melalui pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
EKG untuk mengetahui apakah irama jantung pasien bermasalah atau tidak.

Tugas II:

1. Buatlah pengkajian keperawatan pada kasus tersebut menggunakan pendekatan 11


pola fungsional Gordon!

Jawaban:

1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan (tidak dijelaskan dalam kasus)

2) Pola nutrisi metabolik

Selama 3 bulan terakhir ini, pasien mengatakan berat badannya menurun


drastis, walaupun nafsu makannya meningkat. Indeks massa tubuh (IMT)
pasien adalah 16, termasuk dalam kategori rendah (underweight).

3) Pola eliminasi (BAB dan BAK)

Pasien memiliki masalah diare, dimana pasien mengeluh diare.

4) Pola aktivitas dan latihan

Pasien mengeluh dirinya sering merasa baal (kondisi saat tidak dapat
merasakan apa pun), dan sering gemetar. Pasien juga mengeluh dadanya sering
berdebar- debar.

40
5) Pola kognitif persepsi (tidak dijelaskan dalam kasus)

6) Pola persepsi konsep diri (tidak dijelaskan dalam kasus)

7) Pola tidur dan istirahat (tidak dijelaskan dalam kasus)

8) Pola perhubungan (tidak dijelaskan dalam kasus)

9) Pola seksual reproduksi (tidak dijelaskan dalam kasus)

10) Pola toleransi stres dan koping (tidak dijelaskan dalam kasus)

11) Pola nilai kepercayaan (tidak dijelaskan dalam kasus)

2. Jelaskan pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pada kasus di atas!

Jawaban:

Ada tiga pemeriksaan diagnostik yang akan dijalani pasien, yakni (Norman, 2011):

1) Pemeriksaan pada TSH (Thyroid Stimulating Hormone), biasanya hasil


menunjukkan TSH yang diproduksi oleh hipofisis akan menurun. Oleh
sebab itu, diagnosis hipertiroidisme selalu dikaitkan dengan kadar TSH
yang rendah, akan tetapi jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain harus
dijalankan.
2) Pemeriksaan hormon tiroid (T3 dan T4), biasanya hasil menunjukkan T3
dan T4 akan meningkat. Pasien dengan hipertiroidisme harus memiliki
tingkat hormon tiroid yang tinggi, meski begitu tidak menutup
kemungkinan dengan hasil yang menunjukkan rendahnya T3 dan T4. Hal
tersebut jarang ditemukan, kebanyakan orang dengan hipertiroid dalam
semua pengukuran akan memiliki hormon tiroid tinggi (kecuali TSH)

3. Pemeriksaan yodium tiroid scan, yang akan menunjukkan apa penyebab dari
hipertiroidisme. Umumnya tes ini untuk melihat penyebabnya dari nodul
tunggal atau seluruh kelenjar. Buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan
analisa data pada kasus tersebut. Lengkapi dengan pathway singkat.

Jawaban:

41
No. Data Etiologi Masalah

1. DS: Hipertiroid

 Pasien mengeluh diare ↓

 Pasien menyatakan Laju metebolisme


berat badanya meningkat
menurut drastis 3 ↓
bukan terakhir, Kebutuhan energi
walaupun nafsu meningkat
Defisit nutrisi
makan meningkat
↓ (D.0019)
DO:
Intake nutrisi meningkat
 Berat badan menurun

minimal 10%
Glikogen menurun
dibawah

rentang ideal (IMT Simpanan nutrisi


16, underweight) dan energi

 Pasien mengalami berkurang

diare yang ↓
disebabkan bising Defisit nutrisi
usus hiperaktif

2. DS: Produksi hormon tiroid

 Pasien meningkat
mengeluh ↓
merasa panas
Laju metabolisme tubuh
DO:

 Kulit pasien terasa meningkat


panas dan terlihat ↓
memerah Produksi kalor Hipertermia

42
 Suhu tubuh pasien atau (D.0130)
meningkat akibat panas tubuh meningkat
laju metabolisme

meningkat
Suhu tubuh meningkat

Hipertermia

3. DS: Produksi hormon tiroid

 Pasien mengeluh meningkat

diare ↓

DO: Menyebabkan laju

 Meningkatnya metabolisme meningkat

hormone tiroid ↓
menyebabkan Kinerja sistem
frekuensi pencernaan meningkat
peristaltic

Diare
meningkat dan
Bising usus hiperaktif (D.0020)
bising usus
dan frekuensi peristaltik
menjadi
meningkat
hiperaktif,

sehingga pasien Malabsorpsi karbohidrat,


mengalami diare lemak, protein


Meningkatkan tekanan

osmotik


Diare

43
4. DS: Produksi hormon tiroid

 Pasien mengeluh meningkat

dadanya sering ↓
berdebar-debar Aktivitas simpatik

DO: berlebihan
Resiko penurunan
 Pasien terlihat ↓ curah jantung
memegang Beban kerja jantung (D.0011)
dadanya meningkat


Aritmia

Resiko penurunan

curah jantung

Diagnosa Keperawatan:

1) Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme dan ketidakmampuan


mencerna makanan d.d berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang
ideal, bising usus hiperaktif, dan diare.

2) Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme d.d suhu tubuh di atas normal,
kulit terasa panas dan memerah.

3) Diare b.d malabsorpsi d.d feses lembek atau cair, frekuensi peristaltic meningkat,
dan bising usus hiperaktif.

4) Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung

4. Buatlah kriteria hasil dan intervensi keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan
pada kasus tersebut

Jawaban:

44
No. Diagnose Kriteria hasil Intervensi

1. Defisit nutrisi b.d a. Status Nutrisi a. Manajemen Nutrisi


peningkatan kebutuhan L.03030 I.03119
metabolisme dan  Pengetahuan Observasi
ketidakmampuan mencerna tentang ● Identifikasi status
makanan d.d berat badan standar asupan nutrisi
menurun minimal 10% di nutrisi yang
● Monitor asupan
bawah rentang ideal, bising tepat
makanan
usus hiperaktif, dan diare. meningkat dari 2
● Monitor berat badan
ke 4

 Diare menurun
Terapeutik
dari 2 ke 4
● Fasilitasi menentukan
 Bising
pedoman diet (mis.
usus membaik
Piramida makanan)
dari 2 ke 4
● Berikan makanan
b. Berat Badan
tinggi kalori dan tinggi
L.03018
protein
 Berat
badan membaik
Edukasi
dari 2 ke 4

Indeks massa tubuh  Ajarkan diet yang

membaik dari 2 ke 4 diprogramkan

Kolaborasi

● Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan

45
b. Promosi Berat Badan
I.03136

Observasi

● Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang

● Monitor jumlah
kalori yang
dikonsumsi sehari-
hari

● Monitor berat badan

Terapeutik

 Berikan makanan
yang tepat sesuai
kondisi pasien

Edukasi

● Ajarkan diet yang


diprogramkan

Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

46
2. Hipertermia b.d a. Termoregulasi a. Termoregulasi L.14134
peningkatan laju L.14134  Tekanan darah
metabolisme d.d suhu  Tekanan darah sistolik membaik dari 2 ke 4
tubuh di atas normal, kulit sistolik membaik  Berat badan
terasa panas dan memerah dari 2 ke 4 membaik dari 2 ke 4 a.
Berat badan membaik Manajemen
dari 2 ke 4 Hipertemia I.15506

Observasi

● Monitor suhu
tubuh

● Monitor kadar
elektrolit

● Monitor

komplikasi hipertermia

Terapeutik

● Sediakan lingkungan
yang dingin

● Berikan cairan oral

● Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin

Edukasi

● Anjurkan tirah
baring

Kolaborasi

● Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit intravena,

47
jika

perlu

b. Regulasi
Temperatur I.14578

Observasi

● Monitor tekanan darah,


frekuensi pernafasan dan
nadi

● Monitor warna dan suhu


kulit

● Monitor dan catat tanda


dan gejala hipertermia

Terapeutik

● Pasang alat pemantau


suhu kontinu, jika perlu

● Tingkatkan asupan cairan


dan nutrisi yang adekuat

● Sesuaikan suhu
lungkungan dengan
kebutuhan pasien

Edukasi

● Jelaskan cara
pencegahan heat exhaustion
dan heat stroke

Kolaborasi

● Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu

3. Diare b.d malabsorpsi d.d Eliminasi Fekal a. Manajemen Diare

48
feses lembek atau cair, L.04033 I.03101
frekuensi peristaltic  Kontrol Observasi
meningkat, dan bising pengeluaran ● Monitor warna,
usus hiperaktif. feses meningkat volume, frekuensi dan
dari 2 ke 4 konsistensi tinja
 Konsistensi feses
● Monitor tanda dan
membaik dari 2 gejala hipovolemia
ke 4 ● Monitor jumlah
Peristaltik usus pengeluaran urin
membaik dari 2 ke 4 Terapeutik

● Berikan cairan
intravena (mis. Ringer asetat
atau ringer laktat)

Edukasi

● Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering secara
bertahap

Kolaborasi

● Kolaborasi
pemberian antimotilitas

● Kolaborasi
pemberian obat pengeras
feses

b. Pemantauan Cairan
I.03121

Observasi

● Monitor

49
tekanan darah

● Monitor berat

badan

● Monitor intake dan


output cairan

● Identifikasi tanda-
tanda hipovolemia/hi
pervolemia

Terapeutik

● Atur interval waktu


pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien

● Dokumentasik an
hasil

pemantauan

Edukasi

● Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan

● Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

4. Resiko penurunan curah a. Curah Jantung a. Perawatan Jantung


jantung b.d perubahan L.02008 Observasi
irama jantung  Palpitasi ● Monitor tekanan
menurun dari 2 darah
ke 4
● Monitor keluhan
 Gambaran EKG nyeri dada
aritmis menurun

50
dari 2 ke 4 ● Monitor aritmia

 Berat badan ● Periksa tekanan darah


menurun dari 2 dan frekuensi
ke 4 nadi sebelum

Tekanan darah pemberian obat

membaik dari 2 ke 4 Terapeutik

● Posisikan semi

fowler atau fowler dengan


kaki ke bawah atau posisi
nyaman

Edukasi

● Ajarkan pasien dan


keluarga mengukur
berat badan harian

Kolaborasi

● Kolaborasi
pemberian antiaritmia, jika
perlu

5. Buatlah perencanaan pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien di atas.

Jawaban:

Edukasi kesehatan pada pasien hipertiroid ditekankan agar pasien mengikuti protokol
tatalaksana secara disiplin. Berikan edukasi kepada pasien mengenai :

a. Pasien dengan hipertiroid harus mengonsumsi obat dalam jangka waktu lama,
sehingga pasien harus diedukasi untuk tetap rutin konsumsi obat antitiroid
selama 12-24 bulan

b. Beri tahu pasien makanan tinggi iodin dapat mengakibatkan kadar tiroksin
semakin tinggi, sehingga pasien sebaiknya disarankan untuk mengurangi dier

51
tinggi iodin seperti rumput laut atau alga.

c. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung selenium seperti


jamur, telur, ikan, oatmeal, daging ayam, sapi, kambing. Selenium berfungsi
untuk mencegah terjadinya kerusakan sel pada tubuh dan membantu
menyeimbangkan produksi jumlah hormon tiroid di dalam tubuh.

d. Jika pasien mengkonsumsi walfarin untuk meredakan arteri fibrasi maka surug
pasien untuk melaporkan adanya tanda-tanda pendarahan.

e. Pasien dengan hipertiroid akan berdampak pada sistem pencernaan, maka


makanan dan cairan harus dipilih untuk menggantikan nutrisi yang hilang
akibat diare. Untuk menghentikan diare, beritahu pasien untuk mengurangi
kopi, teh, dan alkohol. Edukasi juga pasien untuk menghindari makanan yang
terlalu berbumbu dan makanan berserat tinggi karena akan menstimulasi
usus hiperaktif

Beritahu pasien untuk menghindari makanan yang mengandung cafein tinggi untuk
mengurangi kelelahan dan masalah tidur.

Pola Fungsional Gordon

1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan (tidak dijelaskan dalam kasus)

2. Pola nutrisi metabolik

3. Selama 3 bulan terakhir ini, pasien mengatakan berat badannya menurun drastis,
walaupun nafsu makannya meningkat. Indeks massa tubuh (IMT) pasien adalah 16,
termasuk dalam kategori rendah (underweight).

4. Pola eliminasi (BAB dan BAK)

5. Pasien memiliki masalah diare, dimana pasien mengeluh diare.

6. Pola aktivitas dan latihan

7. Pasien mengeluh dirinya sering merasa baal (kondisi saat tidak dapat merasakan apa
pun), dan sering gemetar. Pasien juga mengeluh dadanya sering berdebar- debar.

8. Pola kognitif persepsi (tidak dijelaskan dalam kasus)

9. Pola persepsi konsep diri (tidak dijelaskan dalam kasus)


52
10. Pola tidur dan istirahat (tidak dijelaskan dalam kasus)

11. Pola perhubungan (tidak dijelaskan dalam kasus)

12. Pola seksual reproduksi (tidak dijelaskan dalam kasus)

13. Pola toleransi stres dan koping (tidak dijelaskan dalam kasus)

14. Pola nilai kepercayaan (tidak dijelaskan dalam kasus)

Tabel Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: Hipertiroid Defisit nutrisi

 Pasien mengeluh diare ↓ (D.0019)

 Pasien menyatakan Laju metebolisme


berat badanya meningkat
menurut drastis 3 ↓
bukan terakhir, Kebutuhan energi
walaupun nafsu meningkat
makan meningkat

DO:
Intake nutrisi meningkat
 Berat badan menurun

minimal 10%
Glikogen menurun
dibawah rentang ideal

(IMT 16,
underweight) Simpanan nutrisi
dan energi
 Pasien mengalami
berkurang
diare yang disebabkan

bising usus hiperaktif
Defisit nutrisi

2. DS: Produksi hormon tiroid Hipertermia

53
(D.0130)

 Pasien meningkat
mengeluh ↓
merasa panas
Laju metabolisme tubuh
DO:

 Kulit pasien terasa meningkat


panas dan terlihat ↓
memerah Produksi kalor
 Suhu tubuh pasien atau
meningkat akibat panas tubuh meningkat
laju metabolisme ↓
meningkat Suhu tubuh meningkat

Hipertermia

3. DS: Produksi hormon tiroid

 Pasien mengeluh meningkat

diare ↓

DO: Menyebabkan laju Diare

 Meningkatnya metabolisme meningkat (D.0020)

hormone tiroid ↓
menyebabkan Kinerja sistem
frekuensi pencernaan meningkat
peristaltic

meningkat dan
Bising usus hiperaktif
bising usus
dan frekuensi peristaltik
menjadi
meningkat
hiperaktif,

54

sehingga pasien Malabsorpsi karbohidrat,


mengalami diare lemak, protein


Meningkatkan tekanan

osmotik


Diare

4. DS: Produksi hormon tiroid Resiko penurunan

 Pasien mengeluh meningkat curah jantung

dadanya sering ↓ (D.0011)

berdebar-debar Aktivitas simpatik

DO: berlebihan

 Pasien terlihat ↓
memegang Beban kerja jantung
dadanya meningkat


Aritmia

Resiko penurunan

curah jantung

55
3.4 WOC

Kekurangan Toxic Penyakit Tiroiditis


yodium Nodular Grave
Goiter

Pembesaran Hipersekresi
hormone Kerusakan
kelenjar
tiroid kelenjar tiroid
tiroid

Peningkatan kadar hormone tiroid

HIPERTIROID

Laju metabolisme meningkat

Produksi Kinerja sistem pencernaan Aktivitas


Kebutu han
kalor/panas meningkat simpatik
energy
meningkat meningkat berlebihan
Bising usus hiperaktif

Intake nutrisi Suhu tubuh


Kerja jantung
meningkat Malabsorbsi karbohidrat,
meningkat meningkat
lemak, dan protein

Glikogen menurun MK:


Peningkatan tekanan Aritmia
Hipertermi
osmotik
Simpanan nutrisi
dan energy MK : Resiko
berkurang MK : Diare Penurunan Curah
Jantung

MK: Defisit
Nutrisi

56
Diagnosa Keperawatan:

1) Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme dan ketidakmampuan


mencerna makanan d.d berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang
ideal, bising usus hiperaktif, dan diare.

2) Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme d.d suhu tubuh di atas normal,
kulit terasa panas dan memerah.

3) Diare b.d malabsorpsi d.d feses lembek atau cair, frekuensi peristaltic meningkat,
dan bising usus hiperaktif.

4) Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung

57
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hipertiroidisme adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan
sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya

4.2 Saran
Mengingat tingginya angka Diabetes Mellitus dan Hipertiroid di Indonesia, maka dari
itu diharapkan kepada mahasiswa keperawatan maupun perawat dapat memahami kasus
Diabetes Mellitus dan Hipertiroid dan mengaplokasikan pencegahannya agar dapat
mengurangi kasus DM dan Hipertiroid di Indonesia serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.

58
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA
NIC – NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.
Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcomes,
7th Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders
Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
vol 2. Jakarta: EGC

59

Anda mungkin juga menyukai