Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GONDOK

Mata Kuliah Patofisiologi


Dosen Pembimbing : ENDAH MAYANG SARI, S.Gz., MPH

Disusun Oleh :
1. Anni Safitri : 201440103
2. Ardelia Amanah : 201440104
3. Helinda Putri : 201440114

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI


PANGKAL PINANG
PRODI KEPERAWATAN PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Aritmia” tepat pada waktunya.
Makalah “Aritmia” disusun guna memenuhi tugas bapak Ns. Abdul Kadir
Hasan,SST., M.Kes pada mata kuliah Patofisiologi di Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi penulis
dan pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Ns. Abdul Kadir
Hasan,SST., M.Kes selaku dosen mata kuliah Patofisiologi. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Pangkalpinang, 11 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Definisi Emfisema.....................................................................................3
2.2 Etiologi Emfisema....................................................................................3
2.3 Tanda dan gejala .....................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis......................................................................................6
2.5 Penatalaksanaan ........................................................................................6
2.6 Komplikasi................................................................................................7
2.7 Asuhan Keperawatan ................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber daya
manusia. Tujuan dalam pengembangankesehatan yang tercantum dalam fungsi kesehatan
nasional (SKN) adalahtercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan nasional (Sumarmo,1998).
Struma koloid, difus, nontoksik dan nodular koloid merupakangangguan yang sangat
sering dijumpai dan menyerang 16% perempuan dan 4% laki-laki yang berusia antara 20
sampai 60 tahun seperti yangtelah dibuktikan oleh suatu penyelidikan di Tecumseh, suatu
komunitas di miichigan. Biasanya tidak ada gejala-gejala lain kecuali gangguan kosmetik,
tetapi kadang&kadang timbul komplikasi&komplikasi. Struma mungkin membesar secara
difus dan atau bernodula.
Struma endemic merupakan salah satu masalah giZi di Indonesia.Sebab utamanya
adalah efisiensi yodium, disamping factor&faktor lainmisalnya bertambahnya kebutuhan
yodiujm pada masa pertumbuhan,kehamilan dan laktasi atau pengaruh-pengaruh zat – zat
goitrogenik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari penyakit Gondok ?
2. Apakah etiologic dari seorang yang mengalami Gondok?
3. Bagaimanakah gejala yang dialami oleh seorang Gondok?
4. Bagaimanakah komplikasi dari seorang yang mengalami Gondok ?
5. Apakah factor – factor yang mempengaruhi terjadinya Gondok?
6. Apa sajakah ciri-ciri dari orang yang mengalami Gondok?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui definisi Gondok


2. Untuk mengetahui etiologic dari Gondok
3. Untuk mengetahui gejala dari Gondok

1
4. Untuk mengetahui komplikasi dari Gondok
5. Untuk mengetahui factor – factor dari Gondok
6. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Gondok

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia.fungsinya


ialah mengeluarkan hormon tiroid. Hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan
Triiodothyronine (T3).
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satulagi
disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan isthmus
atau ismus). Setiap lobus berbentuk seperti buah pir.Kelenjar tiroid mempunyai satu
lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid
aksesoria dapat ditemui disepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid.
Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap
iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan
bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akandiubah menjadi T3
(triiodotironin) dan T4 (tiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80%
dan T3 15%. Sedangkan yang 5% adalah hormone-hormon lain seperti T'2.
T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga ( ATP
= adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu
diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses
ini juga berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus yang berada di otak tengah.
Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah TRH( thyroid
releasing hormon) dan TSH ( thyroid stimulating hormone ).Hormon-hormon ini
membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari) kelenjar tiroid. TRH
dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari
mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk
mengeluarkan T3 dan T4. Oleh kerena itu hal yang mengganggu jalur di atas akan
menyebabkan produksi T3 dan T4.
Adapun struktur tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder disatukan oleh jaringan ikat sel&selnya mengeluarkan sera.
-dapun fungsi kelenjar tiroid adalah:

4
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur pengguanaan oksidasi
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

2.2 Definisi Kelenjar Tiroid (strauma )


Hipertrofi Kelenjar Tiroid mengalami pembesaran akibat pertambahan ukuran
sel/jaringan tanpa di sertai peningkatan atau penurunan sekresi hormone-hormon kelenjar
tiroid. Disebut juga sebagai goiter nontoksik atau simple goiter atau struma Endemik.
Pada kondisi inidimana pembesaran kelenjar tidak disertai penurunan atau
peningkatansekresi hormone-hormonnya maka dampak yang di timbulkannya hanya
bersifat lokal yaitu sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organdi sekitarnya
seperti pengaruhnya pada trakhea dan esophagus.
Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk pembesaran kelenjar tiroid pada
tenggorokan. Kelenjar tiroid yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang bersifat
setempat hingga terjadi pembengkakan pada kedua sisi kelenjar tiroid, berat kelenjar
tiroid berkisar 30 gram, Berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini berperan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh, mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak kelenjarnya
(paratiroid) berfungsi dalam mengontrol kadar kalsium dalam darah.

5
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan
jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroiddalam jumlah banyak
sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar - debar, keringat, gemetaran, bicara jadi
gagap, diare, berat badan menurun,mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid
(graves‘disease). Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroiddapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.

2.3 Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroidmerupakan faktor
penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain:
1. Defisiensi iodium. Pada umumnya, penderita penyakit strumasering terdapat
di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium,
misalnya daerah pegunungan.
2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormone tyroid.
3. Penghambatan sintesa hormon oleh Zat kimia (seperti substansi dalam kol,
lobak, kacang kedelai).
4. Penghambatan sintesa hormon oleh obat&obatan (misalnya:thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium).

2.4 Klasifikasi Strauma


Secara klinis pemeriksaan klinis struma dapat dibedakan menjadisebagai berikut :
1. Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa
toksik. istilah diffusa dan nodusa lebihmengarah kepada perubahan bentuk anatomi
dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. jika tidak diberikan
tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik
teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler toksik). Struma diffusa toksik
(tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh
hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit grave
(gondok eksoftalmik/exophtalmicgoiter), bentuk tiroktosikosis yang paling banyak
ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya. perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh
pasien meskipun telah diidap selama berbulan-bulan.Antibodi yang berbentuk reseptor
TSH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan

6
kelenjar tiroid hiperaktif. Meningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan
peningkatan pembentukan antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut
sebagai hasil pengobatan penyakit ini cenderung untuk menurunkan antibodi tetapi
bukanmencegah pembentukyna. Apabila gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat
dan mengancam jiwa penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya
rasa khawatir yang berat,mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan
menelan,koma dan dapat meninggal.
2. Struma Non Toksik
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi
struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan
oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma
endemik,atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang
sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh Zat
kimia. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka
pembesaranini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda&tanda
hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusanon toksik. Biasanya tiroid
sudah mulai membesar pada usia mudadan berkembang menjadi multinodular pada saat
dewasa.Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena tidak adahipotiroidisme
atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan
akan keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya gejala mekanis yaitu
penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas), biasanya tidak disertai rasa
nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul. Struma non toksik disebut juga
dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas dinilai dari pre9alensi dan ekskresi
yodiumurin. Dalam keadaan seimbang maka yodium yang masuk ke dalamtubuh hampir
sama dengan yang diekskresi lewat urin. Kriteriadaerah endemis gondok yang dipakai
Depkes RI adalah endemis ringan prevalensi gondok di atas 10% - 20% endemik sedang
20%- 29% Dan endemic berat diatas 30%.

2.5 Patofisiologi
Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan perubahan dalam
struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok. Rangsangan TSH, reseptor tiroid oleh TSH,
TSH-Resepor antibodi atau TSH reseptor agonis, seperti chorionic gonadotropin, akan
menyebabkan struma diffusa. Jika suatu kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel
maligna metastase ke kelenjar tiroid, akan menyebabkan struma nodusa.

7
Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid akan menyebabkan peningkatan
produksi TSH. Meningkatan TSH menyebabkan peningkatan jumlah dan hiperplasi sel
kelenjar tyroid untuk menormalisir level hormon tiroid. jika proses ini terus menerus,
akan terbentuk struma.Penyebab defisiensi hormon tiroid termasuk inborn error sintesis
hormontiroid, defisiensi iodida dan goitrogen.
Struma mungkin bisa diakibatkan oleh sejumlah reseptor agonis TSH. Yang termasuk
stimulator reseptor TSH adalah reseptor antibody TSH, kelenjar hipofise yang resisten
terhadap hormon tiroid, adenoma dihipotalamus atau di kelenjar hipofise, dan tumor yang
memproduksi human chorionic gonadotropin.

2.6 Manefestasi Klinis


Gejala Utama :
1. Pembekakan mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan
besar , dibagian depan leher tepat dibawah adam’s apple
2. Perasaan sesak didaerah tenggorokan
3. Kesulitan bernapas ( sesak napas ) , batuk , mengi ( karena kompresi batang
tenggorokan )
4. Kesuitan menelan ( karena kompresi dari esophagus )
5. Suara serak
6. Distensi vena leher
7. Pusing ketika lengan dibangkitkan diatas kepala
8. Kelainan fisik ( asimetris leher)

Dapat juga terdapat gejala lain

1. Tingkat peningkatan denyut nyeri


2. Detak jantung cepat
3. Diare, mual, dan muntah
4. Berkeringat tanpa latihan

2.7 Pemeriksaan diagnostic


1. Pemeriksaan sidik tiroid
Berfungsi untuk melihat teraan ukuran, bentuk local dan yang bermasalah
2. Pemeriksaan ultrasonografi

8
Berfungsi untuk melihat beberapa bentuk dan yang bermasalah bentuk kelainan
dan konsistensinya
3. Biopsy aspirasi jarum halus
4. Termografi adalah suatu metode pemeriksaan bedasarkan pengukuran suhu kulit
pada suatu tempat
5. Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian tiroglubulin kadar tentang
serum normal antara 1,5-30nymle
6. X ray (foto leher)

2.8 Komplikasi
Komplikasi yang muncul :
1. Obstruksi jalan napas
2. Infeksi luka
3. Hipokalsemia
4. Ketidakseimbangan hormone tiroid

2.9 Penatalaksanaan
1. Obat antitiroid:
a. Inon tiosianat mengurangi penjeratan iodide
b. Propiltiourasil (PTU) menurunkan pembentukan hormon tiroid
c. Iodida pada konsentrasi tinggi menurunkan aktivitas tiroid dan ukuran kelenjar
tiroid.

2. Tindakan Bedah:
a. Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebgaian kelenjar tiroid.Dobus kiri atau
kanan yang mengalami perbesaran diangkat dandiharapkan kelenjar yang
masihtersisa masih dapat memenuhikebutuhan tubuh akan hormon&hormon tiroid
sehingga tidak diperlukan terapi penggantian hormon.
b. Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klienyang menjalani
tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya
beragam pada setiap indi9idu dandapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan
aktivitas.

Pencegahan primer, sekunder , dan tersier

9
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari
diri dari berbagai faktor resiko. beberapa pencegahanyang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya struma adalah
a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku
makan dan memasyarakatkan pemakaian garamyodium.
b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut.
c. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah
dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk
menghindari hilangnya yodium dari makanan.
d. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini
memberikan keuntungan yang lebih dibandingkandengan garam karena dapat
terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida
diberikan dalamsaluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air
yangmengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air minum.
e. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah
endemik berat dan endemik sedang.Sasaran pemberiannya adalah semua pria
berusia 0- 35 tahun dan ,termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di
daerah endemis berat dan endemis sedang. dosis pemberiannya ber9ariasi
sesuai umur dan kelamin.
f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40% ) diberikan 2 tahun
sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 3 tahun sekali dengan
dosis untuk anak kurang dari 6 tahun 1cc dan anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8
cc.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mendeteksi secara dini suatu penyakit,
mengupayakan orang yang telah sakit agar sembuh,menghambat progresifitas
penyakit yang dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
a. Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita
yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikitfleksi atau leher
sedikit terbuka. Jika terdapat pembengkakan atau nodul , perlu
diperhatikan beberapa omponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul,

10
bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta
untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan.
b. Palpasi
Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk
duduk, leher dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang
pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari kedua tangan
pada tengkuk penderita.
c. Tes fungsi hormone
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara
tes&tes fungsi tiroid untuk mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya
kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur dengan
radioligand assay. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin
dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif. Kadar TSH plasma
dapat diukur dengan assay radioimunometrik.
Kadar TSH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi
tiroid. Kadar tinggi pada pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan
berada di bawah normal pada pasien peningkatan autoimun
(hipertiroidisme). Uji ini dapat digunakan pada awal penilaian pasien
yang diduga memiliki penyakit tiroid. Tes ambilan yodium radioaktif
digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid
dalammenangkap dan mengubah yodida.
d. Foto Rontgen
leher Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma
telahmenekan atau menyumbat trakea (jalan nafas).
e. Ultrasonografi (USG)
Alat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran gondok akan
tampak di layar TV. USG dapat memperlihatkanukuran gondok dan
kemungkinan adanya kista/nodul yangmungkin tidak terdeteksi
waktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis
dengan USG antara lain kista,adenoma, dan kemungkinan karsinoma
f. Sidikan (Scan) tiroid
Caranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioaktif bernama
technetium-99 dan yodium 12/5 yodium 131 kedalam pembuluh
darah. Setengah jam kemudian berbaring di bawah suatu kamera

11
canggih tertentu selama beberapa menit.1asil pemeriksaan dengan
radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama
adalh fungsi bagian-bagiantiroid.
g. Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu
keganasan. Biopsi aspirasi jarum tidak nyeri, hampir tidak
menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian
pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi
biopsi kurang tepat. Selain itu teknik biopsi kurang benar dan
pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah
intrepertasi oleh ahli sitologi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental,fisik dan
sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur/berkala untuk
memastikan dan mendeteksi adanya kekambuhan atau penyebaran.
b. Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan
c. Melakukan rehabilitasi dengan membuat penderita lebih percaya diri,
fisik segar dan bugar serta keluarga danmasyarakat dapat menerima
kehadirannya melalui melakukanfisioterapi yaitu dengan rehabilitasi
fisik, psikoterapi yaitudengan rehabilitasi kejiwaan, sosial terapi yaitu
denganrehabilitasi sosial dan rehabilitasi aesthesis yaitu yang
berhubungan dengan kecantikan

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gangguan akibat Kekurangan yodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan


tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehinggatubuh tidak dapat menghasilkan
hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu masalah gi+i yang disebabkan karena
kekuranganAodium, akibat kekurangan Aodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu
yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok. Penggunaan yodium yang
cukup, makan makanan yang banyak mengandung yodium, seperti ikan laut, ganggang-
ganggangan dan sayuran hijau. Untuk penggunaan garam beryodium dalam masakan perlu
diperhatikan. Garam yodium bisa ditambahkan setelah masakan matang, bukan saat sedang
memasak sehingga yodium tidak rusak karena panas.

Hindari mengkonsumsi secara berlebihan makanan-makanan yang mengandung


goitrogenik glikosida agent yang dapat menekan sekresi hormone tiroid seperti ubi kayu,
jagung, lobak, kangkung, dan kubis.

.2 Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebabdengan kondisi
fisik yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitassehari&harinya tanpa
mengalami hambatan. Maka menjaga kesehatanseluruh organ yang berada didalam
tubuh menjadi sangat pentingmengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut
terhadapkelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://yudithaadiningsih.blogspot.com/
http://malakastellorios.blogspot.com/2011/11/askep-hipertrofi-kelenjar-tiroid.html

http://yulanyuliana2c09120.blogspot.com/2011/07/askep-klien-dengan-gangguan-kelenjar.html

14

Anda mungkin juga menyukai