Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

HIPERTIROID

KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK

1. THEODORA C. HUNDUR
2. ELISABET J. JUSMAN
3. FAMILIA RENE
4. MAKRINA A. INDAH
5. ANSKARIUS ADINAWAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN


PROFESI NERS UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk meyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah “KEPERAWATAN DEWASA” di KAMPUS UNIKA ST. PAULUS RUTENG.
Selain itu kami juga berharap agar makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT HIPERTIROID” yang dijelaskan ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dosen Pengampuh


Mata Kuliah. Tugas yang diberikan sangat membantu kami dalam menambah Ilmu
Pengetahuan dan wawasan terkait Mata Kuliah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu
mohon kritik dan saran yang dapat membangun dan menyempurnakan Makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA KELENJAR TYROID................................1

BAB II KONSEP HIPERTIROID...................................................................................... 3

2.1 Definisi.....................................................................................................................3

2.2 Etiologi..................................................................................................................... 3

2.3 Patofisiologi............................................................................................................. 3

2.4 Manifestasi Klinik.................................................................................................... 4

2.5 Komplikasi...............................................................................................................4

2.6 Patofisiologi Dan Patoflodiagram............................................................................ 5

2.7 Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................................5

2.8 Asuhan Keperawatan (Teori)..................................................................................6

2.9 Discharge Planning..................................................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROID.......................10

3.1. Gambaran Kasus....................................................................................................10

3.2. Pengkajian..............................................................................................................10

3.3. Diagnosa Keperawatan (DS dan DO).....................................................................13

3.4. intervensi (NIC dan NOC)......................................................................................14

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

iii
BAB 1

ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA KELENJAR TIROID

1.1 Anatomi dan fisiologi pada kelenjar tiroid

Nugroho, (2021) menjelaskan, tiroid berbentuk kupu-kupu terletak di bawah


laring . Terbentuk dari lobus lateral kanan dan kiri yang berada di kedua sisi trakea
dan disambungkan oleh penutup di bagian depan trakea. Sebesar 50% dari tiroid
memiliki tiga lobus kecil yang disebut lobus piramidal. Perluas melintasi tanah
genting. Berat normal tiroid sekitar 30 g (1 ons). Kantung bola mikroskopis yang
disebut folikel tiroid membentuk sebagian besar kelenjar tiroid. Dinding setiap folikel
sebagian besar terdiri dari sel-sel folikel, yang sebagian besar meluas ke dalam rongga
(bagian dalam) folikel. Setiap folikel dikelilingi oleh membran dasar. Sel-sel folikel
tidak aktif bilsa, kuboid datar sampai bersisik, tetapi ada (Yanti, 2022).

Kelenjar tiroid merupakan bagian dari sistem endokrin yang bertugas menjaga
metabolisme tubuh (Oeniasih, 2022). Dengan fungsi normal, kelenjar tiroid mampu
mengkompensasi peningkatan kebutuhan hormon tiroid selama kehamilan dan
mempertahankan levelnya dalam batas normal. Ketika fungsi tiroid tidak normal,
kompensasi ini tidak terjadi dalam batas normal (Suparman, 2021). Untuk
menghasilkan hormon tiroid, tiroid membutuhkan yodium, unsur yang ditemukan
dalam makanan dan air. Tiroid mengikat yodium dan mengubahnya menjadi hormon
tiroid. Ketika hormon tiroid habis, sebagian yodium hormon kembali ke tiroid dan
didaur ulang menjadi produksi hormon tiroid (Sulabda, 2013).

1
Tiroid berperan memproduksi tiga hormon penting bagi tubuh. Hormon-hormon
ini termasuk triiodothyronine (T3), tiroksin (T4) dan kalsitonin. Hormon tiroid, yang
diproduksi oleh kelenjar tiroid, diperlukan agar sel berfungsi dengan baik. Setiap
hormon memiliki perannya masing-masing (Oeniasih, 2022).

1. hormon tiroksin (T4); Hormon pertama yang diproduksi oleh tiroid adalah
hormon tiroksin, juga dikenal sebagai T4. Fungsi utamanya adalah mengatur
metabolisme tubuh. Hormon tiroksin ini mempengaruhi hampir setiap sistem
dalam tubuh. Oleh karena itu, kadar hormon tiroksin ini harus dalam kondisi
normal agar tubuh tetap sehat.

2. hormon triiodothyronine (T3); Hormon lain yang diproduksi oleh tiroid


adalah triiodothyronine. Hormon triiodothyronine adalah bentuk aktif dari
hormon tiroid. Sekitar 20% hormon triiodothyronine dilepaskan langsung ke
aliran darah oleh kelenjar tiroid. 80% sisanya berasal dari konversi tiroksin di
organ seperti hati dan ginjal.
3. hormon kalsitonin; Hormon terakhir yang diproduksi oleh tiroid adalah
kalsitonin. Kalsitonin diproduksi oleh sel C kelenjar tiroid. Kalsitonin adalah
hormon yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar tiroid yang membantu
mengatur kadar kalsium darah dengan menurunkannya.

2
BAB II

KONSEP HIPERTIROID

2.1 Definisi
Hipertiroid merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan didalam tubuh. Hal ini disebabkan karena
secara fisiologis hormon tiroid sendiri memilki efek terhadap sistem kardiovaskuler yaitu
meliputi efek langsung hormon tiroid terhadap jantung, efek hormon terhadap sistem
saraf simpatis dan efek sekunder terhadap perubahan hemodinamik. Hipertiroidisme
(hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid. (Marry:2009).
2.2 Etiologi
Hipertiroid akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang
tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroid akibat
malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yNg
berlebihan.

Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu:

1) Penyakit graves
a) Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan, wanita
5 kali lebih sering dan pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun,
dimana antibodi yang ditemukan diperedaran darah yaitu tiroid stimulating
immunogirobulin (Tslantibodies) thyroid peroksidase antibodies(TPO) dan
TSH receptor antibodies (TRAB).
b) Toxin nodular golter
Benjolan leher akibat pembesaran yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak.
2) Penyebab lain
a) Minum obat hormon tiroid yang berlebihan
b) Produksi TSH abnormal
c) Tiroditis(radang kelenjar tiroid)

3
d) Konsumsi yodium yang berlebihan

2.3 Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak,
berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme normal.
Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya
aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya peningkatan
produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan
toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan
kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar
cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan
karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu
dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi lebih
cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon
adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan
metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada
individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual,
sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi
tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012).
2.4 Manifestasi Klinik
Terjadinya hipertiroidsme biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai be-
berapa tahun, namun dapat juga timbul secara dramatik. Hampir semua sistem dalam
tubuh mengalami gannguan akibat kelebihan hormon tiroid ini sehingga pasien
memberikan keluhan banyak macam. Oleh karena itu, sering kali diagnosis
hipertiroidsme dibuat oleh ahli jantung, ahli saraf, ahli kulit atau ahli gastroenterologi.
tergantung pada manifestasi klinis yang me- nonjol. Pengaruh peningkatan jumlah
hormon tiroid harus dibedakan dengan kerja hormon ti- roid secara fisiologis. Dalam
batas fisiologis, hormon tiroid merangsang pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta
meningkatkan sintesis banyak enzim. Manifestasi klinis yang paling sering adalah
penurunan berat badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas,
palpitasi dan pembesaran tiroid.
(sumber franklyn JA, hypertiroidism. Medicine internasional 1993;6:164)
2.5 Komplikasi

4
Hipertiroid yang menyebabkan komplikasi terhadap jantung, termasuk fibrilasi atrium
dan kelainan ventrikel akan sulit dikontrol. Pada orang Asia dapat terjadi episode
paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik atau masukan karbohidrat dan adanya
hipokalemia dapat terjadi sebagai komplikasi. Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis dapat
terjadi. Pria dengan hipertiroid dapat mengalami penurunan libido, impotensi,
berkurangnya jumlah sperma, dan ginekomastia.
2.6 Patoflodiagram

tiroidtis Penyakit graves(antibody TSH Nodul tiroid


merangsang aktivitas toxic

m
Sekresi hormon tiroid yang
berlebihan

i
hipertiroid

e
Hipermetabolisme basal

Produksi panas meningkat

Toleransi terhadap panas


menurun

hipertermia

hipertiroidsme

2.7 Pemeriksaan diagnostik


a. Pemeriksaaan laboratorium
1. Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
2. Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
3. In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
4. T3RU meningkat (N:24-34%)

5
5. TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
6. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
b. Test penunjang lainnya

1. CT Scan tiroid Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine


radioaktif (RAI) diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh
kelenjar tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
2. USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa
atau nodule.
3. ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T (Tarwoto,dkk.2012)
2.8 Asuhan keperawatan (teori)
A. Pengkajian

1. Aktivitas atau istirahat

a. Gejala Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah.gangguan koordinasi,


kelelahan berat

b. Tanda: Atrofi otot

2. Sirkulasi

a. Gejala: Palpitasi, nyeri dada (angina)

b. Tanda Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan

3. Eliminasi

tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. sirkulasi
kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)

a. Gejala: Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri terbakar,


kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi
oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk
(infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
6
4. Integritas/Ego

a. Gejala Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang


berhubungan dengan kondisi.
b. Tanda: Ansietas peka rangsang
5. Makanan/Cairan
a. Gejala Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan
lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
b. Tanda: Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid
(peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah),
bau halitosis atau manis, bau buah (napas aseton).
6. Neurosensori
a. Gejala: Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan.
b. Tanda: Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut),
gangguan memori baru masa lalu) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD
menurun koma), aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala: Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang/berat), wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
a. Gejala: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda: sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi).
frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
a. Gejala: Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
a. Gejala: Rabas wanita ( cenderung infeksi), masalah impotent pada pria.

7
b. Tanda: Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ di atau lebih, aseton plasma
positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol
meningkat.
B. Diagnosa Keperawatan hipertiroidisme adalah sebagai berikut:
 resikotinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
 Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi. .
C. Intervensi keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung
Tujuan: Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria:
 Nadi perifer dapat teraba normal
 Vital sign dalam batas normal.
 Pengisian kapiler normal
 Status mental baik
 Tidak ada disritmia
Intervensi :
 Pantau tekanan darah pada posisi baring duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat
dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume
sirkulasi
 Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien
Rasional merupakan tanda adanyapeningkatan kebtuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
 Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal
(krekels)
Rasional murmur yang menonjolberhubungan dengan curah jantung
meningkat pada keadaan hipermetabolik.

8
 Observasi tanda dan gejala yang hebat , mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urin dan hipotensi.
Rasional dehidrasi yang tepat dapat terjadi akan menurunkan sirkulasi
dan menurunkan curah jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi
Tujuan: Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi :
 Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional: Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia
mungkin ditemukan
 Ciptakan lingkungan yang tenang Rasional Menurunkan stimulasi
yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif dan
insomnia
 Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
 Rasional: Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism
Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti
massase Rasional: Meningkatkan relaksasi

2.9 Discharge planning

1. Menghindari lingkungan dengan paparan suhu yang ekstrim (panas)


2. Anjurkan pasien untuk terapi nonfarmakologi (kompres dingin)
3. Minum obat-obatan antitiroid dengan teratur dan sesuai dosis

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROID

3.1. Gambaran Kasus


Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan demam sejak
5 hari yang lalu. Klien mengatakan badan terasa panas, berkeringat dan kulit terasa
lembab. Lidah kemerahan disertai dengan sakit saat menelan. Saat dilakukan pengkajian
suhu tubuh 40,5oC, frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi pernapasan 28x/menit. Tiroid
stimulating hormone0,01 mL/UI
3.2. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Ny
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : perempuan
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan Sebelum sakit
kaji adanya konsumsi yodium yang berlebihan
2. Riwayat Penyakit Saat ini
a) Keluhan utama:
o badan terasa panas
o berkeringat
o kulit terasa lembab
o lidah kemerahan
o kesulitan saat menelan
b.) Riwayat keluhan utama. Klien mengatakan demam sejak 5 hari yang lalu
badan terasa panas, berkeringat dan kulit terasa lembab. Lidah kemerahan
disertai dengan sakit saat menelan. Saat dilakukan pengkajian suhu tubuh
40,5oC, frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi pernapasan 28x/menit.
Tiroid stimulating hormone0,01 mL/U
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji pasien mengalami penyakit jantung
4. Riwayat kesehatan keluarga
kaji adanya riwayat penyakit jantung

10
5. Pemeriksaan fisik
Kebersihan rambut : kaji adanya rambut rontok

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit : Kaji pasien mengonsumsi yodium yang berlebihan
Keadaan sejak sakit : Kaji pasien makan tidak teratur
2. Observasi : kaji adanya massa atau pembesaran
3. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan rambut : kaji adanya rambut rontok
b) Palpebra/conjungtiva : kaji retraksi kelopak mata
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit
Kaji kebiasaan BAB dan BAK pasien
2. Keadaan sejak sakit
Kaji volume urin pasien
3. Observasi
Kaji warna BAB dan BAK
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Keadaan sebelum sakit
Kaji pasien jarang olahraga dan beraktivitas
2. Keadaan sejak sakit
Kaji pasien cepat lelah
3. Observasi
Kaji pasien terlihat lemas
a.) Aktivitas harian :
 Makan : kaji makanan yang mengandung tinggi yodium
 Buang air besar : kaji warna BAB dan bau khas BAB
 Buang air kecil : kaji voluma urin dan kebiasaan BAK
 Mobilisasi di tempat tidur :
0 : mandiri
1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
3 : bantuan alat dan orang
4 : bantuan penuh
4. Pemeriksaan fisik
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 105 x/menit

11
Frekuensi nafas : 28 x/menit
Suhu : 40,5oC
TSH: 0,01mL/UI
Jantung
 Inspeksi : pembesaran thorax
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit
Kaji kenyaman dan sulit tidur pasien
2. Keadaan sejak sakit
Kaji kenyamanan dan sulit tidur pasien
3. Observasi
Kaji pasien sulit tidur
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Keadaan sebelum sakit
Kaji adanya komplikasi seperti penyakit jantung, hipokalemia Hiperkalsemia
dan nefrokalsinosis.

2. Keadaan sejak sakit


Pasien mengeluh kulit terasa lembab
3. Observasi
Kaji Pasien Meringis
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji pasien jarang mandi dan dibantu u/keluarga/mandiri
Keadaan sejak sakit :
Kaji pasien tidak mandi dan dibantu u/keluarga/mandiri
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Keadaan sebelum sakit
Kaji hubungan saat pasien bersosialisai
Keadaan sejak sakit
Kaji hubungan pasien saat dengan keluarga
2. Observasi
Kaji cara pasien berbicara dan merespon keluarga
A. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS

12
1. Keadaan sebelum sakit
Kaji kelancaran seksualitas
2. Keadaan sejak sakit
Kaji apakah sakit yang dialami pasien menjadi hambatan dalam berseksualitas
3. Observasi
Kaji raut wajah pasien saat ditanyakan
A. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji cara pasien memandang sesuatu
2. Keadaan sejak sakit :
Kaji cara pasien mempersepsikan penyakit yang dialami
3. Observasi :
Kaji pasien terlihat murung
A. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji pasien sering berdoa
2. Keadaan sejak sakit :
Kaji pasien sering berdoa
3. Observasi :
Kaji pasien terlihat pasrah kepada Tuhan
3.3. Diagnosa keperawatan (DS dan DO)
N Data fokus DS/DO Diagnosa
o.
1. Do : Klien mengatakan badan Hipertemia b.d peningkatan
terasa panas, berkeringat, laju metabolisme
kulit terasa lembab, Lidah
kemerahan.
D0 : S : 40,5oC,
N : 105x/menit,
RR : 28x/menit

2.

13
3.4. Intervensi (NIC dan NOC)
No Tujuan dan kriteria
. Hasil intervensi rasional

1. Setelah di lakuakan OBSERVASI OBSERVASI


intervensi 1. Identifikasikan Tanda 1. untuk menentukan
keperawatan selama Dan Gejala Hipertermia. penatalaksaan selanjutnya
3x24 jam di 2. monitor ttv 2. untuk mengetahui keadan
harapakan dengan 3. manajemen umum klien
kriteria hasil : Hipertermia. 3. untuk menurunkan suhu
tubuh.
1. Suhu tubuh dalm
TERAPEUTIK TERAPEUTIK
rentang normal
1. untuk menrunkan suhu
2. Nadi dan 1. berikan kompres
tubuh pasien
pernapasan dalam hangat
rentang normal
2. berikan asupan cairan 2. untuk menyeimbangkan
3. Tidak ada
oral kebetulan cairan
perubahan warna
EDUKASI
kulit EDUKASI

1. anjurkan pasien untuk 1. untuk mencegah


mengonsumsi banyak terjadinya dehidrasi
minum air putih
2. untuk membatasi jumlah
2. anjurkan pasien tirah kegiatan klien
baring
KOLABORASI
KOLABORASI
1. Untuk membantu
1. Pemberian Cairan dan menurunkan dan
Elektrolit intravena menstabilkan suhu tubuh
pada klien

BAB IV

14
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertiroid merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar hormon
tiroid lebih dari yang dibutuhkan did alam tubuh. penyebab hipertiroidisme yang paling
umum adalah Penyakit graves Toxin nodular golter Minum obat hormon tiroid yang
berlebihan Produksi TSH abnormal Tiroditis(radang kelenjar tiroid) Konsumsi yodium
yang berlebihan. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid
yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Manifestasi klinis yang paling sering ada- lah penurunan berat
badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi dan
pembesaran tiroid. Hipertiroid yang menyebabkan komplikasi terhadap jantung,
termasuk fibrilasi atrium dan kelainan ventrikel akan sulit dikontrol.

4.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebi baik untuk ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

15
BUKU SELEKTA KEDOKTERAN EDISI KETIGA
Hasan, R. Atrial Fibrilasi Pada Hipertiroid.
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan. 2019. Anatomi Fisiologi.
Available at:
https://www.google.com/curl?sa=t&rct=j%q=%esrc=s&sour

(sumber franklyn JA, hypertiroidism. Medicine internasional 1993;6:164)


SUCI, M. (2015). HUBUNGAN KADAR TSH DAN FT4 DENGAN MANIFESTASI
KLINIS HIPERTIROID BERDASARKAN INDEKS WAYNE PASIEN PENYAKIT
GRAVES DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI 2014–
DESEMBER 2014 (Doctoral dissertation, UPT. Perpustakaan Unand).

16

Anda mungkin juga menyukai