Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas
limpahan rahmat dan berkahnya yang diberikan kepada kami, sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipotiroid”. Makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah Sistem endokrin . Terimakasih kami
sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini baik yang terlibat secara langsung maupun yang
tidak.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

makassar,     Maret 2018

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat
metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi
normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian
besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan
karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya
menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya
daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental
dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan
badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan
pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis
anterior. Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan
balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis
serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini,
perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi
melalui hipotalamus.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam
menangani hal-hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam
memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat
meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
1.2. Rumusan Masalah
      1.Apakah definisi dari hipotiroid?
2.      Bagaimana etilogi dari hipotiroid?
3.      Apakah manifestasi klinis darihipotiroid?
4.      Bagaimana patofisiologi padahipotiroid?
5.      Bagaimana penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid?
6.      Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid?
7.      Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid?
8.      Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid?

1.3  Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid.

Tujuan Khusus
1)      Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid.
2)      Mampu menjelaskan penyebab penyakit Hipotiroid.
3)      Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4)      Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid.

1.4  Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1)      Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipotiroid.
2)      Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipotiroid.
3)      Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit
Hipotiroid.
4)      Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan pasien pada
penyakit Hipotiroid.
BAB II

A.    ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah


kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya
lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai
ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap
lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari
arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid
mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal
dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon
ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium
yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk
secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber
energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-
ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin
yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT)
dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara
MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT
dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses
penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh
tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4
berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
Iodine).

Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:


a)      Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya
meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan
testis
b)      Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam
intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya
tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit
jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan
dari folikel kelenjar.
c)      Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang
d)     Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e)      Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah
kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
f)       Merangsang pembentukan sel darah merah
g)      Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi
tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h)      Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan
sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan
menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang
mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar
kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan
sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran
tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di
lambung.

Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid Ada 7 tahap, yaitu:


1.      Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada
bagian basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap
berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif.
Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya
pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali
kadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam
transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH.
2.      Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida
tersebut harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu
enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian
akan bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang
telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi
tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga
makin tinggi kadar  iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium
yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang
terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak
daripada T4.
3.      Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin
(DIT) yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan
(coupling) sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).
Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam
koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada
ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan
dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
4.      Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian
akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya
mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi
TSH.
5.      Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu
ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu
tirosin serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat
pemakaian iodium.
6.      Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang
pembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas
pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan
enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi
MIT dan DIT.
7.      Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal
dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di
sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding
Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total
yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat
daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4
total menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan
tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang
mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung
mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein
pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang
menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding
akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.

Efek Primer Hormon Tiroid

Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di


dalam tubuh. Efek primer hormon tiroid adalah:

a)      Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan


metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
b)      Merangsang  kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua
fungsi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi
peningkatan laju metabolisme basal, pembakaran kalori, dan peningkatan
produksi panas oleh setiap sel.
c)      Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin
sehingga meningkatkan frekuensi jantung.
d)     meningkatkan responsivitas emosi.
e)      Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan
kecepatan kontraksi otot rangka.
f)       Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal
semua sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.

Pengaturan Faal Tiroid

Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :

1.      TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)


Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat
di hipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang
juga Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2.      TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan
sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai
kenaikan trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga
hasilnya adalah produksi hormon meningkat.
3.      Umpan balik sekresi hormon
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3
selain berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan
T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.

Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar


hormon tiroid. Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing
Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH
merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah
mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam
jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang,
maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.

EVALUASI KELENJAR TIROID

Pada pasien yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid (goiter),


pemeriksaan kelenjar sangatlah penting dan dapat ditunjang dengan
memilih tes fungsi tiroid yang optimal, seorang ahli bedah harus
mengetahui metode yang sistematis untuk melakukan pemeriksaan, yang
harus diperhatikan pada pemeriksaan adalah besar, konsistensi,
penampang, perlengketan pada trakea dari kelenjar tiroid, serta
melakukan palpasi pada KGB daerah servikal.

Serum T3, T4, TSH dapat diperiksa secara akurat dengan


radioimmunoassay, T4 juga dapat diperiksa dengan metode competitive
protein binding. Dengan tes sensitive TSH dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan pasien dengan hipertiroid atau hipotiroid,
Pengukuran T3RU secara in vitro dapat secara langsung mengetahui
konsentrasi dari tiroksin binding globulin di dalam serum.

Pengukuran serum T4 dan TSH menggunakan tes sensitive tinggi


TSH merupakan cara terbaik dalam menentukan fungsi tiroid, pengukuran
T3 biasanya di barengi dengan pemeriksaan T3RU untuk mengkoreksi
pertukaran ikatan protein. Sebagai contoh pada pasien yang hamil atau
sedang mengkonsumsi esterogen yang tinggi terdapat peningkatan T4
tetapi T3Runya menurun, jadi nilai tiroid indexnya normal (T4 x T3RU).
Pengukuran kadar T3 dilakukan pada pasien dengan kecurigaan
hipertiroidism.
BAB III

TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID

2.1   Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi
hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang
berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung
atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses
sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-
konsekuensi yang meluas untuk tubuh.

2.2   Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan
bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk
hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan
kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab
umum hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari
kondisi-kondisi ini.
a)      Hashimoto's thyroiditis
b)      Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c)      Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d)     Penyakit pituitari atau hipotalamus
e)      Obat-obatan
f)       Kekurangan yodium yang berat

2.3   Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau
tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila
disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus
atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau pituitaria. Jika
sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a.  Primer
1)      Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis,
defisiensi yodium
2)      Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium
radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron
b. Sekunder :
kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau
kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)

2.4   Gejala- gejala hipotiroid


Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak
spesifik (yang berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak
kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali dihubungkan pada penuaan.
Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai tanda-
tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata
ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini
berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum sebagai berikut:
a)      Kelelahan
b)      Depresi
c)      Kenaikkan berat badan
d)     Ketidaktoleranan dingin
e)      Ngantuk yang berlebihan
f)       Rambut yang kering dan kasar
g)      Sembelit
h)      Kulit kering
i)        Kejang-kejang otot
j)        Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
k)      Konsentrasi menurun
l)        Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
m)    Kaki-kaki yang bengkak

Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak


disekeliling mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan
temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar,
hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang
mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai
hipotiroid yang berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh
penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan
segera dengan hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di
diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah dan sepenuhnya
dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang
tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung
(cardiomyopathy), gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi
cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).

2.5  Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau
gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon
tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang
merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone =
TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan
Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme
jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi
syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin,
serta kerja daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka
kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan
TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT
yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari
hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH
maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

2.6  Gambaran Klinis
a)      Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung
lambat
b)      Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung
miksedema), dan penurunan curah jantung.
c)      Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di
pergelangan kaki.
d)     Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori,
penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e)      Konstipasi
f)       Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g)      Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan
rapuh
2.7  Pemeriksaan Diagnostik
a)      Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya
mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh
kel. hipofisis.
b)      Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan
hormon tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit
triiodotironin(fT3).
c)      Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak
dapat dgn hanya mengukur level TSH.
d)     Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan
hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
1.      free triiodothyronine (fT3)
2.      free levothyroxine (fT4)
3.      total T3
4.      total T4
5.      24 hour urine free T3

2.8  Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi


Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang
ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme
termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi,
dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila
tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat
(misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon
tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang
banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah
tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid
dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek
samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar
TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup
penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai
pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan
tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi,
atau pembedahan
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu makan sudah
seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali
menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh, dia
tidak mngerti kenapa ini terjadi? Keluhan lainnya suka merasa dingin
walaupun udara dilingkungan sangat panas. Hasil pemeriksaan fisik
didapat TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64 x/menit , Suhu : 37,3 oC. Miksedema ;
hasil rontgen thorax : efusi pleura.

1.    PENGKAJIAN
1)      Data Pasien :
Nama                                         : Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir               : Jakarta, 23 Februari 1968
Umur                                          : 45 tahun
Jenis kelamin                              : Perempuan
Agama                                       : Islam
Suku                                           : Jawa
Pekerjaan                                   : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan                     : Menikah
Status pendidikan                      : SLTA
Diagnosa medis                         : Hypothyroid

2)      Riwayat penyakit :


Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013 dengan keluhan
keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak,
rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah
seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3)      Pemeriksaan fisik
a.      Pola Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan  ingin tidur sepanjang hari
b.      Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan berkurang, anoreksia, peningkatan
berat badan, konstipasi, distensi abdomen.                            
c.       Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan 
frekuensi  denyut  jantung, penurunan curah jantung
d.      Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik klien sangat lamban,
lemah, cepat lelah, sakit pada sendi dan otot, gerakan yang canggung
lamban
e.       Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat,
perlambatan daya pikir, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan
memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang
pendengaran.
f.       Sistem reproduksi
Pada wanita : terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa
menstruasi yang memanjang. Pria : penurunan libido, impoten.
g.      Sistem Integumen
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat, tidak tahan terhadap
dingin, Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di
pergelangan kaki, pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal; rambut kering,
kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.
h.      Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya,
mengurung diri, depresi, apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.
2.      DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1.        Klien mengeluh tidak ada 1.      Tanda-tanda vital :
nafsu makan sudah seminggu ini TD : 90/60 mmHg
2.        Klien mengeluh suka sesak Nadi : 64 x/menit
3.        Klien mengeluh rambutnya Suhu : 37,3oC ,
rontok sangat banyak setiap kali RR : 25 x/menit kedalaman
menyisir nafas dangkal, suara tambahan
4.        Klien mengatakan suaranya wheezing
sudah seminggu ini parau T3 :
5.        Klien mengatakan kuku juga T4 :
mudah rapuh 2.      Miksedema
6.        Klien tidak mengerti kenapa 3.      Hasil rontgen thorax : efusi
ini terjadi pleura.
7.        Klien mengeluh suka merasa4.      Kemungkinan klien terlihat
dingin walaupun udara malas beraktivitas
dilingkungan sangat panas. 5.      Kemungkinan lidah klien
8.        Kemungkinan klien mengeluh tampak menebal
malas beraktivitas 6.      Kemungkinan klien terlihat
9.        Kemungkinan klien ingin tidur penurunan reflek tendon
sepanjang hari 7.      Kemungkinan klien terlihat
10.    Kemungkinan klien mengeluh gerak-gerik sangat lamban,
konstipasi, 8.      Kemungkinan klien terlihat
11.    Kemungkinan klien lemah, cepat lelah,
mengatakan mengalami 9.      Kemungkinan klien terlihat
penurunan berat badan gerakan yang canggung lamban
12.    Kemungkinan klien mengeluh 10.  Kemungkinan klien terlihat
sakit pada sendi dan otot berbicara lambat dan terbata-
13.    Kemungkinan klien mengeluh bata
pusing 11.  Kemungkinan klien terlihat
14.    Kemungkinan klien kelopak mata turun dan wajah
mengatakan perubahan bengkak,
menstruasi, masa menstruasi 12.  Kemungkinan klien terlihat
yang memanjang mengalami perlambatan daya
15.    Kemungkinan klien pikir
mengatakan tidak tahan 13.  Kemungkinan klien terlihat
terhadap dingin, mengalami gangguan memori
14.  Kemungkinan klien terlihat
perhatian kurang, letargi atau
somnolen, bingung
15.  Kemungkinan kulit klien teraba
kasar, tebal, bersisik, dingin dan
pucat
16.  Kemungkinan klien terlihat
adanya pembengkakkan dan
edema kulit, terutama di bawah
mata dan di pergelangan kaki
17.  Kemungkinan klien terlihat
pertumbuhan kuku buruk, kuku
menebal
18.  Kemungkinan terlihat rambut
klien kering, kasar; dan
pertumbuhannya buruk
3.    ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Pola napas tidak Depresi
·      Klien mengeluh suka efektif ventilasi
sesak
·      Klien mengatakan
suaranya sudah seminggu
ini parau
·      Kemungkinan klien
mengatakan kesulitan saat
bernapas
DO:
·      Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit
kedalaman nafas dangkal,
suara tambahan wheezing
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
·      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax :
efusi pleura
·      Klien terlihat sesak napas
·      Kemungkinan klien
terlihat menggunakan
otot bantu pernapasan
·      Kemungkinan klien
terlihat memegangi dada
·      Kemungkinan klien
terlihat cemas dan gelisah
DS : Penurunan curah Degenerasi otot
·      Klien mengeluh suka jantung jantung
sesak (miokarditis)
·      Klien mengatakan
suaranya sudah seminggu
ini parau
·      Kemungkinan klien
mengeluh pusing
DO:
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
T3 :
T4 :
·      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi
pleura
·      Klien terlihat pucat
·      Kemungkinan klien
terlihat lemah, cepat lelah,
·      Kemungkinan klien
mengalami perbesaran
jantung
·      Kemungkinan klien
terlihat memegangi dada
DS : Perubahan  nutrisi Peningkatan
·      Klien mengeluh tidak ada kurang dari metabolisme
nafsu makan sudah kebutuhan
seminggu ini
·      Klien mengeluh suka
sesak
·      Klien mengeluh
rambutnya rontok sangat
banyak setiap kali menyisir
·      Klien mengatakan kuku
juga mudah rapuh
·      Kemungkinan klien
mengeluh malas
beraktivitas
·      Kemungkinan klien
mengeluh pusing
DO :
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
·      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi
pleura
·      Kemungkinan klien
terlihat malas beraktivitas
·      Kemungkinan lidah klien
tampak menebal
·      Kemungkinan klien
terlihat lemah, cepat lelah,
·      Kemungkinan kulit klien
teraba kasar, tebal,
bersisik, dingin dan pucat
DS : Perubahan  Perubahan
·      Klien mengatakan tidak proses berpikir fisiologis :
mengerti kenapa ini terjadi penurunan
·      Kemungkinan klien stimulasi SSP
mengeluh pusing
·      Kemungkinan klien
mengeluh tentang sakit dan
gejala yang dialami
·      Kemungkinan klien
mengatakan hal yang sama
berulang
DO:
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
·      Miksedema
·      Hasil rontgen thorax :
efusi pleura.
·      Kemungkinan klien
terlihat mengalami
perlambatan daya pikir
·      Kemungkinan klien
terlihat mengalami
gangguan memori
·      Kemungkinan klien
terlihat kurang perhatian,
letargi atau somnolen,
bingung

4.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Pola napas tidak efektif b.d depresi ventilasi

2.      Penurunan curah jantung b.d miokarditis, pembesaran jantung

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan


metabolisme

4.      Perubahan proses berpikir b.d perubahan fisiologis : penurunan


stimulasi SSP

5.      INTERVENSI
NO TUJUAN DAN INTERVENSI
DX KRITERIA HASIL
1 Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan keperawatan1.    Kaji frekuensi, kedalaman
selama 3 x 24 jam pernapasan dan ekspansi dada.
diharapkan masalah Catat upaya pernapasan, termasuk
keperawatan pola penggunaan otot bantu / pelebaran
napas tidak efektif nasal.
dapat teratasi dengan Rasional : kecepatan biasanya
kriteria hasil : meningkat. Dispnea dan terjadi
         Menunjukkan pola peningkatan kerja napas. Kedalam
napas efetif pernapasan bervariasi tergantng
          Frekuensi dan derajat gagal napas. Ekspansi dada
kedalaman dalam terbatas yang berhubungan dengan
keadaan normal atelektasis atau nyeri dada pleuritik.
         Paru-paru 2.     Auskultasi bunyi napas dan catat
jelas/bersih adanya bunyi napas adventisius,
         Berpartisipasi seperti krekels, mengi, gesekan
dalam aktivitas pleural.
meningkatkan fungsi Rasional : bunyi napas menurun ada
paru bila jalan napas obstruksi sekunder
terhadap perdarahan, bekuan atau
kolaps jalan napas kecil (atelektasis).
Ronki dan mengi menyertai obstruksi
jalan napas / kegagalan pernapasan
3.     Tinggikan kepala dan bantu
mengubah posisi. Bangunkan pasien
turun tempat tidur dan ambulasi
sesegara mungkin
Rasional : duduk tinggi
memungkinkan ekspansi paru dan
memudahkan pernapasan.
Pengubahan posisi dan ambulasi
meningkatkan pengisisan udara
segmen paru berbeda sehingga
memperbaiki difusi gas.
4.     Dorong / bantu pasien dalam
napas dalam dan latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/
banyaknya sputum dimana
gangguan ventilasi dan ditambah
ketidaknyamanan upaya bernapas.
Kolaborasi
5.     Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : menurunkan hipoksia
yang dapat menyebabkan
vasodilatasi serebral dan tekanan 
meningkat/terbentuknya edema
6.     Berikan humidifikasi tambahan
misalnya : nebuliser ultrasonik
Rasional : memberikan kelembaban
pada membra mukosa
2 Setelah dilakukan Mandiri
tindakan keperawatan
1.      Pantau frekuensi / irama jantung
selama 3 x 24 jam Rasional : takikardi atau disritmia
diharapkan masalah dapat terjadi saat jantung berupaya
keperawatan untuk menigkatkan curahnya
penurunan curah berespons pada demam, hipoksia
jantung dapat teratasi dan asiodosis karena iskemia
dengan kriteria hasil : 2.      Auskultasi bunyi jantung.
         Penurunan episode Perhatikan jarak tonus jantung,
dispnea, angina dan murmur, gallop S3 dan S4
disritmia Rasional : memeberikan deteksi dini
         Mengidentifikasi dan terjadinya komplikasi misalnya
perilaku untuk gagal jantung, tamponade jantung
menurunkan beban 3.      Dorong tirah baring dalam posisi
kerja jantung semi-fowler
Rasional : menurunkan beban kerja
jantung, memaksimalkan curah
jantung
4.      Berikan tindakan kenyamanan
misalnya gosokan punggung dan
perubahan posisi dan kativitas
hiburan dalm toleransi jantung
Rasional : meningkatkan relaksasi
dan mengarahkan kembali perhatian
5.      Dorong penggunaan teknik
manajemen stres misalnya
bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
Rasional : perilaku yang bermanfaat
mengontrol ansietas, meningkatkan
relaksasi, menurunkan beban kerja
jantung
6.      Selidiki nadi cepat, hipotensi,
penyempitan tekanan nadi,
peningkatan CVP, perubahan tonus
jantung, penurunan tingkat
kesadaran.
Rasional : manifestasi klinis dari
tamponade jantung yang dapat
terjadi pada perikarditis bila
akumulasi cairan dalam kantung
perikardia membatasi pengisian
curah jantung
7.      Evaluasi keluhan lelah, dispnea,
palpitasi, nyeri dada kontinu
Rasional : manifestasi klinis dari GJK
yang dapat menyertai endokarditis
atau miokarditis
Kolaborasi :
8.      Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : meningkatkan kesediaan
oksigen untuk fungsi miokard dan
menurunakn efek metabolisme
anaerob yang terjadi sebagai akibat
dari hipoksia dan asiodosis
9.      Berikan obat-obatan sesuai
indikasi misalnya digitalis atau
diuretik
Rasional : dapat diberikan untuk
meningkatkan kontraktilitas miokard
dan menurunkan beban kerja
jantung pada adanya miokarditis
3 Setelah dilakukan Mandiri 
tindakan keperawatan1.     Auskultasi bising usus dan kaji
selama 3 x 24 jam apakah ada nyeri perut, mual atau
diharapkan masalah muntah
keperawatan Rasional : kekuarangan kortisol
perubahan nutrisi dapat menyebabkan gejala
kurang dari kebutuhan gastrointestinal berat yang
dapat teratasi dengan mempengaruhi pencernaan dan
kriteria hasil : absorpsi dari makanan
         Menunjukkan berat2.     Catat adanya kulit yang dingin atau
badan stabil atau basah, perubahan tingkat kesadaran,
meningkat nadi yang cepat, peka rangsang,
         Peningkatan nyeri kepala, sempoyongan
kekuatan otot Rasional : gejala hipoglikemia
dengan timbulnya tanda tersebut
mungkin perlu pemberian glukosa
dan mengidentifikasikan pemberian
tambahan glukokortikoid
3.     Pantau pemasukan maknaan dan
timbang berat badan setiap hari
Rasional : anoreksia, kelemahan dan
kehilangan pengaturan metabolisme
oleh kortisol terhadap maknana
dapat megakibatkan penurunan
berat badan dan terjadinya malnutrisi
4.     Catat muntah mengenai jumlah
kejadian atau karakteristik lainnya
Rasional : ini dapat membantu untuk
menentukan derajat kemampuan
pencernaaan atau absorpsi
makanan.
5.     Berikan atau bantu perawatan
mulut
Rasional : mulut yang bersih dapat
meningkatkan napsu makan
6.     Berikan lingkungan yang nyaman
untuk makan contoh bebas dari bau
tidak sedap, tidak terlalu ramai,
udara yang tidak nyaman
Rasional : dapat meningkatkan
napsu makan dan memperbaiki
pemasukan makanan.
7.     Berikan informasi tentang menu
pilihan
Rasional : perencanaan menu yang
disukai pasien dapat menstimulasi
napsu makan dan meningkatkan
pemasukan makanan.
Kolaborasi
8.     Berikan cairan IV
Rasional : memenuhi kebutuhan
cairan/nutrisi sampai masukan oral
dapat dimulai.
9.     Awasi pemeriksaan laboratorium,
misalnya Hb/Ht dan elektrolit
Rasional : indikator kebutuha cairan /
nutrisi dan keefktifan terapi dan
terjadinya komplikasi
10. Berikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin
bromida
Vitamin larut dalam lemak : B12,
Kalsium
Rasional : mengontorl dan
meningkatkan pencernaan dan
absorpsi nutrien.
4 Setelah dilakukan1.    Orienteasikan pasien terhadap
tindakan keperawatan waktu, tempat, tanggal dan kejadian
selama 3 x 24 jam disekitar dirinya.
diharapkan masalah Rasional :meningkatkan pola pikir
keperawatan dan daya ingat klien tentang sesuatu
perubahan proses2.    Berikan stimulasi lewat percakapan
berpikir mengenai dan aktivitas yang tidak bersifat
kondisi dan mengancam
pengobatan dapat Rasional : memudahkan stimulasi
teratasi dengan kriteria dalam batas-batas toleransi pasien
hasil : terhadap stres
         Berpartisipasi 3.    Jelaskan kepada pasien dan
dalam proses belajar keluarga bahwa perubahan pada
         Mengungkapkan fungsi kognitif dan mental
pemahaman tentang merupakan akibat dan proses
kondisi / prognosis penyakit
dan aturan terapeutik Rasional : meyakinkan pasien dan
         Memulai keluarga tentang penyebab
perubahan gaya hidup perubahan kognitif dan mental
yang diperlukan merupakan akibat dan proses
penyakit
Kolaborasi :
4.    Konsultasikan dengan ahli
Psikologi tentang therapy yang
cocok untuk masalah klien
Rasional : memperbaiki proses
berpikir

6.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Hari/ Tanggal No.DX Implementasi dan Hasil Paraf
1 1.      Mengkaji frekuensi, kedalaman
pernapasan dan ekspansi dada. Catat
upaya pernapasan, termasuk
penggunaan otot bantu / pelebaran
nasal.
2.      Mengauskultasi bunyi napas dan catat
adanya bunyi napas adventisius, seperti
krekels, mengi, gesekan pleural.
3.      Meninggikan kepala dan bantu
mengubah posisi. Bangunkan pasien
turun tempat tidur dan ambulasi
sesegara mungkin
4.      Mendorong atau membantu pasien
dalam napas dalam dan latihan batuk.
5.      Memberikan oksigen sesuai indikasi
6.      Memberikan humidifikasi tambahan
misalnya : nebuliser ultrasonik
2 1.      Memantau frekuensi / irama jantung
2.      Mengauskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak tonus jantung, murmur,
gallop S3 dan S4
3.      Mendorong tirah baring dalam posisi
semi-fowler
4.      Memberikan tindakan kenyamanan
misalnya gosokan punggung dan
perubahan posisi dan kativitas hiburan
dalm toleransi jantung
5.      Mendorong penggunaan teknik
manajemen stres misalnya bimbingan
imajinasi, latihan pernapsan.
6.      Menyelidiki nadi cepat, hipotensi,
penyempitan tekanan nadi, peningkatan
CVP, perubahan tonus jantung,
penurunan tingkat kesadaran.
7.      Mengevaluasi keluhan lelah, dispnea,
palpitasi, nyeri dada kontinu
8.      Memberikan oksigen sesuai indikasi
Berikan obat-obatan sesuai indikasi
misalnya digitalis atau diuretik
3 1.      Mengauskultasi bising usus dan kaji
apakah ada nyeri perut, mual atau
muntah
2.      Mencatat adanya kulit yang dingin
atau basah, perubahan tingkat
kesadaran, nadi yang cepat, peka
rangsang, nyeri kepala, sempoyongan
3.      Memantau pemasukan maknaan dan
timbang berat badan setiap hari
4.      Mencatat muntah mengenai jumlah
kejadian atau karakteristik lainnya
5.      Memberikan atau membantu
perawatan mulut
6.      Memberikan lingkungan yang nyaman
untuk makan contoh bebas dari bau
tidak sedap, tidak terlalu ramai, udara
yang tidak nyaman
7.      Memberikan informasi tentang menu
pilihan
8.      Memberikan cairan IV
9.      Mengawasi pemeriksaan
laboratorium, misalnya Hb/Ht dan
elektrolit
10.  Memberikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin
bromida
4 1.      Orienteasikan pasien terhadap waktu,
tempat, tanggal dan kejadian disekitar
dirinya.
2.      Berikan stimulasi lewat percakapan
dan aktivitas yang tidak bersifat
mengancam
3.      Jelaskan kepada pasien dan keluarga
bahwa perubahan pada fungsi kognitif
dan mental merupakan akibat dan
proses penyakit
4.      Konsultasikan dengan ahli Psikologi
tentang therapy yang cocok untuk
masalah klien.

1.    EVALUASI
Hari / No. Evaluasi Paraf
Tanggal DX
1 S :  Klien mengatakan sudah
tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam
keadaan normal
Klien tidak terlihat memegangi
dada
Klien terlihat napas tanpa
bantuan otot tambahan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 S : Klien tidak mengeluh sesak
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan tidak cepat
lelah
O : Klien terlihat tidak sesak
Klien terlihat mukosa dan
membran lembab
Klien terlihat tidak pucat dan
tonus otot baik
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : Klien mengatakan sudah
napsu makan kembali
O : Klien terlihat menghabiskan
porsi makan
Klien terlihat tobus otot membaik
Klien terlihat rambut rontok
berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 S : Klien memahami tentang
kondisi penyakit klien, proses
pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu
menersukan program dari
pendidikan kesehatan yang di
ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi
hormon tiroid yang abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-
kekacauan yang berkaitan padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini
mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.Karena
hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid
bertempat pada bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling
saluran udara(Trakea)dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai
kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh suatu
bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang
dari makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan
menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon
yang paling penting adalah thyroxine (T4 ) dan triiodothyronine (T3)
mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.

SARAN
1.      Sering seringlah mengkonsumsi garam yang mengandung yodium
dengan cukup
2.      Jaga pola diet tiap hari dengan mengkonsumsi makanan banyak serat
dan banyak protein serta rendah kolesterol
3.      Segera periksakan jika merasa memiliki tanda atau gejala hipotiroid.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin J. Elisabet.2004.patofisiologi untuk perawat.EGC,Jakarta.

NANDA. 2012-2014. EGC.

Anda mungkin juga menyukai