Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di
berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang
konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak
dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan
perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin,
serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang
berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan
pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya
, sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar
hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan
sebagian lagi melalui hipotalamus.

BAB II

A.    ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18
gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior
dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis
eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus
kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia
servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan
dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang
masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses
ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin
(T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea,
tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein
plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).

Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:


a)      Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan
metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini
pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis
b)      Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya
reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding
dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah
dilepaskan dari folikel kelenjar.
c)      Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan
tulang
d)     Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e)      Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot
dan menambah irama jantung.
f)       Merangsang pembentukan sel darah merah
g)      Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h)      Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat
reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah
kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran
tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran
tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid Ada 7 tahap, yaitu:
1.      Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel
folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi
belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan
ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar
dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini
dirangsang oleh TSH.
2.      Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi
terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah
iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk
monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi).
Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi
kadar  iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin
sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3
akan lebih banyak daripada T4.
3.      Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang
terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan
membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan
iodium ini disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang
terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan
dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
4.      Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di
dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan
dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5.      Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian
akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini
dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
6.      Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang
di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes
koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta
deiodinasi MIT dan DIT.
7.      Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian
ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding
Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan
0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat
daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total menggambarkan
kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah.
Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik
cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa
yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati
yang kronik maka kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas
akan meningkat.
Efek Primer Hormon Tiroid

Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek
primer hormon tiroid adalah:

a)      Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat.
b)      Merangsang  kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua fungsi bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme basal,
pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
c)      Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan
frekuensi jantung.
d)     meningkatkan responsivitas emosi.
e)      Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan kontraksi
otot rangka.
f)       Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan
dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Pengaturan Faal Tiroid

Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :


1.      TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di hipotalamus.
TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2.      TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-
Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan
iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.
3.      Umpan balik sekresi hormon
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek pada
hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis
terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar
hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon
tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam
jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar
hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.

EVALUASI KELENJAR TIROID

Pada pasien yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid (goiter), pemeriksaan


kelenjar sangatlah penting dan dapat ditunjang dengan memilih tes fungsi tiroid yang
optimal, seorang ahli bedah harus mengetahui metode yang sistematis untuk melakukan
pemeriksaan, yang harus diperhatikan pada pemeriksaan adalah besar, konsistensi,
penampang, perlengketan pada trakea dari kelenjar tiroid, serta melakukan palpasi pada KGB
daerah servikal.

Serum T3, T4, TSH dapat diperiksa secara akurat dengan radioimmunoassay, T4 juga
dapat diperiksa dengan metode competitive protein binding. Dengan tes sensitive TSH dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan pasien dengan hipertiroid atau hipotiroid, Pengukuran
T3RU secara in vitro dapat secara langsung mengetahui konsentrasi dari tiroksin binding
globulin di dalam serum.

Pengukuran serum T4 dan TSH menggunakan tes sensitive tinggi TSH merupakan
cara terbaik dalam menentukan fungsi tiroid, pengukuran T3 biasanya di barengi dengan
pemeriksaan T3RU untuk mengkoreksi pertukaran ikatan protein. Sebagai contoh pada
pasien yang hamil atau sedang mengkonsumsi esterogen yang tinggi terdapat peningkatan T4
tetapi T3Runya menurun, jadi nilai tiroid indexnya normal (T4 x T3RU). Pengukuran kadar
T3 dilakukan pada pasien dengan kecurigaan hipertiroidism.

TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID

2.1   Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-
kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena
hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel,
hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk
tubuh.

2.2   Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5%
dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada
wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada
orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a)      Hashimoto's thyroiditis
b)      Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c)      Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d)     Penyakit pituitari atau hipotalamus
e)      Obat-obatan
f)       Kekurangan yodium yang berat

2.3   Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang
mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh
kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid
sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a.  Primer
1)      Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2)      Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi
eksternal, agenesis, amiodaron
b. Sekunder :
kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari
(↓ TSH, ↓ T4 bebas)

2.4   Gejala- gejala hipotiroid


Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang
berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah
seringkali dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak
mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata
ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan
suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum sebagai berikut:
a)      Kelelahan
b)      Depresi
c)      Kenaikkan berat badan
d)     Ketidaktoleranan dingin
e)      Ngantuk yang berlebihan
f)       Rambut yang kering dan kasar
g)      Sembelit
h)      Kulit kering
i)        Kejang-kejang otot
j)        Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
k)      Konsentrasi menurun
l)        Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
m)    Kaki-kaki yang bengkak

Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak disekeliling mata,
suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung.
Dalam bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma
yang mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang
berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres,
atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan
hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid
dapat dengan mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi
lain, hipotiroid yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung
(cardiomyopathy), gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-
paru (pleural effusion).

2.5  Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis
anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4
= Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen,
produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-
vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai
oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada
hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya
umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi
hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.6  Gambaran Klinis
a)      Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b)      Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung.
c)      Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki.
d)     Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan
penyerapan zat gizi dari saluran cema
e)      Konstipasi
f)       Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g)      Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh

2.7  Pemeriksaan Diagnostik
a)      Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH
(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
b)      Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg
adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
c)      Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya
mengukur level TSH.
d)     Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih
disuspek), sbb:
1.      free triiodothyronine (fT3)
2.      free levothyroxine (fT4)
3.      total T3
4.      total T4
5.      24 hour urine free T3

2.8  Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi


Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi
apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya
koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid
buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid
hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena
dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan
secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum
sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat
diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

   Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Hypothyroid


Kasus
Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka
sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini
parau, kuku juga mudah rapuh, dia tidak mngerti kenapa ini terjadi? Keluhan lainnya suka
merasa dingin walaupun udara dilingkungan sangat panas. Ners Jimmy melakukan
pemeriksaan fisik didapat TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64 x/menit , Suhu : 37,3 oC.
Miksedema ; hasil rontgen thorax : efusi pleura.
1.    PENGKAJIAN
1)      Data Pasien :
Nama                                         : Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir               : Jakarta, 23 Februari 1968
Umur                                          : 45 tahun
Jenis kelamin                              : Perempuan
Agama                                       : Islam
Suku                                           : Jawa
Pekerjaan                                   : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan                     : Menikah
Status pendidikan                      : SLTA
Diagnosa medis                         : Hypothyroid

2)      Riwayat penyakit :


Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013 dengan keluhan keluhan tidak ada
nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali
menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3)      Pemeriksaan fisik
a.      Pola Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan  ingin tidur sepanjang hari
b.      Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan berkurang, anoreksia, peningkatan berat badan,
konstipasi, distensi abdomen.                            
c.       Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan  frekuensi  denyut  jantung,
penurunan curah jantung
d.      Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik klien sangat lamban, lemah, cepat lelah,
sakit pada sendi dan otot, gerakan yang canggung lamban
e.       Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat, perlambatan daya pikir,
berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau
somnolen, bingung, hilang pendengaran.
f.       Sistem reproduksi
Pada wanita : terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi yang
memanjang. Pria : penurunan libido, impoten.
g.      Sistem Integumen
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat, tidak tahan terhadap dingin, Pembengkakkan
dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki, pertumbuhan kuku buruk,
kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.
h.      Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri, depresi,
apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.

2.      DATA FOKUS


DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1.        Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
1.      Tanda-tanda vital :
sudah seminggu ini TD : 90/60 mmHg
2.        Klien mengeluh suka sesak Nadi : 64 x/menit
3.        Klien mengeluh rambutnya rontok sangat Suhu : 37,3oC ,
banyak setiap kali menyisir RR : 25 x/menit kedalaman nafas
4.        Klien mengatakan suaranya sudah dangkal, suara tambahan wheezing
seminggu ini parau T3 :
5.        Klien mengatakan kuku juga mudah T4 :
rapuh 2.      Miksedema
6.        Klien tidak mengerti kenapa ini terjadi 3.      Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
7.        Klien mengeluh suka merasa dingin
4.      Kemungkinan klien terlihat malas
walaupun udara dilingkungan sangat beraktivitas
panas. 5.      Kemungkinan lidah klien tampak
8.        Kemungkinan klien mengeluh malas menebal
beraktivitas 6.      Kemungkinan klien terlihat penurunan
9.        Kemungkinan klien ingin tidur sepanjang reflek tendon
hari 7.      Kemungkinan klien terlihat gerak-gerik
10.    Kemungkinan klien mengeluh konstipasi, sangat lamban,
11.    Kemungkinan klien mengatakan
8.      Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat
mengalami penurunan berat badan lelah,
12.    Kemungkinan klien mengeluh sakit pada
9.      Kemungkinan klien terlihat gerakan yang
sendi dan otot canggung lamban
13.    Kemungkinan klien mengeluh pusing 10.  Kemungkinan klien terlihat berbicara
14.    Kemungkinan klien mengatakan lambat dan terbata-bata
perubahan menstruasi, masa menstruasi
11.  Kemungkinan klien terlihat kelopak mata
yang memanjang turun dan wajah bengkak,
15.    Kemungkinan klien mengatakan tidak
12.  Kemungkinan klien terlihat mengalami
tahan terhadap dingin, perlambatan daya pikir
13.  Kemungkinan klien terlihat mengalami
gangguan memori
14.  Kemungkinan klien terlihat perhatian
kurang, letargi atau somnolen, bingung
15.  Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik, dingin dan pucat
16.  Kemungkinan klien terlihat adanya
pembengkakkan dan edema kulit,
terutama di bawah mata dan di
pergelangan kaki
17.  Kemungkinan klien terlihat pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal
18.  Kemungkinan terlihat rambut klien
kering, kasar; dan pertumbuhannya buruk

3.    ANALISA DATA


DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Pola napas tidak Depresi ventilasi
      Klien mengeluh suka sesak efektif
      Klien mengatakan suaranya sudah
seminggu ini parau
      Kemungkinan klien mengatakan
kesulitan saat bernapas
DO:
      Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit kedalaman nafas
dangkal, suara tambahan wheezing
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
      Klien terlihat sesak napas
      Kemungkinan klien terlihat
menggunakan otot bantu pernapasan
      Kemungkinan klien terlihat
memegangi dada
      Kemungkinan klien terlihat cemas dan
gelisah
DS : Penurunan curah Degenerasi otot
      Klien mengeluh suka sesak jantung jantung (miokarditis)
      Klien mengatakan suaranya sudah
seminggu ini parau
      Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO:
      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
T3 :
T4 :
      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
      Klien terlihat pucat
      Kemungkinan klien terlihat lemah,
cepat lelah,
      Kemungkinan klien mengalami
perbesaran jantung
      Kemungkinan klien terlihat
memegangi dada
DS : Perubahan  nutrisi Peningkatan
      Klien mengeluh tidak ada nafsu makan kurang dari metabolisme
sudah seminggu ini kebutuhan
      Klien mengeluh suka sesak
      Klien mengeluh rambutnya rontok
sangat banyak setiap kali menyisir
      Klien mengatakan kuku juga mudah
rapuh
      Kemungkinan klien mengeluh malas
beraktivitas
      Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO :
      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
      Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
      Kemungkinan klien terlihat malas
beraktivitas
      Kemungkinan lidah klien tampak
menebal
      Kemungkinan klien terlihat lemah,
cepat lelah,
      Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik, dingin dan pucat
DS : Perubahan  proses Perubahan
      Klien mengatakan tidak mengerti berpikir fisiologis :
kenapa ini terjadi penurunan stimulasi
      Kemungkinan klien mengeluh pusing SSP
      Kemungkinan klien mengeluh tentang
sakit dan gejala yang dialami
      Kemungkinan klien mengatakan hal
yang sama berulang
DO:
      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
      Miksedema
      Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
      Kemungkinan klien terlihat mengalami
perlambatan daya pikir
      Kemungkinan klien terlihat mengalami
gangguan memori
      Kemungkinan klien terlihat kurang
perhatian, letargi atau somnolen,
bingung

4.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TERATASI
KEPERAWATAN DITEMUKAN
1.      Pola napas tidak efektif b.d 11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013
depresi ventilasi

2.      Penurunan curah jantung


b.d miokarditis, 11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013
pembesaran jantung

3.      Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan b.d
peningkatan metabolisme 11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013

4.      Perubahan proses berpikir


b.d perubahan fisiologis :
penurunan stimulasi SSP

11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013

5.      INTERVENSI
NO TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL
1 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3 x 241.     Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan
jam diharapkan masalah ekspansi dada. Catat upaya pernapasan,
keperawatan pola napas tidak termasuk penggunaan otot bantu / pelebaran
efektif dapat teratasi dengan nasal.
kriteria hasil : Rasional : kecepatan biasanya meningkat.
         Menunjukkan pola napas Dispnea dan terjadi peningkatan kerja napas.
efetif Kedalam pernapasan bervariasi tergantng
          Frekuensi dan kedalaman derajat gagal napas. Ekspansi dada terbatas
dalam keadaan normal yang berhubungan dengan atelektasis atau
         Paru-paru jelas/bersih nyeri dada pleuritik.

         Berpartisipasi dalam 2.     Auskultasi bunyi napas dan catat adanya

aktivitas meningkatkan fungsi bunyi napas adventisius, seperti krekels,


paru mengi, gesekan pleural.
Rasional : bunyi napas menurun ada bila jalan
napas obstruksi sekunder terhadap perdarahan,
bekuan atau kolaps jalan napas kecil
(atelektasis). Ronki dan mengi menyertai
obstruksi jalan napas / kegagalan pernapasan
3.     Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Bangunkan pasien turun tempat tidur dan
ambulasi sesegara mungkin
Rasional : duduk tinggi memungkinkan
ekspansi paru dan memudahkan pernapasan.
Pengubahan posisi dan ambulasi
meningkatkan pengisisan udara segmen paru
berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.
4.     Dorong / bantu pasien dalam napas dalam dan
latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/ banyaknya
sputum dimana gangguan ventilasi dan
ditambah ketidaknyamanan upaya bernapas.
Kolaborasi
5.     Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : menurunkan hipoksia yang dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral dan
tekanan  meningkat/terbentuknya edema
6.     Berikan humidifikasi tambahan misalnya :
nebuliser ultrasonik
Rasional : memberikan kelembaban pada
membra mukosa
2 Setelah dilakukan tindakan Mandiri
keperawatan selama 3 x 24
1.      Pantau frekuensi / irama jantung
jam diharapkan masalah Rasional : takikardi atau disritmia dapat terjadi
keperawatan penurunan curah saat jantung berupaya untuk menigkatkan
jantung dapat teratasi dengan curahnya berespons pada demam, hipoksia dan
kriteria hasil : asiodosis karena iskemia
         Penurunan episode dispnea, 2.      Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak
angina dan disritmia tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
         Mengidentifikasi perilaku Rasional : memeberikan deteksi dini dan
untuk menurunkan beban terjadinya komplikasi misalnya gagal jantung,
kerja jantung tamponade jantung
3.      Dorong tirah baring dalam posisi semi-fowler
Rasional : menurunkan beban kerja jantung,
memaksimalkan curah jantung
4.      Berikan tindakan kenyamanan misalnya
gosokan punggung dan perubahan posisi dan
kativitas hiburan dalm toleransi jantung
Rasional : meningkatkan relaksasi dan
mengarahkan kembali perhatian
5.      Dorong penggunaan teknik manajemen stres
misalnya bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
Rasional : perilaku yang bermanfaat
mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi,
menurunkan beban kerja jantung
6.      Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan
tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan
tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.
Rasional : manifestasi klinis dari tamponade
jantung yang dapat terjadi pada perikarditis
bila akumulasi cairan dalam kantung
perikardia membatasi pengisian curah jantung
7.      Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi,
nyeri dada kontinu
Rasional : manifestasi klinis dari GJK yang
dapat menyertai endokarditis atau miokarditis
Kolaborasi :
8.      Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : meningkatkan kesediaan oksigen
untuk fungsi miokard dan menurunakn efek
metabolisme anaerob yang terjadi sebagai
akibat dari hipoksia dan asiodosis
9.      Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya
digitalis atau diuretik
Rasional : dapat diberikan untuk
meningkatkan kontraktilitas miokard dan
menurunkan beban kerja jantung pada adanya
miokarditis
3 Setelah dilakukan tindakan Mandiri
keperawatan selama 3 x 241.     Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada
jam diharapkan masalah nyeri perut, mual atau muntah
keperawatan perubahan Rasional : kekuarangan kortisol dapat
nutrisi kurang dari kebutuhan menyebabkan gejala gastrointestinal berat
dapat teratasi dengan kriteria yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi
hasil : dari makanan
         Menunjukkan berat badan 2.     Catat adanya kulit yang dingin atau basah,
stabil atau meningkat perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat,
         Peningkatan kekuatan otot peka rangsang, nyeri kepala, sempoyongan
Rasional : gejala hipoglikemia dengan
timbulnya tanda tersebut mungkin perlu
pemberian glukosa dan mengidentifikasikan
pemberian tambahan glukokortikoid
3.     Pantau pemasukan maknaan dan timbang
berat badan setiap hari
Rasional : anoreksia, kelemahan dan
kehilangan pengaturan metabolisme oleh
kortisol terhadap maknana dapat
megakibatkan penurunan berat badan dan
terjadinya malnutrisi
4.     Catat muntah mengenai jumlah kejadian atau
karakteristik lainnya
Rasional : ini dapat membantu untuk
menentukan derajat kemampuan pencernaaan
atau absorpsi makanan.
5.     Berikan atau bantu perawatan mulut
Rasional : mulut yang bersih dapat
meningkatkan napsu makan
6.     Berikan lingkungan yang nyaman untuk
makan contoh bebas dari bau tidak sedap,
tidak terlalu ramai, udara yang tidak nyaman
Rasional : dapat meningkatkan napsu makan
dan memperbaiki pemasukan makanan.
7.     Berikan informasi tentang menu pilihan
Rasional : perencanaan menu yang disukai
pasien dapat menstimulasi napsu makan dan
meningkatkan pemasukan makanan.
Kolaborasi
8.     Berikan cairan IV
Rasional : memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi
sampai masukan oral dapat dimulai.
9.     Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya
Hb/Ht dan elektrolit
Rasional : indikator kebutuha cairan / nutrisi
dan keefktifan terapi dan terjadinya
komplikasi
10. Berikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin bromida
Vitamin larut dalam lemak : B12, Kalsium
Rasional : mengontorl dan meningkatkan
pencernaan dan absorpsi nutrien.
4 Setelah dilakukan tindakan1.    Orienteasikan pasien terhadap waktu, tempat,
keperawatan selama 3 x 24 tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
jam diharapkan masalah Rasional :meningkatkan pola pikir dan daya
keperawatan perubahan ingat klien tentang sesuatu
proses berpikir mengenai2.    Berikan stimulasi lewat percakapan dan
kondisi dan pengobatan dapat aktivitas yang tidak bersifat mengancam
teratasi dengan kriteria hasil : Rasional : memudahkan stimulasi dalam
         Berpartisipasi dalam proses batas-batas toleransi pasien terhadap stres
belajar 3.    Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa
         Mengungkapkan pemahaman perubahan pada fungsi kognitif dan mental
tentang kondisi / prognosis merupakan akibat dan proses penyakit
dan aturan terapeutik Rasional : meyakinkan pasien dan keluarga
         Memulai perubahan gaya tentang penyebab perubahan kognitif dan
hidup yang diperlukan mental merupakan akibat dan proses penyakit
Kolaborasi :
4.    Konsultasikan dengan ahli Psikologi tentang
therapy yang cocok untuk masalah klien
Rasional : memperbaiki proses berpikir

6.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Hari/ No.DX Implementasi dan Hasil Paraf
Tanggal
1 1.      Mengkaji frekuensi, kedalaman
pernapasan dan ekspansi dada.
Catat upaya pernapasan, termasuk
penggunaan otot bantu / pelebaran
nasal.
2.      Mengauskultasi bunyi napas dan
catat adanya bunyi napas
adventisius, seperti krekels,
mengi, gesekan pleural.
3.      Meninggikan kepala dan bantu
mengubah posisi. Bangunkan
pasien turun tempat tidur dan
ambulasi sesegara mungkin
4.      Mendorong atau membantu pasien
dalam napas dalam dan latihan
batuk.
5.      Memberikan oksigen sesuai
indikasi
6.      Memberikan humidifikasi
tambahan misalnya : nebuliser
ultrasonik
2 1.      Memantau frekuensi / irama
jantung
2.      Mengauskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak tonus jantung,
murmur, gallop S3 dan S4
3.      Mendorong tirah baring dalam
posisi semi-fowler
4.      Memberikan tindakan
kenyamanan misalnya gosokan
punggung dan perubahan posisi
dan kativitas hiburan dalm
toleransi jantung
5.      Mendorong penggunaan teknik
manajemen stres misalnya
bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
6.      Menyelidiki nadi cepat, hipotensi,
penyempitan tekanan nadi,
peningkatan CVP, perubahan
tonus jantung, penurunan tingkat
kesadaran.
7.      Mengevaluasi keluhan lelah,
dispnea, palpitasi, nyeri dada
kontinu
8.      Memberikan oksigen sesuai
indikasi
Berikan obat-obatan sesuai
indikasi misalnya digitalis atau
diuretik
3 1.      Mengauskultasi bising usus dan
kaji apakah ada nyeri perut, mual
atau muntah
2.      Mencatat adanya kulit yang dingin
atau basah, perubahan tingkat
kesadaran, nadi yang cepat, peka
rangsang, nyeri kepala,
sempoyongan
3.      Memantau pemasukan maknaan
dan timbang berat badan setiap
hari
4.      Mencatat muntah mengenai
jumlah kejadian atau karakteristik
lainnya
5.      Memberikan atau membantu
perawatan mulut
6.      Memberikan lingkungan yang
nyaman untuk makan contoh
bebas dari bau tidak sedap, tidak
terlalu ramai, udara yang tidak
nyaman
7.      Memberikan informasi tentang
menu pilihan
8.      Memberikan cairan IV
9.      Mengawasi pemeriksaan
laboratorium, misalnya Hb/Ht dan
elektrolit
10.  Memberikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin,
propantelin bromida
4 1.      Orienteasikan pasien terhadap
waktu, tempat, tanggal dan
kejadian disekitar dirinya.
2.      Berikan stimulasi lewat
percakapan dan aktivitas yang
tidak bersifat mengancam
3.      Jelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa perubahan pada
fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat dan proses
penyakit
4.      Konsultasikan dengan ahli
Psikologi tentang therapy yang
cocok untuk masalah klien.

1.    EVALUASI
Hari / Tanggal No. DX Evaluasi Paraf
1 S :  Klien mengatakan sudah tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam keadaan normal
Klien tidak terlihat memegangi dada
Klien terlihat napas tanpa bantuan otot
tambahan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 S : Klien tidak mengeluh sesak
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan tidak cepat lelah
O : Klien terlihat tidak sesak
Klien terlihat mukosa dan membran lembab
Klien terlihat tidak pucat dan tonus otot baik
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : Klien mengatakan sudah napsu makan
kembali
O : Klien terlihat menghabiskan porsi
makan
Klien terlihat tobus otot membaik
Klien terlihat rambut rontok berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 S : Klien memahami tentang kondisi
penyakit klien, proses pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu menersukan
program dari pendidikan kesehatan yang di
ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan
padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada
bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai
suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh
suatu bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari makanan-
makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-
hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan
triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.

SARAN
1.      Sering seringlah mengkonsumsi garam yang mengandung yodium dengan cukup
2.      Jaga pola diet tiap hari dengan mengkonsumsi makanan banyak serat dan banyak protein
serta rendah kolesterol
3.      Segera periksakan jika merasa memiliki tanda atau gejala hipotiroid.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin J. Elisabet.2004.patofisiologi untuk perawat.EGC,Jakarta.

NANDA. 2012-2014. EGC.

Anda mungkin juga menyukai