Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan Manajemen

Pada Klien Ny. R Dengan Ca. Mamae


Di Ruang Rajawali 6A RSUP Dr. Kariadi Semarang

Disusun Oleh
Theresia Ika Septiana Haksiwi
G3A017299

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA
Tanggal masuk : 01 September 2018
Tanggal pengkajian : 18 September 2018
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Usia : 61 Tahun
No. RM : C675660
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Tegal timur
Pendidikan Terakhir : SD
Diagnosa Medis : Ca. Mamae
Kelas Ruangan : III
DPJP : dr. Benny Issakh, SpB(K).Onk
Jaminan : BPJS PBI
2. Identitas Penganggung Jawab
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Tegal Timur
Hubungan dengan Klien : Suami

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien saat ini mengeluh nyeri di dada sebelah kiri, leher dan ketiak. Nyeri
dirasakan seperti dicengkeram, nyeri muncul saat pasien akan
menggerakkan tangannya, skala nyeri VAS : 4, nyeri hilang timbul. Pada
tanggal 1 September 2018 pasien masuk ke Rumah Sakit Kariadi untuk
rencana program Kemoterapi yang ke 6.

2
2. Data fokus
No Data focus Etiologi Masalah
1 DS: Kerusakan Nyeri kronis
Klien mengatakan nyeri jaringan
P: Nyeri dirasakan saat
digerakkan
Q: mencengkeram
R: dada sebelah kiri, leher
dan ketiak
S: 4
T: hilang timbul
DO:
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
E4M6V5
- TTV:
 TD : 130/100
mmHg
 N : 89 x/menit
 RR : 21x/menit
 S :36,50C
- Expresi klien meringis
menahan nyeri pada
kepala dan mata.
- Klien sering memegangi
kepala dan mata nya

3
3. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kritreria Rencana
Hasil
1. Nyeri kronis b/d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
kerusakan tindakan asuhan 2. Lakukan pengkajian
jaringan keperawatan selama nyeri secara
3x24 jam, diharapkan komprehensif meliputi
nyeri hilang atau lokasi, karakteristik,
berkurang dengan durasi, frekuensi,
kriteria hasil : kualitas, intensitas atau
1. Pasien tampak beratnya nyeri dan
rileks factor pencetus
2. Melaporkan nyeri 3. Kurangi faktor
berkurang (skala presipitasi nyeri
nyeri 1) 4. Ajarkan teknik non-
3. TTV dalam batasan farmakologi (Relaksasi
normal nafas dalam)
5. Kolaborasi pemberian
obat anti nyeri

4. Implementasi
No No Waktu Tindakan Respon pasien
Dx
1. 1 1. Memonitor  S : pasien mengeluh nyeri
TTV di leher sebelah kiri
O:
TD = 130/80 mmHg
HR = 95 x/menit
RR = 20 x/menit
Suhu = 36,50C

4
2. Melakukan S:
pengkajian P : nyeri saat digerakkan
nyeri secara Q : mencengkeram
komprehensif R : dada sebelah kiri, leher
dan ketiak sebelah kiri
S:4
T: hilang timbul
O : pasien tampak
kesakitan skala VAS 4
3. Kurangi faktor  S : pasien mengatakan
presipitasi akan melakukan aktivitas
nyeri secara perlahan lahan
supaya nyeri tidak muncul
O : pasien tampak
melakukan aktivitas
perlahan - lahan
4. Mengajarkan  S : pasien mengatakan
teknik non- akan mencoba teknik ini
farmakologi  O : Pasien bisa melakukan
(Relaksasi nafas teknik relaksasi nafas
dalam) dalam
5. Melakukan  S:-
kolaborasi  O: Pasien mendapatkan
pemberian obat obat durogesic path
12,5mg/72 jam

5
5. Evaluasi
No DX Evaluasi
1 S : Pasien Mengatakan nyeri berkurang
P: Nyeri hilang dengan berbaring
Q: mencengkeram
R: dada sebelah kiri, leher, ketiak
S: 3
T: hilang timbul
O : pasien tampak meringis kesakitan , skala VAS 3
A : Nyeri kronis b/d adanya kerusakan jaringan Belum Tercapai

P:
 Ajarkan teknik non-farmakologi (Relaksasi nafas dalam)
 Kolaborasi pemberian obat anti nyeri

C. PENGELOLAAN PASIEN BARU


1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 01 September 2018
pukul 18.00 WIB melalui TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
Inap) untuk menjalani perawatan. Setelah menandatangani formulir
persetujuan rawat inap dan terpasang gelang identitas, klien dan keluarga
lalu diantar oleh perawat ke ruang Rajawali 6A dengan menggunakan
brankart. Pasien diantar oleh perawat karena level transfer pasien yaitu
derajat 1 (pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat
biasa dan hemodinamik stabil) Klien dan keluarga tiba di ruang Rajawali
6A pukul 22.00 WIB dan diterima oleh perawat penanggung jawab.
Kondisi klien saat tiba di ruangan, klien tampak baik dengan kesadaran
composmentis dengan skore GCS 15 (E4-M6-V5).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer

6
pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari TPPRI, ruang rawat
tujuan yaitu ruang Rajawali 6A kelas 3.
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S : Nama Ny.S, umur 61 tahun, DPJP yaitu dr. Benny Issakh,
SpB(K)Onk diagnosa medis Ca. Mamae, masuk pada tanggal 01
September 2018 jam 22.00 WIB. Kondisi klien nyeri di dada sebelah
kiri, leher dan ketiak TD : 130/100 mmHg, N: 89 x/menit, RR: 20
x/menit, S:36,50C
B :
- Klien masuk dengan diagnose Ca. Mamae
- klien merasakan nyeri pada pada dada sebelah kiri, leher dan
ketiak, klien tidak ada alergi obat ataupun makanan, klien tidak
terpasang infus.
A : saat ini pasien mengalami nyeri dengan skala VAS 4, nyeri
dirasakan saat tangan kiri digerakkan, nyeri terasa mencengkeram,
nyeri dirasakan hilang timbul.
R :
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian obat
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJP melakukan orientasi kepada Ny. S dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang Rajawali 6A . Perawat menunjukan pada
keluarga tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang
pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan
yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika

7
kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan
gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, pentingnya pemasangan pengaman
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga, tata tertib RSUP Dr. Kariadi Semarang, cara cuci tangan
yang benar dengan menggunakan handwash dan handrub kemudian di
jelaskan tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Hari Keterangan
1 2 3
0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
1 1 1
Minum 2 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Mandi 0 0 0
1 : Mandiri
Perawatan 0 : Tergantung orang lain
diri 0 0 0 1: Mandiri
(grooming)
0 : Tidak mampu
Berpakaian
1 1 1 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu
BAB enema)
2 2 2
(bladder) 1 : Kadang inkontinensia (maks 24
jam)

8
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu
enema)
BAK
2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks 24
(bowel)
jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Taranfer 1 1 1
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2 2
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 1 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 11 11 11 Ketergantungan sedang

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny. S dari hari
pertama sampai ketiga didapatkan skor 11 yang termasuk dalam kategori
ketergantungan Sedang. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas
(1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan

9
perawatan total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam. Sehingga jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 5
= = 0,71 = 2 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 2 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4pasien dengan tingkat
ketergantungan total.
4. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas
TPPRI.Ny. S telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink
yang berisi identitas utama klien yaitu Nama dan No. Rekam Medis.
Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti pemberian
obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas pasien
dengan mencocokan nama dan no. Rekam medis pasien dengan
tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu - waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S :
- Nama Ny.S, umur 61 tahun, DPJP yaitu dr. Benny Issakh,
SpB(K).Onk diagnosa medis Ca. Mamae, masuk pada

10
tanggal 01 September 2018 jam 22.00 WIB. Kondisi klien
merasakan nyeri di dada kiri, leher dan ketiak, TD : 130/100
mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S:36,50C
B :
- Klien merasakan nyeri pada dada kiri, leher, dan ketiak
dengan skala nyeri VAS 4 , klien tidak ada alergi obat
ataupun makanan, klien tidak terpasang infus dan sudah
mendapatkan obat durogesic path 12,5mg / 72 jam.
A :
- Untuk saat ini masalah masalah keperawatan yang muncul
yaitu nyeri kronis belum teratasi
R :
- Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Kaji nyeri secara komprehensif
3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
4. Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
5. Kolaborasi pemberian obat

c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
S mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah durogesic path
12,5 mg / 72 jam.
Pada Ny.S tidak mendapatkan obat yang tergolong dalam
Look Alike Sound Alike (LASA/NORUM) dan High Alert
Medication (HAM/ obat-obat yang harus diwaspadai)
d. Safety surgery
Pada Ny. S tidak dilakukan tindakan operasi apapun selama

11
dirawat.
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handrub maupun menggunakan handwash dengan air yang mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendidikan kesehatan
6 langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di
ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan morse fall untuk mengukur resiko jatuh
pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. S:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

N PENGKAJIAN SKALA NILAI


O
1 Riwayat jatuh: Tidak 0
0

12
Apakah pasien pernah jatuh? Ya 25

2 Diagnosa sekunder: Tidak 0 0


Apakah pasien memiliki lebih dari
satu penyakit? Ya 15

3 Alat bantu jalan:


Bed rest/dibantu perawat 0
Kruk/tongkat/walker 15
0
- Berpegangan pada benda- 30
benda di sekitar (kursi, lemari,
meja)
4 Terapi Intravena: apakah saat pasien Ya
20 0
terpasang infus? Tidak
5 Gaya berjalan/cara berpindah:
- Normal/ bed rest/immobile 0
(tidak dapat bergerak sendiri)
0
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Ganguan tidak normal 20
(pincang/diseret)
6 Status Mental
- Pasien menyadari kondisi 0 0
dirinya
- Pasien mengalami 15
keterbatasan daya ingat
TOTAL NILAI 0
(Resiko
Ringan )

Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko / resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh

13
standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. S didapatkan hasil skore 0
(resiko rendah), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada
Ny. S yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Pastikan celana panjang atau sarung pasien diatas mata kaki
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi
- Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
- Pastikan label pasien resiko jatuh terpasang di gelang pasien, rekam medis,
dan tempat tidur pasien
- Tawarkan kepasien ke toilet /4 jam
- Pasangkan tali pengaman bila perlu
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
Melakukan operan
15 menit
17 / 9 jaga
/ 2018 Orientasi pasien
5 menit
baru

14
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan
5 menit
6 langkah dan 5
moment cuci tangan
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
15 menit
jaga
Total 55 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Memposisikan klien
5 menit
semifowler
Mengajarkan
tekhnik relaksasi
5 menit
nafas dalam saat
18/ 9 / nyeri timbul
2018 Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
15 menit
jaga
Total 55 menit
19 / 9 / Melakukan operan 15 menit

15
2018 jaga
Menanyakan
10 menit
keluhan
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
15 menit
jaga
Total 55 menit
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Pagi 55 menit
2 Pagi 55 menit
3 Pagi 55 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien


yaitu shift pagi 3 kali masing-masing memiliki waktu rata-rata 55 menit
waktu yang dibutuhkan klien untuk mendapatkan perawatan.
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien Minimal
Pagi Sore Malam
1 0,36 0,30 0,20

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.
7. Kebutuhan Logistik pada Pasien

16
Jumlah pembiayaan:
Total Harga Total
No. Tindakan Logistik
penggunaan Satuan Biaya

1. Biaya 1 50000 50000


administrasi
2. Pemberian Alkohol Swab 6 500 3000
terapi obat Infus set 1 5000 5000
NaCl 0,9% 500 3 9000 27000
ml
Handscoon 6 2000 12000
Abocath 1 3000 3000
Dispo 5 cc 2 3000 6000
Dispo 3 cc 5 2900 14500
Duroesic path 1 156750 156750
12,5 mg
Doxorubicin 1
80 mg
Paclitaxel 2
175mg
dipenhidramin 2

dexametason 4
Ondancentron 1
Omeprasole 1
3. Ruang a. Temapat 3 175000 525000
Perawatan : Tidur
Kelas 3 b. Ac
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung

17
Bantal
h. Selimut
i. Tiang Infus
j. Hanscrub
k. Tempat
Sampah
l. Lemari
m. Penerangan
+lampu
n. Air
o. Kamar
Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
4. Visit Dokter dr. Benny 3 100000 300000
Spesialis Issakh,
SpB(K), Onk
Tindakan Asuhan 9 10000 90000
medis dan keperawatan/
Keperawatan hari
5.

Memandikan 0
pasien/hari
1 6000 6000
6. Materai

Total Biaya Rp

Total pembiayaan klien selama 3 hari di rawat di ruang Rajawali


6Aadalah Rp.1.364.610

18
8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi
a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. S dan keluarga
mengenai pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6
langkah menggunakan handrub dan handwash yang tersedia di dekat
wastafel, mengedukasi cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi
nafas dalam ketika nyeri timbul.
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Rajawali 6A ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa klien Ca. Mamae, klien pertama pengkajian
mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, leher, ketiak Masalah
keperawatan yang muncul adalah nyeri kronis.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada klien
saat ini adalah nyeri kronis
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)

19
Sebelumpasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Tn. I yaitu:
 Durogesic path 12,5 mg / 72 jam
 Ondancentron tablet 8 mg / 8 jam
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien membutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah pulang
nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung jawab
klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalau nyeri
muncul.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi
klien tidak ada diet khusus.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).

20
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 6A dinilai
dari hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga.Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruangRajawali 6A.
Berikut merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan
keluarga menggunakan quisioner tingkat kepuasan:
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √
sebagai pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √
perawatan
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √
dalam melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √

21
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √
membutuhkan bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter √
melakukan pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √
memantau keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √
keluarga sebelum melakukan tindakan
Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan
selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Rajawali 6A.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Ny.S dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan

22
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien.
Interdisiplin, pengaturan jadwal, persiapan ke pasien waktu yang tidak
tepat, perhitungan SDM karena adanya alasan ketidak sesuaian jumlah
perawat dan pasien
b. Pendukung
Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian
Dalam Pengelolaan Pasien
a. HambatanDefisiensi pengetahuan klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien
2) Keluarga pasien lain yang ikut membantu
3) Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang
dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi klien.
4) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP
yang ada.
5) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
klien.Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul.

23
LAMPIRAN
1. Hak Pasien
Hak-hak pasien selama perawatan di RSUP dr. Kariadi adalah
sebagai berikut.
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

24
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

25
TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat RSUP dr. Kariadi
Semarang:
a. Pasien, penunggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 11.00 – 12.30 WIB
2) Sore pukul: 16.30 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasientanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

26

Anda mungkin juga menyukai