Anda di halaman 1dari 3

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI dan

SADANIS
OKTOBER merupakan "Bulan Peduli Kanker Payudara" yang secara visual ditandai
dengan “pink ribbon” (pita pink), lambang internasional untuk menunjukkan dukungan
moral dan solidaritas terhadap wanita penderita kanker payudara. Warna pink sendiri
secara global dianggap warna feminin, melambangkan kepedulian, kasih sayang,
kecantikan, dan kebaikan. Di negera Barat terutama Amerika Utara, bulan Oktober
ditandai dengan melubernya warna pink di mana-mana sebagai dukungan terhadap
gerakan peduli kanker payudara.

Kanker payudara merupakan salah satu prevalensi kanker tertinggi di Indonesia, yaitu
50 per 100.000 penduduk  dengan angka kejadian tertinggi di D.I Yogyakarta sebesar
24 per 10.000 penduduk sesuai informasi dari Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan
oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2013.  Sementara itu,  kanker payudara
termasuk dalam 10 penyebab kematian terbanyak pada perempuan di Indonesia
dengan angka kematian 21,5 per 100.000 penduduk. 
Faktor yang dapat memicu kanker payudara antara lain perokok aktif dan pasif; pola
makan buruk; usia haid pertama di bawah 12 tahun; perempuan tidak menikah;
perempuan menikah tidak memiliki anak; melahirkan anak pertama pada usia 30
tahun; tidak menyusui; menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi
hormonal dalam waktu lama; usia menopause lebih dari 55 tahun; pernah operasi
tumor jinak payudara; riwayat radiasi   dan riwayat kanker dalam keluarga.
Kanker payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini. Meskipun
demikian, kanker payudara dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat, rutin
melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang dilakukan oleh setiap
perempuan dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh tenaga kesehatan
terlatih. Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku masyarakat
dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak
pernah melakukan SADARI, sementara 46,3% pernah melakukan SADARI; dan
95,6% masyarakat tidak pernah melakukan SADANIS, sementara 4,4% pernah
melakukan SADANIS.

Kementerian Kesehatan RI menghimbau setiap perempuan untuk melakukan SADARI


dan SADANIS secara berkala dengan tujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda
abnormal pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya.

Kementerian Kesehatan RI terus menerus mengedukasi masyarakat Indonesia untuk


menghindari penyakit kanker dengan menjalankan pola hidup CERDIK (Cek
kesehatan berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet seimbang; Istirahat
cukup; Kelola stres). Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter spesialis kanker atau onkolog bila ditemukan benjolan
atau perubahan pada payudara saat melakukan SADARI atau SADANIS. Perilaku
menunda akan menjadikan sel kanker berkembang lebih ganas lagi dan mengurangi
peluang untuk sembuh.
 

Cara melakukan SADARI


Melakukan pemeriksaan payudara sendiri tidak sulit, kok. Sahabat MIKA hanya perlu
meraba dan melihat payudara sendiri sehingga perubahan fisik pada payudara dapat
diketahui lebih dini. 
Berikut ini cara-cara melakuan SADARI:
1. Berdiri tegak di depan cermin dengan lengan menjuntai ke bawah. Hal ini
dilakukan untuk memastikan apakah ada perubahan bentuk secara signifikan
pada payudara. 
2. Letakkan kedua tangan di atas kepala. Periksa bentuk dan ukuran payudara. 
3. Tempatkan kedua tangan di pinggan, lalu gerakkan lengan hingga bahu ke
depan. Posisi dapat membuat benjolan menjadi lebih terlihat. 
4. Tekan payudara secara melingkar. Perhatikan apakah ada benjolan. 
5. Tekan bagian puting secara perlahan untuk memeriksa apakah keluar cairan
yang tidak normal. 
6. Ikuti langkah nomor 4-5 tetapi dengan posisi berbaring, mengangkat lengan ke
atas, dan meletakkan bantal kecil di bawah bahu kanan.

Waktu yang tepat untuk melakukan SADARI


Pemeriksaan payudara sendiri disarankan agar dilakukan secara rutin setiap bulan
dengan ketentuan sebagai berikut: 
 Wanita yang masih haid: 7-10 hari setelah hari pertama haid
 Wanita menopause: tanggal yang sama setiap bulan

Tanda-tanda awal kanker payudara yang harus dikenali


Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. 
Adapun tanda-tanda kanker payudara (Carcinoma mammae) sehingga sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter adalah sebagai berikut: 
1. Adanya perubahan bentuk, ukuran, dan kontur pada payudara.
2. Benjolan payudara. Sebagian orang akan memiliki benjolan terasa sakit.
3. Sakit pada payudara.
4. Muncul cairan bernoda darah atau bening di puting. 
5. Retraksi puting  
6. Distorsi payudara 
7. Pembengkakan atau radang  
8. Kulit di payudara atau puting menjadi kemerahan. 

Pemeriksaan lanjutan jika menemukan tanda-tanda kanker


Apabila ibu menemui tanda-tanda tersebut, terutama benjolan atau perubahan pada
payudara saat melakukan SADARI, jangan panik. Benjolan bisa disebabkan oleh
banyak hal. Bahkan, sebagian besar kasus sebenarnya tidak selalu menandakan
penyakit yang serius. 
Meski demikian, memeriksakan diri ke dokter ketika menemukan perubahan tersebut
tetap harus dilakukan. Apalagi jika Anda memiliki riwayat keluarga yang juga
menderita kanker payudara. 
Berikut ini beberapa langkah pemeriksaan lain yang sebaiknya dilakukan: 

SADANIS 
Lakukan SADANIS atau Periksa Payudara Klinis. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter
Spesialis Bedah Onkologi sekurang-kurangnya 3 tahun sekali secara rutin, dengan
ketentuan sebagai berikut: 
 Wanita berusia 20-40: 2 tahun sekali 
 Wanita di atas 40 tahun: 1 tahun sekali 
Apabila ditemukan adanya kelainan saat dilakukan pemeriksaan SADARI juga Anda
disarankan menemui dokter untuk melakukan SADANIS. 

USG payudara dan Mammografi


Screening memakai USG Payudara dan mammografi penting dilakukan untuk
melengkapi prosedur pemeriksaan melalui SADARI dan SADANIS. Apalagi, tak jarang
seseorang menyadari payudaranya memiliki masalah, ketika muncul benjolan yang
berukuran cukup besar (kurang lebih 1 cm).
USG payudara dan mammografi dilakukan sesuai dengan usia. USG Payudara untuk
wanita yang berusia di bawah 40 tahun. Sementara mamografi untuk wanita berusia
di atas 40 tahun. 
Kemudian, pemeriksaan disarankan untuk diulang setiap 2-3 tahun, atau setiap tahun
untuk wanita beruusia 50 tahun. 

Sumber :
1. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/deteksi-dini-kanker-payudara
2. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/deteksi-
dini-kanker-payudara-dapat-dilakukan-dengan-sadari-dan-sadanis

Anda mungkin juga menyukai