Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN PAYUDARA

SENDIRI (SADAR)
Pemeriksaan SADARI adalah pemeriksaan yang
dilakukan seorang wanita untuk menemukan benjolan
atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan
utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu
mengidentifikasi perubahan abnormal pada payudara
sehingga dapat lebih cepat dilaporkan kepada tenaga
kesehatan (ACS, 2010).
SADARI merupakan deteksi dini kanker payudara yang
paling banyak dianjurkan bagi setiap wanita. Tindakan
ini sangat penting karena hampir 85 persen benjolan di
payudara wanita ditemukan oleh penderita sendiri.
Caranya sangat mudah karena dilakukan oleh diri
sendiri dan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.
Siapa yang Perlu Melakukan SADARI?
1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan
3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan
payudara sendiri (SADARI)setiap bulan.
4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan
mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.
5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun : a. Mamogram awal atau dasar
antara usia 35 sampai 40 tahun. b. Melakukan pengujian payudara pada
dokter setiap 3 tahun.
6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan
payudara pada dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.
7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara
pada dokter dan mamogarfi setiap tahun
TUJUAN SADARI
1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker
payudara, bukan untuk mencegah kanker
payudara. Dengan adanya deteksi dini maka
kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium
awal sehingga pengobatan dini akan
memperpanjang harapan hidup penderita kanker
payudara.
2. Menurunkan angka kematian penderita karena
kanker yang ditemukan pada stadium awal akan
memberikan harapan hidup lebih lama.
Tahap 1. Melihat Bentuk Payudara di Cermin
Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit
payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua
lengan lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran
payudara. Normal, jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian,
perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah
tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara
berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting
yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik
ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.
Tahap 2. Periksa Payudara degan Diangkat Kedua Tangan

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan


maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap
otot atau fascia dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara.
Kembali amati perubahan bentuk puting atau permukaan kulit
menjadi kasar.perubahan yang terjadi pada payudara Anda,
seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan,
Tahap 3. Berdiri di Depan Cermin Tangan ke
Samping
Berdiri tegak didepan cermin dengan
tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan
badan ke kanan dan kiri untuk melihat
perubahan pada payudara.
Tahap 4. Menegangkan Otot Bagian Depan dengan Berkecak
Pinggang
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak
pinggang / tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk
menegangkan otot di daerah axilla. Lalu perhatikan
apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi
demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada
perubahan yang mencurigakan perubahan atau kelainan
atau puting.
Tahap 5. Persiapan Melakukan SADARI

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan


membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah
kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan.
Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau
penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan
Circular membentuk sudut 90 derajat.
Tahap 6. Pemeriksaan Payudaradengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang


selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah
antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan
tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan
tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-
lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap
tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan
terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan
meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
Tahap 7.Pemeriksaan Payudara degan Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke
puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan
ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian
bawah areola mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam
dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari
posisi jan 12.00 pada bagian puting susu.
Tahap 8. Pemeriksaan Cairan di Puting payudara

Menggunakan kedua tangan anda kemudian


tekan payudara untuk melihat adanya cairan
abnormal dari puting payudara.
Tahap 9. Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping


dan rasakan ketiak Anda ke samping dan
rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah
teraba benjolan abnormal atau tidak.
Apa yang Kita Lakukan Bila Menemukan
Benjolan?
Menurut Nisman (2011) dan Mulyani (2013) SADARI baru
dilakukan oleh sebgian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25%
sampai 30% wanita yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri
dengan baik dan teratur setiap bulannya. Umumnya langkah ini
dihindari karena menimbulkan bayangan menakutkan.
Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah
untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan
besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan, bisa
diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang kedua
adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan
membuat benjolan menegcil, sebaliknya justru dapat membuat masalah
menjadi lebih berat jika benjolan ini merupakan masalah atau penyakit.
Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan Mamografi,
Biopsi, Mammorgram Diagnostik.
KANKER PAYUDARA
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara
atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan
benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah
kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya
tidak beraturan dan dapat digerakkan.Kanker payudara pada
umumnya menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak
menutup kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-
laki, walaupun kemungkinan juga dapat menyerang kaum
laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu 1:1000. Kanker
payudara ini adalah salah satu jenis kanker yang juga
menjadi penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia,
termasuk di Indonesia.
Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi
menjadi dua,yaitu:
1. Kanker Payudara Invasif , sel kanker merusak saluran serta
dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan
konektif disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif /
menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul
limfe atau organ lain dalam tubuh.
2. Kanker Payudara Non-Invasif, Sel kanker terkunci pada
saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan
konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ
merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling
umum terjadi sedangkan LICS/Lobular Carcinoma In Situ
lebih jarang terjadi justru lebih diwaspadai karena
merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara
GEJALA KANKER PAYUDARA
1. Ditemukannya benjolan pada payudara yang tidak hilang
dan permanen biasanya tidak sakit dan terasa keras bila
disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau sekitar
ketiak.
2. Perubahan pada payudaraBiasanya gejala yang terjadi
ialah berubahnya ukuran, bentuk payudara dan puting.
3. Puting mengeluarkan cairanPada puting seringkali
mengeluarkan cairan (nipple discharge) seperti darah,
tetapi juga terkadang juga berwarna kuning, kehijau-
hijauan berupa nanah.
4. Pembengkakan pada payudara.
TANDA KANKER PAYUDARA
1. Berkurangnya berat badan tanpa diketahui penyebabnya.
2. Demam yang berlebih sering terlihat dalam tahap-tahap
lanjut, terutama bila kanker mempengaruhi sistem
kekebalan dan mengurangi pertahanan terhadap infeksi.
3. lelah yang berlebihan.
4. Rasa nyeri yang muncul di tempat-tempat tertentu, yang
merupakan sistem tahap lanjut penyakit kanker.
5. Perubahan warna kulit menguning, memerah, gatal-
gatal, atau pertumbuhan rambut berlebihan
Penyebab Kanker Payudara
1. Faktor Usia
2. Faktor Genetik
3. Penggunaan hormon estrogen
4. Gaya hidup yang tidak sehat
5. Perokok pasif
6. Penggunaan kosmetik
7. Penggunaan Pil KB
Faktor Resiko Kanker Payudara
1. Faktor Reproduksi
2. Riwayat kesehatan personal
3. Lokasi geografis dan ras
4. Status perkawinan
5. Paritas
6. Riwayat menstruasi
7. Riwayat keluarga
8. Obesitas
9. Penyakit payudara lain
10.Terpapar radiasi
11.Mengkonsumsi alkohol
Upaya Pencegahan Kanker Payudara
1. Pencegahan primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang
sehat melalui upaya untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor
risiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini, SADARI serta melaksanakan ola hidup
sehat untuk mencegah penyakit kanker payudara.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Pada setiap wanita yang normal serta memiliki siklus haid normal,
mereka merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan ini dilakukan
dengan melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang diklaim
memiliki akurasi 90% tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita
yang sehat itu tidak baik karena payudara. Sehingga mammografi dengan pertimbangan.
3. Pencegahan tertier
Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahakan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Dengan penangganan yang tepat penderita kanker payudara
sesuai dengan stadium kanker dengan tujuan untuk mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penaykit serta
meneruskan pengobatan (Mulyani, 2013)

Anda mungkin juga menyukai