Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIK CARE PENYAKIT ISPA

Dosen Pengampuh : Drs. Asrizal, Apt, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Abida Rosbiha (2202614001)


2. Andhella Nursavitri (2202614003)
3. Bella Astarika (2202614117)
4. Caca Hidayani (2202614005)
5. Cici Dwi Maryanti (2202614006)
6. Deskia Tiara (2202614010)
7. Erva Sulistiawati (2202614120)
8. Deby Satria

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BHAKTI HUSADA

KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Farmakokinetik care
penyakit (ISPA) Infeksi Saluran Pernafasan Akut “ dengan lancar. Dalam makalah ini penulis
mencoba menjelaskan secara lebih dalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ISPA.
Berbagai kendala dan masalah banyak dijumpai selama penyusunan, tetapi berkat bimbingan,
bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan
dengan baik.
Oleh karena itu ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Dosen pengajar yaitu
Bapak Drs. Asrizal, Apt, M.Kes serta teman-teman yang telah banyak membantu dan
memberikan sumbangan pikiran maupun tenaga dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................I

KATA PENGANTAR.......................................................................................................II

DAFTAR ISI......................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Pengertian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)....................................................5
2.2 Proses Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Saluran.................................................5
2.3 Klasifikasi ISPA............................................................................................................5
2.4 Faktor Resiko.................................................................................................................6
2.5 Pencegahan ISPA Menurut Depkes RI, (2002..............................................................7
2.6 Spesiat Obat yang Beredar............................................................................................7
2.7 Fase Perjalanan Obat di Dalam Tubuh..........................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) termasuk flu, renitis akut, sinusitis, tonsillitis akut
dan laryngitis akut. Pilek adalah tipe infksi saluran nafas atas yang paling seering ditemukan.
Orang dewasa rata-rata akan terserang flu 2-4 kali dalam setahun, dan anak-anak rata-rata 4-12
kali pertahun. Insidennya bervariasi menurut musim, kira-kira 50 % dari penduduk akan
mendapat penyakit ini pada musim dingin dan 25 % pada musim panas. Biasanya, flu tidak
dianggap sebagai penyakit yang berbahaya; tetapi penyakit ini menyebabkan rasa tidak nyaman
baik secara fisik maupun mental dan menyebabkan penderita tidak bekerja atau tidak masuk
sekolah.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun dengan beberapa tujuan dibuatnya makalah Farmakologi ini, yaitu :
1. memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah farmakologi dan juga sebagai
pembelajaran bagi kami
2. Sebagai pelengkap bagi mahasiswa dan pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar
untuk mata kuliah Farmakologi.
3. Memberikan tuntunan bagi mahasiswa yang sedang mempelajari materi tentang “Obat Saluran
Pernafasan”.
4. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih efektif dan efesien
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)


Menurut DepKes RI (1998) Istilah ISPA mengandung 3 unsur, yaitu infeksi, saluran
pernafasan, dan akut.
Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara
anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan
paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan
dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. Berdasarkan definisi-definisi di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil
menyerang alatalat tubuh yang dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu
kerongkongan, tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak
lebih dari 14 hari.
Saluran pernafasan terdiri dari 2 bagian utama :
1. Saluran pernafasan atas
2. Saluran pernafasan bawah
 Jenis-jenis infeksi saluran pernafasan atas : batuk pilek, faringitis, sinusitis, dan toksilitis.
 Jenis infeksi saluran pernafasan bawah : asma, bronchitis kronik, emfisema, bronkioklialis

2.2 Proses Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan


Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia,
udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembutkan. Partikel debu
yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu
yang halus akan terjerat dalam membran mukosa. Gerakan silia mendorong membran mukosa ke
posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap pernafasan dapat menyebabkan
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan
meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan makrofage di saluran
pernafasan. Akibat dari dua hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda
asing tertarik dan bakteri tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan
memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan

2.3 Klasifikasi ISPA


Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :
a. ISPA ringan Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek
dan sesak.
b. ISPA sedang ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 39oC dan
bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.
c. ISPA berat Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan
menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.

2.4 Faktor resiko


Faktor resiko timbulnya ISPA menurut Dharmage (2009) :
a. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri dari 3 aspek yaitu :
1) Jenis kelamin
Bila dibandingkan antara orang laki-laki dan perempuan, laki-lakilah yang banyak terserang
penyakit ISPA karena mayoritas orang lakilaki merupakan perokok dan sering berkendaraan,
sehingga mereka sering terkena polusi udara.
2) Usia
Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang penyakit ISPA. Hal ini
disebabkan karena banyaknya ibu rumah tangga yang memasak sambil menggendong anaknya.
3) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesehatan, karena
lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan yang kurang di
masyarakat akan gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang
datang kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti
bagaimana cara serta pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit ISPA.

b. Faktor Biologis
Faktor biologis terdiri dari 2 aspek yaitu :
1) Status gizi
Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga mencegah atau terhindar dari penyakit
terutama penyakit ISPA. Misal dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan
memperbanyak minum air putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang cukup. Karena
dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan semakin 13 menigkat, sehingga dapat
mencegah virus ( bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh.
2) Faktor rumah Memenuhi syarat-syarat rumah yang sehat.

c. Faktor Polusi
Adapun penyebab dari faktor polusi terdiri dari 2 aspek yaitu:
1) Cerobong asap
Cerobong asap sering kita jumpai diperusahaan atau pabrik-pabrik industri yang dibuat
menjulang tinggi ke atas (vertikal). Cerobong tersebut dibuat agar asap bisa keluar ke atas
terbawa oleh angin. Cerobong asap sebaiknya dibuat horizontal tidak lagi vertikal, sebab gas
(asap) yang dibuang melalui cerobong horizontal dan dialirkan ke bak air akan mudah larut.
Setelah larut debu halus dan asap mudah dipisahkan, sementara air yang asam bisa dinetralkan
oleh media Treated Natural Zeolid (TNZ) yang sekaligus bisa menyerap racun dan logam berat.
Langkah tersebut dilakukan supaya tidak akan ada lagi pencemaran udara, apalagi hujan asam.
Cerobong asap juga bisa berasal dari polusi rumah tangga, polusi rumah tangga dapat dihasilkan
oleh bahan bakar untuk memasak, bahan bakar untuk memasak yang paling banyak
menyebabkan asap adalah bahan bakar kayu atau sejenisnya seperti arang.
2) Kebiasaan merokok
Satu batang rokok dibakar maka akan mengelurkan sekitar 4.000 bahan kimia seperti nikotin, gas
karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen cianida, ammonia, acrolein, acetilen, benzol
dehide, urethane, methanol, conmarin, 4-ethyl cathecol, ortcresorperyline dan lainnya, sehingga
di bahan kimia tersebut akan beresiko terserang ISPA.

d. Faktor timbulnya penyakit


Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit :
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, sehat atau tidaknya lingkungan kesehatan, individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri.
Disamping itu, derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya membuat ventilasi
rumah yang cukup untuk mengurangi polusi asap maupun polusi udara, keturunan, misalnya
dimana ada orang yang terkena penyakit ISPA di situ juga pasti ada salah satu keluarga yang
terkena penyakit ISPA karena penyakit ISPA bisa juga disebabkan karena keturunan, dan dengan
pelayanan sehari-hari yang baik maka penyakit ISPA akan berkurang dan kesehatannya sedikit
demi sedikit akan membaik, dan pengaruh mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

2.5 Pencegahan ISPA Menurut Depkes RI, (2002)


Pencegahan ISPA antara lain :
a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar dari
penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan
empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat
yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang
sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus /
bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.

b. Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.

c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan


Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi asap
dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup
asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat 15
memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.

d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA Infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA)
Penyakit ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit
penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya
berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang
di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan
yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran
antara bibit penyakit).

2.6 Spesiat Obat yang Beredar


 Amoxicillin
Sediaan : Tablet, kapsul, sirup, obat tetes, suspensi, dan injeksi.
Kelompok Obat : Antibiotik golongan penicillin

 Doksisiklin
Sediaan : Kapsul.
Kelompok Obat : Antibiotik golongan tetrasiklin

 Kotrimoksazol
Sediaan : Tablet, sirup, suspensi.
Kelompok Obat : Antibiotik

 Eritromisin
Sediaan : Tablet
Kelompok Obat : Antibiotik makrolid

 Streptomisin
Sediaan : puyer, injeksi
Kelompok Obat : Antibiotik aminoglikosida

2.7 Fase Perjalanan Obat Dalam Tubuh


Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Eksresi (ADME)
Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap dasar perjalanan obat dalam tubuh:
penyerapan/absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini disingkat ADME.
Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni farmasetika (pra-formulasi dan
formulasi obat), biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga obat terlepas dari
pembawanya hingga akan diabsorbsi), farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang
akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh), farmakodinamika (interaksi
obat-reseptor obat, fase metabolisme dan eksresi obat).
Fase PerjalananObat Padat dan Cair Dalam Tubuh

1. Pemberian Obat Padat


Obat dimasukkan melalui oral yg di bantu di dorong oleh air, lalu akan diantarkan melalui
saluran pencernaan dan diabsorbsi melalui pembuluh darah khusus menuju ke hati, di mana
sejumlah besar obat dapat dihancurkan oleh enzim metabolik pada apa yang disebut “lintas
pertama obat/first fast effect.”. Setelah obat diserap, tahap berikutnya adalah distribusi. Pada
umumnya aliran darah akan membawa obat-obatan ke seluruh tubuh. Banyak faktor yang
mempengaruhi distribusi, seperti kehadiran molekul protein dan lemak dalam darah yang dapat
menempatkan molekul obat terikat untuk membawa ketempat yang dituju, setelah obat telah
didistribusikan ke seluruh tubuh dan telah melakukan tugasnya, obat akan pecah, atau
dimetabolisme. Penguraian dari molekul obat biasanya melibatkan dua langkah yang terjadi
sebagian besar di pabrik pengolahan kimia tubuh, yakni hati. Setelah enzim hati menyelesaikan
pekerjaannya dalam membuat metabolit obat, selanjutnya akan mengalami tahap akhir waktu
dalam tubuh, yakni ekskresi dimana jika obat tersebut dibutuhkan oleh tubuh maka akan di
simpan begitu pun sebaliknya jika obat tidak di butuhkan oleh tubuh maka akan di keluarkan
melalui urine atau feses.

2. Pemberian Obat Cair (Melalui Injeksi)


Obat tidak lagi melalui proses penyerapan terlebih dahulu di sistem pencernaan untuk mencapai
pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh karena obat langsung di distribusikan, aliran
darah yg akan membawa obat-obatan ke seluruh tubuh. Setelah obat telah didistribusikan ke
seluruh tubuh dan telah melakukan tugasnya, obat akan pecah, atau dimetabolisme. Penguraian
dari molekul obat biasanya melibatkan dua langkah yang terjadi sebagian besar di pabrik
pengolahan kimia tubuh, yakni hati. Setelah enzim hati menyelesaikan pekerjaannya dalam
membuat metabolit obat, selanjutnya akan mengalami tahap akhir waktu dalam tubuh, yakni
ekskresi Dimana jika obat tersebut dibutuhkan oleh tubuh maka akan di simpan begitu pun
sebaliknya jika obat tidak dibutuhkan oleh tubuh maka akan dikeluarkan melalui urine atau feses.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ISPA adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang alat-alat tubuh
yang dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan, tenggorokan,
batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Etiologi ISPA
terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus, riketsia dan jamur. Bakteri penyebab ISPA antara lain
adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan
Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain. Tanda dan gejala ISPA
banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak nafsu makan),
vomitus (muntah), photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara
nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia
(kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan
mengakibatkan kematian.

Pencegahan ISPA:
a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
b. Imunisasi
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

Fase Perjalanan Obat Dalam Tubuh


Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Eksresi (ADME)
Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap dasar perjalanan obat dalam tubuh:
penyerapan/absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini disingkat ADME.
Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni farmasetika (pra-formulasi dan
formulasi obat), biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga obat terlepas dari
pembawanya hingga akan diabsorbsi), farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang
akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh), farmakodinamika (interaksi
obat-reseptor obat, fase metabolisme dan eksresi obat).

3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan bagi mahasiswa/ i dapat mengetahui tentang
Farmakokinetik care penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan kami sebagai
penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Farmakologi dan Terapi edisi 5. Departemen farmakologi dan terapeutik


fakultas kedokteran universitas Indonesia 2007.
Mansjoer, Arif dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 1 Fakultas Kedokteran UI.
Jakarta: Media Aesculapius
Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008.
rs/ispa-farmakologi-ii_compress%20(1)%20(2).pdf

Anda mungkin juga menyukai