Anda di halaman 1dari 3

Tugas Jurnal 2 (dr. Nur Ridha Ayuni /No.

Urut 13)

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi secara
dini adanya Kanker Payudara, sehingga diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya
kecil dan punya peluang lebih besar untuk sembuh. Upaya ini sangat penting, sebab apabila Kanker
Payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan yang
cukup tinggi (80-90%).
Penemuan dini dimulai dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau
adanya kelainan di payudara mereka sendiri, dengan cara memasyarakatkan program SADARI bagi
semua perempuan dimulai sejak usia subur. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi
(hari ke-7-10, terhitung mulai hari-pertama haid). Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20
tahun.
Pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan memeriksa payudaranya sendiri (SADARI) dan
pemeriksaan klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (SADANIS). Bila dibutuhkan, akan
dilakukan foto rontgen payudara yang disebut Mammografi dan pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Tahapan pemeriksaan SADARI :


1. Perhatikan kedua payudara. Berdirilah di depan cermin dengan tangan di sisi tubuh dan lihat
apakah ada perubahan pada payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran, bentuk atau warna
kulit, atau jika ada kerutan lekukan seperti lesung pipi pada kulit.

2. Perhatikan kembali kedua payudara sambil mengangkat kedua tangan di atas kepala, dilanjutkan
dengan meletakkan kedua tangan di pinggang sambil menekan agar otot dada berkontraksi.
Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung seimbang.

3. Dengan lembut tekan masing-masing puting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk melihat
apakah ada cairan yang keluar. Kemudian, dilakukan perabaan payudara. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan sambil berdiri atau berbaring. Jika memeriksa payudara sambil berbaring, diletakkan
sebuah bantal di bawah pundak sisi payudara yang akan diperiksa.

4. Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri dengan
ketiga jari tengah (ujung jari telunjuk, tengah, manis). Mulailah dari daerah puting susu dan
gerakan ketiga jari tersebut dengan gerakan memutar di seluruh permukaan payudara.

5. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Pastikan untuk memeriksa daerah yang berada
di antara payudara, di bawah lengan dan dan di bawah tulang selangka. Angkat lengan ke atas
kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri.

6. Jika payudara biasanya memiliki benjolan, harus diketahui berapa banyak benjolan yang teraba
beserta lokasinya. Bulan berikutnya, harus diperhatikan apakah terdapat perubahan ukuran
maupun bentuk benjolan tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pemeriksaan Payudara Klinis Oleh Tenaga Medis Terlatih (SADANIS).

Untuk perempuan yang mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan dilaksanakan
SADANIS sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada kemungkinan keganasan. Pada perempuan berusia
di atas 40 tahun, dilakukan SADANIS setiap tahun. Disadari bahwa upaya skrining yang ideal yaitu
dengan cara pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) oleh tenaga terlatih, dilanjutkan dengan
pemeriksaan USG dan atau Mammografi.
Pada saat melakukan pemeriksaan klinis, petugas kesehatan juga melakukan motivasi dan
edukasi terhadap klien agar dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara benar dan teratur
sebulan sekali setelah menstruasi.

Tahapan dalam pemeriksaan payudara (Clinical Breast Examination)


Tindakan Inspeksi
1.) Lihatlah bentuk dan ukuran payudara. Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting
atau kerutan atau lekukan pada kulit. Walaupun beberapa perbedaan dalam ukuran payudara
bersifat normal, ketakberaturan atau perbedaan ukuran dan bentuk dapat mengindikasikan adanya
massa. Pembengkakan, kehangatan atau nyeri yang meningkat pada salah satu atau kedua
payudara dapat berarti adanya infeksi, khususnya jika si Ibu sedang menyusui.

2.) Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya (misalnya apakah
kedua payudara menggantung secara seimbang? Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri
pada kulit dan apakah keluar cairan dari puting.

3.) Minta Ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala, kemudian menekan kedua tangan
di pinggang untuk mengencangkan otot dadanya (pectoral). setiap posisi, periksa ukuran, bentuk
dan simetri, lekukan puting atau kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan. (kedua posisi
tersebut juga dapat terlihat ceruk atau lekukan pada kulit jika ada.) Kemudian minta Ibu/klien
untuk membungkukkan badannya ke depan untuk melihat apakah kedua payudara tergantung
secara seimbang.

Tindakan Palpasi

1.) Minta klien untuk berbaring di meja periksa.

2.) Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang akan diperiksa akan
membuat jaringan ikat payudara menyebar sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara.

3.) Letakkan kain bersih di atas perut Ibu/klien.

4.) Letakkan lengan kiri Ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk melihat apakah tampak
sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah terdapat lipatan atau lekukan.

5.) Dengan menggunakan permukaan tiga jari tengah anda, lakukan palpasi payudara dengan
menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi terluar payudara .Tekan jaringan ikat payudara
dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara bertahap pindahkan
jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan
apakah terdapat benjolan atau nyeri (tenderness).

6.) Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara dengan lembut Lihat
apakah keluar cairan: bening,keruh, atau berdarah. Cairan keruh atau berdarah yang keluar dari
puting harus ditulis dalam catatan Ibu/klien. Walaupun cairan keruh dari salah satu atau kedua
payudara dianggap normal sampai selama 1 tahun setelah melahirkan atau berhenti menyusui, hal
tersebut jarang disebabkan karena kanker, infeksi atau tumor atau kista jinak.

7.) Ulangi langkah tersebut pada payudara sebelah kiri.


8.) Jika ada keraguan tentang temuan (misalnya apakah terdapat benjolan) ulangi langkah-langkah
dimana Ibu duduk dengan kedua lengan di sisi badannya.
9.) Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara, minta Ibu duduk dan mengangkat lengan kirinya
setinggi bahu. Bila perlu, minta Ibu meletakkan tangannya di bahu Anda. Tekan sisi luar dari
otot dada sambil bertahap menggerakkan jari-jari ke pangkal ketiak untuk memeriksa apakah
terdapat pembesaran kelenjar getah bening (lymphnodes) atau kekenyalan. Penting untuk
melakukan palpasi pada pangkal payudara karena di sini biasanya terdapat kanker.

10.)Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kiri.

11.)Setelah selesai melakukan pemeriksaan, minta Ibu untuk memakai pakaian kembali

12.)Jelaskan temuan kelainan dan, jika ada, hal yang perlu dilakukan. Jika pemeriksaan sepenuhnya
normal, katakan bahwa semua normal dan sehat dan waktunya untuk kembali melakukan
pemeriksaan (misalnya tiap tahun atau jika Ibu menemukan adanya perubahan pada pemeriksaan
payudara sendiri).

13.)Peserta mencatat temuan: Perubahan ukuran dan bentuk payudara, lipatan atau cekungan (dimple)
pada kulit payudara, benjolan atau penebalan di dalam atau dekat payudara atau daerah bawah
lengan (jika benjolan halus atau seperti karet dan bergerak di bawah kulit ketika ditekan dengan
jari, tidak perlu khawatir. Tetapi, jika benjolan keras, memiliki bentuk yang tak rata dan tidak
terasa sakit, khususnya jika benjolan tersebut hanya berada pada salah satu payudara dan tidak
bergerak ketika ditekan), jika terdapat benjolan maka catat berapa banyak benjolan yang teraba
dan lokasinya, ada atau tidak cairan dari puting yang tampak seperti darah atau nanah dan
temuan-temuan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai