Anda di halaman 1dari 13

Tugas Pengayaan Endokrinologi

Metabolisme Iodium dan Gangguannya

Nama : Herdiana E. S, Ridha K. Tejasari

Pembimbing : dr. Ryadi Fadil, Sp(A) K

Pendahuluan

Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang menghasilkan hormon tiroid. Hormon ini
memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan diferensiasi sebagian besar organ, termasuk
otak. Akibatnya, defisit hormon tiroid dan atau iodin selama masa awal kehidupan akan
mengakibatkan tidak hanya hipometabolisme melainkan juga kerusakan otak, yang
bermanifestasi sebagai retardasi mental ireversibel. Kelebihan hormon tiroid selama masa kritis
perkembangan otak juga akan mengakibatkan perubahan dalam pertkembangan otak dan mental.

Anatomi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak pada tingkat C5-T1, tepat di bawah prominensia laring , di dekat
kartilago tiroid dan di sebelah anterior trakea, tertutup oleh lapisan otot leher. Tiroid adalah salah
satu kelenjar endokrin terbesar , beratnya 10-20 gram, berbentuk kupu-kupu.

www.experiencefestival.com

1
Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid

Unit fungsional kelenjar tiroid ialah folikel, berbentuk sferoid yang terdiri dari koloid
yang dikelilingi oleh sel folikel dan membran basal. Hormon tiroid disintesis dalam tingkat sel
dan disimpan dalam tiroglobulin, glikoprotein yang merupakan konstituen utama dalam koloid.
Folikel ini berhubungan dekat dengan pembuluh darah, pembuluh limfe dan ujung saraf
adrenergik. Ukuran dan bentuk folikel dan sel epitel bervariasi tergantung tingkat stimulasi tiroid
oleh tirotropin (thyroid stimulating hormone, TSH) dan faktor lain. Di bawah keadaan istirahat
normal, sel epitel datar dan terdapat banyak koloid. Dalam keadaan stimulasi, sel epitel
hiperplastis dan berbentuk kolumner, koloid sedikit. Di antara sel folikuler terdapat sel
parafolikuler atau sel C, yang berasal dari neurogenik, mensekresikan kalsitonin.

www.histol.chuvasia.com

Gambar Folikel Kenlenjar Tiroid

2
1. Dinding folikel tiroid, terdidi atas sel tiroid
2. Lumen folikel tiroi, terisi dengan koloid
3. Pembuluh darah
4. Sel parafolikluler (sel C)

Pembentukan Hormon Tiroid

Kira-kira 93 persen hormon-hormon aktif metabolisme yang disekresikan oleh kelenjar


tiroid adalah tiroksin dan 7 persen adalah triiodotironin. Akan tetapi hampir semua tiroksin
akhirnya akan diubah menjadi triiodotironin di dalam jaringan, sehingga secara fungsional
keduanya penting. Secara kualitatif, fungsi kedua hormon sama tetapi keduanya berbeda dalam
kecepatan dan intensitas kerja. Triiodotironin kira-kira empat kali lebih kuat daripada tiroksin,
namun jumlahnya di dalam darah jauh lebih sedikit dan keberadaannya jauh lebih singkat
daripada tiroksin.

Metabolisme Iodin

Iodin adalah konstituen utama hormon tiroid. Kekurangan dan kelebihan iodin yang berat
akan mengakibatkan kegagalan tiroid dan hipotiroidisme. Iodin dalam diet (I2) diubah dalam
saluran cerna menjadi iodida (I-), yang dengan cepat diabsorbsi ke dalam darah. Sebagian besar
iodida tersebut dikeluarkan oleh ginjal, tetapi hanya seperlimanya dipindahkan dari sirkulasi
darah oleh sel-sel kelenjar tiroid secara selektif melalui transpor aktif untuk sintesis hormon
tiroid.

Langkah sintesis dan pelepasan hormon tiroid adalah sebagai berikut:

1. Mekanisme pengkonsentrasian iodida


Iodida diangkut dari darah ke dalam sel-sel folikuler. Membran basal tiroid
memiliki kemampuan spesifik untuk memompa secara aktif ke bagian dalam sel.
Kemampuan ini desebut sebagai penjeratan iodida. Dalam keadaan normal pompa iodida
ini menghasilkan gradien konsentrasi tiroid/serum sebesar 20-40 kali. Gradien ini akan
meningkat ratusan kali lipat ketika kelenjar tiroid dstimulasi oleh diet rendah iodin, TSH
atau obat-obatan yang stimulator tiroid.
2. Sintesis tiroglobulin
Sel folikuler mensintesis tiroglobulin, yang disekresikan secara eksositosis ke
dalam lumen folikel, dimana tiroglobulin menjadi substrat bagi serangkaian reaksi yang
dikatalisasi oleh tioperoksidase dan membutuhkan iodida dan hidrogen peroksida. Berat
molekulnya sebesar 335.000. Tiroglobulin ini adalah prekursor hormon tiroid yang
memungkinkan penyimpanan iodin dan penyimpanan residu tirosil dengan pengikatan
secara kovalen ke dalam struktur protein.
3. Organifikasi iodida yang telah terjerat dan coupling iodotirosin
Tahap pertama yang penting dalam pembentukan hormon tiroid adalah perubahan
ion iodida menjadi bentuk iodium yang teroksidasi, baik iodium nascent (I0) atau I3- yang

3
selanjutnya mampu langsung berikatan dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi ini
ditingkatkan oleh enzim peroksidase pada bagian apikal membran sel atau melekat pada
membran sel.
Penambahan iodin yeng telah teroksidasi ke dalam asam amino tirosin di dalam.
molekul tiroglobulin disebut sebagai iodinasi tirosin. Jumlah dan tingkat iodinasi
tiroglobulin tergantung pada aktivitas kelenjar.
Tirosin mula-mula diiodinasi menjadi monoiodotirosin (MIT) dan selanjutnya
menjadi diiodotirosin (DIT). Kemudian selama beberapa menit, jam, dan bahkan hari
berikutnya, semakin banyak sisa DIT yang saling bergandengan coupling satu sama lain.
DIT dan MIT bergabung menjadi tiroksin dan DIT dengan DIT bergabung menjadi T3.
Enzim peroksidase mengkatalisasi proses coupling.
4. Sekresi hormon tiroid
Tiroglobulin disimpan di dalam koloid setelah iodinasi dan coupling terjadi di
dekat membran apikal sel. Sebelum hormon tiroid dilepaskan, droplet koloid harus
disatukan ke dalam sel folikel melalui endositosis, yang berada di bawah kontrol TSH.
Permukaan apikal sel folikel menjulurkan pseudopod mengelilingi sebagian kecil koloid
sehingga terbentuk vesikel pinositik yang masuk ke bagian apeks sel-sel folikel.
Kemudian lisosom segera bergabung dengan vesikel-vesikel ini membentuk vesikel-
vesikel digestif (fagolisosom), di mana tiroglobulin dihidrolisis dan tiroksin serta T3
dilepaskan dari tiroglobulin. MIT, DIT, T3 dan T4 dalam fagolisosom dilepaskan ke
dalam sel folikel.
5. Deiodinasi iodotirosin dan resirkulasi iodida intratiroidal
Setelah pencernaan enzimatik, T3 dan T4 dilepaskan dan terjadi difusi dari sel
folikel ke dalam pembuluh kapiler tiroid. MIT dan DIT dilepaskan dideiodinasi di bawah
pengaruh deiodinase. Iodida yang dilepaskan memasuki pool iodida dan kembali
digunakan melalui proses organifikasi untuk sintesis hormon yang baru.

4
Regulasi Fungsi Tiroid

Fungsi sel folikel terutama diregulasi oleh TSH dan iodida. TSH secara akut
menstimulasi pengikatan iodida ke dalam protein, coupling oksidatif iodotirosin, pelepasan
hormon tiroid dan banyak jalur intermediat metabolisme, seperti oksidasi glukosa melalui jalur
pentosa fosfat. Dengan penundaan beberapa jam, TSH meningkatkan penjeratan iodida, sintesis
RNA tiroglobulin dan protein. Bila TSH diberikan secara terus-menerus, maka TSH akan
menginduksi pertumbuhan dan multiplikasi sel.

TSH mengaktivasi adenilat siklase dan menstimulasi produksi dan akumulasi cyclic
adenosin monofosfat (cAMP). cAMP memediasi sebagian besar efek TSH pada metabolisme
tiroid. Norepinefrin dan agen adrenergik lainnya juga dapat terikat pada membran sel folikel dan
menstimulasi produksi cAMP pada manusia. Sinyal stimulasi ekstraseluler lainnya yang juga
berimplikasi pada regulasi tiroid adalah serotonin, histamin dan prostaglandin. Tetapi bahan-
bahan ini kurang efektif dibandingkan dengan TSH dan signifikansinya dalam kontrol funsi
tiroid manusia masih belum jelas. Kadar rata-rata iodida plasma juga merupakan faktor penting
dalam kontrol tiroid.

5
Kerja TSH pada kelenjar tiroid

Pengaturan Sekresi TSH

Sekresi TSH oleh hipofisis anterior diatur oleh Thyrotropin Releasing Hormone (TRH)
yang dilepaskan oleh ujung-ujung saraf eminensia hipotalamus mediana ke hipofisis anterior
dalam darah porta hipotalamus-hipofise. TRH secara langsung mempengaruhi sel-sel kelenjar
hipofise anterior unutk mengeluarkan TSH.

Salah satu rangsangn yang telah diketahui meningkatkan kecepatan sekresi TRH oleh
hipotalamus adalah rasa dingin. Rasa dingin mengakibatkan eksitasi pusat pengaturan suhu di
hipotalamus, kemudian meningkatkan pelepasan TRH dan dengan demikian sekresi TSH oleh
hipofise anterior.

Berbagai reaksi emosional juga dapat mempengaruhi pengeluaran TRH dan TSH, oleh
karena itu dapat mempengaruhi secara tidak langsung sekresi hormon tiroid. Sebaliknya rasa
gembira dan kecemasan yang merupakan kondisi yang sangat merangsang sistem saraf simpatis,
menyebabkan penurunan sekresi TSH.

6
7
Transpor dan Kerja Hormon Tiroid

Hormon tiroid muncul dalam darah berikatan dengan protein pembawa, yaitu thyroxin-
binding globulin (TBG), prealbumin atau transthyretin dan albumin. Bentuk hormon tiroid yang
terikat seimbang jumlahnya dengan bentuk bebasnya. Metabolisme perifer T4 menghasilkan T3
yang lebih poten atau rT3 (reverse T3) yang kurang poten. Binding site hormon tiroid adalah di
inti sel, membran plasma, mitokondria dan sitosol.

Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme sebagian besar jaringan tubuh. Bila
sekresi hormon ini banyak sekali, maka kecepatan metabolisme basal meningkat sampai setinggi
60-100 persen di atas nialai normal. Beberapa efek hormon tiroid:

1. Meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen


Akibat dari fungsi ini ialah meningkatnya produksi enzim protein, protein
struktural, dan protein transpor.
Sebelum bekerja pada gen untuk meningkatkan transkripsi genetik, T4
dideiodinasi menjadi T3 yang memiliki afinitas terhadap reseptor hormon tiroid sangat
besar. Sebanyak 90 persen molekul hormon tiroid yang berikatan dengan reseptor hormon
tiroid merupakan T3 dan sisanya, 10 persen merupakan T4.

8
Reseptor-reseptor hormon tiroid melekat pada rantai genetik DNA atau terletak
berdekatan dengan rantai genetik DNA. Saat berikatan dengan hormon tiroid, reseptor
menjadi aktif dan mengawali proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe
RNA messenger yang berbeda, kemudian diikuti dengan translasi RNA pada ribosom
sitoplasma untuk membentuk ratusan protein yang baru.
2. Meningkatkan pertumbuhan
Efek yang penting dari hormon tiroid adalah meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan otak salama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan
pascalahir. Bila janin tidak dapat mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup, maka
pertumbuhan dan pematangan otak sebelum dan sesudah bayi itu dilahirkan akan sangat
terbelakang dan otak tetap berukuran kecil dibandingkan dengan normal.
Hormon tiroid juga meningkatkan pertumbuhan tulang dan menutup epifise. Pada
penderita hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan snagat tertinggal. Pada penderita
hipertiroidisme, tulang tumbuh lebih cepat dan anak menjadi lebih tinggi, tetapi pada
tulang yang matang lebih cepat dan epifisenya menutup lebih cepat maka pertumbuhan
lebih singkat dan tinggi badan pada akhirnya menjadi lebih pendek.
3. Efek pada metabolisme karbohidrat
Hormon tiroid meningkatkan hampir semua aspek metabolisme karbohidrat,
meningkatkan glikolisis, glukogenesis, kecepatan absorbsi dari saluran cerna
meningkatkan sekresi insulin yang hasil akhirnya adalah peningkatan metabolisme
karbohidrat.
4. Efek pada metabolisme lemak
Meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam darah, meningkatkan oksidasi asam
lemak bebas.
5. Efek pada lemak hati dan plasma
Meningkatnya hormon tiroid menurunkan jumlah kolesterol, fodfolipid dan
trigliserida dalam darah, walaupun sebenarnya hormon ini juga meningkatkan asam
lemak bebas. Sebaliknya menurunnya produksi hormon tiroid, meningkatkan kolesterol,
fosfolipid dan trigliserida plasma dan hampir selalu menyebabkan lemak secara
berlebihan di dalam hati.
6. Efek pada laju metabolisme basal
Karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme sebagian besar sel tubuh,
maka kelebihan hormon tiroid akan meningkatkan laju metabolisme basal sampai
setinggi 60-100 persen di atas nilai normal.
7. Efek pada sistem kardiovaskular
Hormon tiroid meningkatkan aliran darah dan curah jantung, frekuensi denyut
jantung, kontraksi jantung, volume darah, dan tekanan arteri.
8. Efek pada respirasi

9
Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian oksigen
dan pembentukan karbondioksida, efek-efek ini mengaktifkan semua mekanisme yang
meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
9. Efek pada saluran cerna
Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, hormon tiroid
meningkatkan kecepatan sekresi enzim pencernaan dan pergerakan saluran cerna.
Seringkali terjadi diare pada orang dengan hipertiroidisme. Kekurangan hormon tiroid
dapat menyebabkan konstipasi.
10. Efek pada fungsi seksual
11. Efek hematopoietik
Peningkatan kebutuhan oksigen pada metabolisme seluler yang meningkat
merangsang produksi eritropoietin dan peningkatan eritropoiesis. Hormon tiroid juga
meningkatkan 2,3 difosfogliserat dalam eritrosit untuk memudahkan disosiasi oksigen
dari eritrosit untuk dipakai oleh jaringan.
12. Efek neuromuskular
Pada hipertiroidisme terjadi peningkatan turnover protein dan hilangnya oto
skeletal, yang dapat mengakibatkan miopati proksimal yang karakteristik. Terjadi
hiperefleksia.

Gangguan Metabolisme Iodium

Metabolisme iodium dalam pembentukan hormon tiroid dapat terganggu oleh bahan-
bahan antitiroid. Beberapa bahan yang dapat menekan sekresi hormon tiroid:

1. Ion tiosianat, perklorat, ion nitrat


Pompa aktif iodida juga memompa ion tiosianat, perklorat dan ion nitrat.
Sehingga pemberian ion tiosianat (atau salah satu ion lainnya) dapat menyebabkan
inhibisi kompetitif pada pompa iodida.
2. Propiltiourasil
Propiltiourasil dan senyawa lain yang serupa menceah pembentukan hormon
tiroid. Mekanismenya dengan menghambat enzim peroksidase dan coupling dua tirosin
teriodinasi untuk membentuk T3 maupun T4.
3. Kelebihan iodium
Bila iodium terdapat dalam darah dalam konsentrasi tinggi, sebagian besar
aktivitas kelenjar tiroid berkurang. Efeknya adalah berkurangnya penjeratan iodium,
kecepatan iodinasi tiroisn menurun, endositosis normal koloid dari folikel oleh sel folikel
lumpuh.

Kelaianan Kelenjar Tiroid

10
Hipotiroidisme
Dua tipe hipotiroidisme yang dikenal adalah hipotiroidisem kongenital dan
hipotiroidisme yang didapat.
1. Hipotiroidisme kongenital
Gambaran klinis klasik hipotiroid kongenital berat termasuk retardasi
pertumbuhan, gambaran bengkak dengan miksedema, hidung datar, dan jembatan hidung
yang menjorok ke dalam, makroglosia, mikrognatia, keterlambatan penutupan fontanel,
terutama fontanel posterior, rambut yang lebat, distensi abdomen dengan hernia
umbilikalis, kulit dingin, kering dan bersisik, hipotonia, mottling, ikterus neonatal
persisten, letargi, kesulitan makan dengan anoreksia, konstipasi, tangisan serak,
hipotermia. Maturasi tulang terlambat dengan osifikasi epifise terhambat.
Etiologi hipotiroidisme
Hipotiroidisme permanen kongenital
Karena abnormalitas tiroid (hipotiroidisme primer)
Defek perkembangan (disgenesis tiroid)
Agenesis tiroid (athyrosis)
Hipoplasia tiroid
Tiroid ektopik
Inborn errors biosintesis hormon tiroid
Karena abnormalitas akstratiroidal
Defek hipotalamus-hipofise
Resistensi perifer terhadap hormon tiroid
Resistensi jaringan umum
Resistensi ekstrahipofise
Resistensi hipofise isolated
Kelainan fungsi tiroid sementara
Hipotiroksinemia sementara
Hipotiroidisme primer sementara
Hipertropinemia sementara
Sindrom T3 rendah sementara pada bayi kurang bulan

Konsekuensi diagnosis dan terapi kelainan yang terlambat adalah prognosis mental yang
buruk. Bayi-bayi dengan hipotiroid sering menunjukkan tanda neurologis tambahan termasuk
spastisitas, shifting gait, inkoordinasi, pergerakan yang menyentak-nyentak, tremor kasar, dan
peningkatan refleks tendon dalam. Bahkan ketika terapi awal diberikan untuk mencegah retardasi
mental berat, seringkali sekule neuropsikologikal termasuk ketidakmampuan belajar dan motorik
halus.

11
www.netterimages.com

12
13

Anda mungkin juga menyukai