MODUL RESPIRASI
DISUSUN OLEH:
Nim : I1011161009
Kelompok :A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUGPURA
PONTIANAK
2018
BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Hasil
Didapatkan jumlah bakteri disetiap lapang pandang sebagai berikut :
13 21 12 20 11 16 12 12 17 30
23 36 20 25 38 33 11 17 26 15
Didapatkan jumlah BTA >10 di setiap lapang pandang (LP) pada 20 lapang
pandang yang diamati, dengan demikian spesimen yang diperiksa tergolong positif 3
(+++).
3.2 Pembahasan
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-
fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air)
meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri ini memilki dinding sel
berlilin karena mengandung sejumlah besar materi lipoidal oleh karena itu bakteri ini
hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan BTA (Acid-Fast Stain). Dinding sel hidrofobik
dan impermeabel terhadap pewarnaan dan bahan kimia lain pada cairan atau larutan
encer. Ketika proses pewarnaan, bakteri tahan asam ini melawan dekolorisasi dengan
asam sehingga bakteri tersebut disebut bakteri tahan asam.6
Diagnosis TB dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis
BTA pada sputum penderita. Apabila TB dapat dideteksi secara dini dan diobati dengan
tuntas maka pengidap dapat cepat menjadi non-infeksius, sembuh, serta tidak terjadi
resistensi obat. Pemeriksaan BTA diharap-kan dapat membantu mengendalikan infeksi
TB di komunitas.7
Saat melakukan pewarnaan Ziehl-Neelsen, digunakan zat warna carbol fuchsin
0,3 %, asam alkohol 3 %, dan methylen blue 0,3%. Pada pemberian warna pertama,
yaitu carbol fuchsin, BTA bersifat mempertahankannya. Carbol fuchsin merupakan
fuchsin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5%. Larutan ini memberikan warna
merah pada sediaan sputum. Fenol digunakan sebagai pelarut untuk membantu
pemasukan zat warna ke dalam sel bakteri sewaktu proses pemanasan. Fungsi pemanasan
untuk melebarkan pori-pori lemak BTA sehingga carbol fuchsin dapat masuk sewaktu.
BTA dicuci dengan larutan pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna pertama tidak
mudah dilunturkan. Bakteri kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menutup pori-
pori dan menghentikan pemucatan. BTA akan terlihat berwarna merah, sedangkan bakteri
yang tidak tahan asam akan melarutkan carbol fuchsin dengan cepat sehingga sel bakteri
tidak berwarna. Setelah penambahan zat warna kedua yaitu methylen blue, bakteri tidak
tahan asam akan berwarna biru.4
Adapun Sediaan dahak yang telah diwarnai dapat dinilai baik atau jelek dengan
memperhatikan beberapa hal secara makroskopis dan mikroskopis, di antaranya 8 :
• Kualitas dahak : ditemukan adanya makrofag atau leukosit > 25 LP dengan pembesaran
100x
• Ukuran sediaan : 2 x 3 cm
• Kerataan : Sediaan tampak rata atau tidak terkelupas
• Ketebalan sediaan : seluruh bagian sediaan dapat dilihat dengan jelas pada setiap lapang
pandang
• Kualitas pewarnaan : BTA dan latar belakang dapat dibedakan dengan jelas
• Kebersihan sediaan : adanya sisa zat warna, kotoran harus dihindarkan agar tidak
mengganggu pembacaan
Dari hasil praktikum, didapatkan hasil interpretasi positif 3, hal ini sesuai dengan
ketentuan interpretasi dari pemeriksaan BTA yaitu hasil dilihat dibawah lensa objektif
100x (+ minyak emersi), serta intepretasi BTA (quantitative report) menurut Kemenkes /
Union Against Tuberculosis and Lung Diseases ( IUATLD ) : 8
2. Meragukan : 1-9/100 LP
Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa specimen sputum yang diperiksa positif 3
BTA dan terdiagnosis klinis TB Paru. Bakteri tersebut dapat mempertahankan asam karena
warna fuchsin tidak lepas pada pencucian dengan asam alkohol. Sedangkan pada bakteri tidak
tahan asam, Warna fuchsin akan luntur dan mengambil warna biru dari pewarna tanding
methylene blue.
DAFTAR PUSTAKA