MODUL REPRODUKSI
Disusun Oleh :
Kelompok DK 6
1. Marisa I1011131034
2. Muhammad Ibnu Nazari I1011161009
3. Riki Vernando I1011161014
4. Rachel Dhea Aprila I1011161020
5. Edi Kurniadi I1011161026
6. Amalia Betari I1011161036
7. Khusnul Wasilah I1011161047
8. Tasha Salsabila I1011161051
9. Heri Irawan I1011161057
10. Dhessy Susanto I1011161063
11. Christy Yella Harianja I1011161067
12. Vivi Yanthi I1011161069
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
2018
13.
14.
15.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pemicu
Nn. R berusia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan cairan dari vagina sejak 5 hari
yang lalu. Cairan keluar berwarna hijau kekuningan, tidak berbau disertai rasa gatal dan
di vagina. Pasien merasakan nyeri saat buang air kecil. Pasien belum menikah,
melakukan hubungan seksual aktif dengan berganti pasangan. Pasien bekerja di tempat
hiburan malam.
Diagnosis :
- Gonorrhea
- Trichomonas
- Chlamydia
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
Tata Laksana
1.6 Hipotesis
Nn.R 17 tahun mengalami IMS dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
1.7 Pertanyaan diskusi
1. Infeksi Menular Seksual
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klarifikasi
d. Epidemiologi
e. Pencegahan & pengendalian
f. Diagnosis
2. Gonorrhea
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Epidemiologi
e. Patofisiologi
f. Manifestasi Klinis
g. Faktor Resiko
h. Diagnosis
i. Tata Laksana
3. Chlamdya
a. Definisi
b. Etiologi
c. Epidemiologi
d. Patofisiologi
e. Manifestasi Klinis
f. Faktor Resiko
g. Diagnosis
h. Tata Laksana
4. Trichomonas
a. Definisi
b. Etiologi
c. Epidemiologi
d. Patofisiologi
e. Manifestasi Klinis
f. Faktor Resiko
g. Tata Laksana
5. Jelaskan mengenai Duh Vagina!
6. Hubungan sering berganti pasangan dengan kasus?
7. Peran dokter kepada masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.4 Epidemiologi
1.Pendekatan sindrom
Kuman ini terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili
pada permukaannya, kecil dan bersifat virulen, sedangkan tipe 3 dan 4 tidak
mempunyai pili, lebih besar, tidak berpigmen dan tidak virulen.14 Fungsi
dari pili adalah untuk membantu proses penempelan kuman dengan
permukaan mukosa atau menyebabkan resistensi terhadap pengobatan
gonore.21 Membran luar dari kuman ini tersusun atas protein, fosfolipid,
dan lipooligosakarida (LOS).7
2.2.3 Klasifikasi
Centers for Disease Control and Prevention mengklasifikasikan
gonore menjadi 4 golongan yaitu:7
1) Infeksi gonokokal non komplikasi/ Uncomplicated Gonococcal
Infections.
Infeksi gonokokal yang termasuk dalam golongan ini
adalah infeksi gonokokal urogenital (serviks, uretra dan rektum),
faring dan gonokokal konjungtivitis. Contoh infeksi gonokokal non
komplikasi untuk lebih jelas ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Contoh infeksi gonokokal non komplikasi (A) infeksi gonokokal
serviks (B) infeksi gonokokal uretra (C) infeksi gonokokal faring (D) infeksi
gonokokal konjungtivis.7
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
3) Pengambilan spesimen
4) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan
cara:10
a) Pemeriksaan gram
Pemeriksaan gram dengan menggunakan sediaan
langsung dari duh uretra yang memiliki sensitivitas dan
spesifisitas tinggi terutama pada duh uretra pria,
sedangkan duh endoserviks memiliki sensitivitas yang
tidak terlalu tinggi. Pemeriksaan ini akan menunjukkan
Neisseria gonorrhoeae yang merupakan bakteri gram
negatif dan dapat ditemukan di dalam maupun luar sel
leukosit.
b) Kultur bakteri
Kultur untuk bakteri N.gonorrhoeae umumnya
dilakukan pada media pertumbuhan Thayer-Martin
yang mengandung vankomisin untuk menekan
pertumbuhan kuman gram positif dan kolimestat untuk
menekan pertumbuhan bakteri gram negatif dan nistatin
untuk menekan pertumbuhan jamur. Pemeriksaan kultur
ini merupakan pemeriksaan dengan sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi, sehingga sangat dianjurkan
dilakukan pada pasien wanita.
c) Tes definitif
Tes definitif dengan oksidasi akan ditemukan semua
Neisseria gonorrhoeae yang mengoksidasi dan
mengubah warna koloni yang semula bening menjadi
merah muda sampai merah lembayung, sedangkan pada
tes fermentasi dapat dibedakan N.gonorrhoeae yang
hanya dapat meragikan glukosa saja.
d) Tes betalaktamase
Tes ini menggunakan cefinase TM disc dan akan
tampak perubahan warna koloni dari kuning menjadi
merah.
e) Tes thomson
Tes ini dilakukan dengan menampung urin setelah
bangun pagi ke dalam 2 gelas dan tidak boleh menahan
kencing dari gelas pertama ke gelas kedua. Hasil
dinyatakan positif jika gelas pertama tampak keruh
sedangkan gelas kedua tampak jernih.
5) Pemeriksaan lain10
Jenis pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk
menunjang diagnosis gonore sesuai Kementerian
Kesehatan RI (2011)b terdiri dari pemeriksaan bimanual
dan pemeriksaan anoskopi.
2.2.9 Tata Laksana
Berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control
(CDC) untuk pengobatan gonore dengan pemberian seftriakson 250 mg
dosis tunggal secara intramuskuler dan sefiksim 400 mg dosis tunggal
secara oral sebagai regimen alternatif apabila terapi dengan seftriakson
gagal. Penatalaksanaan gonore adalah sebagai berikut: a. Memberitahu
pasien untuk tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan
sembuh dan menjaga kebersihan genital. b. Pemberian farmakologi
dengan antibiotik: Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau
ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau Kanamisin 2 gram Intra
Muskular (I.M) dosis tunggal, atau spektinomisin 2 gram I.M dosis
tunggal. Catatan: tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan
kontraindikasi pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan
dewasa muda.7
2.3 Chlamdya
2.3.1 Definisi
2.3.2 Etiologi
2.3.7 Diagnosis
2.4.3 Epidemiologi
2.4.4 Patofisiologi
Leukorrea fisiologis