ANGGOTA KELOMPOK :
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit. Salah satu penyakit
menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency
Syndrome(AIDS). (Ardhiyanti,2015).
3
Epidemiologi
PMS
4
﹡ Penyakit menular seksual (PMS) seperti Gonore, Herpes genital, Klamidia,
Kandidiasis, dll. Disebabkan oleh lebih dari 30 bakteri, virus, dan parasit. Tersebar
terutama melalui kontak seksual, termasuk vaginal, anal, dan oral seks. Umumnya
IMS bersifat asimptomatik.
﹡ Di Asia Tenggara yang terdapat 11 negara angka insiden kasus C.Trachomatis 7,2
juta, kasus N.Gonorrhoeae 25,4 juta, kasus syphilis 3 juta dan kasus T.Vaginalis
42,9 juta. Angka prevelensi kasus ini di Asia Tenggara, diperkirakan 8,0 juta orang
dewasa terinfesksi C.Trachomatis 9,3 juta dengan N.Gonorrhoeae, 12,3 juta
dengan syphilis dan 28,7 juta dengan T.Vaginalis.
﹡ Di Indonesia menurut survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Kemenkes
Tahun 2011, Prevelansi sifilis tertinggi pada kelompok waria (25%) dan prevelensi
gonore atau klamidia pada WPS (Wanita Penjaja Seks) adalah 56% WPSL dan
49% WPSTL.
5
Macam – Macam
PMS
6
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan
“raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Melalui luka inilah penularan
akan terjadi.
7
2. Gonore
Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan rasa nyeri ketika buang air
kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh lain, jika terjadi
kontak dengan sperma atau cairan vagina.
8
3. Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus HPV
dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada perempuan. Gejala kanker serviks
stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak bergejala. Penularan HPV terjadi melalui kontak
langsung atau melakukan hubungan seksual dengan penderita.
9
4. Infeksi HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom,
berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan.
10
5. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada
wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang saluran keluar
urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.
11
6. Trikomoniasis
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit
trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak menimbulkan
gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke
pasangan seksualnya.
12
7. Hepatitis B dan hepatitis C
13
10. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida.
Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan yang
9. Herpes genital muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama
seperti infeksi menular seksual lainnya, penularan
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini
penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual
bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh
dengan penderita.
tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi
melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah
terinfeksi.
14
11. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis. Kondisi ini ditandai dengan
munculnya benjolan dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.
15
Faktor Resiko Penularan
PMS
16
﹡ Kontak seksual (Vaginal, anal, dan oral seks)
﹡ Non Seksual yaitu transfusi darah
﹡ Klamidia , gonore, hepatitis B, HIV, HPV, HSV-2 dan Sifilis
dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan
persalinan.
﹡ Gejala umum yaitu keputiha, penyumbatan uretra pada pria,
ulkus genital dan nyeri perut.
17
Mencegah Penyakit Menular
Seksual
18
Pencegahan dapat dilakukan :
Langkah utama pencegahan
Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan
penyakit menular seksual adalah lain yang dapat dilakukan, yaitu:
menerapkan perilaku seks yang ﹡ Kenali pasangan seksual masing-masing.
aman, yaitu menggunakan kondom ﹡ Lakukan vaksinasi, terutama
dan tidak bergonta-ganti pasangan vaksin HPV dan hepatitis B.
seksual. ﹡ Tidak menggunakan NAPZA, terutama
dengan berbagi penggunaan jarum
Penderita penyakit menular seksual suntik.
sebaiknya tidak melakukan ﹡ Lakukan pemeriksaan kesehatan secara
hubungan seks hingga penyakit rutin, khususnya yang berkaitan dengan
dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal organ reproduksi.
ini dilakukan untuk mencegah
penularan penyakit kepada
pasangan.
19
Komplikasi Penyakit Menular
Seksual
20
Deteksi dan penanganan terhadap penyakit
menular seksual perlu dilakukan sejak dini.
Jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat
menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
﹡ Peradangan pada mata
﹡ Radang sendi Penyakit menular seksual juga dapat
menyebabkan komplikasi pada kehamilan.
﹡ Nyeri panggul Beberapa penyakit menular seksual, seperti
﹡ Radang panggul gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat
menular dari ibu hamil ke janinnya selama
﹡ Infertilitas kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini
﹡ Penyakit jantung dapat memicu keguguran dan gangguan
kesehatan atau cacat lahir pada bayi.
﹡ Kanker serviks
﹡ Kanker anus
﹡ Abses anus
21
Pengobatan Penyakit Menular Seksual
Antibiotik
dokter
Antjamur Antivirus
22
Bagaimana prinsi p
penaganan
penyakit menular
seksual?
23
Tatalaksana IMS yang efektif merupakan dasar
pengendalian ims, karena dapat mencegah
komplikasi dan sekuele, mengurangi penyebaran
infeksi di masyarakat, serta merupakan peluang
untuk menular
penyakit melakukan edukasi terarah mengenai
penceghanan infeksi HIV. Bila hal tersebut dilakukan
seksual?
terhadap para pasien, maka hal ini dapat
mempengaruhi perilaku seksual dan kebiasaan
mereka dalam upaya mencari pengobatan.
24
﹡ Protokol pengobatan yang
tepat dan baku sangat
dianjurkan untuk
menjamin pengobatan
yang adekuat di semua Pengobatan baku ini akan
tingkat pelayanan memudahkan pelatihan dan
kesehatan. supervisi terhadap para
petugas kesehatan,
memperlambat timbulnya
resistensi antimikroba terhadap
kuman penyebab IMS, dan
untuk mempromosikan
pemakaian obat yang rasional.
25
Bagaimana
penanganan umum
penyakit menular
seksual?
26
Penanganan Umum
.
Pengenalan
Pasangan
Seksual
Peresepan
Edukasi
Antibiotik dan
Kesehatan
Ketaatan
dan Konseling
Pasien
27
Bagaimana
penanganan khusus
penyakit menular
seksual?
28
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisis dan pengambilan specimen
3. Diagnosis tepat
4. Pengobatan efektif
5. Edukasi perilaku seksual
6. Penyediaan kondom & anjuran pemakaian
7. Tatalaksana pasangan seksual
8. Pencatatan & pelaporan kasus
9. Tindak lanjut klinis
29
ANAMNESIS PASIEN IMS - SIKAP
30
ANAMNESIS PASIEN IMS
1. Keluhan utama
2. Keluhan tambahan
3. Riwayat perjalanan penyakit
4. Siapa menjadi pasangan seksual tersangka (wanita/pria penjaja seks, teman, pacar,
suami/isteri
5. Kapan kontak seksual tersangka dilakukan
6. Jenis kelamin pasangan seksual
7. Cara melakukan hubungan seksual (genito-genital, orogenital, anogenital)
8. Penggunaan kondom (tidak pernah, jarang, sering, selalu)
9. Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya (dokter/bukan dokter/sendiri)
35
Pengertian HIV/AIDS
36
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau sindrom penurunan
kekebalan yang didapatkan adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena
rendahnya daya tahan tubuh. Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini
akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih
untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada
kekebalan tubuh.
Sejarah HIV/AIDS
Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk
retrovirus yang diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh
Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV
(lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh
Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III
(human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984)
38
Penularan HIV/AIDS
Penularan Seksual
HIV/AIDS
39
Gejala HIV/AIDS
TAHAP I TAHAP II
1. Demam 1. Demam berkepanjangan
2. Rasa lemah dan lesu 2. Penurunan berat badan (lebih
3. Sendi-sendi terasa nyeri dari 10 % dalam waktu 3 hari)
4. Batuk 3. Kelemahan tubuh yang
5. Nyeri tenggorokan mengganggu/menurunkan
aktifitas fisik sehari-hari
4. Pembangkakan kelenjar di
leher, lipat paha, dan ketiak
5. Diare atau mencret terus
menerus tanpa sebab yang
jelas
6. Batuk da sesak nafas lebih dari
1 bulan secara terus menerus
7. Kulit gatal dan bercak-bercak
merah kebiruan
40
Beberapa gejala yang dapat dicurigai
sebagai gejala HIV ke anak
Berat badan anak tidak bertambah
Sering diare
41
Perjalanan HIV/AIDS ke
Dalam Tubuh Manusia
42
Periode Jendela (Window Periode)
Virus masuk kedalam tubuh dan berkembang. Pada tahap ini (3 bulan pertama) jika kita
melakukan tes, virus belum bisa terdeteksi. Tidak ada gejala yang muncul tetap virus sudah
bisa ditularkan ke orang lain
Tanpa Gejala
Pada tahap ini HIV sudah dapat terdeteksi jika dilakukan tes HIV tetapi dalam tahap ini belum
menunjukkan gejala dan tampak sehat, tergantung pada kondisi kesehatan dan daya tahan
tubuh
Muncul Gejala
Pada tahap ini muncul gejala-gejala seperti: demam berkepanjangan, penurunan berat badan,
diare terus menerus tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara
terus-menerus, kulit menjadi gatal dan muncul bercak-bercak merah kebiruan. Gejala-gejala
tersebut menunjukkan sudah ada kerusakan pada system kekebalan tubuh.
AIDS
Pada tahap ini kekebalan tubuh sudah sangat menurun, sehingga terserang berbagai penyakit,
seperti: radang paru-paru (TBC/tuberculosis), radang karena jamur di mulut dan kerongkongan,
gangguan susunan saraf (toxoplasmosis), kanker kulit, infeksi usus, dan infeksi lain.
43
Cara Penularan
HIV/AIDS
44
Penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang merupakan penyebab AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) terjadi jika darah,
sperma, ataupun cairan Miss V pengidap masuk ke
dalam tubuh seseorang.
Berbagai cara yang memungkinkan hal itu terjadi adalah:
49
3. Bicarakan dengan Dokter
Jika didiagnosis HIV/AIDS, bicarakanlah lebih lanjut dengan dokter terkait
pengobatan dan upaya-upaya mencegah penularan yang bisa dilakukan. Hal
ini juga sangat disarankan untuk ibu hamil. Jika ibu hamil didiagnosis HIV,
sebaiknya bicarakan kepada dokter kandungan mengenai penanganan
selanjutnya dan perencanaan metode persalinan, untuk mencegah virus
menular ke janin.
50
Pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak
51
Terapi antiretroviral (ARV) yang segera
dilakukan pada awal kehamilan memberi manfaat
bagi kesehatan ibu dan mencegah penularan HIV
ke anaknya selama kehamilan dan menyusui.
Pemberian profilaksis atau pencegahan ARV
dalam jangka waktu yang lebih lama untuk wanita
hamil yang HIV-positif dengan sistem kekebalan
yang relatif kuatakan mengurangi risiko penularan
HIV dari ibu ke anak.
:
Pemberian profilaksis ARV kepada ibu atau anak
akan mengurangi risiko penularan HIV selama
masa menyusui.Selain pencegahannya, Anda juga
perlu mengenai gejala-gejala HIV ke anak. HIV
pada anak memang cukup sulit terdeteksi karena
gejala yang muncul mirip dengan infeksi virus
biasa
Faktor Resiko Penularan
Melakukan
Penggunaan
hubungan
jarum suntik Penularan dari
seksual secara
secara orangtua ke
anal, oral
bergantian dan anak yang
maupun
mendapatkan dilahirkan
vagina tanpa Saat
suntikan yang (perinatal)
menggunakan melakukan
tidak aman
kondom Mempunyai transfuse
riwayat infeksi darah,
menular transpalasi
seksual jaringan dan
prosedur medis
tidak steril
54
Penanganan Umum
55
Penanganan Khusus
Perawatan antiretroviral rutinPengidap HIV sangat
dianjurkan untuk menjalani perawatan antiretroviral
secara rutin. Perawatan ini adalah perawatan khusus
yang ditujukan bagi penderita yang terinfeksi retrovirus,
terutama HIV.Obat yang digunakan dalam perawatan ini
akan berbeda tergantung pada stadium yang diderita
oleh penderita.Terapi ini akan membuat penderita
mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan medis, dan
pasti akan menimbulkan efek samping pada bulan-bulan
pertama pemakaian.
56
57
58