Anda di halaman 1dari 58

Penyakit Imunologi

ANGGOTA KELOMPOK :

ANDHIKA SETYA NANDI P27224020047


ANISA ASWIN KIRANA P27224020048
ARNI NOR ALVIANTI P27224020050
BRIGITA KRISMA P27224020052
FIRDA NURI HELMIATI P27224020057
IRVIANA FITRIA P27224020062
MUZA AIN P27224020071
RINA HANDAYANI P27224020079
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit Menular Seksual
(PMS)
Merupakan salah satu Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan
kelamin.
Infeksi saluran reproduksi merupakan infeksi
yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi.

Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit. Salah satu penyakit
menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency
Syndrome(AIDS). (Ardhiyanti,2015).

3
Epidemiologi
PMS

4
﹡ Penyakit menular seksual (PMS) seperti Gonore, Herpes genital, Klamidia,
Kandidiasis, dll. Disebabkan oleh lebih dari 30 bakteri, virus, dan parasit. Tersebar
terutama melalui kontak seksual, termasuk vaginal, anal, dan oral seks. Umumnya
IMS bersifat asimptomatik.
﹡ Di Asia Tenggara yang terdapat 11 negara angka insiden kasus C.Trachomatis 7,2
juta, kasus N.Gonorrhoeae 25,4 juta, kasus syphilis 3 juta dan kasus T.Vaginalis
42,9 juta. Angka prevelensi kasus ini di Asia Tenggara, diperkirakan 8,0 juta orang
dewasa terinfesksi C.Trachomatis 9,3 juta dengan N.Gonorrhoeae, 12,3 juta
dengan syphilis dan 28,7 juta dengan T.Vaginalis.
﹡ Di Indonesia menurut survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Kemenkes
Tahun 2011, Prevelansi sifilis tertinggi pada kelompok waria (25%) dan prevelensi
gonore atau klamidia pada WPS (Wanita Penjaja Seks) adalah 56% WPSL dan
49% WPSTL.

5
Macam – Macam
PMS

6
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan
“raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Melalui luka inilah penularan
akan terjadi.

7
2. Gonore
Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan rasa nyeri ketika buang air
kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh lain, jika terjadi
kontak dengan sperma atau cairan vagina.

8
3. Human papillomavirus (HPV)

Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus HPV
dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada perempuan. Gejala kanker serviks
stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak bergejala. Penularan HPV terjadi melalui kontak
langsung atau melakukan hubungan seksual dengan penderita.

9
4. Infeksi HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom,
berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan.

10
5. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada
wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang saluran keluar
urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.

11
6. Trikomoniasis
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit
trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak menimbulkan
gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke
pasangan seksualnya.

12
7. Hepatitis B dan hepatitis C

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat


8. Tinea cruris
mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker
hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh
penderita. Selain melalui hubungan seksual, virus ini Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini
bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai menyerang kulit di sekitar alat kelamin, paha bagian
bersama dan transplantasi organ. dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam
merah yang terasa gatal pada kulit yang terinfeksi.
Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan
penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi.

13
10. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida.
Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan yang
9. Herpes genital muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama
seperti infeksi menular seksual lainnya, penularan
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini
penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual
bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh
dengan penderita.
tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi
melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah
terinfeksi.

14
11. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis. Kondisi ini ditandai dengan
munculnya benjolan dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.

15
Faktor Resiko Penularan
PMS

16
﹡ Kontak seksual (Vaginal, anal, dan oral seks)
﹡ Non Seksual yaitu transfusi darah
﹡ Klamidia , gonore, hepatitis B, HIV, HPV, HSV-2 dan Sifilis
dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan
persalinan.
﹡ Gejala umum yaitu keputiha, penyumbatan uretra pada pria,
ulkus genital dan nyeri perut.

17
Mencegah Penyakit Menular
Seksual

18
Pencegahan dapat dilakukan :
Langkah utama pencegahan
Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan
penyakit menular seksual adalah lain yang dapat dilakukan, yaitu:
menerapkan perilaku seks yang ﹡ Kenali pasangan seksual masing-masing.
aman, yaitu menggunakan kondom ﹡ Lakukan vaksinasi, terutama
dan tidak bergonta-ganti pasangan vaksin HPV dan hepatitis B.
seksual. ﹡ Tidak menggunakan NAPZA, terutama
dengan berbagi penggunaan jarum
Penderita penyakit menular seksual suntik.
sebaiknya tidak melakukan ﹡ Lakukan pemeriksaan kesehatan secara
hubungan seks hingga penyakit rutin, khususnya yang berkaitan dengan
dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal organ reproduksi.
ini dilakukan untuk mencegah
penularan penyakit kepada
pasangan.

19
Komplikasi Penyakit Menular
Seksual

20
Deteksi dan penanganan terhadap penyakit
menular seksual perlu dilakukan sejak dini.
Jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat
menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
﹡ Peradangan pada mata
﹡ Radang sendi Penyakit menular seksual juga dapat
menyebabkan komplikasi pada kehamilan.
﹡ Nyeri panggul Beberapa penyakit menular seksual, seperti
﹡ Radang panggul gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat
menular dari ibu hamil ke janinnya selama
﹡ Infertilitas kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini
﹡ Penyakit jantung dapat memicu keguguran dan gangguan
kesehatan atau cacat lahir pada bayi.
﹡ Kanker serviks
﹡ Kanker anus
﹡ Abses anus

21
Pengobatan Penyakit Menular Seksual

Antibiotik

dokter

Antjamur Antivirus

22
Bagaimana prinsi p
penaganan
penyakit menular
seksual?

23
Tatalaksana IMS yang efektif merupakan dasar
pengendalian ims, karena dapat mencegah
komplikasi dan sekuele, mengurangi penyebaran
infeksi di masyarakat, serta merupakan peluang
untuk menular
penyakit melakukan edukasi terarah mengenai
penceghanan infeksi HIV. Bila hal tersebut dilakukan
seksual?
terhadap para pasien, maka hal ini dapat
mempengaruhi perilaku seksual dan kebiasaan
mereka dalam upaya mencari pengobatan.

24
﹡ Protokol pengobatan yang
tepat dan baku sangat
dianjurkan untuk
menjamin pengobatan
yang adekuat di semua Pengobatan baku ini akan
tingkat pelayanan memudahkan pelatihan dan
kesehatan. supervisi terhadap para
petugas kesehatan,
memperlambat timbulnya
resistensi antimikroba terhadap
kuman penyebab IMS, dan
untuk mempromosikan
pemakaian obat yang rasional.

25
Bagaimana
penanganan umum
penyakit menular
seksual?

26
Penanganan Umum
.
Pengenalan
Pasangan
Seksual

Peresepan
Edukasi
Antibiotik dan
Kesehatan
Ketaatan
dan Konseling
Pasien

27
Bagaimana
penanganan khusus
penyakit menular
seksual?

28
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisis dan pengambilan specimen
3. Diagnosis tepat
4. Pengobatan efektif
5. Edukasi perilaku seksual
6. Penyediaan kondom & anjuran pemakaian
7. Tatalaksana pasangan seksual
8. Pencatatan & pelaporan kasus
9. Tindak lanjut klinis

29
ANAMNESIS PASIEN IMS - SIKAP

a. Sikap sopan dan menghargai pasien yang tengah dihadapi


b. Ciptakan suasana yang menjamin privasi dan kerahasiaan →
sebaiknya dilakukan dalam ruang tertutup dan tidak
terganggu oleh keluar-masuk petugas
c. Dengarkan dan simak perkataan pasien dengan penuh
perhatian → jangan sambil menulis saat pasien berbicara dan
jangan memutuskan pembicaraannya
d. Gunakan keterampilan verbal → mulai dengan pertanyaan
terbuka – diakhiri dengan pertanyaan tertutup
e. Tunjukkan empati

30
ANAMNESIS PASIEN IMS

1. Keluhan utama
2. Keluhan tambahan
3. Riwayat perjalanan penyakit
4. Siapa menjadi pasangan seksual tersangka (wanita/pria penjaja seks, teman, pacar,
suami/isteri
5. Kapan kontak seksual tersangka dilakukan
6. Jenis kelamin pasangan seksual
7. Cara melakukan hubungan seksual (genito-genital, orogenital, anogenital)
8. Penggunaan kondom (tidak pernah, jarang, sering, selalu)
9. Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya (dokter/bukan dokter/sendiri)

10. Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya


11. Hari terakhir haid
12. Nyeri perut bagian bawah
13. Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya: • menjelang/sesudah haid; • kelelahan
fisik/psikis; • penyakit: diabetes, tumor, keganasan, lain-lain); • penggunaan obat: antibiotika,
31
kortikosteroid, kontrasepsi); • pemakaian alat kontrasepssi dalam rahim (AKDR); •
PEMERIKSAAN FISIS

• Terutama daerah genital dan sekitarnya (termasuk anus)


• Ruang periksa dengan lampu cukup terang → bila perlu lampu sorot untuk
pemeriksaan inspekulo
• Pemeriksa didampingi tenaga kesehatan lain
• Pasien perempuan → oleh tenaga paramedis perempuan
PEMERIKSAAN FISIS

• Pasien laki-laki → bisa oleh laki-laki maupun perempuan


• Selalu gunakan sarung tangan
• Pemeriksaan inspekulo atau anoskopi bila perlu
• Bila tersedia fasilitas → pengambilan specimen untuk pemeriksaan
laboratorium
34
Apa itu HIV/AIDS?

35
Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency


Virus) adalah virus atau jasad renik
yang sangat kecil yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia dan
merusaknya sehingga pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat
ringan sekalipun. HIV merupakan
penyebab dasar AIDS.

36
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau sindrom penurunan
kekebalan yang didapatkan adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena
rendahnya daya tahan tubuh. Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini
akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih
untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada
kekebalan tubuh.
Sejarah HIV/AIDS

Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk
retrovirus yang diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh
Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV
(lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh
Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III
(human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984)

38
Penularan HIV/AIDS

Penularan Seksual

HIV/AIDS

Kontaminasi Penularan Masa


patogen melalui Perinatal
darah

39
Gejala HIV/AIDS
TAHAP I TAHAP II
1. Demam 1. Demam berkepanjangan
2. Rasa lemah dan lesu 2. Penurunan berat badan (lebih
3. Sendi-sendi terasa nyeri dari 10 % dalam waktu 3 hari)
4. Batuk 3. Kelemahan tubuh yang
5. Nyeri tenggorokan mengganggu/menurunkan
aktifitas fisik sehari-hari
4. Pembangkakan kelenjar di
leher, lipat paha, dan ketiak
5. Diare atau mencret terus
menerus tanpa sebab yang
jelas
6. Batuk da sesak nafas lebih dari
1 bulan secara terus menerus
7. Kulit gatal dan bercak-bercak
merah kebiruan

40
Beberapa gejala yang dapat dicurigai
sebagai gejala HIV ke anak
Berat badan anak tidak bertambah

Anak mengalami gangguan tumbuh kembang

Anak rentan sakit

Anak sering terkena infeksi

Anak sering terkena infeksi

Sering diare
41
Perjalanan HIV/AIDS ke
Dalam Tubuh Manusia

42
Periode Jendela (Window Periode)
Virus masuk kedalam tubuh dan berkembang. Pada tahap ini (3 bulan pertama) jika kita
melakukan tes, virus belum bisa terdeteksi. Tidak ada gejala yang muncul tetap virus sudah
bisa ditularkan ke orang lain

 Tanpa Gejala
Pada tahap ini HIV sudah dapat terdeteksi jika dilakukan tes HIV tetapi dalam tahap ini belum
menunjukkan gejala dan tampak sehat, tergantung pada kondisi kesehatan dan daya tahan
tubuh

Muncul Gejala
Pada tahap ini muncul gejala-gejala seperti: demam berkepanjangan, penurunan berat badan,
diare terus menerus tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara
terus-menerus, kulit menjadi gatal dan muncul bercak-bercak merah kebiruan. Gejala-gejala
tersebut menunjukkan sudah ada kerusakan pada system kekebalan tubuh.

AIDS
Pada tahap ini kekebalan tubuh sudah sangat menurun, sehingga terserang berbagai penyakit,
seperti: radang paru-paru (TBC/tuberculosis), radang karena jamur di mulut dan kerongkongan,
gangguan susunan saraf (toxoplasmosis), kanker kulit, infeksi usus, dan infeksi lain.

43
Cara Penularan
HIV/AIDS

44
Penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang merupakan penyebab AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) terjadi jika darah,
sperma, ataupun cairan Miss V pengidap masuk ke
dalam tubuh seseorang.
Berbagai cara yang memungkinkan hal itu terjadi adalah:

Hubungan seksual. Berhubungan intim, baik melalui Miss V


maupun anus dengan pengidap HIV/AIDS dapat menjadi cara
virus HIV menyebar. Meski sangat jarang terjadi, HIV juga
bisa menular melalui seks oral, lho. Namun, penularan lewat
seks oral biasanya hanya akan terjadi jika terdapat luka terbuka
di dalam mulut pengidap, misalnya gusi berdarah atau
sariawan.Transfusi darah. Salah satu cara penularan HIV
lainnya adalah melalui darah. Jadi, jika kamu menerima donor
darah dari pengidap HIV, sudah bisa dipastikan kamu akan
tertular HIV/AIDS.
Lanjutannya.....
Berbagi jarum suntik. Menggunakan jarum suntik yang sama
dengan pengidap HIV/AIDS juga bisa membuat kamu tertular HIV.
Cara penularan ini bisa terjadi jika kamu menggunakan obat-obatan
terlarang melalui jarum suntik atau jarum untuk pembuatan tato
yang tidak steril.Kehamilan. Ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS
juga berisiko menularkan virus tersebut ke janin yang
dikandungnya. Virus ini dapat menular pada proses melahirkan atau
melalui ASI saat proses menyusui.
Pencegahan Penularan
HIV/AIDS
Berikut 4 cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS, menurut Centers for Disease
Control and Prevention:

1. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman


Perlu diketahui bahwa salah satu hal utama yang dapat menjadi cara
penularan HIV/AIDS adalah hubungan seksual. Oleh karena itu, kamu perlu
melakukan hubungan intim yang aman. Maksudnya, dengan tidak bergonta-
ganti pasangan dan menggunakan kondom.

2. Hindari Obat-obatan Terlarang


Selain melalui hubungan seksual, HIV/AIDS juga dapat menular melalui
penggunaan jarum suntik yang tidak steril, lho. Sebab, virus HIV dapat
menular melalui darah, sehingga penggunaan jarum suntik secara
bergantian dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit
ini.

49
3. Bicarakan dengan Dokter
Jika didiagnosis HIV/AIDS, bicarakanlah lebih lanjut dengan dokter terkait
pengobatan dan upaya-upaya mencegah penularan yang bisa dilakukan. Hal
ini juga sangat disarankan untuk ibu hamil. Jika ibu hamil didiagnosis HIV,
sebaiknya bicarakan kepada dokter kandungan mengenai penanganan
selanjutnya dan perencanaan metode persalinan, untuk mencegah virus
menular ke janin.

4. Jujur dengan PasanganBeri tahu pasangan jika kamu positif


mengidap HIV, agar pasangan kamu bisa menjalani tes HIV.
Semakin cepat terdeteksi, maka semakin dini penanganan dapat
dilakukan dan perkembangan serta penularannya dapat diantisipasi.

50
Pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak

51
Terapi antiretroviral (ARV) yang segera
dilakukan pada awal kehamilan memberi manfaat
bagi kesehatan ibu dan mencegah penularan HIV
ke anaknya selama kehamilan dan menyusui.
Pemberian profilaksis atau pencegahan ARV
dalam jangka waktu yang lebih lama untuk wanita
hamil yang HIV-positif dengan sistem kekebalan
yang relatif kuatakan mengurangi risiko penularan
HIV dari ibu ke anak.
:
Pemberian profilaksis ARV kepada ibu atau anak
akan mengurangi risiko penularan HIV selama
masa menyusui.Selain pencegahannya, Anda juga
perlu mengenai gejala-gejala HIV ke anak. HIV
pada anak memang cukup sulit terdeteksi karena
gejala yang muncul mirip dengan infeksi virus
biasa
Faktor Resiko Penularan
Melakukan
Penggunaan
hubungan
jarum suntik Penularan dari
seksual secara
secara orangtua ke
anal, oral
bergantian dan anak yang
maupun
mendapatkan dilahirkan
vagina tanpa Saat
suntikan yang (perinatal)
menggunakan melakukan
tidak aman
kondom Mempunyai transfuse
riwayat infeksi darah,
menular transpalasi
seksual jaringan dan
prosedur medis
tidak steril

54
Penanganan Umum

Secara umum, penanganan profilaksis HIV/AIDS dibagi menjadi


empat kategori, yaitu :
vaksin, inhibitor entri makromolekular HIV, Obat antiretroviral dan
terapi berbasis asam nukleat.

55
Penanganan Khusus
Perawatan antiretroviral rutinPengidap HIV sangat
dianjurkan untuk menjalani perawatan antiretroviral
secara rutin. Perawatan ini adalah perawatan khusus
yang ditujukan bagi penderita yang terinfeksi retrovirus,
terutama HIV.Obat yang digunakan dalam perawatan ini
akan berbeda tergantung pada stadium yang diderita
oleh penderita.Terapi ini akan membuat penderita
mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan medis, dan
pasti akan menimbulkan efek samping pada bulan-bulan
pertama pemakaian.
56
57
58

Anda mungkin juga menyukai