Anda di halaman 1dari 27

Penyakit Menular

Seksual
Kelompok 1 :
1) Agus M.R
2) Ilham Rahayu
3) Ita Rosita
4) Novita S.R
5) Siska P.N
6) Tika S.N
7) Yusril Syam T
01
Definisi
Penyakit menular seksual

Adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Penyakit menular


seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan.
02
Patofisiologi
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian.
Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki
sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali
berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali. Sedangkan
gejala PMS pada lakilaki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan.

Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan


seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara
penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama
kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfusi
darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan
juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah
dipakai penderita Penyakit Menular Seksual (PMS).
Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS
Melakukan
hubungan seks
anal

Penggunaan pakaian
Gonta-ganti dalam atau handuk yang
pasangan seks telah dipakai penderita

Berhubungan
seks yang tidak Prostitusi
aman
03
Etiologi
Diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya,
yakni:
01 02
Golongan bakteri Golongan protozoa
Seperti Neisseria gonorrhoeae, Seperti Trichomonas vaginalis,
Treponema pallidum, Chlamydia Entamoeba histolytica, Giardia
trachomatis. lamblia.

03 04
Golongan virus Golongan ektoparasit
Seperti Human Immunodeficiency Seperti Phthirus pubis dan
Virus(tipe 1 dan 2), Herpes Simplex Sarcoptes scabei
Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma
Virus.
04
Jenis-jenis penyakit menular seksual
1) Gonore
2) Sifilis
3) Kondiloma akunimata
4) HIV AIDS
5) Cangkroid
6) Herpes genetalis
7) Trikomoniasis
Gejala umum

Pada anak Pada anak laki-laki


perempuan
 Cairan yang tidak biasa keluar dari  Rasa sakit atau panas saat
alat kelamin perempuan warnanya kencing.
kekuningankuningan, berbau tidak  Keluarnya darah saat kencing.
sedap  Keluarnya nanah dari penis.
 Menstruasi atau haid tidak teratur.  Adanya luka pada alat kelamin.
 Rasa sakit di perut bagian bawah.  Rasa gatal pada penis atau dubur
 Rasa gatal yang berkepanjangan di
sekitar kelamin
05
Pengobatan
Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya berupa
pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan
mengurangi infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan perawatan
kesehatan reproduksi yang komprehensif.

Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada


identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan
penyediaan pengobatan untuk mikroba tertentu yang
menimbulkan sindrom.

Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah


penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya.
06
Cara penanggulangan masalah
1) Tidak melakukan hubungan seks.
2) Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan
kondom).
3) Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia
pada pasangannya.
4) Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk
dari penderita PMS.
5) Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.
6) Bila nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter
atau petugas kesehatan setempat.
Asuhan
keperawatan
Askep pada klien gonorrhea
A. Definisi
adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea
yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital,
oro-genital, ano- genital.

B. Penyebaran
Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin
dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan nyeri
pinggul dan gangguan reproduksi.

C. Etiologi
• Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea
yang bersifat patogen.
• Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa
epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita
yang belum pubertas.
D. Manisfestasi klinik
• Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
• Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan
• Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
• Nyeri ketika berkemih
• Keluarnya cairan dari vagina
• Demam
• Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum
serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
E. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri
atas 5 tahap, yaitu:

1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler
dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media
transport dan media pertumbuhan.
3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman
gonokokus hanya meragikan glukosa)
4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah
apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui
sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
Pengkajian
● identitas
● Keluhan utama
Biasanya nyeri (saat kencing).
● Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis).
● Riwayat penyakit sekarang
P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi
Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar,,, S = Kaji skala nyeri untuk
dirasakan
T = Kapan keluhan dirasakan.
● Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada klien apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti
yang diderita sekarang.
● Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Pengkajian Persistem
o Sistem integumen
o Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
o Sistem kardivaskuler
o Kaji apakah bunyi jantung normal/ mengalami gangguan
o Sistem pernapasan
o Amati pola pernapasan
o Auskultasi paru-paru
o Kaji faring, apakah ada peradangan/tidak.
o Sistem penginderaan
o Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan/ tidak.
o Sistem pencernaan
o Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil
o Apakah terdapat diare/ tidak
o Sistem perkemihan
o Biasanya pasien mengalami disuria dan kadang – kadang ujung uretra disertai darah.
o Sistem Muskuluskeletal
o Biasanya pasien tidak mengalami kesulitan bergerak.
o Anus
o Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi
● Pemenuhan kebutuhan sehari-hari 
1. Kebutuhan nutrisi. Kaji intak dan out put nutrisi dan cairan.
2. Kebutuhan eliminasi. Kaji frekuensi, warna, dan bau urin (isak)
3. Kebutuhan alvi. Kaji warna, konsistensi, dan bau.
4. Kebutuhan aktivitas. Klien dengan GO biasanya aktivitasnya sering tergangu.
5. Kebutuhan kebersihan diri. Kaji berapa kali mandi, gosok gigi, mencuci rambut dan memotong
kuku.
6. Klien dengan GO harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri.

● Pengkajian psikososial dan spiritual


1. Psikologis : biasanya pasien merasa gelisah dan distres adanya ketakutan. Sosial : biasanya pasien
merasa kesepian dan takut ditolak dalam pergaulan
2. Spiritual : bagaimana ibadah pasien selama sakit.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
● Nyeri b.d reaksi infeksi
● Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
o Mengenali faktor penyebab
o Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
o Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
o Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

● Intervensi :
a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri
b) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
c) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
d) Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
e) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan
f) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik
g) Berikan analgesik sesuai anjuran
h) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
i) Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
● Risiko penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit
● Tujuan:
o Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain

● Intervensi:
1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
2) Bahaya penyakit menular
3) Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
4) Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
5) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
menghindarinya.
● Harga diri rendah b.d penyakit
● Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk
masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
– Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
– Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
– Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
● Intervensi:
1) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
2) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan
3) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan, pekerjaan)
4) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
5) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi
Kesimpulan
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seks. Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan
seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan
lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat
kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung
dengan cairan darah atau produk darah. Penanganan pasien infeksi menular seksual
terdiri dari dua cara, bisa dengan penaganan berdasarkan kasus(case management)
ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome management).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai