Anda di halaman 1dari 21

PBL

NEFROUROLOGI
1.2
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Definisi dan etiologi Gonorea

2. Mahasiswa mampu menjelaskan epidemiologi

3. Mahasiswa mampu menjelaskan Manifestasi klinis Gonorea

Learning 4. Mahasiswa mampu menjelaskan Patofisiologi Gonorea

5. Mahasiswa mampu menjelaskan Alur penegakkan diagnosis Gonorea

objective 6. Mahasiswa mampu menjelaskan Diagnosis Banding Gonorea

7. Mahasiswa mampu menjelaskan Tatalaksana Gonorea

8. Mahasiswa mampu menjelaskan Komplikasi, prognosis dan Edukasi Gonorea

9. Menjelaskan Program Nasional Pencegahan Infeksi Menular Seksual


Definisi dan etiologi gonore
• Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh neissera
gonorrhoeae yang menyerang membran mukosa uretra pada pria dan endoervik
pada wanita. Sering ditularkan melalui kontak seksual.
• Penyebab gonore adalah gonokokok yang ditemukan oleh albert ludwig
siegmund neisser berkebangsaan jerman, melalui pengecatan hapusan duh tubuh
uretra, vagina dan konjungtiva dan pertama kali di kultur in vito tahun 1882 oleh
leisitokow.
Tipe gonokokok
• Terdiri atas 4 tipe
• T1 bentuk koloninya kecil, cembung dan
lebih terang.
• T2 bentuk koloninya kecil, lebih gelap, tapi
lebih terang
• T3 bentuk koloninya besar, datar dan lebih
gelap
• T4 sama dengan T3 tetapi lebih terang
Epidemiologi gonore
• Gonore terdapat dimana-mana di seluruh dunia dan merupakan penyakit kelamin
yang terbanyak pada orang dewasa. Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah
menderita penyakit. Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara
berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur. Diperkirakan setiap tahun
tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di dunia. Beberapa strain kuman
gonokok yang resisten terhadap penisilin, quinolone dan antibiotik lainnya telah
ditemukan beberapa tahun yang lalu dan membawa persoalan dalam
pengobatan, telah tersebar di beberapa negara
Manifestasi klinis gonore merupakan suatu spektrum yang meliputi infeksi asimptomatis, infeksi
simptomatis lokal, infeksi komplikata lokal, dan diseminasi sistemik.

Pria yang terinfeksi gonokokal dapat mengalami infeksi asimptomatis sebesar (10%)
• uretritis anterior akut.
Wanita yang terinfeksi gonokokal, (50% )adalah asimptomatis
• endoserviks

Masa inkubasi pada pria bervariasi antara 1-14 hari


Gejala prodominan :
• duh dari uretra bersifat mukoid atau mukopurulen (24 jam setelah onset) menjadi purulen dan

Manifestasi klinis profus


• Disuria
gonore • Rasa gatal
• Panas di bagian distal uretra di sekitar OUE
• Nyeri waktu ereksi

Masa inkubasi gonore pada wanita lebih bervariasi (10 hari)


Gejala :
• peningkatan eksudat dari vagina
• disuria
• nyeri perut bagian bawah
• Dispareunia
• Pendarahan uterus diluar siklus
menstruasi
PATOFISIOLOGI
GONORE
ALUR
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS
GONOREA
Anamnesis

Riwayat
Riwayat Riwayat
Keluhan penyakit Riwayat Riwayat
penyakit obat-
utama sekaran keluarga sosial
dahulu obatan
g
• 1. Keluhan utama
• 2. Keluhan tambahan
• 3. Riwayat perjalanan penyakit
• 4. Siapa menjadi pasangan seksual tersangka (wanita/pria penjaja seks, teman,
pacar, suami/isteri
• 5. Kapan kontak seksual tersangka dilakukan
• 6. Jenis kelamin pasangan seksual
• 7. Cara melakukan hubungan seksual (genito-genital, orogenital, anogenital)
Anamnesis • 8. Penggunaan kondom (tidak pernah, jarang, sering, selalu)
• 9. Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya (dokter/bukan dokter/sendiri)
• 10. Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya – menjelang/sesudah haid;
kelelahan fisik/psikis; penyakit: diabetes, tumor, keganasan, lain-lain); penggunaan
obat: antibiotika, kortikosteroid, kontrasepsi); pemakaian alat kontrasepssi dalam
rahim (AKDR); rangsangan seksual; kehamilan; kontak seksual
• 11. Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya
• 12. Hari terakhir haid
• 13. Nyeri perut bagian bawah
• 14. Cara kontrasepsi yang digunakan dan mulai kapan
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik dilakukan di daerah sekitar genital pria atau wanita dengan bantuan lampu sorot
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan ahli. Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada wanita dan pria
memiliki perbedaan seperti:
• 1. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik genitalia dan sekitarnya, pemeriksa harus selalu
menggunakan sarung tangan. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa.
• 2. Pasien harus membuka pakaian dalamnya agar dapat dilakukan pemeriksaan genitalia (pada
keadaan tertentu, kadang–kadang pasien harus membuka seluruh pakaiannya secara bertahap).
• A) Pasien wanita, diperiksa dengan berbaring pada meja ginekologik dengan posisi litotomi
• Pemeriksa duduk dengan nyaman sambil melakukan inspeksi dan palpasi mons pubis, labia, dan
perineum
• Periksa daerah genitalia luar dengan memisahkan ke dua labia, perhatikan adakah kemerahan,
pembengkakan, luka/lecet, massa, atau duh tubuh
Pemeriksaan fisik
• B) Pemeriksaan pasien laki-laki dapat dilakukan sambil duduk/ berdiri.
• Perhatikan daerah penis, dari pangkal sampai ujung, serta daerah skrotum
• Perhatikan adakah duh tubuh, pembengkakan, luka/lecet atau lesi lain
• 3. Lakukan inspeksi dan palpasi daerah genitalia, perineum, anus dan sekitarnya.
4. Jangan lupa memeriksa daerah inguinal untuk mengetahui pembesaran
kelenjar getah bening setempat (regional)
• 5. Bilamana tersedia fasilitas laboratorium, sekaligus dilakukan pengambilan
bahan pemeriksaan.
• 6. Pada pasien pria dengan gejala duh tubuh genitalia disarankan untuk tidak
berkemih selama 1 jam (3 jam lebih baik), sebelum pemeriksaan.
Pemeriksaan laboratorium untuk deteksi
Neisseria gonorrheae :
1. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan 2. Pembiakan dengan pembenihan Thayer
gram Tampak kuman kokus Martin Akan tampak koloni berwarna putih
berpasangpasangan terletak di dalam dan di keabuan, mengkilap dan cembung.
luar sel darah putih ( polimorfonuklear ). Pembiakan dengan media kultur ini sangat
Pemeriksaan ini berguna terutama pada kasus perlu terutama pada kasus-kasus yang
gonore yang bersifat simtomatis. bersifat asimtomatis.

4. Polimerase Chain Reaction (PCR)


3. Enzyme immunoassay Merupakan cara Identifikasi gonokokus dengan PCR saat ini
deteksi antigen gonokokus dari sekret telah banyak digunakan di beberapa negara
genital, namun sensitivitasnya masih lebih maju, dengan banyak sensitivitas dan
rendah dari metode kultur. spesifitas yang tinggi, bahkan dapat
digunakan dari sampel urine.
A. Spesimen

Uji B. Smear

laboratorium
diagnostik C. Kultur

D. Serologi
Diagnosis Banding Gonorea

Infeksi saluran • Keluhan sering kencing sedikit2, sakit waktu kencing serta rasa tidak enak

kemih
didaerah suprapubik. Disertai demam , nyeri perut bagian bawah.

Uretrithis • Keluar cairan dari vagina, sakit perut, nyeri panggul, demam dan rasa
terbakar dan tidak nyaman ketika buang air kecil. Pada laki-laki : penis

herpes simplex
mengeluarkan cairan kental kuning kehijauan, penis terasa gatal,bengkak,
dan nyeri ketika disentuh.

Faringitis • Penyebab trichomonas vaginalis, pada pemeriksaan dengan spekulum


didapatkan mukosa serviks tampak hiperemis dengan erosi dan sekret yang

gonore
mukopurulen, duh tubuh akan terlihat lebih banyak. Kadang disertai keluhan
subjektif rasa nyeri pada panggul bawah.
Tatalaksana Gonorea
• 1. memberitahukan pasieb tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan
sembuh dan menjaga kebersihan genital
• Pemberian antibiotik : tiamfenikol, 3,5 gr/oral dosis tunggal, atau ofloksasin 400
mg dosis tunggal, atau kanamisin 2 gr dosis tunggal
• Catatan: tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan kontraindikasi
pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan dewasa muda.
Tatalaksana gonore
• Terapi uretritis gonore tanpa komplikasi :
• - Golongan Cephalosporin : Cefixime 400 mg per oral, Ceftriaxone 250 mg im
• - Golongan Quinolone : Ofloxacin 400 mg per oral, Ciprofloxacin 500 mg per oral
• - Spectinomycin : 2 gram
• - Kanamycin : 2 gram
• Semua diberikan dalam dosis tunggal Untuk Ciprofloxacin CDC menganjurkan
untuk tidak diberikan pada area geografi tertentu karena sudah resisten seperti
Inggris, Wales, Kanada sedangkan Asia, Kepulauan Pasifik, California dilaporkan
masih peka dan sensitif.
Tatalaksana gonore
• Terapi uretritis gonore dengan komplikasi :
• - Ciprofloxacin : 500 mg po per hari selama 5 hari
• - Ofloxacin : 400 mg po per hari selama 5 hari
• - Ceftriaxone : 250 mg im per hari selama 3 hari
• - Spectinomycin : 2 gram im per hari selama 3 hari
• - Kanamycin : 2 gram im per hari selama 3 hari
Komplikasi, prognosis dan Edukasi
Gonorea
Komplikasi umumnya tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan gangguan fungsi
terutama bila terjadi komplikasi. Apabila faktor risiko tidak dihindari, dapat terjadi kondisi
berulang.

Progonosis

Edukasi : penjelasan pada pasien dengan baik dan benar berpengaruh pada keberhasilan
pengobatan dan pencegahan karena gonore dapat menular kembali dan dapat terjadi lagi
apabila tidak diobati secara tuntas.

Tidak ada pencegahan terbaik kecuali menghindari kontak dengan pasangan yang berisiko,
penggunaan kondom, pendidikan moral, agama dan seks pasien juga perlu diperhatikan.
Program Nasional Pencegahan Infeksi
Menular Seksual
• Mengurangi mordibitas dan mortalitas berkaitan dengan IMS
• Mencegah HIV
• Mencegah komplikasi
• Mencegah efek kehamilan yang buruk
Kesimpulan
• Uretritis gonore ( gonorrheae ) merupakan penyakit hubungan seksual yang
disebabkan oleh kuman Neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-laki
dan endocervix pada wanita, paling sering ditemukan dan mempunyai insiden yang
cukup tinggi. WHO memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25 juta kasus baru
ditemukan setiap tahun di seluruh dunia. Di Amerika Serikat diperkirakan dijumpai
600.000 kasus baru setiap tahunnya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis
dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pada laki-laki jauh lebih mudah daripada
wanita, baik secara klinis maupun laboratorium, karena pada wanita seringkali
asimtomatis. Pengobatan yang benar meliputi : pemilihan obat yang tepat serta
dosis yang adekuat untuk menghindari resistensi kuman. Melakukan tindak lanjut
secara teratur sampai penyakitnya dinyatakan sembuh. Sebelum penyakitnya
benarbenar sembuh dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual.
Pasangan seksual harus diperiksa dan diobati agar tidak terjadi infeksi berulang.

Anda mungkin juga menyukai