Anda di halaman 1dari 10

PROBLEM BASED

LEARNING SKENARIO
I

SCOTT ANDREW SARIO


201983088

MEDICAL FACULTY UNIVERSITAS PATTIMURA


2021
SKENARIO
Seorang laki-laki usia 60 tahun mengalami lemah separuh badan kanan secara tiba-
tiba dan mulut mencong ke kanan sejak tiga hari yang lalu, disertai adanya nyeri
kepala dan muntah, beberapa saat mengalami lemah separuh badan penderita sulit
diajak komunikasi dan mengantuk.
1.Tekanan darah pasien (200/100 mmHg)

2.RR/HR (90x/menit, RR: 20x/menit)

3.Riwayat penyakit sebelumnya (Hipertensi tidak terkontrol)

4.kebiasaan pasien (Tidak tahu)

5.Keadaan umum pasien seperti IMT (normal)

6.Nilai kekuatan otot dari pem. Motoric dan refleks fisiologis (333 555, refleks
fisiologis ada peningkatan di sebelah kanan, refleks Babinski + pada sebelah
kanan)
7.Bagaimana hasil CT scan dan rontgen (lesi hiperdens pada regio temporoparietal
sinistra dan disertai edema cerebri, rontgen ada cardiomegaly, pulmo normal)
8.hasil lab (kadar gula 100 mg/dl, kadar kolesterol 200 mg/dl, EKG dan EEG
belum periksa, HB: 15 gr/dl, kadar leukosit 15.000 UL)
9. Perjalanan keluhan (pasien tiba-tiba lemah, awal mula keluhannya mencong
namun tiba-tiba separuh badan melemah)
LEARNING OBJECTIVE

1. Menjelaskan patomekanisme mulut mencong


2. Menjelaskan patomekanisme lemah separuh badan
3. Menjelaskan patomekanisme nyeri kepala dan muntah
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi hemiparese
5. Apa hubungan gejala terkait penyakit yang dialami
6. Langkah-langkah untuk mendiagnosis kasus diatas
7. Apa diagnosis dan diagnosis banding untuk kasus diatas
8. Bagaimana penatalaksanaan kasus diatas
PATOMEKANISME
MULUT MENCONG
PATOMEKANISME
LEMAH SEPARUH BADAN
Ungu: Traktus piramidalis
Merah: Traktus rubospinalis
Oranye: Traktus
retikulospinalis medial
Coklat: Traktus
retikulospinalis lateral
Hijau: Traktus
vestibulospinalis

Sumber: Silbernagl S, Lang F.


Teks dan Atlas Berwarna
Patofisiologi. Jakarta : EGC;2017.
337p.
DIAGNOSIS
UTAMA

CT SCAN : lesi hiperdens pada regio temporoparietal


sinistra dan disertai edema cerebri

Dx : Hemiparesis Dextra e.c


Hemoragic Stroke
Aninditha T, Wiratman W. BUKU AJAR NEUROLOGI. Jakarta: DEPARTEMEN NEUROLOGI
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. 1–342 p.
DIAGNOSIS
BANDING

Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf
Indonesia. Guidelline
stroke.
TATALAKSANA SESUAI
SKENARIO
Seorang laki-laki usia 60 tahun mengalami lemah separuh
badan kanan secara tiba-tiba dan mulut mencong ke kanan
sumber :
sejak tiga hari yang lalu, disertai adanya nyeri kepala dan Utama :
muntah, beberapa saat mengalami lemah separuh badan
penderita sulit diajak komunikasi dan mengantuk. 1. a.stabilisasi saluran napas untuk hindari hipoxia.
1.Tekanan darah pasien (200/100 mmHg) Gangguan? Pasang pipa endotrakel untuk
2.RR/HR (90x/menit, RR: 20x/menit) menjaga patensi jalan napas pasien
3.Riwayat penyakit sebelumnya (Hipertensi tidak terkontrol) b.Pastikan pasien dapat menelan. Xmenelan?
4.kebiasaan pasien (Tidak tahu)
Gangguan kesadararan?  pipa nasogatrik
5.Keadaan umum pasien seperti IMT (normal)

6.Nilai kekuatan otot dari pem. Motoric dan refleks fisiologis


(333 555, refleks fisiologis ada peningkatan di sebelah
kanan, refleks Babinski + pada sebelah kanan)
a. Stabilisasi hemodinamik  tidak
7.Bagaimana hasil CT scan dan rontgen (lesi hiperdens
pada regio temporoparietal sinistra dan disertai edema 2. menurunkan CPP. Beri RL 20 tetes/menit.
cerebri, rontgen ada cardiomegaly, pulmo normal) Bila perlu central venous cathether 
8.hasil lab (kadar gula 100 mg/dl, kadar kolesterol 200
target tekanan 5-12 mmHg
mg/dl, EKG dan EEG belum periksa, HB: 15 gr/dl, kadar
leukosit 15.000 UL) b. Hipertensi. Obat hipertensi nikardipin,
9. Perjalanan keluhan (pasien tiba-tiba lemah, awal mula labetalol. Catopril 3x25 mg; amlodipin
keluhannya mencong namun tiba-tiba separuh badan 1x10 mg; Clonidin 3x0,5 mg
melemah)
Warnings :
TDS >200 mg dengan MAP >150  intravena
pantau tiap 5 menit

Aninditha T, Wiratman W. BUKU AJAR NEUROLOGI. Jakarta: DEPARTEMEN NEUROLOGI


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. 1–342 p.
Menurunkan tekanan intrakranial.
3. Manitol 0,25 – 0,5 gr/kgBB selama 20 menit.
Ulangi tiap 4-6 jam. TAT ALAKSANA SESUAI SKENARIO

a.Memposisikan kepala pasien 30 derajat


b.Menghindari tekanan pada vena jugularis

Nutrisi pasien
4. Berikan sedini mungkin apabila tidak ada
perdarahan lambung!
Disfagia, gangguan kesadaran pipa
nasogatrik. NGT>6 weeks, ganti percutaneus
endoscopic gastrotomy (PEG)

Tindakan bedah?
“tergantung lokasi, ukuran hematom,
dan status neurologis penderita”

Aninditha T, Wiratman W. BUKU AJAR NEUROLOGI. Jakarta: DEPARTEMEN NEUROLOGI


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. 1–342 p.

Anda mungkin juga menyukai