Laporan Kasus
FAKULTAS KEDOKTERAN
Januari 2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Disusun Oleh :
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa:
Nama : ANDI NUR MUTMAINNAH
Pembimbing,
2
A. PENDAHULUAN
Stroke didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
dinding pembuluh darah kecil yang sudah rusak akibat hipertensi kronik robek.
dalam ruang subarachnoid yang meliputi sistem saraf pusat yang diisi dengan
3
Jumlah penderita stroke di Indonesia terus meningkat. Pada Riskesdas
(Riset Kesehatan Dasar) jumlah penderita stroke di tahun 2007 usia 45-54 sekitar
8 persen, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 10 persen. Jumlah penderita stroke
usia 55-64 tahun pada Riskesdas 2007 sebanyak 15 persen, sedangkan pada
menjadi dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah, dan faktor resiko yang
dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah, antara lain usia (> 55 tahun),
herediter, ras, jenis kelamin (perempuan lebih beresiko dari pada laki-laki),
riwayat stroke, TIA atau serangan jantung sebelumnya. Faktor resiko yang dapat
diubah, yaitu tekanan darah tinggi, merokok, diabetes mellitus, penyakit arteri,
4
A. LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
Nama : Ny. G
Umur : 68 tahun
Pendidikan : SD
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Anamnesis terpimpin :
dengan kelumpuhan separuh badan sebelah kanan disertai nyeri tangan dan
kaki sebelah kiri terutama saat digerakkan. Pasien tidak bisa berbicara dan
hanya bisa sedikit mengangguk ketika ditanya. Kontak mata ada. Riwayat
pingsan kurang lebih 1 bulan yang lalu dan dirawat di ICU RS Pelamonia
Demam ada. Mual dan muntah tidak ada. Pusing dan nyeri kepala tidak ada.
BAB lancar, BAK via kateter. Keluarga pasien mengaku bahwa pasien tidak
5
pernah memiliki penyakit apapun sebelumnya dan pasien baru pertama kali
Anamnesis system
dapat berbicara
6
Sistem integumental : tidak ada keluhan
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Nadi = 89 x/mnt
Temperatur = 37,8 o C
P T K
Motorik
N N 0 4
N 0 3
Rf Rp
N - -
N + - 7
Sensorik : SDN
RESUME ANAMNESIS
sinistra terutama saat digerakkan. Ada afasia. Kontak mata ada. Kurang lebih
menurun selama 17 hari. Febris ada. Defekasi (+), Miksi via kateter. Riwayat
pernapasan 18 x/menit, nadi 89x/m, dan suhu 37,80 C. Pada pemeriksaan fisis
kekuatan, tonus, dan reflex fisiologis dextra. Refleks patologis Babinski dextra
positif.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. CT-Scan Kepala
- Herniasi subfalcine
- Brain edema
8
2. (20 Desember 2019) Kesan :
- Brain edema
b. Kimia Darah
1. (1 Desember 2019)
mmol/L
5. DIAGNOSIS
sinistra
9
Diagnosis etiologi : Intracerebral Hemorrhagic
Diagnosis Banding :
Stroke Non-Hemoragik
Tumor Intrakranial
6. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 20 tpm
1. Neurobion ap/24jam/drips
2. Mannitol 125cc/8jam/drips
5. Omeprazole/ 12 jam/iv
- Head up 30◦
- Balance cairan
10
- Oral Hygiene
B. DISKUSI
berupa keluhan kelumpuhan pada lengan dan tungkai kanan. Pingsan dan
tidak mengalami kesemutan pada lengan dan tungkai kanan sebelumnya, serta
tidak mengalami nyeri kepala hebat. Pasien juga menjadi tidak bisa berbicara
sejak serangan, tetapi pasien masih dapat mengerti pembicaraan. Dari keluhan
berlangsung selama 24 jam atau lebih. Tanda-tanda klinis yang dialami berupa
defisit neurologis yang diakibatkan oleh kerusakan lokal dari struktur otak.
11
sehingga faktor resiko yang dapat diubah untuk terjadinya stroke tidak
diketahui. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat diubah meliputi umur
pada umumnya terjadi saat pasien sedang beraktivitas, adanya nyeri kepala
yang hebat, timbulnya defisit neurologis dalam waktu beberapa menit hingga
…………………………………………….
140/80 mmHg. Pada status neurologis, inspeksi wajah tampak asimetris dengan
superior dan inferior kiri aktif, kekuatan otot ekstremitas superior dan inferior
ektramitas superior dan inferior kiri, serta hiperefleks pada refleks biseps dan
12
triseps ekstremitas superior kanan dan hiperefleks pada refleks pattela dan
Pada pemeriksaan sistem sensorik, tes koordinasi dan fungsi luhur sulit
superior dan inferior kanan memiliki kelainan berupa gerakan pasif, tidak
pada ekstremitas yang mengalami kelumpuhan dan tidak adanya atrofi pada
dekstra akibat lesi kortikal terdapat afasia motorik (afasia Brocka) (Mardjono
13
intraserebral, perdarahan sbuarakhnoid, melformasi arteriovenosus dan
dipilih, sedangkan MRI dapat mendeteksi lesi awal dari iskemik (WHO, 1995).
penyebab dari kelumpuhan lengan dan tungkai kanan serta terganggunya fungsi
bicara, apakah disebabkan karena stroke hemoragik atau stroke non hemoragik
pasien ini serangan sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu, jadi penatalaksanaan
umum yang dapat dilakukan adalah dengan stabilisasi jalan napas dan
yang dikeluarkan dari tubuh. Cairan yang dapat diberikan berupa kristaloid
nasogastrik diperlukan pada pasien ini untuk pemberian nutrisi, karena adanya
14
dengan komposisi karbohidrat 30-40% dari total kalori, lemak 20-35%, dan
protein < 0,8 g/kg/hari (terdapat gangguan fungsi ginjal) (PERDOSSI, 2011).
yang dipakai pada pasien ini adalah Ceftriaxone 1 gram setiap 12 jam secara
intravena minimal selama 5 hari. Pemberian obat penurun tekanan darah perlu
diberikan dengan target tekanan darah sistolik 140 mmHg. Pemberian diuretik
furosemid menjadi pilihan untuk pasien ini, sebagai penurun tekanan darah,
pasien ini memiliki gangguan fungsi ginjal (Ureum 71 mg/dl, dan kreatinin: 1,3
C. KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Medula
Available at http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-
nasional/14/ 02/02/n0cz1r-jumlah-penderita-stroke-di-indonesia-terus-
meningkat.
Available at http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/About-
Stroke/UnderstandingRisk.
16
10. Gofir, Abdul. Evidence Based Medicine Manajemen Stroke. Edisi 1.
Gejala.Edisi 4. 2012
15. Brust, John. Current Diagnosis and Treatment Neurology 2nd Edition. North
16. Mesiano, Taufik. Salim Harris. Buku Ajar Neurologi, Stroke Hemoragik. 2012
17