Kelenjar keringat ekrin dipersarafi oleh serabut saraf simpatis; neurotransmitter utama,
asetilkolin yang berikatan dengan reseptor muskarinik pada kelenjar keringat ekrin.
keringat berlebih
(hiperhidrosis)
Gangguan Proses
berkeringat berkurangnya keringat
(hipohidrosis atau
anhidrosis).
DAFTAR INKLUSIF GANGGUAN KELENJAR EKRIN DAN
BERKERINGAT
TABLE 81-1
Klasifikasi Gangguan Berkeringat
Hiperhidrosis Fokal Prime (esensial) Gangguan otonomik primer dengan temuan anhidrosis
Palmoplantar, axilla, craniofasial, hiperhidrosis general primer Gangguan isolasi sudomotor
Hiperhidrosis Focal Penyebab Sekunder Sudomotor dengan kelainan otonomic lainnya
Disebabkan oleh infark serebral Gangguan Otonomik sekunder berhubungan dengan anhidrosis
Berhubungan dengan Spinal Cord Injury Lesi sistem saraf sentral (seperti stroke, tumor, infeksi,
Berhubungan dengan gangguan sistem saraf sentral lainnya infiltrat,trauma)
Berhubungan dengan gangguan sistem saraf perifer lainnya Gangguan degenerasi
Berhubungan dengan gangguan kulit lokal Lesi Saraf perifer penyebab anhidrosis
Hiperhidrosis Generalis Penyebab Sekunder Anhidrosis karena racun, agent farmakologi, paparan panas
Berhubungana dengan Gangguan Sistem saraf sentral Anhidrosis berhubungan dengan penyakit kulit dan kelenjar keringat
Berhubungan dengan hepar dan infeksi kronis Anhidrosis disebabkan oleh agen fisik yang merusak kulit
Berhubungan dengan metabolik dan penyakit sistemik Anhidrosis disebabkan oleh kongenital dan penyakit terkain kulit
Berhubungan dengan keganasan Gangguan yang mempengaruhi kelenjar keringan (sweat glands)
Berhubungan dengan gangguan sisten saraf central dana perifer Gangguan dengan abnormalitas komposisi keringat
HIPERHIDROSIS
keringat berlebih (hiperhidrosis)
Patogenesis
hiperhidrosis berkeringat berlebihan di luar
primer atau yang fungsi fisiologis berkeringat Prevalensi 4,8%,
berlebihan di luar fungsi dari ± 15,3 juta
sering disebut fisiologis
hiperhidrosis orang di Amerika
esensial masih Serikat.
kurang dimengerti.
hiperhidrosis primer hiperhidrosis
hiperhidrosis sekunder
esensial terjadi akibat dari penyakit
sistemik yang mendasari
HIPERHIDROSIS FOKAL PRIMER (ESENSIAL)
tetapi
telah di yakini merupakan hasil dari over aktivitas simpatis
tanpa adanya defek pada struktur kelenjar eccrine. Bukti
juga menunjukan bahwa hiperhidrosis merupakan genetik.
HIPERHIDROSIS FOKAL PRIMER (ESENSIAL)
Tabel 81-2
Hiperhidrosis Fokal Primer (esensial)
Tes yodium positif
Keringat berlebihan fokal dengan durasi ≥ 6 bulan tanpa
penyebab yang jelas dan paling sedikit 2 dari gejala :
Bilateral dan relatif simetris
Onset usia biasanya sebelum usia 25 tahun
Keringat pada area fokal berhenti selama tidur
Frekuensi : paling sedikit sekali dalam satu minggu
Riwayat keluarga positif
Berkeringat mengganggu aktivitas sehari-hari
HIPERHIDROSIS FOKAL PRIMER (ESENSIAL)
lini pertama termasuk antiperspiran over-the-counter (OTC)
Terapi atau aluminium klorida heksahidrat (10% hingga 35%).
TABLE 81-4
Pilihan treatment untuk Hiperhidrosis fokal primer Aluminium klorida heksahidrat
Pilihan topikal lini pertama bekerja paling baik bila diberikan
Antiperspirant OTC dan alumunium clorida hexahydrate (10-35%) untuk kulit kering pada waktu tidur
Glycopyrrolate topikal (0.5-2 %)
dan dicuci setelah 6 hingga 8 jam.
Lini kedua
Injeksi intradermal botulinum toxin
Termolisis energi elektromagnetik
Ionthoporesis air keran
Pada kasus yang parah atau refraktory
Simphatektomi endoskopi thorax
Obat-obatan sistemik
Glycopyrrolate atau oxybutinin
Clonidine
Propranolol
Benzodiazephine
HIPERHIDROSIS FOKAL PRIMER (ESENSIAL)
gagal pada terapi
Terapi topikal
LINI KEDUA
1 2
injeksi intradermal botulinumt oksin
Termolisis energi elektromagnetik
menghancurkan kelenjar ekrin
daerah yang berkeringat berlebihan.
prosedur non-invasif pengurangan Botulinum toksin bekerja pada
berkeringat di aksila. Energi gelombang mikro sinapsis kolinergik, menghambat
mudah diserap oleh molekul air pelepasan asetilkolin.
Injeksi dilakukan pada subkutan
dermal dimana kelanjar ekrin berada.
Hiperhidrosis
Paroksimal Lokal Hyperhidrosis Sekunder Lokal
Terkait Dengan gangguan
•Hyperhidrosis pada siang hari Kutaneus
•mempengaruhi kepala, leher dan leher atas berhubungan dengan gangguan kulit tertentu seperti bleb-
•dapat terjadi pada wanita menopouse rubber-bleb-nevus syndrome, kulit perilesi dari tumor
•Cuaca panas biasanya tidak terkait dengan glumos (neoplasma mesenkimal).
hiperhidrosis paroxysmal lokal,
•Riwayat berkeringat sebelum menopause normal
Berkaitan dengan keganasan, produksi berlebihan IL-6 oleh sel limfoma Hodgkin telah
terbukti menyebabkan demam dan keringat malam.
HIPERHIDROSIS SEKUNDER)
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS DARI HIPERHIDROSIS SEKUNDER
1
Obat dan Toksin Hiperhidrosis yang biasa terjadi selama
pemberian opioid akut dan kronis
GAMBARAN
KLINIS Pasien dengan anhidrosis fokal atau segmental tidak sadar
Anhidrosis menyeluruh atau anhidrosis dengan keterlibatan area luas
biasanya bermanifestasi sebagai kelelahan panas, ketidakmampuan
untuk mentolerir peningkatan aktivitas fisik dalam keadaan panas
lingkungan, atau pusing saat terpapar panas.
ANHIDROSIS
Displasia Ektodermal
Hipohidrotik
(Hypohidrotic Ectodrmal
Dysplasia) Mutasi pada pengkodean gen ED-1 untuk
ectodysplasin menghasilkan displasia ektodermal
hipohidrotik X-linked, yang merupakan bentuk paling
umum dari ektodermal displasia. Gangguan ini ditandai
dengan suatu perkembangan abnormal kelenjar keringat
ekrin, rambut, dan gigi.
INSENSITIF NYERI
KONGENITAL dengan HSAN tipe IV,
ANHIDROSIS (CONGENITAL
INSENSITIVITY to PAIN
WITH ANHIDROSIS/CIPA
gangguan autosomal resesif yang
langka yang ditandai dengan
insensitif kongenital terhadap
rangsangan berbahaya,
CIPA juga diketahui terjadi karena hilangnya varian anhidrosis, hiperpireksia
fungsi dalam reseptor tirosin neurotropik gen berulang, keterbelakangan
kinase 1 (NTRK1). mental, dan perilaku melukai diri
Hampir semua gejala dapat dikaitkan dengan sendiri
ketidakmampuan jalur pensinyalan NTRK1 untuk
mengatur pengembangan nosiseptif, simpatik, dan
neuron kolinergik sentral.
ANHIDROSIS
Penyakit Fabry
(Fabry Disease) gangguan penyimpanan herediter lisosom X-linked yang
disebabkan oleh kurangnya aktivitas -galactosidase A.
Gejala klinis :
onset akut,
urtikaria kolinergik,
peningkatan kadar imunoglobulin E serum,
tidak adanya disfungsi otonom lainnya, dan
respons yang nyata untuk glukokortikoid
GAMBARAN
KLINIS,
PROGNOSIS dan
TERAPI
Tidak seperti pengobatan hiperhidrosis, pilihan untuk anhidrosis terbatas. Penyebab utama
harus diidentifikasi dan segala obat yang berkontribusi harus dihentikan. Menjaga pasien
tetap dingin suhu sangat penting untuk menghindari overheating yang mengancam jiwa.
Mengenakan pakaian basah juga bisa membantu selama aktivitas fisik; Namun,
keefektifannya pendinginan eksternal dapat dikompromikan pada pasien dengan displasia
ektodermal, mungkin karena pelebaran kapiler yang buruk. Dalam kasus miliaria, perawatan
biasanya tidak diindikasikan untuk miliaria crystallina karena sifatnya yang terbatas.
Aplikasi topikal lanolin anhidrat telah menghasilkan peningkatan signifikan pada pasien
dengan miliaria profunda.
Pencegahan dan pengobatan miliaria terdiri dari pengendalian pajanan terhadap panas dan
kelembaban, obati apa pun penyakit demam yang mendasarinya, dan menghilangkan oklusif
pakaian.