Oleh :
MUSFIRAH, S.KED.
10542 0617 15
Pembimbing :
dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.AR
No. Rekam Medik : 484392
Tanggal Lahir : 05 Juni 1976
Usia : 43 tahun
Alamat : Jl. Mustafa Dg. Bunga
Agama : Islam
Suku : Makassar
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 November 2019
Tempat Perawatan : Poli Jiwa RS. Syekh Yusuf Gowa
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari autoanamnesis pasien itu sendiri.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama
Cemas dan Sulit Tidur
2. Riwayat Gangguan Sekarang
a) Keluhan dan Gejala
Seorang pasien laki-laki usia 43 tahun datang ke poli RS Syekh
Yusuf dengan untuk kontrol pengobatan, awal datang ke Poli dengan
keluhan cemas dan sulit tidur. Keluhan ini dialami sejak tahun 2011, 9
tahun yang lalu, Pasien mengeluh bahwa rasa cemas yang terus menerus
hampir setiap hari dan sering berpikir bahwa pasien akan mati. Tiga
bulan sejak rasa cemas itu muncul pasien mengaku bahwa tidak tidur
bahkan di siang hari dan pasien sulit untuk berkonsentrasi dan gelisah.
Pasien juga mengeluh lemas, nyeri dada, nyeri ulu hati, sebelah kiri
badannya kaku dan merasa kakinya ada yang tahan. Makan dan minum
pasien tidak teratur dan mandi teratur.
Awal perubahan perilaku dialami pasien sejak 9 tahun yang lalu,
setelah dilakukan pengeluaran cairan dari paru-paru di RS. Bayangkara.
Sejak rasa cemas muncul, pasien telah berobat di RS Wahidin dan
melakukan berbagai pemeriksaan kesehatan, namun hasilnya normal.
Pasien mengaku bahwa pasien merokok dalam sehari menghabiskan 2
bungkus, minum alkohol, pernah menggunakan obat-obatan saat masih
muda selama 5 tahun. Riwayat pengobatan : pernah berobat di salah satu
klinik jiwa di Makassar dan mendapatkan obat dalam capsul isinya Serlof
10 mg, Dogmatil 12,5 mg, Farmadral 5 mg, Quetvell 10 mg, Merlopam
¼ mg, Frixitas ½ mg, Sizoryl 5 mg (0-0-1). Saat ini pasien sudah
menjalani kontrol sebanyak 33 kali sejak tahun 2017 dan merasakan
perubahan rasa cemas sesekali muncul dan tidur membaik.
b) Hendaya/disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (-)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (-)
Hendaya dalam waktu senggang (+)
A. Deskripsi umum
Penampilan: Seorang laki-laki, tampak wajah sesuai usia (43 tahun).
Perawakan gemuk dan tinggi. Memakai baju kemeja dan celana kain
panjang berwarna hitam. Perawatan diri baik.
Kesadaran: Compos mentis, kesadaran baik
Aktivitas psikomotor : Tenang
Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Arus pikiran : Cukup Relevan, Cukup Koheren
2. Isi pikiran : Tidak ada gangguan isi pikir
3. Hendaya berbahasa :Tidak ada hendaya dalam berbahasa.
Verbalisasi spontan, lancar, intonansi biasa
VI. DIAGNOSISMULTIAKSIAL :
Aksis I:
Berdasarkan autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental,
ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa cemas dan sulit
tidur. Keadaan ini menimbulkan hendaya (dissability) ringan (hendaya
waktu senggang ) yang dapat diatasi sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien menderita Gangguan jiwa. Karena tidak didapatkan hendaya berat
dalam menilai realita, sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan
Jiwa Non-Psikotik. Berdasarkan hasil pemeriksaan status internus dan
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang dapat menimbulkan
gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan sehingga
dapat dikategorikan Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien,
didapatkan gejala-gejala yang mengarah pada Gangguan Anxietas.
Sehingga menurut PPDGJ III, pasien ini dapat di kategorikan ke
dalam diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Axis II
Dari hasil autoanamnesis dan pemeriksaan status mental tidak
didapatkan ciri kepribadian yang mengarah kesalah satu gangguan
kepribadian.
Axis III
Nefrolithiasis
Axis IV
Pasca pengeluaran cairan di paru-paru
Axis V
GAF Scale 70 - 61 (beberapa gejala ringan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum baik)
Psikoterapi supportif :
- Ventilasi: Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
- Konseling: Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan
memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap
minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang
terdekat pasien tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial
sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.
VIII. PROGNOSIS :
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
- Dukungan dari keluarga baik untuk kesembuhan pasien
- Tidak terdapat kelainan organik
Faktor penghambat:
- Pasien sering berpikir negatif tentang sesuatu
IX. PEMBAHASAN
DEFINISI
DIAGNOSIS
F40 Gangguan Anxietas Fobik
F40.0 Agorafobia
F40.1 Fobia Sosial
F40.2 Fobia Khas
F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
F41.0 Gangguan panik
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT
F42 Gangguan Obsesi Kompulsif
F42.0 Predominan pikiran obsesif atau pengulangan
F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsessional ritual)
F42.2 Campuran pikiran dan tindakan obsesif
F42.8 Gangguan obsesi kompulsif lainnya
F42.9 Gangguan obsesi kompulsif YTT
F43.1 Gangguan Stress Pasca Trauma
TERAPI
Farmakoterapi
1. Utama, Hendra. 2015. Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. Jakarta: FKUI.
2. Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri
Klinis. Edisi 2. Jakarta: ECG.
3. Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan
Ringkasan PPDGJ-III dan DSM V. Jakarta: FK-Unika Atmajaya.
4. _____.2014. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.
Jakarta: FK-Unika Atmajaya