Juli 2022
PEMBIMBING
dr. Hj. Fitriani Asrul, Sp.An
General Anestesi:
• Hilangnya kesadaran (sedasi)
• Hilangnya persepsi nyeri (analgesia)
• Hilangnya memori (amnesia)
• Relaksasi
Singultus
• Keadaan refleks yang melibatkan sistem saraf batang otak, saraf
vagus, dan frenikus→ Kontraksi otot diafragma, interkostalis, dan
penutupan glotis →suara khas “Hik”.
Identitas Pasien
• Nama : Nn. H
• Umur : 22 tahun
• Berat Badan : 60 kg
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Honorer
• RM : 60 13 XX
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan timbul benjolan sebesar telur ayam pada leher sebelah
kanan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku tiba-tiba saja terdapat benjolan. Benjolan tidak
disertai rasa nyeri, tidak disertai rasa hangat, tidak disertai demam. Keluhan seperti sulit menelan
disangkal, suara serak disangkal, sesak nafas disangkal, mudah berkeringat disangkal, sering
berdebar-debar disangkal.
Keadaan Umum
Kulit
Kepala Berwarna kuning langsatNormocepal (+)
Berwarna hitam, tidak mudah tercabut (-)
Rambut
Mata
Konjungtiva anemis(-), sklera ikterik (-), Exopthalmus (-/-),edema palpebra
-/-, Gerakan bola mata dalam batas normal,
Mulut Bibir pucat (-) bibir kering (-) perdarahan gusi (-) jelaga (-)
Leher Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid (+) pada regio
colli dextra
Inspeksi
Thoraks Pergerakan hemithorax simetris kiri dan kanan. Retraksi selaiga (-)
Palpasi
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
DIAGNOSIS
Struma nodusa non-toksik dextra
RENCANA PEMBEDAHAN
Isthmulobectomy
ASSESMEN ANESTESI
ASA PS 2
RENCANA ANESTESI
General Anestesi
Tatalaksana Perioperatif:
1. Persiapan Preoperatif :
a. Persiapan Pasien :
- Edukasi Pasien
- Pasien dipuasakan 8 jam sebelum operasi dimulai
- IVFD RL 31 TPM
- Premedikasi
b. Persiapan Alat :
- Monitor ( SpO2, tekanan darah, nadi, EKG)
- Oksigen 2-4 lpm
- STATICS
-Persiapan Obat untuk General Endotracheal Anestesi
Tatalaksana Intraoperatif:
• Pasien dapat
mempertahankan potensi
jalan nafas
• Pasien dalam kondisi
hemodinamik baik:
TD: 100/70 mmHg
N: 78x/menit
P: 20x/ menit
PEMBAHASAN
ANATOMI DAN
FISIOLOGI PERNAFASAN
Penderita SNNT dapat diatasi dengan
isthmulobectomy dengan General anestesi
Dewi AY, Ratunanda S. 2016. Early diagnosis and current treatment paradigm in head and neck surgery. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1-375
Pemberian Premedikasi Kepada Pasien
Tujuan:
1. Memberi Sedasi dan Analgesi → Memberi Ketenangan pada pasien
2. Pasien bebas dari ketakutan dan nyeri
3. Memperlancar Induksi Anestesi
4. Mengurangi mual dan muntah
5. Mencegah terjadinya aspirasi
Latief, S. A., Suryadi, K.A., & Dachlan, M.R. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Pasien diberikan Ondansetron, Ranitidine,
dan Dexamethasone
• Ondansetron 8 mg IV
Antiemetik
Menghambat reseptor serotonin pada sistem saraf serebral dan saluran pencernaan.
• Ranitidine 50 mg IV
Golongan Antagonis reseptor H2→ Menghambat sekresi cairan lambung.
• Dexamethasone 10mg IV
Golongan kortikosteroid (Glukokortikoid)
Mencegah pelepasan senyawa kimia penyebab radang.
Latief, S. A., Suryadi, K.A., & Dachlan, M.R. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Pada pasien diberikan Midazolam
Latief, S. A., Suryadi, K.A., & Dachlan, M.R. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Pada pasien diberikan Opioid Fentanyl
Latief, S. A., Suryadi, K.A., & Dachlan, M.R. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Pada pasien ini diberikan Profopol
Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. 2019. Anestesiologi dan Terapi. Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka. Jakarta
Pada pasien ini diberikan Atracurium
Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. 2019. Anestesiologi dan Terapi. Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka. Jakarta
Terjadinya Singultus Pada Pasien
• Singultus
Keadaan refleks yang melibatkan sistem saraf batang otak,
saraf vagus, dan frenikus→ Kontraksi otot diafragma, interkostalis,
dan penutupan glotis →suara khas “Hik”.4-60x/menit
• Durasi:
- Akut (<48 jam)
- Persisten (>48 jam)
- Intractable (>= 1bulan)
.
Christianty F, Caroline S, Adiwinata R, Richard T, Wiraputranto MC. 2016. Evaluasi dan tatalaksana singultus. Cermin Dunia Kedokteran. 43(11):833-5.
Terjadinya Singultus Pada Pasien
Christianty F, Caroline S, Adiwinata R, Richard T, Wiraputranto MC. 2016. Evaluasi dan tatalaksana singultus. Cermin Dunia Kedokteran. 43(11):833-5.
Manajemen Singultus Pada Pasien
• Strategi Ventilasi
- Jalan nafas dipertahankan
- Diberikan ventilasi tekanan positif secara intermitten dan berikan isoflurane 2,5 %
hingga 5%
• Pelumpuh otot (Atracurium)
- Menghambat Asetilkolin → menurunkan tonus otot polos dan kontraktilitas .
Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. 2019. Anestesiologi dan Terapi. Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka. Jakarta
FARMAKOLOGI
1. Antipsikotik
• Chlorpomazine ( 25-50 mg IV/IM) dan Haloperidol (2-5 mg) → Menghambat dopamine di
hipotalamus.
2. Agen antikolinergik (Sulfas Atropin)
• Menghambat asetilkolin
• Mengurangi tekanan intra-esophagus
• Memblokir impuls afferen yang dimediasi vagal dari stimulasi vagal dan juga memblokir
lengan efferen dari pusat singultus.
3. Agen Prokinetik (Metoclopramide)
• Aksi antagonis pada reseptor dopamine dan agonis serotonin→ menghambat refleks
singultus
Obuchi T, Shimamura S, Miyahara N, Fujimura N, Iwasaki A. 2018. CO 2 retention: The key to stopping hiccups. Clin Respir J. 12(8):2340–2345.
NON- FARMAKOLOGI
1. Strategi Ventilasi
• Penerapan tekanan jalan nafas positif terus menerus pada 25-30 cm H2O
2. Pelepasan suboksipital
• Traksi diterapkan pada leher posterior → Merenggangkan otot-otot sub-oksipital di
dermatom C2 → mengurangi tekanan pada saraf vagus → menghilangkan singultus.
3. Retensi CO2
• Hipoventilasi yang disengaja selama ventilasi mekanis
• ETCO2 harus setidaknya 48 mmHg untuk menghentikan singultus
• Tingkat CO2 yang tinggi akan melawan sinyal singultus dari medula
Obuchi T, Shimamura S, Miyahara N, Fujimura N, Iwasaki A. 2018. CO 2 retention: The key to stopping hiccups. Clin Respir J. 12(8):2340–2345.
THANK YOU