Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN JAGA

Minggu malam, 25 Juli 2021


DPJP Jaga:
Dr. dr. Ketut Widyastuti, Sp. S (K)
Tim Jaga:
Jaga IV : dr. Dico
Jaga III : dr. Skolastika
Jaga II : dr. Exaudi
Jaga Ib : dr. Restu
Jaga Ia : dr. Hermawan
Penguji 1 : dr. Nyoman Angga Krishna, Sp. N, FINR, FINA
Penguji 2 : dr. I Wayan Widyantara, M.Biomed, Sp. S(K)
VISI
• Menjadikan Program Pendidikan Dokter Spesialis
I (PPDS-I) Neurologi FK UNUD sebagai pusat
Pendidikan yang meningkatkan pengetahuan
akademik dan kemampuan profesionalisme
sehingga dapat menghasilkan dokter spesialis
neurologi yang unggul, mandiri, dan berbudaya
serta mempunyai daya saing baik di tingkat
nasional pada tahun 2020 dan internasional
pada tahun 2025.
MISI
• Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran
sehingga lulusan mempunyai kemampuan akademik
dan potensial sesuai dengan kompetensinya yang
unggul, mandiri, dan berbudaya.
• Mengembangkan penelitian dan pengabdian
masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan
pemangku kepentingan.
MISI
• Mengembangkan pelayanan sehingga peserta
program mencapai kompetensi yang diinginkan
sesuai dengan profesinya sebagai dokter spesialis
neurologi yang mampu bersaing di tingkat nasional
dan internasional.
• Memberdayakan Program Pendidikan Dokter
Spesialis Neurologi FK. Unud/RSUP. Sanglah
Denpasar Sebagai Program Studi yang Melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi Berlandaskan
Pengembangan IPTEK dan Nilai Budaya
TUJUAN
• Menghasilkan lulusan bermutu yang memiliki
kompetensi tinggi (unggul), mandiri, dan berbudaya,
dalam penguasaan IPTEK.
• Menghasilkan penelitian dan pengabdian
masyarakat yang bermutu, relevan, berdaya saing,
dan juga menghasilkan publikasi ilmiah nasional dan
internasional.
• Meningkatkan kapasitas program studi dalam
memberikan akses pelayanan pendidikan kepada
masyarakat.
TUJUAN
• Mengembangkan kerja sama nasional dan
internasional.
• Mengembangkan program studi yang
akuntabel, transparan dan tata kelola yang
baik (good governance).
Resume pasien
Minggu malam, 25 Juli 2021
DPJP jaga: Dr. dr. Ketut Widyastuti, Sp. S (K)
Pasien baru:
1. I Nyoman Radu/L/56thn/21037133 dengan SH (ICH+IVH) e.c suspek ruptur
mikroaneurisma onset H-1  triage
2. Paiwi/P/53 thn/21037143 dengan SNH e.c suspek thrombus dd/ tromboemboli
onset H-1 + suspek ACKD, hiperglikemia e.c suspek DM tipe II, hiponatremia,
febris akut + kardiomegali  triage
3. Ni Nengah Sudanti/P/54 thn/01627290 dengan epilepsi post stroke +
hipernatremia, hipokalemia, hipokalsemia + suspek OA genu D et S + hipertensi
terkontrol + DM tipe 2 + suspek COVID-19 sedang  cohort IGD

Pasien konsul IGD:


1. Roben Boling/L/81 thn/19024283 dengan obs. Penurunan kesadaran e.c suspek
ensefalopati hipoksik dd/ septik + old stroke  tidak rawat Bersama  cohort IGD

Pasien konsul ruangan: -


NR L 56 th 21037133

TRG
KU: kelemahan separuh tubuh kanan 19.00 wita
pasien laki-laki, usia 56 tahun, suku Bali, kinan, datang diantar keluarga dengan keluhan
kelemahan separuh tubuh kanan yang terjadi mendadak -+ 2 jam SMRS (pkl. 17.00
WITA) saat pasien sedang mengendarai sepeda motor (membonceng anaknya). Saat di
perjalanan tiba-tiba pasien merasa sepeda motor bergoyang tidak seimbang lalu pasien
berhenti dan separuh tubuh kanannya sudah tidak bisa digerakkan. Pasien masih dapat
menahan posisi motor. Tidak sempat ada trauma atau jatuh, pasien kemudian ditolong
keluarga dan dibawa ke RS. Saat kejadian pasien sadar, bisa ikut perintah, bibir
mencong, bicara pelo, lengan dan kaki kanan tidak bisa bergerak. Nyeri kepala (-),
pusing berputar (-), gangguan melihat (-), gangguan dengar (-), kejang (-).
Ini merupakan pertama kalinya mengalami kelemahan separuh tubuh.
Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri dada (-), diare (-), sesak napas (-), bengkak (-), dada
nyeri, berdebar (-). Saat sampai di RS pasien membuka mata, kontak sedikit berkurang,
menyahut bila dipanggil, ikut perintah sederhana, bicara sedikit dengan suara pelo dan
tidak jelas. Sekitar pkl. 19.10 pasien muntah 2x menyemprot, keluar air dan makanan,
tersedak (-). Pasien saat dievaluasi kembali hanya menyahut Ketika dipanggil, bicara
kurang menyambung, dan tidak mengikuti perintah meskipun masih bisa
mengidentifikasi arah rangsangan.
RPD:
Riwayat operasi prostat URS tahun 2020 (jinak)
Riwayat Hipertensi, DM tipe 2, penyakit jantung, stroke
disangkal.

RPO: tidak minum obat

RPK:
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa

Riwayat sosial
Pasien tidak bekerja, merokok (+) -+ 1-2 bungkus per hari sejak
>10 tahun, alkohol (-)
Riwayat vaksin COVID-19 I Maret 2021, II 5 April 2021
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL PEMERIKSAAN UMUM PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
• TD kanan: 150/80 Status General: Status Neurologikus :
mmHg • Kesadaran: GCS E3V4M5
• Thorax: simetris, jejas (-) • Meningeal sign (-)
• TD kiri: 150/80 mmHg o Cor : S1S2 tunggal regular,
(MAP: 103,33) kesan normal, murmur (-)
• Pupil bulat isokor 2mm/2mm
• Nadi: 88 x/menit, o Pulmo ronkhi -/- wheezing • RBO intak
regular -/- • Kesan paresis nervus VII
• RR: 20 x/menit, • Abdomen: jejas (-), distensi dextra supranuklear
reguler (-) • Kesan lateralisasi tenaga
• SpO2: 97% via room • Edema ekstremitas -/-, jejas flaccid dextra grade <3
air (-), deformitas (-) • Refleks patologis (-/-)
• Temp.ax: 36 C
• BPS 4/12
• BB: 55 kg RESUME
• Kesadaran: GCS E3V4M5
Siriraj score: 0,5 • Kesan paresis nervus VII
Skor Stroke Nuartha: 8 dextra supranuklear
• Kesan lateralisasi tenaga
flaccid dextra grade <3
DIAGNOSIS TERAPI PENUNJANG
Diagnosis Klinis: • MRS
WBC 15,38// Ne% 78,7% // Ne#
• Penurunan kesadaran • Head up 30 derajat
• Kesan paresis nervus VII • Infus NaCl 0.9% 20 12,11 // lym% 15 //RBC 4,72//Hb
dextra supranuklear tpm
• Kesan lateralisasi tenaga
14,8 //Hct 45,6 //Plt 272 // NLR
flaccid dextra grade <3 Planning 5,25//LED 5 // PT 13,9//APTT
• EKG
Diagnosis Topis: • Cek Laboratorium : 30,4//INR 0,98//GDS 137// SGOT
Capsula interna sinistra darah lengkap, fungsi 11,1 // SGPT 11,89//CRP 1,0//BUN
(meluas ke thalamus) hati, fungsi ginjal, faal
hemostasis, elektrolit 10,81 // SC 1,1 // e-LFG 69,58
Diagnosis Kerja: • Rontgen thorax Na 140// K 3,49 // Cl 104,8
suspek stroke hemoragik et • CT- scan kepala
causa suspek ruptur tanpa kontras D-dimer 0,27
mikroaneurisma AGD: ph 7,41//pCO2 38//pO2
Diagnosis Banding: 100//Beecf -0,5//HCO3- 24,1//SO2c
Suspek stroke non hemoragik 98%//TCO2 25,3
et causa suspek
tromboemboli
OSM: 291
EKG
Ro Thorax
25/7/2021
CT-Scan kepala
non kontras
25/7/2021
DIAGNOSIS PLANNING PROGNOSIS
Diagnosis Etiologis: Diagnostik: • Ad vitam: dubia ad bonam
Ruptur mikroaneurisma • Cek osmolaritas selama • Ad fungsionam: dubia ad
pemberian mannitol bonam
Diagnosis Patologis: • Konsul TS URM • Ad sanasionam: dubia ad
- • -
bonam
Terapi:
DIAGNOSIS: • Bedrest, Head up 30
SH (ICH+IVH) e.c suspek • Miring ka-ki tiap 2 jam
ruptur mikroaneurisma • IVFD Nacl 0.9% 20 tpm
• Manitol 200 ml i.v, dilanjutkan
onset H-1 100 ml tiap 4 jam i.v, tapp
off/hari 100 ml
NIHSS: 16 (severe) • Sitikolin 250 mg tiap 12 jam i.v
SICH: 1 (1,5% of CTA positive • Ranitidin 50 mg tiap 12 jam i.v
for vascular cause of ICH) • Parasetamol 1000 mg tiap 8 jam
ICH: 2 (26% mortality) per oral kp bila BPS >= 5
• Domperidon 10 mg tiap 8 jam
FUNC score: 10 (61-80% per oral bila muntah
probability of functional
independence at 90 days)
Monitoring:
• Defisit neurologis
• Kesadaran
• Tanda vital
• Jika GCS turun >= 2 poin evaluasi
dengan CT scan kepala non kontras
ulang
EDUKASI
• Penjelasan mengenai diagnosis pasien, hasil
pemeriksaan penunjang
• Rencana pengobatan, konsultasi, pemeriksaan
tambahan, monitoring, perkiraan hari rawat
• Prognosis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai