Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN GERAKAN

INVOLUNTER
GANGGUAN GERAK
• Timbul bila ada gangguan pada system
pyramidal ektrapiramidal atau serebelum.
• Gangguan gerak  suatu sindroma dimana
terdapat gerak berlebihan / berkurangnya
gerak volunter dan gerakan otomatik.
Klasifikasi Gangguan Gerak

Gangguan fasilitasi gerak Gangguan supresi gerakan

Hiperkinesia/
hipokinesia
gerakan involunter

Tremor
Rigiditas Chorea
Bradikinesia Balismus
freezing Atetosis
Distonia
Mioklonus
Tics
• Gerakan involuter merupakan suatu gerakan yang
muncul dan tidak dapat dikendalikan oleh penderita
• Terjadi spontan

• Tidak dapat dikendalikan

• Meningkat saat stress dan cemas

• Berkurang / hilang saat tidur.


Gerakan
Involunter
Gangguan pada 
basal ganglia :
- nukleus kaudatus
- putamen
- globus palidus
Nukleus Subtalamik
Substansia nigra

DeJong’s, The Neurologis Examination 7th, 2013


Adams and Victor’s Principles of Neurology 8th
LOKASI SPESIFIK JENIS GANGGUAN
GERAK
1. Ganglia Basalis
• Substansia nigra  bradikinesia, rest tremor
• Nukleus subtalamikum  balismus
• Nukleus caudatus  chorea
• Putamen  distonia

2. Non ganglia basalis


• Serebelum  ataksia, dismetria, intension tremor,
• Batang otak  reticular reflex myoclonus,
• Kortex serebri  cortical reflex myoclonus
• Struktur limbic + ganglia basalis  tics
Jalur Pada Basal Ganglia
Karakteristik gerakan involunter
1. Ritme

2. Amplitudo

3. Kecepatan

4. Stereotipi

5. Distribusi

6. Supresibilitas ( bisa ditekan )

7. Hubungan dg posisi, tidur, aktivitas, factor pencetus


dan pemberat.
Hal yang harus diperhatikan dalam
pemeriksaan :
• Bagian tubuh yang terkena

• Perluasan dari gerakan / distribusinya

• Pola, ritme, keseragaman, multiragam, dan regularitas dari


gerakan
• Kecepatan dan frekuensi dari setiap gerakan

• Amplitudo gerakan

• Hubungan dengan postur, istrahat, aktivitas volunter,


involunter, kelelaham
• Hubungan emosional

• Ada tidaknya gerakan saat tidur.


1. Tremor
• Gerakan osilasi ritmik, selang-seling otot agonis dan antagonis, sinusoidal teratur.

• Tremor  fisiologis dan patologis

• Tremor fisiologis
• Getarannya tidak dapat dilihat dg mata, frek. 8-13 Hz

• Berhubungan dg kelelahan, ketakutan, emosi, kesadaran, rasa panas, dingin, medikasi alcohol,
penggunaan obat-obatan

• Tremor Patologis
• Berdasarkan lokasi, frek, amplitude, ritmik, etiologi

• Bisa unilateral/ bilateral

• Sering pada bagian distal ( jaro-jari dan tangan)

Dasar-Dasar Ilmu penyakit Saraf, Prof.dr.


Ngoerah, 1991
Klasifikasi Tremor
1. Tremor istirahat
• Timbul pada bagian tubuh yg ditopang melawan gravitasi dan tidak ada kontraksi
otot volunter.
• Amplitudo meningkat selama stress/ gerakan umum (berjalan), dan berkurang dg
gerakan menujuk sasaran (tes telunjuk hidung)
• Sering pada Parkinson, tremor esensial, alcohol withdrawal.

2. Tremor aksi
• Akibat kontraksi otot volunter

• Tremor postural  saat melawan gaya gravitasi ( merentangkan ke2 tangan kedepan)

• Tremor kinetic  muncul saat melakukan gerakan volunter

• tremor intensi : pada lesi serebelum ( tremor yg muncul saat ketepatan)

• Tremor isometric  muncul saat melawam tahanan konstan ( mendorong dinding /


tangan pemeriksa)
TREMOR
2. Khorea

• Gerakan spontan, mendadak,

singkat, cepat, tersentak-sentak.


• Ciri : involunter, irregular, tidak

bertujuan, non ritmik dari


ektremitas proximal ke distal

• Timbul saat emosi, aktivitas, dan

• menghilang saat tidur


Dasar-Dasar Ilmu penyakit Saraf, Prof.dr.
Ngoerah, 1991
Khorea

Gerakan
Involunter
3. Atetosis
• Gerakan involunter yang

berlangsung lambat,
terus-menerus, disertai
tonus meningkat
• Ciri : involunter, irregular,

kasar, ritmik, menggeliat


• Ekstremitas bagian distal,

leher, trunk

Dasar-Dasar Ilmu penyakit Saraf, Prof.dr.


Ngoerah, 1991
ate to s is
4. Ballismus
• Gerakan involunter yang tidak bertujuan, seperti
melempar
• Gerakan kasar, amplitude tinggi, kuat, mengenai
bagian proximal dari ekstremitas
• Ciri : gerakan kontinue, hebat, mengayun, berputar,
melilit
• Unilateral / bilateral

Dasar-Dasar Ilmu penyakit Saraf, Prof.dr.


Ngoerah, 1991
5. Distonia
• Gerak involunter
yang timbul
perlahan-lahan,
menghinggapi bagian
proksimal tubuh.

• Mengenai leher
(tortikolis
spasmodik), dan otot
bagian proksimal

Dasar-Dasar Ilmu penyakit Saraf, Prof.dr.


Ngoerah, 1991
6. Tic (Habit Spasm)

Gerakan singkat, berulang, stereotipik, kompulsif


Mengenai sebagian kecil otot tubuh, misanya l otot wajah

Dasar-Dasar Ilmu penyakit Saraf, Prof.dr.


Ngoerah, 1991
7. Spasmus

Kontraksi tonis involunter dari sekelompok otot, seperti


anggota atas, bawah, atau otot leher.

Spasme tonik :
Tetani
Krisis okulogirik

Gerakan
Involunter
8. Mioklonus

Kontraksi secara involunter yang mendadak,singkat,


kasar, tetapi tidak sampai menimbulkan gerakan
tertentu.

Beda dengan fasikulasi  pada mioklonus tenaga baik


dan tidak atropi.

Gerakan
Involunter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai