Vertigo
• Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga
bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing atau ruang di
sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang.
• Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada
sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.
• Vertigo bukanlah satu kesatuan penyakit tapi merupakan gejala kardinal dari
berbagai penyakit dengan berbagai etiologi; yang mungkin timbul dari telinga
bagian dalam, batang otak, atau serebelum atau juga dari psikis.
Epidemiologi
• prevalensi pada individu sebesar 7%.
• Vertigo ditemukan lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki (2:1)
dizziness
Patologik Fisiologik
1. Mabuk gerakan
2. Mabuk angkasa
3. Vertigo ketinggian
Perifer
* Labirin Sentral Psikogenik
1 BPPV 1 Infark brainsteam Syncope Disequilibrium
1 Anxietas
2 Meniere’s 2 Tumor otak 1 Parkinson’s
1 Aritmia jantung 2 Hiperventilasi
3 Ototoxic 3 Radang otak 2 Kelainan cerebellum
2 Hipotensi 3 Histeria
4 Labirintis 4 Insuf. VB ortostatik 3 Atrofi multisistem
4 Agorafobia
* Saraf Vestibuler 5 Epilepsi 3 Vasofagal
syncope 5 Depresi
1 Neuritis 6 MS
2 Neuroma acusticus
Patofisiologi
• Teori rangsang berlebihan (overstimulation) :
Rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis
sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan
muntah.
• Teori otonomik
Perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi
gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan,
sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
• Teori neurohumoral
Teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori serotonin (Lucat) yang
masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi
sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
Pemeriksaan khusus Neuro-otologik pada
vertigo
• Test Romberg
• Tes Romberg dipertajam
• Tes Jalan tandem
• Tes Fukuda
• Tes past pointing
• Head thrust test
• Pemeriksaan nistagmus
De jongs, The neurologic examination 2005, Brandt T, vertigo and dizziness, 2009)
Nistagmus
• Nistagmus central : tidak berhubungan dengan organ vestibuler. Contoh: lesi
pada midbrain atau cerebelum menghasilkan up and down beat nistagmus
• Nistagmus Perifer : kelainan pada sistem vestibuler. dengan gerakan mata
vertikal atau horizontal yang spontan, positional atau evoked
• Gaze induced nystagmus : terjadi karena hasil perubahan pergerakan mata menuju atau
menjauhi aparatus vestibuler yang rusak
• Positional nystagmus : terjadi ketika kepala diposisikan pada posisi tertentu. Contohnya
pada BPPV
• Post rotational nystagmus : terjadi setelah adanya imbalans yang dihasilkan antara sisi
yang normal dan yang sakit dengan menstimulasi sistem vestibuler dengan memutar
kepala dengan cepat
• Spontaneous nystagmus : terjadi secara acak, tidak tergantung posisi kepala
Nistagmus Central
• Tidak terdapat periode laten, nistagmus langsung muncul setelah ada
rangsangan perubahan posisi
• Masa timbul nistagmus lama (≥2 menit)
• Tidak atau hanya sedikit disertai keluhan vertigo
• Nistagmus tidak mudah lelah
Nistagmus Perifer
• Onset lambat, terdapat periode laten 2-20 detik setelah perubahan posisi
dilakukan
• Masa timbul nistagmus sebentar (≤ 2menit)
• Disertai vertigo sesaat
• Respon nistagmus mudah lelah
• Pada kerusakan labirin terjadi nistagmus dengan komponen cepat ke arah
kontralateral lesi
Dix-Hallpike test
• Pasien menoleh 45⁰ kesatu sisi, setelah itu pasien dijatuhkan
sehingga kepala menggantung 15⁰ dibawah bidang datar
• Diamati adakah nistagmus atau tidak
• Kemudian pasien tegak kembali dan diamati adakah nistagmus
atau tidak
• Hal yang sama dilakukan kembali pada sisi yang lainnya
• Pada pemeriksaan Dix-hallpike ini dapat membedakan kelainan
sentral atau perifer
• Pada kelainan perifer :
- latensi : 3-10 detik
- lamanya nistagmus : 10 – 30 detik, atau < 1 menit
- Fatigue
- disertai gejala vertigo yang berat