Anda di halaman 1dari 20

Refarat

Juni 2022

GangguanCemasMenyeluruh
(F41.1)
Oleh:
Luthfi Asyifa Harsa
K1B1 20 075

Pembimbing :
dr. Wa Ode Harniana, M.Kes., Sp.KJ
PENDAHULUAN
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder /GAD) merupakan gangguan yang
sering dijumpai pada klinik psikiatri. Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi faktor - faktor
biopsikososial, termasuk kerentanan genetik yang berinteraksi dengan kondisi tertentu, stres atau
trauma yang menimbulkan sindroma klinis yang bermakna.

Gangguan Kecemasan adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting


tentang kecemasan yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis.

Pengalaman kecemasan memiliki dua komponen, yaitu kesadaran sensasi fisiologis (misalnya, jantung
berdebar dan berkeringat) dan kesadaran bahwa mereka gugup atau ketakutan. Selain efek motorik
dan efek viseral, kecemasan dapat mempengaruhi pikiran, persepsi, dan belajar. Hal ini cenderung
menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi, tidak hanya waktu, ruang, orang dan makna dari
suatu peristiwa.
BAB I
Definisi
• Kecemasan: Perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak
nyaman atau takut atau mungkin memiliki firsat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam itu terjadi.
• Kecemasan: Respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri.

Gangguan kecemasan: kecemasan yang berlebihan, disertai respons perilaku, emosional, dan
fisiologis, seperti:
• Panik tanpa alasan, takut yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan,
melakukan tindakan berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan,
• Mengalami kembali peristiwa yang traumatik,
• Rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan.
• Respons kecemasan cukup berat sehingga bisa mengganggu kinerja individu,
kehidupan keluarga, dan gangguan sosial.

Menurut DSM IV mendefinisikan gangguan cemas menyeluruh sebagai ansietas dan kekhawatiran yang
berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari selama sedikitnya 6 bulan.
EPIDEMIOLOGI
Gangguan anxietas merupakan penyakit psikiatri yang paling umum. Studi yang dilakukan oleh National
Comorbidity Survey menemukan bahwa satu dari empat orang memenuhi setidaknya satu bentuk kelainan
gangguan anxietas dan prevalensi selama 12 bulan mencapai 17,7 persen. Wanita lebih beresiko menderita
gangguan anxietas. Prevalensi gangguan anxietas menurun dengan semakin tingginya status sosioekonomi.

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatau keadaan lazim, perkiraan yang masuk akal untuk prevalensi 1
tahun berkisar antara 3 dan 8 %.
Rasio perempuan banding laki-laki pada gangguan ini sekitar: 2:1
Rasio perempuan banding laki-laki yang dirawat inap di Rumah Sakit untuk gangguan ini sekitar 1:1.

• Prevalensi seumur hidupnya adalah 45%.


• Pasien gangguan cemas menyeluruh sering memiliki komorbiditas dengan
gangguan mental lainnya seperti:
- Gangguan panik
- Gangguan obsesif kompulsif
- Gangguan stres pasca trauma dan gangguan depresi berat.
ETIOLOGI

1. Teori psikoanalitik
TEORI
Teori psikologis
PSIKOLOGIS 2. Teori perilaku

3. Teori eksistensial

1. Sistem Saraf Pusat Otonom


2. Neurotransmitter
- Norepinefrin
TEORI - Serotonin
BIOLOGIS
- GABA
3. Studi Pencitraan Otak
4. Studi Genetik
5. Pertimbangan Neuroanatomi
FAKTOR
RESIKO 1. Jenis Kelamin

2. Trauma Masa Kanak-Kanak

3. Genetik

4. Kepribadian

5. Penggunaan Obat Obatan atau


alkohol
PATOFISIOLOGI
Norepinefrin
• pasien yang mengalami ansietas dapat memiliki sistem adrenergik yang diatur dengan buruk dengan
ledakan aktivitas yang kadang-kadang terjadi.
Ansietas berhubungan dengan
tiga neurotrasmiter utama Serotonin
yaitu norepinefrin, GABA, dan
serotonin.
• terapi gangguan ansietas juga mengesankan kemungkinan hubungan antara serotonin dan ansietas.
Badan sel sebagaian besar neuron seotogenik terletak di raphe nuclei di batang otak pars rostralis dan
menyalurkan impuls ke korteks sereberi, sistem limbic serta hipotalamus. Sejumlah laporan
menunjukkan bahwa m-klorofenilpiperazin yaitu obat dengan berbagai efek serotonergik dan
nonserotogergik serta fenfluramin yang menyebabkan pelepasan serotonin, menimbulkan ansietas.

GABA
• Peran GABA dalam gangguan ansietas paling kuat didukung oleh efektivitas benzodiazepin yang tidak
meragukan, yang meningkatkan aktivitas GABA direseptor GABAA, di dalam terapi beberapa jenis
gangguan ansietas. Walaupun benzodiazepin potensi rendah paling efektif untuk gejala gangguan
cemas menyeluruh.
Penegakkan Diagnosis

Pedoman PPDGJ III


Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
a. Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hamper setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifat
free floating atau mengambang)
b. Gejala-gejala tersebut biasanya mencangkup unsur berikut:
- Kecemasan
- Ketegangan motoric
- Over aktivitas otot
c. Pada anak-anak biasanya terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatic berulang yang
menonjol
d. Adanya gejala lain yang sifatnya sementara untuk beberapa hari, khususnya depresi tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan Cemas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32,-),
gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41,0), atau gangguan obsesif kompulsif (F42,-)
Penegakkan Diagnosis

Kriteria Diagnostik menurut DSM-V


Gangguan Cemas Menyeluruh
a. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi sekurangnya 6
bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah).
b. ndividu sulit untuk mengendalikan kecemasan dan kekhawatiran.
c. Kecemasan diasosiasikan dengan 6 gejala berikut ini (dengan sekurang-kurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi
dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir), yaitu kegelisahan, mudah lelah, sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong,
iritabilitas, ketegangan otot, dan gangguan tidur (sulit tidur, tidur gelisah atau tidak memuaskan).
d. Kecemasan, kekhwatiran, atau gejala fisik menyebabkan distress atau terganggunya fungsisosial, pekerjaan, dan fungsi
penting lainnya.
e. Gangguan tidak berasal dari zat yang memberikan efek pada fisiologis (memakai obat-obatan) atau kondisi medis lainnya
(seperti hipertiroid).
f. Gangguan tidak dapat dijelaskan lebih baik oleh gangguan mental lainnya (seperti kecemasan dalam gangguan panic
atau evaluasi negative pada gangguan kecemasan social atau social fobia, kontaminasi atau obsesi lainnya pada
gangguan obsesif-kompulsif, mengingat kejadian traumatic pada gangguan stress pasca traumatik, pertambahan berat
badan pada anorexia nervosa, komplin fisik pada gangguan gejala somatic atau delusi pada gangguan schizophreniaor).
Tatalaksana

Farmakoterapi Benzodiazepin
• Diazepam: dosis anjuran oral = 2-3 x 2-5 mg/hari; injeksi = 5-10 mg (im/iv),
broadspectrum.
• Chlordiazepoxide: dosis anjuran 2-3 x 5-10 mg/hari, broadspectrum.
• Lorazepam: dosis anjuran 2-3 x 1 mg/hari
• Clobazam: dosis anjuran 2-3 x 10 mg/hari
• Bromazepam: dosis anjuran 3 x 1,5 mg/hari
• Alprazolam: dosis anjuran 3 x 0,25 – 0,5 mg/hari, efektif untuk anxietas tipe antisipatorik,
“onset of action” lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti-depresi

Non Benzodiazepin (Buspiron)


• Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala somatik. Tidak
menyebabkan withdrawal. Dosis anjuran 2-3x 10 mg/hari. Kekurangannya adalah, efek
klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu.

SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)


• Sertraline dan paroxetin merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin.
Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI sefektif terutama pada
pasien GAD dengan riwayat depresi.
Tatalaksana

Psikoterapi Terapi Kognitif Perilkau

• Terapi kognitif perilaku diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan
bertindak, dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan,
bertanya, berbuat dan memutuskan kembali. Dengan mengubah arus pikiran dan
perasaan, klien diharapkan dapat mengubah tingkah lakunya, dari negatif menjadi positif.
Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi
dan biofeedback.

Terapi Supportif

• Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan
belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya.

Psikoterapi Berorientasi Tilikan

• Terapi ini mengajak pasien ini untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrength, relasi objek, serta keutuhan self pasien.
Diagnosis Banding

Diagnosis banding gangguan cemas menyeluruh mencakup gangguan medis yang


dapat menyebabkan anxietas.

• Kecemasan akibat kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan


dengan penggunaan zat. diperlukan
pemeriksaan medis termasuk tes kimia darah, elektrokardiografi,
dan tes fungsi tiroid. Klinisi harus menyingkirkan adanya intoksikasi kafein,
penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat seperti alkohol,
hipnotik sedatif, dan anxiolitik.
• Gangguan psikiatrik lain: gangguan panik, fobia, gangguan
obsesi kompulsif, hipokondrisis, gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian
dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.
• Membedakan GAD dengan gangguan depresi dan distmik tidak mudah, dan
gangguan-gangguan ini seringkali bersama-sama GAD.
Prognosis

Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan

kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup.

Sebanyak 25% penderita pada akhirnya mengalami

gangguan panik, dan dapat mengalami gangguan depresi

mayor.
Pencegahan

Pencegahan Universal

• Program pencegahan universal berlaku untuk seluruh masyarakat dengan mendeteksi dini atau
skrining adanya gangguan kecemasan.

Pencegahan Selektif

• Program pencegahan selektif ditujukan kepada keluarga dan anak dengan risiko tinggi atau telah
menunjukan beberapa gejala kecemasan namun tidak memenuhi kriteria untuk ditegakkannya
sebuah gangguan. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi teradap orang tua
tentang pola asuh, strategi manajemen kecemasan, dan pentingnya kemandirian.

Pencegahan Terindikasi

• Program pencegahan terindikasi ditujukan terhadap kasus khusus dalam suatu keluarga yang
disfungsional. Salah satu cara adalah dilakukannya pendekatan kognitif-perilaku.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder /GAD)
Gejala-gejala yang muncul biasanya mencakup kecemasan (khawatir akan
merupakan gangguan yang sering dijumpai, kondisi ini ditandai dengan
nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi), ketegangan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebih terhadap berbagai peristiwa
motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan
kehidupan sehari-hari. Gangguan tersebut enyebabkan disfungsi (sosial,
overaktivitas otonom (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
okupasional, dan perawatan keberlangsungan hidup) yang bermakna dan
debar, sesak napas, keluhan lambung). Gangguan psikiatrik lain yang
mempersulit perawatan medis kondisi kejiwaan lainnya, sehingga kondisi ini dapat
merupakan diagnosis banding GAD adalah gangguan panik, fobia,
mengurangi kualitas hidup. Penyebab terjadinya GAD dapat dijelaskan melalui
gangguan obsesi kompulsif, hipokondrisis, gangguan somatisasi, gangguan
beberapa teori, antara lain teori biologik, teori genetik, teori psikoanalitik, dan
penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.
teori kognitif-perilaku.

Penatalaksanaan GAD dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi


Diagnosis GAD dapat ditegakkan melalui kriteria-kriteria yang tercantum pada
psikologis (psikoterapi) dan terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).
PPDGJ-III maupun DSM-IV-TR. Namun, di praktik sehari-hari lebih sering
Psikoterapi yang dapat dilakukan meliputi terapi kognitif-perilaku (CBT),
menggunakan PPDGJ-III. Menurut PPDGJ-III, GAD dapat ditegakkan jika penderita
terapi suportif dan psikoterapi berorientasi tilikan. Obat pilihan yang
menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari
digunakan adalah golongan benzodiazepine khususnya diazepam dan
dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, bersifat tidak terbatas pada keadaan
alprazolam. Anti depresan juga dapat dikombinasikan misalnya golongan
situasi tertentu saja atau “free floating ”.
SSRI seperti fluoxetine.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amir N. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI; 2013.

2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Edisi ke-7, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.

3. American Psyciatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorder. Edisi ke-5. USA: American Psychiatric Publishing; 2013.

4. Yoshinaga N, Hayashi Y, Yamazaki Y, Moriuchi K, Doi M, Zhou M, et al. Development of nursing guidelines for inpatients with obsessive-

compulsive disorder in line with the progress of cognitive behavioral therapy: a practice report. J Depress Anxiety. 2014; 3:153.

5. Departemen Psikiatri RSCM/FKUI. Buku ajar psikiatri. Ed 3. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2017.p.286-7.

6. Mark D, Charles F. Depression and Anxiety in Later Life. Maryland: TheJohns Hopkins University Press; 2012

7. Taillieu TL, et al. Risk Factors, Clinical Presentations, and Functional Impairments for Generalized Anxiety Disorder in Military Personnel and

the General Population in Canada.2018. The Canadian Journal of Psychiatry,63(9), 610–619. Available at:

https://doi.org/10.1177/0706743717752878

8. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ke-3. Jakarta. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

2007: 36-41.

9. Allen JL, Murray L,Creswell C. Prevention of anxiety disorders. Available at : https://www.researchgate.net/publication/285986306

10. Lau EX, Rapee RM. Prevention of anxiety disorder.2011. 13(4):258-66.

11. Kehoe WA. Generalized Anxiety Disorder. ACSAP : 2017. Available at : https://www.accp.com/docs/bookstore/acsap/a17b2_sample.pdf
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai