Pendahuluan
Gangguan panik adalah ditandai dengan
terjadinya serangan panik yang spontan dan
tidak diperkirakan. Serangan panik adalah
periode kecemasan atau ketakutan yang kuat
dan relative singkat (biasanya kurang dari satu
tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu
seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien
dengan gangguan panik mengalami serangan
panik adalah bervariasi dari serangan multiple
dalam satu hari sampai hanya beberapa
serangan selama setahun.
Epidemiologi
Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada
laki-laki, walaupun kurangnya diagnosis gangguan panik
pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi yang tidak
sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik, kulit
putih non-Hispanik, dan kulit hitam adalah sangat kecil.
Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan dalam
perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian
atau perpisahan yang belum lama. Gangguan paling sering
berkembang pada dewasa muda - usia rata-rata timbulnya
adalah kira-kira 25 tahun, tetapi baik gangguan panik
maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap usia.
Sebagai contohnya. gangguan panik telah dilaporkan
terjadi pada anak-anak dan remaja. dan kemungkinan
kurang diagnosis pada mereka.
Etiologi
Faktor Psikososial
Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan
untuk menjelaskan patogenesis gangguan panik dan agoraphobia.
Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu
respon yang dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau
melalui proses pembiasan klasik.
Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari
pertahanan yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang
menyebabkan kecemasan. Apa yang sebelumnya merupakan suatu
sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan ketakutan yang
melanda, lengkap dengan gejala somatik.
Peneliti menyatakan bahwa penyebab serangan panic kemungkinan
melibatkan arti bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan
bahwa patogenesis serangan panik mungkin berhubungan dengan
faktor neurofisiologis yang dipicu oleh reaksi psikologis.
Etiologi
Faktor Biologis
Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah menghasilkan
berbagai temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan panik dapat
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi
otak. penelitian tersebut dan penelitian lainnya telah menghasilkan hipotesis
yang melibatkan disregulasi system saraf perifer dan pusat di dalam patofisiologi
gangguan panik. Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien gangguan panik
telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara
lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara berlebihan terhadap
stimuli yang sedang. Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah
norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
Faktor Genetika
Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka prevalensi
tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik. Berbagai
penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik sebesar
4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik
dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan
gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot.
Gejala klinis
Gangguan panic terutama ditandai dengan serangan
panic yang berulang. Serangan panic terjadi spontan
dan tidak terduga, disertai dengan gejala otonomik
yang kuat, terutama system kardiovaskular dan
system pernafasan. Serangan sering dimulai selama
10 menit, gejala meningkat secara cepat. Kondisi
cemas pada gangguan panic biasanya terjadi secara
tiba-tiba, dapat meningkat hingga sangat tinggi
disertai gejala-gejala yang mirip gangguan jantung,
yaitu rasa nyeri dada, berdebar-debar, keringat dingin,
hingga merasa seperti tercekik. Hal ini dialami tidak
terbatas pada situasi atau rangkaian kejadian tertentu
dan biasanya tidak terduga sebelumnya
Kriteria diagnostik Gangguan Panik
menurut DSM IV
Adanya suatu periode ketakutan mencekam atau tidak nyaman yg khas
dimana gejala2 berikut terjadi mendadak dan memuncak dlm 10 menit:
1. palpitasi, jantung berdebar keras, atau berpacu.
2. berkeringat
3. gemetar
4. rasa napas memendek atau tercekik
5. rasa tersedak
6. nyeri atau atau tidak nyaman di dada
7. nausea atau gangguan perut
8. pusing, bergoyang, pening atau berkunang-kunang
9. derealisasi atu depersonalisasi
10. ketakutan lepas kendali atai menjadi sinting
11. ketakutan menghadapi maut
12. paresthesia
13. menggigil atau rona merah di wajah
Cat.: Serangan panik bukanlah gangguan berkode tersendiri, tentukan
diagnosis dimana panik terjadi ( mis.Agoraphobia dgn panik).
Kriteria diagnostik Gangguan Panik
menurut PPDGJ-III