Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

GANGGUAN PANIK

Nama : Faridha Warnangan


NPM : 10119220100

Pembimbing Utama:
dr. YAZZIT MAHRI, M.Kes, Sp.KJ

Pembimbing Pendamping:
dr. EVI ELVIRA SAKTI

Bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Sofifi
Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun
BAB I PENDAHULUAN
Gangguan Panik ini berasal dari konsep yang dikemukakan oleh Jacob Mendes
DaCosta (1833-1900) gejala-gejala seperti serangan jantung yang ditemukan pada
tentara-prajurit Perang Saudara Amerika.

Gangguan Panik bisa terjadi kapan saja sepanjang hidup, onset tertinggi usia 20-an,
ditandai dengan perasaan serangan cemas tiba-tiba dan terus menerus, sesak nafas,
disertai perasaan akan datangnya bahaya, serta ketakutan akan kehilangan kontrol atau
menjadi gila.

Prevalensi hidup Gangguan Panik kira-kira 1-4% populasi, sedangkan Serangan


Panik sekitar 3-6%. Wanita 2-3 kali lebih banyak menderita gangguan ini dibanding laki-
laki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga dan spontan yang
terdiri atas periode rasa takut yang intens dan bervariasi dari sejumlah serangan sepanjang hari sampai
hanya sedikit serangan selama satu tahun. Setiap episode berlangsung sekitar 15-30 menit, meskipun
efek sisa dapat berlangsung lebih lama.

Etiologi
1. Faktor Biologi
2. Faktor Genetik
3. Faktor Psikososial
Epidemiologi
Pada populasi umum, perkiraan prevalensi 12 bulan untuk gangguan panik di seluruh Amerika
Serikat dan beberapa negara Eropa adalah sekitar 2% -3% pada orang dewasa dan remaja. Meskipun
serangan panik terjadi pada anak-anak, prevalensi keseluruhan gangguan panik rendah sebelum usia
14 tahun (<0,4%). Wanita lebih sering terkena daripada pria, dengan kecepatan sekitar 2:1.
Manifestasi Klinis
Jika seseorang yang mengalami periode ketakutan secara tiba-tiba dan intens atau ketidaknyamanan yang
berlangsung selama beberapa menit padahal tidak ada bahaya yang nyata. Kemungkinan adalah serangan panik. Jika
serangan berulang-ulang dan cemas tentang kumingkinan terserang lagi maka orang tersebut menderita gangguan panik

Gejala serangan panik termasuk:


1. Jantung berdebar-debar
2. Berkeringat
3. Gemetar
4. Kesulitan bernapas
5. Perasaan tercekik
6. Nyeri atau ketidaknyamanan di dada
7. Mual
8. Pusing atau pingsan
9. Rasa panas dan menggigil
10. Sensasi kesemutan atau mati rasa di anggota tubuh
11. Derealisasi (merasa dalam keadaan seperti mimpi di mana lingkungan tampak tidak nyata) atau depersonalisasi
(merasa berada di luar diri sendiri tanpa sensasi pengendalian apapun)
12. Takut mati
13. Takut kehilangan kontrol atau menjadi gila
Diagnosis
Gangguan panik dapat ditegakkan berdasarkan pedoman diagnosis gangguan panik, yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik
(F40.-)
2. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat (severe attacks of
autonomic anxiety) dalam masa kira-kira 1 bulan:
a. Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya,
b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
(unpredictable situations),
c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode di antara
serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi juga "anxietas antisipatorik"
yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
Diagnosis Banding
1. Gangguan kecemasan tertentu lainnya atau gangguan kecemasan tidak spesifik.
2. Gangguan kecemasan karena kondisi medis lain
3. Gangguan kecemasan akibat zat/obat
4. Gangguan mental lain dengan serangan panik sebagai fitur terkait (misalnya, gangguan kecemasan lainnya dan
gangguan psikotik).
Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
a. SSRI (serotonin selective reuptake inhibitors) : Ada beberapa macam, dapat dipilih salah satu, yaitu sertralin,
fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram. Obat diberikan selama 3-6 bulan atau lebih, tergantung kondisi individu, agar
kadarnya stabil dalam darah sehingga dapat mencegah kekambuhan.
b. Golongan Benzodiazepin: awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya antara 4-6 minggu, setelah itu secara
perlahan-lahan diturunkan dosisnya sampai akhirnya dihentikan. Contoh golongan benzodiazepine yaitu lorazepam,
clonazepam, alprazolam dan diazepam.
c. SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor) : Ini merupakan salah satu golongan antipanik yang
terbaru, cara kerja obat ini adalah mencegah reuptake inhibitor serotonin-neropinefrin sehingga dapat mengatasi
kepanikan. Contoh obat golongan SNRI yaitu Venlafaxine.
2. Psikoterapi
a. Terapi relaksasi : Terapi ini bermanfaat meredakan secara relatif cepat serangan panik dan menenangkan
individu. Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik nafas dalam dan lambat, lalu mengeluarkannya
dengan lambat pula)
b. Terapi kognirif perilaku : Individu diajak untuk bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu
membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional.
Individu akan diberi pekerjaan rumah yang harus dibuat setiap hari, dan membuat daftar pengalaman harian
dalam menyikapi berbagai peristiwa yang dialami.
c. Psikodinamik terapi : Individu diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya. Pada psikoterapi ini,
biasanya individu lebih banyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak mendengarkan. Terapi ini
memerlukan waktu panjang, dapat berbulan-bulan bahkan tahun.
Prognosis
Kira-kira pada 30% – 40% pasien sembuh sempurna, 50% masih mempunyai gejala yang ringan tapi tidak
mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari. Sekitar 10 – 20% masih terus mengalami gejala yang signifikan
BAB III KESIMPULAN

Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga dan
spontan, setiap episode berlangsung sekitar 15-30 menit, meskipun efek sisa dapat
berlangsung lebih lama. Serangan panik dapat terjadi secara spontan atau sebagai respon
terhadap situasi tertentu.
Faktor yang berperan penting sebagai penyebab gangguan panik adalah faktor
biologis, faktor genetika, dan faktor psikososial. Seseorang dengan gangguan panik
sebanyak 30% – 40% pasien sembuh dengan sempurna.
Terima kasih

Jangan Banyak Pikiran yahh

Anda mungkin juga menyukai