Anda di halaman 1dari 6

GANGGUAN PANIK

DEFINISI
Gangguan panik adalah ganngguan yang ditandai dengan terjadinya serangan
panic yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan
atau ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun) yang
disertai oleh gejala somatic tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien
dengan gangguan panik mengalami serangan panik adalah bervariasi dari serangan
multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun. Di
Amerika Serikat, sebagian besar peneliti dibidang gangguan panik percaya bahwa
agrophobia hamper selalu berkembang sebagai suatu kelompok pada pasien yang
memiliki gangguan panik.
EPIDEMIOLOGI
Penelitian epidemiologi telah melaporkan prevalensi seumur hidup untuk
gangguan panik adalah 1,5-5% dan untuk serangan panic adalah 3-5,6%. Jenis
kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki, walaupun kurangnya
diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi yang
tidak sama tersebut. Faktor social satu-satunya yang dikenali berperan dalam
perkembangan gangguan panic adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang belum
lama. Gangguan paling sering berkembang dewasa muda-usia rata-rata timbulnya
adalah kira-kira 25 tahun, tetapi baik gangguan panik maupun agoraphobia dapat
berkembang pada setiap usia.
ETIOLOGI
Faktor Biologis
Gejala gangguan panic dapat disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di
dalam struktur otak dan fungsi otak. Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien
gangguan panic telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik,

beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara
berlebihan terhadap stimuli yang sedang. Sistem neurotransmitter utama yang terlibat
adalah norepinefrin, serotonin, dan gammaaminobutyric acid (GABA).
Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita
gangguan panic. Berbagai penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko
gangguan panic sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien
dengan gangguan panic dibandingkan dengan sanak saudara deajat pertama dari
pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian uga pada kembar monozigot.
Faktor Psikososial
Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon
yang dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan
klasik. Teori psikoanalitik memandang serangan panic sebagai akibat dari pertahanan
yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang
sebelumnya merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan
ketakutan yang melanda, lengkap dengan gejala somatik.
GEJALA KLINIK
Gangguan panic biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir atau
masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal dan usia
pertengahan dapat terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu. Serangan
panic dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu kali dalam sebulan.
Serangan panic adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan
relative singkat dan disertai gejala somatik. Suatu serangan panic secara tiba-tiba
akan menyebabkan minimal 4 dari gejala-gejala somatik berikut:
1. Palpitasi
2. Berkeringat

3. Gemetar
4. Sesak nafas
5. Perasaan tercekik
6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
7. Mual dan gangguan perut
8. Pusing
9. Derealisasi atau depersonalisasi
10. Ketakutan kehilangan kendali
11. Rasa takut mati
12. Parestesi atau mati rasa
13. Menggigil atau perasaan panas.
Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat
selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu perasaan
ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber
ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan
berkeringat.
Gejala Penyerta
Gejala depresif seringkali ditemukan pada serangan panic dan agoraphobia,
dan pada beberapa pasien suatu gangguan depresif ditemukan bersama-sama dengan
gangguan panic. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidupa
pada orang dengan gangguan panic adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang
tanpa gangguan mental.
DIAGNOSIS
Gangguan panic baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40.-)

Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat
(severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan:
a) Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations)
c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietaspada periode
diantara serangan-serangan panic (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga anxietas antisipatorik yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk seorang pasien dengan gangguan panic adalah
sejumlah gangguan medis dan juga gangguan mental. Gangguan medis misalnya:
infark miokard, hipertiroid dan hipoglikemia. Sedangkan diagnosis banding psikiatri
untuk gangguan panic adalah: fobia social dan spesifik, gangguan stress pasca
traumatic dan gangguan depresi.
PROGNOSIS
Penelitian follow up jangka panjang gangguan panic sulit diinterpretasikan.
Namu demikian kira-kira 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up
jangka panjang, kira-kira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak
mempengaruhi kehidupannya secara bermakna dan kira-kira 10-21% terus memiliki
gejala yang bermakna.
PENATALAKSANAAN
Respon yang lebih baik terhadap pengobatan akan terjadi jika penderita
memahami bahwa penyakit panic melibatkan proses biologis dan psikis. Obat-obatan
dan terapiperilaku biasanya bias mengendalikan gejala-gejalanya. Selain itu,

psikoterapi bias membantu menyelesaikan berbagai pertentangan yang mungkin


melatarbelakangi perasaan dan perilaku cemas.

Farmakoterapi
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan panic adalah obat anti panic:
1. Golongan TRISIKLIK (misalnya imipramine, clomipramine)
2. Golongan BENZODIAZEPINE (misalnya alprazolam)
3. Golongan RIMA (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxydase-A), misalnya
moclobemide
4. Golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor), misalnya sertraline,
fluoxetine, paroxetine, flufoxamine, citalopram.
Terapi Kognitif dan Perilaku
Terapi kognitif dan terapi perilaku merupakan terapi yang efektif untuk
gangguan panic. Dua pusat utama terapi kognitifuntuk gangguan panic adalah
instruksi tentang kepercayaan salah dari pasien dan informasi tentang serangan panic.
Instruksi tentang kepercayaan yang salah berpusat pada kecenderungan pasien untuk
keliru menginterpretasikan sensai tubuh yang ringan sebagai tanda untuk ancaman
serangan panic, kiamat dan kematian. Informasi tentang serangan panic adalah
termasuk penjelasan bahwa serangan panic jika terjadi tidak mengan cam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Maslim R. 2007. Obat anti panik. Dalam: Penggunaan Klinis Obat Psikotropika.
Edisi ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya.
Maslim R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan JIwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-UNIKA Atmajaya,
PT Nuh Jaya.
Mclean PD & Woody SR. 2001. Panic disorder and agoraphobia. In: Anxiety
Disorder in Adults. Vancouver: Oxford University.
Saddock, BJ and VA.2010. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi II.
Jakarta: EGC.
Tomb, DA. 2004. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai