PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan
yang sering disertai dengan gejala fisiologis, terkandung unsur penderitaan yang bermakna
dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut. Adalah normal, bahkan
adaptif untuk sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup kehidupan seperti kesehatan, relasi
sosial, ujian, dan lainnya. Gangguan kecemasan adalah kelompok gangguan psikiatri yang
paling sering ditemukan. Prevalensi laki-laki 2% dan perempuan 4,3%.3,6 Menurut PPDGJ
revisi 1983 2-4% manusia semasa hidupnya akan mengalami kecemasan.
Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga dan spontan
yang terdiri atas periode takut intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan
sepanjang hari sampai hanya sedikit serangan selama satu tahun. Gangguan panik disertai
dengan agorafobia, yaitu rasa takut sendirian di tempat umum (seperti supermarket),
terutama tempat yang sulit untuk keluar dengan cepat saat serangan panik.
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan
adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau
kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja,
2005:66).
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam
kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan
kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala
lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan gangguan kecemasan?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kecemasana adalah kondisi umum dari ketakutan atau perasaan tidak nyaman.
Kecemasan bermanfaat bagi kita Karena kecemasan membantu kita rutin melakukan
pemeriksaan medis atau motivasi kita untuuk bejar menjelang ujian. Oleh karena itu,
kecematan adalah respon normal terhadap ancaman, tetapi kecemasan menjadi abnormal
ketika kecemasan melebihi proporsi dari ancaman yang sebenarnya, atau ketika kecemasan
muncul tanpa sebab yakni, bila bukan merupakan respons terhadap perubahan lingkungan
Dalam kasus Michael, serangan panic terjadi secara tiba-tiba, tanpa ada tanda atau
pemicunya. Jenis reaksi kecemasan yang maladaptive ini, yang dapat menyebabkan distress
emosional yang signifikan atau mengganggu kemapuan seseorang untuk berfungsi, di sebut
dengan gangguan kecemasan. Kecemasan benang merah yang menghubugkan berbagai jenis
gangguan kecemasan, dapat di alami dengan cara-cara yang berbeda, mulai dari ketakutan
intens yang berhubungan dengan serangan panik hinggaa perasaan tidak nyaman atau kwatir
dalam gangguan kecemasan menyeleruh. Gangguan kecemasan sangatlah umum,
memengaruhi hampir 1 dari 5 orang dewasa di amerika serikat, yang mencapai lebih dari 40
juta orang.
Kecemasan di tandai dengan berbagai simtom, yang mencangkup simtop fisik, perilaku,
dan kognitif.
1. Ciri fisik, yang meliputi kegelisahan, kecemasan, gemetar, sesak di bagian perut atau
dada, berkeringat hebat, telapak tangan berkeringat, kepala pusing atau rasa ingin
pingsan, mulut atau tenggorokan terasa kering, nafas tersengal-sengal, jantung berdegup
kencang, jari atau aggota tunuh terasa dingin , dan mual adalah beberapa dari banyaknya
simtom-simtomfisik lainnya.
3
2. Ciri perilaku, yang meliputi perilaku menghindar, perilaku bergantung, dan perilaku
gelisah.
3. Ciri kognitif, yang meliput ke khawatiran, merasa takut atau cemas akan masa depan,
terlalu memikirkan atau sangat waspada dengan sensasi yang muncul di tubuh, takut
kehilangan kendali, memikirkan pikiran yang mengaganggu secara terus-menerus,
memiliki pemikiran yang membingungkan, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan
pemikirannya, dan berfikir bahwa segala sesuatunya menjadi tidak terkendali.
Walaupun orang dengan gangguab kecemasan tidak harus mengalami semua ciri-ciri ini,
terlihat jelas mengapa kecemasan begitu menean bagi penderitanya. DSM mengenali jenis
gangguan kecemasan beriikut: gangguan paniil, gangguan fobia, dan gangguan kecemasan
menyeluruh. Beberapa gangguan lain, yang sebelumnya termasuk ke dalam kategori
gangguan kecemasan, di tempakan ke dalam kategori diagnosi baru dengan gangguan-
gangguan lain yang berbagai ciri yang sama pada SDM-5.
B. Gangguan Panik
Gangguan panic di tandai dengan serangan panic berulang dan datang secara tidak
terduga. Serangan panic adalah reaksi kecemasan intens yang kemunculannya bersamaan
dengan sintom fisik, seperti jantung berdegup kencang; napas cepat, tersengal-sengal, atau
sulit bernafas; berkeringat hebat; dan merasa lemah atau pusing. Saat terjadi serangan panik,
seseorang cenderung menyadari perubahan detak jantungnya baik-baik saja. Namun, karena
sintom serangan panic dap t terlihat seperti sintom serangan jantung atau bahkan reaksi alergi
parah, evaluasi medis yang mendalam harus di lakukan.
Serangan panik pertama muncul secara spontan atau tanpa di duga, tetapi seiring waktu,
serangan-serangan ini dapat di hubungkan dengan situasi atau syarat tertentu, seperti
memasuki swalayan hyang ramai atau menaiki pesawat atau kereta. Orang tersebut dapat
menghubungkan situasi ini dengan serangan panic di masa lalu atau mungkin merasa sulit
untuk melahirkan diri ketika serangan lain terjadi.
Pandangan umum dari gangguan panik adalah serangan panikdi satu sisi melibatkan
kombinasi dari faktor-faktor kognitif dan biologis, kesalahan atribusi (kesalahan persepsi
mengenai penyebab mendasar dari perubahan sensasi fisik) dan reaksi fisiologis di sisi
4
lainnya. Perubahan sensasi tubuh yang memicu serangan panic dapat berasal dari berbagai
faktor, seperti hipreventilasi (bernafas dengan cepat) yang tidak di sadari, rasa nyeri,
perubahan temperature, atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Atau faktor-faktor tersebut
mungkin bersifat sementara, umumnya mengakibatkan perubahan kondisi tubuh yang
biasanya di sadari. Namun, individu yang mudah panik dapat salah mengatribusikan
petunjuk-petunjuk tubuh menjacdi penyebab ancaman, berada pada siklus mematikan yang
dapat mengakibatkan munculnya serangan.
Mengapa beberapa orang lebih muda mengembangkan gangguan panik? Sekali lagi,
kombinasi faktor-faktor biologis dan kognitif berperan dalam hal ini.
1. Faktor biologis
Bukti mengidifikasikan bahwa faktor genetik berkontibusi terhadap kecenderungan
kerentanan seseorang mengembangkan gangguan panik. Gen bisa menciptakan
predisposisi atau kecenderungan, tetapi bukanlah sebuah kepastian akan berkembangnya
gangguan panik atau gangguan psikologis lainnya. Contoh, orang dengan gangguan panic
dapat menyalahartikan sensasi tubuh sebagai tanda bahaya yang akakn menimpanya.
Orang yang mudah panik juga cenderung sangat sensitive terhadap sensasi fisik mereka
sendiri, seperti palpitasi jantung.
Dasar bioligis dari serangan panik dapat melibatka sistem peringatan inernal yang sangat
sensitive dan melibatkan bagian-bagian otak, khususnya sistem limbic dan lobus frontal,
yang umumnya terlibat dalam respons terhadap petunjuk ancaman atau bahaya.
2. Faktor kognitif
Mengacu kepada kecemasan yang di hadapi AS ketika di mulainya depresi ekonomi pada
1930-an, presiden Franklin Roosevelt berkata pada pidato pelantikannya pada 1932.
“ Tidak ada yang perlu kita takuti, kecuali rasa takut itu sendiri”. Kata-kata it uterus
diingat dalam penelitian terhadap peranan sensitivitas kecemasan pada perkembangan
gangguan kecemasan, termasuk gangguan panic, gangguan fobia, agarofobia, dan
gangguan kecemasan menyeluruh.
Sensitivitas kecemasan di pengaruhi oleh pengaruh faktor-faktor genetic. Namun, faktor
lingkungan juga berperan, termasuk faktor terkait etnisitas. Sebuah penelitian terhadap
5
pelajar SMA menunjukan bahwa siswa Asia dan Hispanik melaporkan rata-rata tingkat
sensitivitas kecemasan yang lebih tinggi daripada remaja Kaukasia.
C. Gangguan Fobia
Kata fobia berasal dari bahasa Yunani Phobos, yang berarti “Takut”. Konsep rasa takut
dan kecemasan sangat berhubungan. Ketakutan adalah kecemasan yang di alami sebagai
respons terhadap ancaman tertentu. Fobia adalah ketakutan akan sebuah objek atau situasi
yang tidak sepadan dengan ancaman yang di milikinya. Merasa takut saat mobil Anda tidak
biasa di kendalikan bukanlah fobia karena anda memang berada di dalam bahaya. Namun,
pada gangguan fobia, rasa takut yang di rasakan akan suatu bahya akan melampaui penilaian
rasional. Hal yang aneh tentang fobia adalah fobia biasanya melibatkan rasa takut akan
peristiwa suatu kehidupan yang biasa saja, seperti menaiki lift atau berkendara di jalan tol,
dan bukan rasa takut akan hal-hal yang tidak biasa. Fobia dapat melumpuhkan ketika
mengganggu kegiatan sehari-hari, seperti menaiki bus, pesawat, atau kereta; berkendara,
berbelanja, atau bahkan keluar rumah.
Fobia spesifik sering kali di mulai pada masa kanak-kanak. Banyak kanak-kanak yang
mengembangkan kekuatan akan objek atau situasi tertentu. Namu, beberapa kemudian
mengembangkan fobia kronis yang signifikan secara klinis. Klaustrofobia tampaknya
6
muncul lebih belakangan di bandingan dengan fobia spesifik lainnya, dengan rata-rata
usia kemunculan 20 tahun.
7
Orang dengan agoraphobia mengembangkan rasa takut akan tempat atau situasi yang
menyulitkan atau membuat mereka merasa malu untuk melarikan diri saar sintom-sintom
kepanikan atau serangan panik yang parah terjadi; atau takut akan situasi di mana tidak
terdapat bantuan jika masalah tersebut muncul. lamsiia dengan agoraphobia mungkin
akan menghindari situasi di mana mereka takut mereka akan terjatuh dan tidak ada
bantuan. Orang yang dengan agoraphobia yang tidak memeliki riwayat gangguan panik
bisa mengalami sintom panic ringan, seperti pusing, yang menghalangi mereka untuk
keluar dari tempat yang mereka rasa aman. Mereka juga cenderung tergantung pada
dukungan orang lain. Kasus agorapobia tanpa riwayat gangguan panik di halaman 198
menggambarkan ketergantungan yang sering di hubungkan dengan agorapobia.
E. Gangguan Kecemasan Menyeluruh
Fruid menceritakan jenis kecemasan yang kita lihat dalam GAD sebagai perasaan yang
“mengambang bebas” karena orang-orang tampak membawanya dari satu situasi ke situasi
lain. Dari sudut padang psikodinamika, kecemasan menyeluruh merepresentasikan ancaman
kebocoran implus-implus atau harapn-harapan seksual atau agrsif yang tidak di terima ke
dalam kesadaran. Seseorang menyadari kecemasan tersebut, tetapi tidak menyadari sumber
yang mendasarinya. Masalah dengan spekulasi tentang asal-usul tidak sadar tentang
kecemasan adalah hal tersebut mungkin berada d luar jangkaun pengujian ilmiah. Kita tidak
bisa mengamati atau mengukur implus tak sadar secara langsung.
8
peranan pemikiran dan keyanikan yang berlebihan atau terganggu, khususnya keyakinan
yang mendasari kekhawatiran. Orang dengan GAD cenderung mengkhawatirkan smua hal.
Mereka juga cenderung terlalu awas dengan isyarat yang mengancam di dalam lingkungan,
memersepsikan adanya bahaya atau hal yang merugikan di setiap kesempatan. Akibtatnya
mereka teus merasa gelisah karena sistem syaraf mereka merespons persepsi ancaman atau
bahaya dengan mengaktifkan sistem saraf simpatif, yang menyebabkan meningkatnya
kondisi kepekaan tubuh san perasaan cemas yang menyertai.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Serangan panik pertama muncul secara spontan atau tanpa di duga, tetapi seiring
waktu, serangan-serangan ini dapat di hubungkan dengan situasi atau syarat tertentu,
seperti memasuki swalayan hyang ramai atau menaiki pesawat atau kereta. Orang
tersebut dapat menghubungkan situasi ini dengan serangan panic di masa lalu atau
mungkin merasa sulit untuk melahirkan diri ketika serangan lain terjadi.
Kata fobia berasal dari bahasa Yunani Phobos, yang berarti “Takut”. Konsep rasa
takut dan kecemasan sangat berhubungan. Ketakutan adalah kecemasan yang di alami
sebagai respons terhadap ancaman tertentu. Fobia adalah ketakutan akan sebuah objek
atau situasi yang tidak sepadan dengan ancaman yang di milikinya. Merasa takut saat
mobil Anda tidak biasa di kendalikan bukanlah fobia karena anda memang berada di
dalam bahaya.
B. SARAN
Pembahasan tentang Gangguan Kecemasan didalam makalah ini tidaklah lengkap jika
dijadikan sumber rujukan dalam pembelajaran. Maka kami menyarankan agar pembaca
10
membaca juga buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan Problematika Pendidikan
Islam dan Solusi Alternatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
11