Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN KESEHATAN JIWA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2018

UNIVERSITAS MUSLIM MAKASSAR

REFERAT : PSIKOTERAPI PADA GANGGUAN PANIK

OLEH :
Mutawaffika Mahir
11120172103

PEMBIMBING RESIDEN:
Dr. Ahyani Muslimin

SUPERVISOR:
Dr. Hj. Rabiah Tanthawie, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018

1
DAFTAR ISI

REFERAT PSIKOTERAPI GANGGUAN PANIK

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang..........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gangguan Panik.................................................................................................5


2.1.1 Defenisi..............................................................................................5
2.1.2 Diagnosis Gangguan Panik.................................................................5
2.2 Psikoterapi Gangguan Panik.............................................................................6
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Gangguan panik adalah salah satu gangguan jiwa yang paling sering
ditemukan pada populasi umum. Lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat
menderita kondisi ini. Data epidemiologi menunjukkan prevalensinya pada wanita
lebih besar dua sampai tiga kali dari pada pria.7
Gangguan cemas panik diawali serangan panik yang terjadi beberapa kali
dalam satu hari. Kondisi lebih lanjut gangguan ini dapat mengarah ke
agoraphobia, yaitu suatu kondisi kecemasan berada di tempat terbuka karena takut
ditinggalkan, tidak berdaya, atau merasa tidak ada yang menolong bila serangan
panik datang.8
Apabila timbul suatu gangguan atau penyakit pada seorang manusia,
bukan hanya jiwanya yang terganggu (misalnya depresi, imbesilitas, skizofrenia
dan sebagainya), bukan badannya saja yang sakit (misalnya kelainan jantung dan
sebagainya) akan tetapi seluruh manusia itulah yang menderita dan memerlukan
atau mencari pertolongan kepada siapapun yang menurut anggapannya dapat
menolongnya. Dan ia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.2 Sesuai dengan
pandangan holistik, yaitu bahwa manusia itu merupakan makhluk bio-psiko-sosial
yang tidak dapat dipisah-pisahkan juga, maka pandangan holistik dalam
pengobatan berarti bahwa kita senantiasa harus memperhatikan ketiga unsur ini,
bahwa kita mempergunakan atau menggerakkan unsur-unsur somatik, psikologik
dan sosial pasien ataupun masyarakat untuk tujuan terapeutik.2

Sebab itu, pengobatan dalam ilmu kedokteran pada umumnya dapat dibagi
menjadi tiga golongan besar, yaitu somatoterapi, psikoterapi, dan manipulasi
lingkungan dan sosioterapi.2 Dengan somatoterapi, kita langsung mempengaruhi
badan (soma) dengan harapan agar manusia sebagai keseluruhan dapat ditolong.
Dengan manipulasi lingkungan (yang tidak “sakit”) yaitu lingkungan fisiknya
(perumahan, cara berpakaian, makanan, cara berpakaian, pekerjaan, dan

3
sebagainya) dan terutama lingkungan sosialnya (keluarga, teman-teman, dan
sebagainya) demi penyembuhannya. Dan bila yang dianggap sakit adalah
(sekelompok) masyarakat, maka pengobatannya disebut sosioterapi.2
Demikian juga dengan psikoterapi, kita berusaha untuk langsung
mempengaruhi jiwa manusia supaya secara keseluruhan pasien itu dapat ditolong.
Pada refarat ini, akan dibahas tentang psikoterapi yang dapat digunakan pada
gangguan panik.2

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GANGGUAN PANIK


2.1.1 DEFENISI
Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan
panik yang serangannya spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik
adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat
(biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik
tertentu seperti palpitasi dan takipnea. 1

2.1.2 DIAGNOSIS GANGGUAN PANIK


Kondisi gangguan panik sering disalahartikan sebagai suatu
kondisi sakit fisikkarena gejala-gejalanya adalah gejala fisik terutama yang
melibatkan sistem saraf autonom, baik simpatis maupun parasimpatis.
Karena adanya keluhan fisik berat pada waktu serangan, pasien menjadi
ketakutan mereka akan mendapat serangan jantung, stroke dan lain-lain.2
Tidak heran biasanya pasien dengan gangguan ini akan lebih dahulu
datang ke dokter non-spesialis psikiatri.9

Kriteria diagnostik untuk serangan panik :


Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman,dimana
empat atau lebih gejala berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai
puncaknya dalam 10 menit:
1. Palpitasi, jantung berdebar kuat atau kecepatan jantung baertambah
cepat
2. Berkeringat
3. Gemetar atau bergoncang
4. Rasa nafas sesak atau tertahan
5. Perasaan tercekik

5
6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
7. Mual atau gangguan perut
8. Perasaan pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
9. Derealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa
diri sendiri)
10. Kehilangan ketakutan kendali atau menjadi gila
11. Rasa takut mati
12. Parestesia (mati rasa atau sensasi geli)
13. Menggiigil atau perasaan panas.1

Pedoman diagnostik untuk gangguan panik (Anxietas Paroksismal Episodik):


Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu
bulan :
a. Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya;
b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations);
c. Dengan keadaanm yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya
dapat terjadi juga “anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).3

2.2 PSIKOTERAPI GANGGUAN PANIK


Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional
seorang pasien yang dilakukan oleh seorang yang terlatih dalam hubungan
professional secara sukarela , dengan maksud hendak menghilangkan, mengubah
atau menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu
dan mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara positif. 2
Cara-cara psikoterapi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu psikoterapi
supportif dan psikoterapi genetic-dinamik.2

6
Psikoterapi, dapat diberikan dalam berbagai format, yaitu :
1. Individual : terapi ini hanya melibatkan pasien dan therapist
2. Kelompok : dua atau lebih pasien, dapat berpartisipasi pada waktu terapi
secara bersamaan. Pasien dapat saling berbagi pengalaman, dan saling
memahami perasaan.
3. Keluarga : keluarga merupakan salah satu kunci keberhasilan yang
dapat menmbantu perbaikan kondisi mereka yang menderita gangguan
jiwa.5

Dengan terapi, sebagian besar pasien mengalami perbaikan dramatik pada


gejala gangguan panik dan agoraphobia. Dua terapi yang paling efektif adalah
farmakoterapi dan terapi kognitif- perilaku. Terapi keluarga dan kelompok
mungkin membantu pasien yang menderita dan keluarganya untuk menyesuaikan
dengan kenyataan bahwa pasien menderita gangguan dan dengan kesulitan
psikososial yang telah dicetuskan oleh gangguan. 1,4

2.2.1 TERAPI KOGNITIF


Terapi kognitif yaitu terapi terstruktur jangka pendek yang menggunakan
kerjasama aktif antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik.
Terapi ini berorientasi terhadap masalah sekarang dan pemecahannya. Terapi
biasanya dilakukan atas dasar individual, walaupun metoda kelompok juga
digunakan. Terapi juga dapat digunakan bersama-sama dengan obat.1,6
Dua pusat utama terapi kognitif untuk gangguan panik adalah instruksi
tentang kepercayaan salah dari pasien dan informasi tentang serangan panik.
Instruksi tentang kepercayaan yang salah berpusat pada kecenderungan pasien
untuk keliru menginterpretasikan sensasi tubuh yang ringan sebagai tanda untuk
ancaman serangan panik, kiamat, atau kematian. Informasi tentang serangan panik
adalah termasuk penjelasan bahwa serangan panik, jika terjadi, adalah terbatas
dan tidak mengancam kehidupan.1
Penerapan relaksasi dengan tujuan untuk memasukkan suatu rasa
pengendalian pada pasien tentang tingkat kecemasan dan relaksasinya. Melalui

7
pengguanaan teknik yang dibakukan untuk relaksasi otot dan membayangkan
situasi yang menimbulkan relaksasi, pasien belajar teknik yang dapat membantu
mereka melewati serangan panik.1

Indikasi Terapi Kognitif


Terapi kognitif telah diterapkan terutama untuk gangguan depresif
(dengan atau tanpa gagasan bunuh diri); tetapi, terapi ini juga telah digunakan
pada kondisi lain, seperti gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif, dan
gangguan kepribadian dan gangguan somatoform.1

Strategi dan Teknik


Secara keseluruhan, terapi adalah relative singkat, berlangsung sampai kira-
kira 25 minggu . jika pasien tidak membaik pada waktu tersebut, diagnosis harus
diperiksa ulang. Terapi pemeliharaan dapat dilakukan selama periode beberapa
tahun.1
.
Seperti pada psikoterapi lainnya, peranan ahli terapi adalah penting untuk
keberhasilan terapi. Ahli terapi harus mampu memancarkan pengalaman hidup
yang hangat dan dimengerti dari masing-masing pasien, dan benar-benar murni
dan jujur dengan dirinya sendiri dan dengan pasiennya. Ahli terapi harus mampu
berhubungan secara terampil dan interaktif dengan pasiennya.1
Terapi kogintif memiliki tiga komponen yaitu : aspek didaktik, teknik
kognitif dan teknik perilaku.

a. Aspek didaktik
Termasuk penjelasan kepada pasien tentang trias kognitif, skema, dan
logika yang salah. Ahli terapi harus mengemukakan kepada pasien bahwa mereka
akan menyusun hipotesis bersama-sama dan mengujinya selama perjalanan
terapi.1

8
b. Teknik kognitif
Pendekatan kognitif terdiri dari empat proses yaitu :
1. Mendapatkan pikiran otomatis
Kognisi yang menghalangi antara peristiwa eksternal dan reaksi emosional
orang terhadap peristiwa.suatu contoh dari pikiran otomatis yaitu keyakinan
bahwa “setiap orang akan menertawakan saya jika mereka mengetahui betapa
buruknya permainan” __suatu pikiran yang terjadi pada seseorang yang
diminta untuk bermain bowling dan berespon secara negative. Pikiran
otomatis juga dinamakan distorsi kognitif.1
2. Menguji pikiran otomatis
Dengan berperan sebagai guru, ahli terapi membantu pasien menguji
keabsahan pikiran otomatis,. Tujuannya adalah untuk mendorong pasien
menolak pikiran otomatis yang tidak akurat dan berlebih-lebihan setelah
pemeriksaan yang cermat.1
3. Mengidentifikasi asumsi maladaptive.
Saat pasien dan ahli terapi terus berusaha mengidentifiksaikan pikiran
otomatis, pola biasanya menjadi tampak. Pola mewakili aturan atau tanggapan
umum yang maladaptive yang menuntun kehidupan pasien. Contoh dari aturan
tersebut yaitu “supaya gembira, saya harus sempurna” dan “jika setiap orang
tidak menyukai saya, saya tidak dicintai.” Aturan tersebut akan menyebabkan
kekecewaan dan kegagalan dan akhirnya depresi.1
4. Menguji keabsahan asumsi maladaptive .
Mirip dengan pengujian keabsahan pikiran otomatis adalah menguji keakuratan
anggapan maladaptive. 1

c. Teknik Perilaku
Teknik perilaku bekerjasama dengan teknik kognitif :teknik perilaku
digunakan untuk menguji dan mengubah kognisi maladaptive dan tidak akurat.
Tujuan keseluruhan teknik adalah utnuk membantu pasien mengerti
ketidakakuratan asumsi kognitifnmya dan mempelajari strategi dan cara baru
menghadapi masalah tersebut.1

9
2.2.2 TERAPI PERILAKU
Ahli terapi perilaku memusatkan pada perilaku yang jelas, menekankan
untuk menghilangkan gejala yang jelas, tanpa memandang pengalaman pribadi
pasien atau konflik dalam diri pasien. Tujuan terapetik ahli terapi perilaku adalah
langsung dan konkrit: menghilangkan kebiasaan atau sikap maladaptive dan
menggantikannya dengan pola perilaku yang baru, sesuai dan tidak menimbulkan
kecemasan. Metode yang terlekat pada terapi perilaku adalah didasarkan pada
keyakinan dasar bahwa perilaku maladaptive dan kecemasan persisten telah
dibiasakan (conditioned) (atau dipelajari); dengan demikian, terapi yang berhasil
terdiri dari berbagai macam bentuk penghilangan kebiasaan (deconditioning) atau
ditinggalkan yaitu bilamana perilaku buruk telah dipelajari dapat ditinggalkan.1,10
Terapi perilaku didasarkan pada prinsip teori belajar (learning theory)
khususnya, pembiasaan pelaku dan klasik. Terapi perilaku paling sering
digunakan jika diarahkan pada kebiasaan bereaksi yang spesifik dan tergambar
terhadap kecemasan terhadap stimuli yang secara objektif tidak berbahaya.1,10

Pemaparan In Vivo
Pemaparan in vivo digunakan sebagai terapi perilaku primer untuk
gangguan panik. Teknik melibatkan pemaparan yang semakin besar terhadap
stimulus yang ditakuti, dengan berjalannya waktu, pasien mengalami desensitisasi
terhadap pengalaman. Sebelumnya, fokus adalah pada stimuli eksternal; sekarang
ini, teknik telah termasuk pemaparan pasien dengan sensasi internal yang ditakuti
(sebagai contohnya, takipnea dan ketakutan mengalami serangan panik).1

Latihan Pernafasan
Karena hiperventilasi yang bersamaan dengan serangan panik kemungkinan
disertai dengan beberapa gejala, seperti rasa pening dan pingsan, satu pendekatan
langsung untuk mengendalikan serangan panik adalah melatih pasien bagaimana
mengendalikan dorongannya untuk melakukan hiperventilasi.
Setelah latihan tersebut, pasien dapat menggunakan teknik untuk membantu
mengendalikan hiperventilasi selama suatu serangan panik. 1

10
2.2.3 TERAPI PSIKOSOSIAL LAIN
• Terapi Keluarga
Keluarga pasien dngan gangguan panik dan agoraphobia mungkin menjadi
terganggu selama perjalanan gangguan. Terapi keluarga yang diarahkan
untuk mendidik dan mendukung seringkali bermanfaat.1

• Psikoterapi Berorientasi Tilikan


Dapat bermanfaat dalam pengobatan gangguan panik dan agoraphobia.
Pengobatan memusatkan pada membantu pasien mengerti arti bawah sadar
dari kecemasan, simbolisme situasi yang dihindari, kebutuhan untuk
merepresi impuls, dan tujuan sekunder dari gejala. Suatu pemecahan
konflik infantile awal dan oedipal dihipotesiskan berhubungan dengan
resolusi stress sekarang.1

11
BAB III
KESIMPULAN

Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga
dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut intens yang hati-hati dan
bervariasi dari sejumlah serangan sepanjang hari smapai hanya sedikit serangan
selama satu tahun, yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan
takipnea karena pasien dengan serangan panik sering kali datang ke klinik medis,
gejala mungkin keliru didiagnosis sebagai suatu kondisi medis yang serius
(sebagai contoh infark miokardium) atau suatu yang dinamakan gejala histerikal.
Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik
adalah bervariasi dan serangan multiple dalamsatu hari sampai hanya beberapa
serangan selama satu tahun. Gangguan panik sering disertai dengan agorafobia,
yaitu ketakutan benda, sendiri di tempat-tempat publik (seperti contoh di
supermarket), khususnya tempat darimana pintu keluar yang cepat akan sulit jika
orang mengalami serangan panik. Agorafobia mungkin merupakan fobia yang
paling mengganggu,karena terjadi agorafobia dapat mengganggu secara bermakna
kemampuan seseorang untuk berfungsi di dalam situasi kerja dan sosial di dalam
rumah.
Gangguan panik dapat diatasi dengan memberikan obat Alprazolam
(xanan) dan paroksetin (Paxil) adalah dua obat yang disetujui U.S Food and Drug
Administration (FDA) untuk terapi gangguan panik. Selain farmakoterapi yang
diberikan diperlukan psikoterapi untuk gangguan panik yaitu terapi kognitif-
behaviour.
Dengan terapi, sebagian besar pasien mengalami perbaikan dramatik pada
gejala gangguan panik dan agoraphobia. Dua terapi yang paling efektif adalah
farmakoterapi dan terapi kognitif- perilaku. Terapi keluarga dan kelompok
mungkin membantu pasien yang menderita dan keluarganya untuk menyesuaikan
dengan kenyataan bahwa pasien menderita gangguan dan dengan kesulitan
psikososial yang telah dicetuskan oleh gangguan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Skizofrenia dalam : Psikoterapi, ed 7,


vol 2.2010. Hal 423-28,434-41
2. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa : Psikoterapi. Surabaya:
Airlangga University Press.2010. Hal:483
3. Maslim Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa. 2001. Jakarta : PT. Nuh Jaya
4. Daniels CY. Panic Disorder : Treatment & Medication. [on line
].2011.[cited 2018 februari 23].p 1-2. Available from
:http://www.medscape.com
5. Anonymouslth . Mental Health and Psychotherapy. [on line].2010.[cited
2018 februari 22]. P.1. Available from :http://www.webmd.com
6. Hutagalung EA. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan
Anxietas.[on line].2011.[cited 2018 februari 23]. P3-4. Available from
:http://www.emedicine.com
7. Andri. Laporan kasus: Tatalaksana Komprehensif pada Gangguan panik.
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Krida
Wacana.2012.Jakarta.
8. Yaunin, Y. Laporan kasus : Gangguan Panik dengan Agorafobia. Bagian
Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.2013.Padang.
9. Maslim,R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III
dan DSM -5. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta;
2013
10. Memon MA. Panik Disorder. Medscape Reference; 2011 [updated
29/03/2011; cited on feb 2018]; Available from:
http://emedicine.medscape.com.

13

Anda mungkin juga menyukai