Anda di halaman 1dari 13

Patofisiologi

NEUROPSIKIATRI
KELOMPOK 2
FADILAH DWI SYAFITRI
DEVI HIDAYATI
WULAN FADDIYAH
FITRI RAHMADANI SAPUTRI
ALIFIAH YUSMARINI
GERARD ALEXANDER
DITA
NUR FATIMA
NURHASANAH
RISKI YUNIARSIH
RISNAWATI
SANDIRANI SAPUTRI
SOFYAN
PENGERTIAN NEUROPSIKIATRI

Neuropsikiatri adalah subspesialisasi dalam ilmu


kedokteran dan klinis yang menggabungkan neurologi
(kajian dan pengobatan gangguan sistem saraf) dan psikiatri
(kajian dan pengobatan gangguan mental). Dokter yang
memiliki spesialisasi dalam kedua bidang tersebut (neurologi
dan psikiatri) disebut sebagai dokter spesialis neuropsikiatri
atau dokter spesialis saraf dan perilaku
MACAM-MACAM NEUROPSIKIATRI

 Neurosis obsesif
 Neurosis depresif
 Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
 Histeria
 Neurosis fobik
 Neurasthenia
Neurosis obsesif

a. Gejala-gejala neurosis obsesif-kompulsif


Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau
menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau
impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya
perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.

faktor penyebab
1) Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.
2) Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).

Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif


1) psikoterapi suportif;
2) penjelasan dan pendidikan;
3) terapi perilaku
Neurosis depresif
a. Gejala-gejala neurosis depresif
1) gejala jasmaniah : senantiasa lelah.
2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin
mengakhiri hidupnya, dst.

Faktor penyebab
melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif,
yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.

terapi
teknik terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan
dengan prinsip sebagai berikut.
1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang
bersangkutan.
2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh
kekeliruan yang mendalam.
3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
MACAM-MACAM NEUROPSIKIATRI
LAINNYA
 Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
Menurut Maramis (1998 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara
psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang
dipendam.
 Histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman
menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar.

 Neurosis fobik
Neurosis fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat
berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah.

 Neurasthenia
1) Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan.
2) Terhalanginya keinginan-keinginan.
3) Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan
PSIKOSA FUNGSIONAL

Psikosa fungsional atau gangguan jiwa fungsional


merupakan gangguan jiwa yang penyebabnya bukan
berasal dari faktor – faktor non organik, tanpa kerusakan
struktural ataupun adanya kondisi biologis yang dapat
diketahui menjadi penyebab kondisi mental yang buruk.
PENYEBAB
Gangguan jiwa fungsional disebabkan oleh :
Pembawaan yang diwariskan secara mental dan
jasmani berasal dari orang tua atau salah satu generasi
sebelumnya di keluarga yang juga mengalami
gangguan jiwa fungsional.
Adanya pengembangan kebiasaan mental yang buruk,
juga pengembangan pola kebiasaan yang salah sejak
masa kanak – kanak.
Gejala Psikosis Fungsional
 Gangguan jiwa fungsional disebabkan oleh fungsi sistem transmisi penghantar sinyal
pada sel – sel saraf otak. Beberapa gejala utamanya berupa gangguan mood pada anak
yang dapat menyebabkab rasa iri hati .
 Tidak adanya kesadaran pada kenyataan, apalagi untuk menyadari gejala – gejala dari
penyakitnya sendiri. Dengan kata lain, penderita psikosis fungsional mengalami putus
hubungan dengan dunia nyata.
 Mengalami maladjusment berat, juga disorganisasi dan tidak dapat menyesuaikan fungsi
– fungsi kewajibannya, dan juga fungsi inteligensi juga perasaan dan kemauan sendiri.
 Mengalami pemecahan kepribadian serta disorientasi terhadap lingkungan. Mengalami
gangguan efektif yang parah sebagai reaksi terhadap tekanan batin serta tekanan sosial.
 Salah dalam cara menilai dunia luar dan selalu melakukan introspeksi secara mendalam
dan berlebihan sehingga menjadi terlalu keras terhadap dirinya sendiri.
 Mengalami kekalutan mental yang progresif dan terpecah secara pribadi.
 Tidak dapat menemukan respons yang tepat terhadap lingkungan sekitar dan bertindak
kegilaan, maniak, atau eksentrik. Contohnya selalu tertawa mengikik terus menerus
tanpa dapat dihentikan.
 Kerap dibayangi oleh halusinasi dan delusi.
 Selalu merasa ketakutan, kebingungan, dan kacau secara emosional yang kronis.
 Menjadi agresif, kasar, keras kepala dan kurang ajar, meledak- ledak, tidak bisa tenang,
ribut dan sangat berbahaya untuk diri sendiri serta orang lain.
Jenis Gangguan Jiwa Fungsional

Skizofrenia, pasien mengalami perubahan dalam perilaku, mengalami delusi


dan halusinasi yang dapat bertahan selama lebih dari enam bulan.
Schizoaffective Disorder, pasien mengalami gangguan ini menunjukkan
gejala dari kelainan suasana hati seperti depresi dan schizofrenia.
Gangguan Psikotik Ringan, pasien hanya mengalami sesi perilaku psikotik
yang singkat maka ia akan didiagnosa mengalami kondisi psikotik ringan.
Delusional, Pasien memiliki keyakinan palsu yang menyangkut kehidupan dan
situasi di dunia nyata yang dapat saja menjadi kenyataan.
Psikosis karena kelelahan, pasien mengalami kelelahan pada sistem sarafnya
terus menerus, dan biasanya dialami oleh orang yang sudah lanjut usia.
Melankolia, berupa perasaan tertekan yang dialami oleh penderitanya dengan
sangat dalam.
Mania, gangguan pada aspek perasaan dan aktivitas fisik seseorang sehingga
penderitanya mengalami peningkatan aktivitas fisik dan kejiwaan
Mencegah Gangguan Jiwa Fungsional
Riwayat keluarga – Kebanyakan faktor yang menjadi penyebab munculnya
gangguan jiwa adalah berasal dari genetika, yang tidak bukan dan tidak lain
adalah berasal dari garis keturunan atau keluarga.
Riwayat kesehatan pribadi – Perlunya data yang lengkap dan terperinci
mengenai latar belakang pasien sebelumnya, termasuk kehidupan pribadi.
Hal spesifik yang perlu diperhatikan adalah apakah ada riwayat
ketergantungan obat – obatan, stres atau depresi, perilaku seksual yang
beresiko dan bagaimana pengalamannya pada masa puber.
Pemeriksaan fisik – Hal – hal yang mencakup pemeriksaan fisik antara lain
penampilan pasien secara umum, misal cara berjalan dan cara berpakaian,
cara bicara, kondisi kulit, suhu tubuh, pengambilan sampel darah dan lain
sebagainya.
Pemeriksaan kejiwaan – Kondisi kejiwaan penderita akan diperiksa dengan
seksama, dokter akan antara lain menguji daya ingat, daya nilai, gejala yang
timbul pada pikiran penderita dan gangguan terhadap pikiran penderita. Juga
untuk menemukan cara mengobati gangguan – gangguan kejiwaan tersebut.
Perawatan Untuk Psikosis Fungsional
 Pengobatan untuk psikosis bisa dilakukan melalui
kombinasi dari terapi sakit jiwa dalam psikologi dan obat –
obatan yang disesuaikan dengan penyebabnya
 Terapi psikologi yang sering digunakan untuk mengatasi
gangguan psikosis adalah terapi perilaku kognitif
atau Cognitive Behavioral Therapy, terapi kelompok dan
terapi keluarga atau family therapy.
 Obat – obatan yang digunakan adalah obat anti psikotik
yang dapat mengurangi gejala – gejala psikosis. Penggunaan
obat anti psikotik bisa berlangsung dalam jangka waktu
lama, dan kebanyakan pasien akan disarankan untuk tetap
mengonsumsinya setidaknya satu tahun setelah dinyatakan
sembuh untuk mencegah kemunculan gejala kembali
Thank you

Anda mungkin juga menyukai