Anda di halaman 1dari 47

Teknik/Kaidah Penulisan Resep

Lelani Reniarti
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK. UNPAD-RSHS
PENGERTIAN UMUM TENTANG RESEP
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
280 tahun 1981 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pengelolaan Apotek,
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker
untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan perundangan
yang belaku.
Pengertian Penulisan Resep

Secara definisi dan teknis, resep artinya


pemberian obat secara tidak langsung, ditulis
jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi
kepada pasien, format dan kaidah penulisan
sesuai dengan peraturan perundang - undangan
yang berlaku yang mana permintaan tersebut
disampaikan kepada farmasi atau apoteker di
apotek agar diberikan obat dalam bentuk sediaan
dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada
pasien yang berhak
Makna penulisan resep
Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan
dokter dalam memberikan obat kepada pasien melalui
kertas resep menurut Kaidah dan peraturan yang
berlaku, diajukan secara tertulis kepada apoteker di
apotek agar obat diberikan sesuai dengan yang tertulis.
Pihak apoteker berkewajiban melayani secara cermat,
memberikan informasi terutama yang menyangkut
dengan penggunaan dan mengkoreksinya bila terjadi
kesalahan dalam penulisan.
Dengan demikian pemberian obat lebih
rasional, artinya tepat, aman, efektif, dan ekonomis.
Makna penulisan resep
Wujud akhir kompetensi dokter dalam
medical care, secara komprehensif
menerapkan ilmu pengetahuan dan
keahliannya di bidang farmakologi &
terapeupetik secara tepat, aman dan rasional
kepada pasien khususnya masyarakat pada
umumnya
RESEP
Resep yang benar adalah ditulis secara jelas,
dapat dibaca, lengkap dan memenuhi peraturan
perundangan serta kaidah yang berlaku.
Resep adalah media komunikasi antara dokter
dan apoteker.
Resep biasa dibawa melalui perantara yaitu
pasien, keluarga pasien atau perawat ke apotek,
depo obat atau instalasi farmasi.
Khusus di Apotek, biasanya pasien atau keluarga
pasien yang menyampaikan resep kepada
Apoteker Pengelola Apotek.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004
Dalam pelayanan resep Apoteker harus melakukan skrining resep
yang meliputi:
1) Persyaratan administratif (a. nama, SIP dan alamat dokter,
b. tanggal penulisan resep,
c. tanda tangan / paraf dokter penulis resep,
d. nama, alamat, umur jenis kelamin dan berat badan pasien,
e. nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta,
f. cara pemakaian yang jelas,
g. informasi lainnya).
2) Kesesuaian farmasetika (a. bentuk sediaan, b. dosis, c. potensi, d.
stabilitas, e. inkompatibilitas, f. cara dan lama pemberian).
3) Pertimbangan klinis (a. efek samping, b. alergi, c. interaksi, d.
kesesuaian indikasi, dosis, pasien, dan lain-lain).
keabsahan resep
Bagaimana Apoteker Pengelola Apotek atau
Asisten Apoteker bisa mengetahui resep yang
dibawa oleh pasien adalah resep asli dari dokter
Sebagai apoteker mempunyai tanggung jawab
untuk mengetahui keabsahan resep yang dibawa
pasien sebelum memproses resep tersebut lebih
lanjut.
Mengetahui keaslian atau keabsahan suatu resep,
merupakan langkah penting bagi Apoteker untuk
mencegah penyalahgunaan obat.
Keputusan Menteri Kesehatan No.
280 tahun 1981
Keputusan Menteri Kesehatan No. 280 tahun 1981 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pengelolaan Apotek,
Resep yang lengkap harus memuat:
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau
dokter hewan;
b. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi
obat, jumlah obat, dan cara pemakaian;
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep;
d. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep;
e. Nama alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan;
f. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
Penilaian keabsahan resep
Penilaian keabsahan resep secara administrasi dapat dilakukan
dengan menilai bagian-bagiannya sebagai berikut:
a. Identitas dokter
Dalam resep tertera
identitas dokter, alamat, dan Nomor Izin praktek dokter.
Keberadaan dokter tersebut di lingkungan sekitar apotek dapat
dikenali.
Melalui Nomor Izin Praktek dokter dapat diketahui legalitas praktek
dokter tersebut.
Jika resep dokter sering didapatkan oleh Apotek, tulisan dokter
tersebut tentu dapat dikenali.
Paraf dokter yang menuliskan resep juga dapat dikenali dan dinilai
keabsahannya.
b. Tanggal Penulisan Resep
Resep yang ditulis dalam jangka waktu yang
sudah cukup lama, misalnya lebih dari
seminggu sebelumnya dapat dicurigai
keasliannya.
Alasan keterlambatan penebusan resep dapat
ditanyakan kepada pasien.
c. Tanda R/
Tanda R/ atau Recippe yang berarti
ambillah, merupakan tanda khusus sebagai
permintaan dokter kepada setiap obat yang
ditulisnya.
Resep yang asli menuliskan tanda R/ dengan
tepat pada setiap obat yang diminta.
d. Nama obat, jumlah obat, aturan pemakaian

Dari ketiga hal tersebut dapat dianalisis ketepatan


dosis dan cara pemakaian serta kombinasi obat
dalam satu lembar resep.
Dokter biasanya menuliskan beberapa resep (R/)
yang ditujukan untuk mengobati pasien secara
menyeluruh. Permintaan obat tunggal seperti
obat penenang dalam satu resep biasanya jarang
ditemukan. Jika dilakukan wawancara lebih lanjut
kepada pasien, dapat diketahui ketepatan obat
tersebut dengan anemnesis pasien.
e. Identitas Pasien
Dari identitas pasien, dapat diketahui kesesuaian
obat yang diminta oleh dokter dengan
karakteristik pasien.
Kejanggalan yang ada di resep dapat terlihat jika
obat tidak sesuai dengan usia atau jenis kelamin
pasien.
Secara umum, jika ada sesuatu yang janggal atau
patut dicurigai dalam suatu resep sebaiknya
dilakukan pengecekan kepada dokter yang
bersangkutan.
dokter
Penulisan resep LENGKAP
Penulisan resep yang lengkap harus terdiri dari:
1. Inscriptio nama dokter, alamat, SIP, kota, tanggal, R/ (recipe)
2. Prescriptio nama obat, bentuk obat, jumlah obat, cara pembuatan
(kalo racikan), dll
3. Signatura cara pemakaian, BSO, jumlah obat, waktu minum
4. Pro nama pasien, umur, BB (terutama anak2), alamat (kalo obat
mengandung narkotika)
5. Subscriptio paraf atau tanda tangan (kalo obatnya narkotika)
Yang paling sering dilupakan sama kita itu inscriptio ama pro-
nya. Fasil2 udah banyak sekali yang ngeluh katanya mahasiswa
selalu lupa sama 2 hal itu. Jadi temen2 jangan sampe lupa ya,,
terutama PRO-nya.
Prescriptio
Bentuk umum :
Nama obat, bentuk obat, dosis, bentuk kemasan, jumlah obat
Kalo racikan (misalnya puyer) di baris bawahnya dimasukin cara
pembuatan

Contoh non puyer


Parasetamol tab 500mg No. X
Cream Ketokonazol 2% 10g tube No. I
Mau bentuk obatnya dulu baru nama obat
jg boleh
Contoh puyer
Amoksisilin 100 mg
s. lact q.s.
m.f. pulv dtd. No. XXI
Signatura
Bentuk umum:
Signatura (S), cara pemakaian, jumlah obat per
minum, waktu minum
Contoh:
S 3 dd tab. I p.c. p.r.n. demam
artinya minum 3x per hari, tiap kali minum 1 tablet,
sesudah makan, jika demam
S 4 dd c. orig II a.c.
artinya minum 4 x per hari, tiap kali minum 2 sendok
bawaan (sirup), sebelum makan
Pro
Bentuk umum: nama pasien, umur, berat
badan (wajib untuk anak2), alamat (jika obat
mengandung narkotika)
Contoh:
Pro: An. Aldi
Usia : 12 tahun
BB : 20 kg
Subscriptio
Bentuk umum: tanda tangan atau paraf
Tanda tangan untuk obat yang mengandung
narkotika, dan
Paraf : obat-obat lain yang tergolong B(bebas),
W(bebas terbatas), G(keras), Psy(psikotropika)
Dr Lelani Reniarti
SIP 0706259223
Rumah Sakit Hasan Sadikin
Jl.P asteur no 38 Bandung Inscriptio

Bandung, 1 Agustus 2013

R/ Eritromisin syr No. I


S 3 dd cth 1 a.c.
Prescriptio, signatura, subscriptio

R/ Parasetamol syr No.I


S 3 dd syr I p.c. p.r.n. demam
Jangan lupa garis
penutup setelah tiap
resep

Pro : Andi
Usia : 14 tahun Pro
Pulveres (puyer)
Kapsul/tablet/pil
Obat sirup
Obat kumur
Obat topikal
Infus dan injeksi
Obat tetes
Pulveres (puyer)
Penulisan resep utk puyer sedikit beda, karena disini kita minta farmasi
untuk ngebuatin
Contoh:
R/ amoksisilin 100mg
s. lact q.s.
m.f. pulv. dtd. no. XXI
S 3dd pulv I p.c

s. lact q.s. artinya ditambahkan s. lactis secukupnya.


m.f. pulv. dtd. No. XXI buat dan campurlah dalam bentuk pulveres
(puyer), masing2 dengan dosis diatas sebanyak 21 buah.
Kalo obatnya lebih dari 1 (misalkan acetosal ama luminal ama codein),
ketiga obat itu ditulis terpisah2 (dibikin 3 baris), abis itu baru tulis s.lact
q.s kalo perlu
Contoh Kasus
An. Puri, 18bln, BB 12kg, dibawa ke dokter krn
demam tinggi sejak 2 hari lalu.
Berikan antibiotik dan antipiretik per oral dlm
bentuk puyer
Amoksisilin, dosis anak 25-50 mg/kg BB/hari, 3x
sehari, selama 7 hari, minum sesudah makan,
puyer masukan ke dalam kapsul
Parasetamol, dosis anak 10-15 mg/kg BB/kali, 3x
sehari, selama 3 hari, minum sesudah makan bila
demam
Penyelesaian
Pertama untuk antibiotiknya (amoksisilin)
Dosis 25-50 mg/kg BB/ hari krn anaknya 12kg 300
600 mg / hari (kita ambilnya yg kecil aja 300mg/hari)
Karena itu per hari, jadinya per kali minum 100mg
Butuh 21 buah krn minum 3x sehari selama 7 hari
Untuk antipiretiknya (parasetamol)
Dosis 10-15mg/kg BB/kali 120 180mg/kali
Butuh 9 buah krn 3x sehari selama 3 hari
Penulisan resepnya
Amoksisilin Parasetamol

R/ Amoksisilin 100mg R/ Parasetamol 120mg


s. lact. q.s. s. lact. q.s.
m.f. pulv. dtd. No. XXI da m.f. pulv. dtd. No. X
in caps S 3dd pulv I p.c. p.r.n
S 3dd caps I p.c. demam

** da in caps artinya ** jumlahnya 10


masukan ke dalam
kapsul
Kapsul / Tablet /
2 jenis obat padat ini
Kapsul tulisnya caps,
Tablet tab,
Contoh kasus
Nn. Intan, 16 thn, BB 42kg, dtg kr dokter
karena demam dan tenggorokan sakit untuk
menelan. Intinya dy faringitis ;p
Berikan terapi untuk pasien
Antibiotik amoksisilin, 3x sehari 500mg, selama
7 hr, sesudah makan
Antipiretik parasetamol, 3x sehari 500mg,
selama 3 hari, sesudah makan, bila demam
Penulisan resep
Amoksisilin Parasetamol

R/ Caps amoksisilin 500mg no.


XXI
R/ Tab parasetamol
500mg no. X
S 3 dd caps I p.c
S 3 dd tab I p.c. p.r.n
** bisa caps atau caplet demam
** bentuk sediaannya di MIMS
Sirup
Mengandung byk gula sering jd bentuk obat
pilihan utama untuk anak-anak
Biasanya bentuk kemasannya dalam flask (fls)
Takaran minumnya biasanya sesuai dengan ukuran
sendok asli / bawaannya
Biasa sering ada istilah forte artinya dosis yg
tingginya
Contoh amoksisilin sirup
ada yg 125mg/5cc atau
ada jg yg 250mg/5cc amoksisilin sirup forte
Contoh kasus
An. Intan, 18bln, BB 12kg, dibawa ke dokter
krn demam tinggi sejak 2 hari lalu.
Berikan antibiotik sirup
Amoksisilin, dosis anak 25-50 mg/kg BB/hari, 3x
sehari, selama 7 hari, minum sesudah makan,
Penyelesaian
25-50mg/kg BB/hari 300 600mg/hari
100 200mg/kali
Karena 100-200mg/kali minum dan ukurannya
ada yg 125mg/5cc ama 250mg/5cc kita
pilih yg 125mg/5cc aja jd gak usah repot
3x7 21 kali minum 21x 5cc 105 cc
1 botol amoksisilin sirup isinya 60ml, jadi kita
butuh 2 botol
Penulisan resep
R/ Amoksisilin syr 125mg/5cc fls No. II
S 3dd c.orig I p.c.
Sendok original/bawaan
dari obatnya (dlm hal ini
5cc)

S 3dd cth1
Contoh kasus
Resepkan obat kumur berikut untuk pasien
faringitis!
Solusio povidon iodin 1% dikumur 2x sehari
(kumur untuk faring)

Penyelesaian:
R/ Sol Povidon iodin 1% fls No. I
S 2 dd garg Flask botol
kaca
Solusio
Permasalahan
Untuk memudahkan cara pemakaian,
pemberian terapi pada kelompok anak-anak
memerlukan bentuk sediaan khusus, misal
sirup atau puyer.
Sayangnya, seringkali kemudahan cara pakai
tidak mendukung ketepatan aturan pakai yang
harus dipenuhi.
Permasalahan
obat simptomatika seperti obat penurun
panas, diperlukan hanya pada saat demam
obat kausatif seperti antibiotika, diperlukan
dalam jumlah dan waktu tertentu sehubungan
dengan ketersediaannya di dalam tubuh untuk
mencapai tujuan terapi.
Permasalahan
Jika kedua obat diberikan bersama dalam satu
racikan puyer/sirup maka obat simtomatika akan
terus terminum padahal sudah tidak diperlukan
lagi. Keadaan itu akan dapat memicu timbulnya
efek yang tidak diinginkan dan tentunya akan
mempengaruhi keberhasilan terapi. Hal tersebut
sering terjadi pada peresepan racikan
Sayangnya tidak banyak data tentang kejadian
medication error terutama di Indonesia.
Kekuatan obat
kekuatan obat diperlukan dalam penentuan
dosis.
misalnya amoksisilin 500 mg dan amoksisilin 250
mg, kotrimoksasol dan kotrimoksasol forte, maka
kekuatan obat perlu ditulis dalam peresepan
kesepakatan tidak tertulis dalam pelayanan obat
baik di rumah sakit maupun di apotek bahwa jika
kekuatan obat tidak ditulis maka diberikan obat
dengan kekuatan kecil.
Penulisan jumlah obat dalam resep
mutlak diperlukan untuk menentukan lama
terapi pasien konfirmasi ke dokter
jumlah obat tidak dituliskan
berpotensi menghambat pelayanan,
dapat memberikan peluang untuk
penyalahgunaan misalnya pada resep
psikotropika pasien bisa menuliskan sendiri
jumlah obatnya sesuai keinginannya.
signatura atau aturan
signatura atau aturan dan cara pakai obat
harus dituliskan dengan lengkap dan jelas
agar tidak memicu terjadinya administration
error
Misalnya obat harus diminum 1 jam sebelum
makan, atau 2 jam sesudah makan, harus
dikunyah dulu atau langsung ditelan bersama
air matang, atau harus dihisap seperti
permen, dsb.
Dalam resep racikan
petunjuk pembuatan bentuk sediaan seperti
m.f.pulv.dtd; m.f. suppositoria, m.f.
unguentum, dan lain-lain harus dituliskan
dengan jelas,
karena setiap bentuk sediaan mempunyai
tujuan tertentu, dan dapat mempengaruhi
dosis obat (m.f.pulv. dengan dtd. atau tanpa
dtd.).
Obat kausatif
Obat kausatif digunakan sampai kausanya
diperkirakan telah tereradikasi.
Misalnya antibakteri digunakan minimal
selama 5 hari dengan harapan setelah
terpapar antibakteri selama 5 hari maka
bakteri penginfeksi telah tereradikasi.
able 1. Common Terms and Abbreviations
Table 1. Common Terms and Abbreviations
Term or Phrase Abbreviation Meaning
Term or Phrase Abbreviation Meaning
oculus dexter o.d. right eye
ad ad to, up to
oculus sinister o.s. left eye
ad libitum ad. lib. at pleasure
omni die o.d. daily
ana a.a. of each
omni mane o.m. every morning
ante cibos a.c. before meals
omni nocte o.n. every night
aqua aq. water
per os p.o. by mouth
bis in die b.i.d. twice a day
placebo placebo to please
collyrium collyr. eye lotion
post cibos p.c. after meals
cum c. with
as the occasion
pro re nata p.r.n.
arises
cum aqua cum aq. with water
quantum sufficiat q.s. sufficient quantity
dentur tales doses d.t.d. give such doses
quater in die q.i.d. four times a day
dispensa disp. dispense
recipe Rx take
et et and
semis ss _ one-half
gutta, guttae gtt. drop, drops
sine s,s without
hora somni h.s. at bedtime
si opus sit s.o.s. if necessary
in vitro in vit. in glass
ter in die t.i.d. three times a day
Cefixime 8 mg /kgBB/hr,100mg/tsp,2x/hari
Cefuroxome 20mg/kg bb/hr, 30 mg/kg bb/hr, 125
mg/tsp,250 mg/tsp, 2 x/day
Ceftriaxone 50-100 mg/kg bb/hr
Cephalexin (keflex), 25-50 mg/kg BB/hr, 125mg/tsp,
250 mg/tsp, 4 x/day
Cipro, 20-30 mg/kg/hr, 500 mg/tsp, 2 x/hr
Clindamycin 10-30 mg/kg/day,500 mg/tsp, 3x/day
Dicloxacillin 12.5 -25 mg/kg/day, 4 x/day
Diflucan 3-6 mg/kg/day. 1 x/day. 10mg/tsp, 40 mg/tsp
Cimetidine 20-40 mg/kg/hr, 300 mg/tsp, 4
x/day
Dexamethason 0,25-0.5 mg/kg/day, 4 x/day
Codein 6 mg/kg/day
Diphenhydramin 1 mg/kg, 12.5 mg/tsp, 4
x/day
~
Macambentuk obat

Anda mungkin juga menyukai