Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI NEISSERIA GONORRHOEAE

Dosen Pengampu :
Dra. NONY PUSPAWATI, M.Si.

Kelompok 8 :
1. Wahdhatul Hanifah 27216382A
2. Zahra Faradila Aisyiya 27216384A
3. Rizki Fitria 27216386A
4. Alifah Nur Chasani 27216390A
5. Amara Sofya Rahmawati 27216391A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kencing nanah atau dalam bahasa medis dikenal dengan gonore merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae atau
Gonococcus. Penyakit kencing nanah ini dapat sembuh apabila diberikan terapi yang sesuai.
SIFAT
A. Morfologi
• Coccus Gram Θ (0.6 x 1.0 mm)
sering ‘diplococcus’ (seperti biji kopi)
• Diplokokus non motil
• Tak mempunyai flagela
• Tak berspora
• Mempunyai pili (strain virulen)
• Tidak mempunyai kapsul polosakarida
• Pada gonococci memiliki 70% homolog

B. Fisiologi
Sifat Biokima dan Ciri Kultur :
• Aerob
• Oksidase +, katalase +,
• Sangat peka terhadap lingkungan merugikan : drying, chilling, pH, sinar
matahari
• Kultur : pada 3-10% CO2
medium selektif : Thayer Martin Agar (Chocolate Agar + Vancomycin,
Colistin, Nystatin)
BAB II
ISI
I. PATOGENESIS
1. Penyakit Yang Ditimbulkan
Neisseria gonorrhoeae (gonococci) merupakan bakteri utama penyebab infeksi
menular seksual akibat infeksi bakteri diplococcus, gram negatif, obligat
manusia, yaitu Neisseria gonorrhoeae.
2. Gejala Yang Ditimbulkan
Secara umum, gejala kencing nanah menimbulkan gejala pada area kelamin.
Meski demikian, gejala pada wanita dan pria bisa berbeda. Sering kali, gejala
gonore pada wanita tidak spesifik atau bahkan tidak menimbulkan gejala.
• Gejala gonore pada pria, antara lain :
➢ Keluar nanah diujung penis (terkadang disertai darah)
➢ Rasa gatal dan panas di sekitar ujung penis
➢ Pembengkakan dan nyeri di salah satu testis
➢ Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
➢ Nyeri saat ereksi
➢ Adanya pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan
• Adapun gejala gonore pada Wanita, meliputi :
➢ Keputihan secara terus-menerus
➢ Nyeri saat buang air kecil
➢ Frekuensi buang air kecil semakin sering
➢ Perdarahan dari vagina yang tidak wajar, misalnya setelah
berhubungan atau di saat tidak menstruasi
➢ Menstruasi lebih panjang atau lebih banyak dibandingkan
biasanya
➢ Terasa nyeri perut atau panggul
➢ Nyeri saat berhubungan seksual
Selain itu, kencing nanah juga bisa menimbulkan keluhan pada
organ lain seperti :
• Pada anus, tanda dan gejala yang muncul dapat berupa rasa gatal di
sekitar anus yang disertai dengan keluarnya cairan nanah atau darah
dari anus.
• Pada mata, gonore dapat menimbulkan gejala berupa nyeri pada
mata, sensitif terhadap cahaya, dan muncul kotoran atau cairan
nanah dari salah satu atau kedua mata.
• Pada tenggorokan, gejala yang muncul dapat berupa sakit
tenggorokan dan pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.
• Pada sendi, gejala yang timbul berupa radang sendi yang ditandai
dengan sendi yang bengkak, kemerahan, dan nyeri.
Penyakit kencing nanah juga dapat muncul pada bayi baru lahir. Gejala
gonore yang muncul pada bayi baru lahir antara lain adalah mata merah dan
bengkak, serta muncul cairan nanah dari mata. Kondisi ini perlu mendapat
penanganan segera karena jika dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi berupa
ulkus kornea, panoftalmitis, hingga kebutaan.

3. Toksin
N. gonorrhoeae tidak menghasilkan toksin khusus, namun kuman ini
mempunyai komponen lipooligosakarida dan peptidoglikan (Porin, Opacity-
Associated Protein, Protein H.8) yang berperan dalam menghambat fungsi silia
dan menyebabkan inflamasi.

4. Mekanisme Adhesi Bakteri Gonorrhoeae


N. gonorrhoeae memiliki beberapa protein permukaan yang dapat
menfasilitasi penempelan kuman pada host. Kuman menggunakan pili untuk
memulai adhesi ke sel epitel. Pili yang menyerupai rambut ini menutupi semua
permukaan bakteri dan memiliki kemampuan untuk memanjang dan memendek
sehingga memungkinkan bakteri untuk menempel dari jarak jauh dan bergerak
lebih dekat ke sel epitel. Pili juga memberikan motilitas dan perlindungan.
Protein permukaan lain yang terlibat dalam proses perlekatan seluler ini
adalah protein terkait opasitas dan lipooligosakarida (LOS). LOS menempel
pada sel sperma dan menyebabkan penularan dari pria ke pasangan seksual yang
tidak terinfeksi.
Invasi epitel serviks melibatkan sel bakteri yang berinteraksi dengan
reseptor komplemen sel inang tipe 3 (CR3). Interaksi ini dapat terjadi akibat
pengikatan pili ke CR3. Hal ini akan menginduksi proses penataan ulang yang
luas dari aktin sel inang dan menghasilkan proyeksi berbentuk kerutan.
Kerutan-kerutan ini memungkinkan gonokokus memasuki sel inang dalam
vakuola besar yang dikenal sebagai makropinosom dan kemudian akan
berkembang biak di dalam sel yang terinfeksi.
Selanjutnya N. gonorrhoeae menginduksi infeksi lokal pada lokasi
anatomi inokulasinya yaitu uretra, serviks, faring, atau anus pada orang dewasa
dan konjungtiva mata atau faring bayi baru lahir.

5. Cara Penularan
Penularan infeksi gonore biasanya terjadi saat seks vaginal, oral, atau
anal. Ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkannya pada bayi, yang paling
sering menyerang area mata. Penyebab ini biasanya ditemukan di cairan penis
dan alat vital wanita dari orang yang terkena infeksi tersebut. Itulah mengapa
bakteri tersebut bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan
seksual. Selain menular melalui hubungan seksual, gonorrheae juga dapat
ditularkan saat persalinan. Bahkan, ada beberapa bukti jika penyakit menular
seksual ini dapat ditularkan melalui ciuman dengan lidah. Namun, penelitian
lanjutan perlu dilakukan untuk memastikan risiko penularannya.

6. Faktor Resiko
Pada umumnya, penyakit gonore ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit ini lebih sering menyerang remaja dan dewasa muda, serta lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan wanita. Selain itu, beberapa faktor risiko yang
meningkatkan terjadinya penyakit gonore adalah berikut:
• Seseorang yang berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual
• Pekerja seks
• Berhubungan seksual tanpa mengetahui status atau riwayat kesehatan
• Tidak menggunakan pengaman seperti kondom
• Berusia muda.
• Pernah terdiagnosis oleh gonore sebelumnya.
• Memiliki riwayat gonore maupun penyakit menular seksual lainnya
II. ANALISA LABORATORIUM
1. Sampel
Nanah/sekret diambil dari uretra, servix, prostat, mukosa tenggorok,
kadang-kadang cairan synovia.

2. Identifikasi
Identifikasi bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat dilakukan dengan cara
penanaman pada media selektif seperti Thayer-Martin modifikasi, Pewarnaan
gram dan uji biokimia yaitu uji katalase dan uji oksidase. Bakteri ini hidup
secara berkoloni.
a. Media Selektif
Perbenihan yang dipakai dalam Pemeriksaan Neisseria (Gonococcus,
Meningococcus), yaitu :
➢ Agar coklat (G.C Agar)
➢ Agar coklat dari Thayer-Martin
➢ Cystine trypticase agar (CTA)
➢ Agar darah
Media selektif (medium Thayer Martin).
b. Hasil
Tes oksidasi dapat dilakukan dengan cara menambahkan reagen
oksidasi (larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida 1%) pada
koloni gonokokus tersangka. Warna bening akan berubah menjadi
merah muda lembayung yang menandakan bahwa sampel tersebut
positif.
c. Uji Biokimia
Pada uji biokimia untuk Pemeriksaan Neisseria (Gonococcus,
Meningococcus) penentuan spesifiknya dapat dilihat dari hasil
fermentasi pada CTA, sebagai berikut :
N. gonorrhoea N. meningitidis
Glukosa + +
Maltosa - +
Sakrosa - -
III. PENGOBATAN
Penyakit kencing nanah dapat diatasi dengan pemberian antibiotik dalam jangka
waktu tertentu. Apabila gonore yang dialami memiliki derajat keparahan yang berat,
pengobatan yang dilakukan dapat membutuhkan waktu yang lebih lama.
Obat Terkait :
Pemberian antibiotik dapat berupa obat oral maupun injeksi. Secara umum, obat
kencing nanah yang digunakan adalah:
➢ ceftriaxone
➢ cefixime
➢ ampisilin dan amoksisilin
➢ azithromycin
➢ gentamicin
➢ doxycycline
➢ erythromycin
Sebelum menggunakan obat-obatan tersebut, pastikan Anda sudah berkonsultasi
dengan dokter. Gunakanlah obat sesuai dengan anjuran dokter yang memeriksa. Tidak
hanya penderita yang mendapatkan pengobatan, pasangan seksual penderita pun juga
perlu mendapatkan pengobatan meski tidak bergejala. Apabila pasangan seksual tidak
mendapatkan pengobatan, besar kemungkinan penderita akan mengalami reinfeksi dan
pengobatan pun menjadi tidak efektif.

IV. PENCEGAHAN
Mengingat penyakit menular seksual, termasuk penyakit gonore, dapat dicegah,
berikut adalah langkah pencegahan penyakit kencing nanah yang bisa dilakukan,
seperti:
• Selalu gunakan kondom jika akan berhubungan seksual
• Tidak berbagi dalam menggunakan sex toys
• Setia pada satu pasangan saja, hindari berganti-ganti pasangan seksual
• Memastikan kesehatan pasangan, termasuk memastikan pasangan tidak
memiliki penyakit gonore dan penyakit menular seksual lainnya
• Tidak berhubungan seksual dengan pasangan yang sedang dalam pengobatan
gonore atau penyakit menular seksual
• Melakukan skrining penyakit menular seksual secara teratur
Apabila Anda terdiagnosis gonore maupun infeksi menular seksual lainnya,
segera lakukan pengobatan hingga tuntas. Selain itu, hindari berhubungan intim
hingga Anda sembuh. Hal ini berguna untuk mencegah penularan penyakit menular
seksual pada orang lain. Jika ibu hamil terinfeksi bakteri gonore, segera
konsultasikan dengan dokter agar mendapat perawatan yang tepat. Hal ini nantinya
akan berguna mencegah komplikasi pada janin maupun penularan gonore pada bayi
saat lahir.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
• Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan penyakit
kencing nanah atau dalam bahasa medis dikenal dengan gonore merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
atau Gonococcus.
• N. gonorrhoeae tidak menghasilkan toksin khusus, namun kuman ini
mempunyai komponen lipooligosakarida dan peptidoglikan (Porin, Opacity-
Associated Protein, Protein H.8) yang berperan dalam menghambat fungsi silia
dan menyebabkan inflamasi.
• Pada umumnya, penyakit gonore ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit
ini lebih sering menyerang remaja dan dewasa muda, serta lebih sering terjadi
pada pria dibandingkan Wanita.
II. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpula, maka kami (penulis) dapat
memaparkan saran sebagai berikut :
• Apabila Anda terdiagnosis gonore maupun infeksi menular seksual
lainnya, segera lakukan pengobatan hingga tuntas. Selain itu, hindari
berhubungan intim hingga Anda sembuh. Hal ini berguna untuk
mencegah penularan penyakit menular seksual pada orang lain.
• Jika ibu hamil terinfeksi bakteri gonore, segera konsultasikan dengan
dokter agar mendapat perawatan yang tepat. Hal ini nantinya akan
berguna mencegah komplikasi pada janin maupun penularan gonore
pada bayi saat lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi
Menular Seksual. Jakarta : Direktrorat Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, 2011

Setiabudy R. Antimikroba. Dalam : Gunawan. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.


Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2009: 585-9

Dayinta R. Uji Beda Sensitivitas Kanamisin Dengan Seftriakson Pada Kuman Neissera
gonorrhoeae Secara In Vitro. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2015

Evindya V. Uji Beda Sensitivitas Azitromisin Dengan Seftriakson Pada Kuman


Neissera gonorrhoeae Secara In Vitro. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2015

Hamid,Runtuboi D,Waworuntu LV. Uji Sensitivitas Neisseria Gonorrhoeae terhadap


Beberapa Antibiotik Pada Wanita Penjaja Seks di lokalisasi Tanjung Elmo
Kabupaten Jayapura. J Bio . 2014

Anda mungkin juga menyukai