Anda di halaman 1dari 22

dipresentasikan oleh: Pembimbing:

Siwi Indah Sari dr. Widyaratni Pramestisiwi, Sp.DV


201908601488

SMF KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
ABSTRAK

Neisseria gonorrhoeae merupakan diplokokus Gram-negatif berbentuk biji kopi, khas untuk
saluran kelamin manusia. Bakteri ini, bersama dengan Chlamydiae trachomatis, salah satu kuman
utama yang berperan terhadap infeksi menular seksual di dunia. Infeksi Neisseria gonorrhoeae
dikaitkan dengan berbagai manifestasi klinis yang lebih kompleks pada manusia. Neisseria
gonorrhoeae berperan atas beberapa komplikasi dan gejala yang mempengaruhi saluran reproduksi,
terutama pada wanita. Dalam beberapa tahun terakhir, kejadian infeksi Neisseria gonorrohoae
meningkat, seperti halnya profil resistansi terhadap berbagai kelas antibiotik yang tersedia.

Oleh karena itu, penulis berminat untuk menyajikan gambaran data literatur tentang diagnosis
mikrobiologis Neisseria gonorrohae dan berbagai mekanisme patogen serta mekanisme resistensi
antibiotik.
Kata kunci: Neisseria Gonorrhoeae; Chlamydiae Trachomatis
Pendahuluan

 Neisseria gonorrhoeae (gonokokus) adalah bakteri yang berbentuk diplokokus gram negatife aerobik.
 Patogen ini khas pada selaput lendir saluran genital manusia. Penularannya melalui hubungan seksual
langsung.
 Gejala yang ditimbulkan pada pria sering kali lebih dijumpai, sementara pada wanita >50% tidak terdapat
keluhan sehingga menyebabkan penularan karena menjadi reservoir utama infeksi.
 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kejadian penyakit gonokokal telah meningkat sebesar 21%
sejak tahun 2005 dan diperkirakan terdapat 78 juta kasus baru gonore per tahun
 Di Afrika, kejadian infeksi gonokokal pada subjek bergejala diperkirakan mencapai 8,2 juta kasus baru per tahun.

 Di Maroko, penyakit gonokokus berperan atas 62,8% terjadinya kasus duh uretra, Neisseria gonorroheae menjadi

penyebab paling umum dari infeksi menular seksual.

 Munculnya resistensi terhadap beberapa kelas antibiotik (penisilin, tetrasiklin, fluoroquinolon

dan sefalosporin generasi ketiga) merupakan hambatan untuk mengendalikan infeksi ini.

 Diagnosis bakteriologis didasarkan pada metode identifikasi konvensional yaitu pemeriksaan

langsung dengan pewarnaan Gram, kultur dan teknik amplifikasi gen.


Patofisiologi
 N. gonorrhoeae mengekspresikan banyak faktor virulensi untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan replikasinya sambil tetap

invasif dan mampu menghindari respon imun untuk meningkatkan replikasi

 Neisseria gonorrhoeae melekat pada mikrovili sel epitel melalui sel perekatnya, diantaranya porines, protein Opa (opacity associated

protein) diwakili oleh Opa50, Opa52, dan lipo-oligosakarida (LOS).

Neisseria gonorrhoeae masuk ke dalam sel berkembang biak melalui proses endositosis
lalu membentuk vakuola, kemudian vakuola dilepaskan ke jaringan ikat di bawah epitel
dan menyatu dengan membran basal melalui proses eksositosis

Beberapa mekanisme memungkinkan gonokokus lolos dari respon imun. Selain itu, lip-oligosakarida
(LOS) mampu menghasilkan efek toksik dengan cara merangsang produksi TNF (Tumor Necrosis
Factor) oleh makrofag di subruang yang menyebabkan kerusakan pada sel mukosa.
 Pada wanita, dominasi lactobacillus dalam flora normal vagina memastikan keseimbangan ekologi vagina,
terutama dengan menghidrolisis glikogen dalam asam laktat yang berkontribusi pada pengasaman pH dan
dengan sekresi hidrogen peroksida menghambat sebagian besar patogen termasuk Neisseria gonorrhoeae.

Wanita dengan flora vagina yang tidak seimbang lebih


berpotensi menderita penyakit gonokokus jika terpapar.

 Pada pria, manifestasi tersering dari infeksi gonokokus adalah uretritis akut, yang terjadi dalam 2 sampai 7 hari.

Gejala ditandai dengan keluarnya cairan uretra bernanah,


disuria dan rasa terbakar saat buang air kecil.
Pada wanita, infeksi gonokokus tidak bergejala pada 70-80% kasus. Manifestasi yang paling umum
adalah servisitis. Pada anamnesis, dapat ditemukan tanda leukorea purulen, radang panggul dan / atau
uretritis.

Pada anamnesis, dapat ditemukan tanda leukorea purulen, radang panggul dan / atau uretritis.
Pemeriksaan paling sering menunjukkan tidak ada atau terdapat sedikit inflamasi serviks
dengan duh purulen.

Komplikasi:
 Endometritis
 Salpingitis
 Tubo-ovarian abcess,
 dan peritonitis dengan gejala sisa reproduktif yang tidak diobati, (infertilitas, kehamilan ektopik, nyeri
panggul).

 Pada pria dan wanita, infeksi dapat ditemukan pada ekstra genital, termasuk anal, faring dan
konjungtiva. Bentuk lain juga dapat ditemukan terutama pada wanita, seperti sepsis,
kerusakan mata atau bahkan di lokasi lain (artikular, kulit, jantung, meningea).
Diagnosis Biologis
Diagnosis Infeksi Neisseria gonorrhoeae terutama
bergantung pada :
 pemeriksaan langsung/mikroskopis
 Kultur
 biologi molekuler, yang didasarkan pada deteksi
gonokokus atau genomnya di berbagai tempat
yang dapat diakses untuk pengambilan sampel;
 Uretra
 Serviks
 Vagina
 Rektum
 Faring
 Urin
Pengambilan Sampel

1) Sampel diambil sebelum terapi antibiotik dan sesuai dengan


prosedur yang optimal untuk meningkatkan ketepatan diagnosis
2) Gonokokus adalah bakteri rapuh dan tidak dapat bertahan hidup
dari perubahan suhu.
3) Praktisi yang berpengalaman harus memperhatikan prinsip-
prinsip tertentu saat mengambil sampel.
Tabel 1. Perbedaan tipe dan pengambilan sampel berdasarkan lokasi dan jenis kelamin

Bentuk Klinis Tipe Sampel

Skrining pada vagina wanita Vaginal swab

Suspek endoservitis Pengangkatan endokol dengan pengumpulan kerak urin

Suspek urethritis pada manusia Pengambilan sampel uretra (pemeriksaan langsung/kultur)

setelah melakukan pengumpulan urin (urin pertama)

Suspek pada lokasi anorectal Sampel anorectal setelah membersihkan anal

Lokasi lain Faringeal, ocular, kulit, cairan sendi, hemokultur.


Tabel 2. Langkah-langkah untuk pengambilan sampel optimal untuk
diagnosa gonorrheae.

Sampel Teknik Pengambilan


Sampel urin Peringatan: Diagnosis amplifikasi gen berdasarkan sampel urin kurang sensitif pada wanita dibandingkan
dengan apusan serviks atau vagina.
 
Pengambilan sampel setidaknya satu jam setelah buang air kecil terakhir.
Ambil urin pertama (tidak seperti tes untuk diagnosis infeksi saluran kemih). dalam istilah praktis: pasien harus
mengumpulkan tetes pertama urin dan mengisi wadah hingga maksimal 20 ml.

Apusan servikal Sebelum pengambilan sampel, buang sekresi serviks dengan kapas. Masukkan kapas ke dalam serviks
secukupnya (1-2 cm) dan gosok dinding serviks dengan gerakan memutar (minimal 2 kali putaran). Hindari
kontak dengan dinding vagina saat melepas kapas.

Apusan faring Berikan tekanan yang cukup saat mengambil


Angkat dengan hati-hati: tidak hanya menggosok dinding posterior faring tetapi juga kedua tonsil.
Apusan anal Jangan gunakan lubrikan atau anestesi lokal. Masukkan kapas secukupnya dengan gerakan memutar (3-5 cm-
ujung yang tertutup kapas tidak boleh terlihat). Dengan gerakan memutar yang halus dan menekan dengan
lembut, gosok dinding anal selama 30 detik untuk meningkatkan penyerapan gonokokus.
Review

 Pemeriksaan mikroskop langsung dilakukan dengan pewarnaan gram


atau methilen blue dengan pengambilan sampel pada aliran uretra.

 Tes ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 95% pada kasus
uretritis pria bergejala.

 Namun, pada wanita lebih sulit mengeluarkan sekresi vagina atau


endoservik, sehingga sensitivitasnya 65%. Oleh karena itu, diperlukan
konfirmasi oleh kultur.

 Pada pemeriksaan mikroskop, akan nampak Diplokokus Gram-negatif


Gambar 1: Neisseria gonorrhoeae tampak dalam
berbentuk "biji kopi" dalam intraseluler (Gambar 1) pewarnaan gram pada pasien dengan uretritis gonore
Isolasi dan Identifikasi
 Kultur Neisseria gonorrhoae sulit, karena strukturnya rapuh
dan banyak membutuhkan kebutuhan metabolik

 Membutuhkan suhu pertumbuhan yang optimal 36 - 37 °C dan


suasana lembab yang diperkaya dengan CO, (5-10%), Kultur adalah gold standar untuk
kulturnya membutuhkan agar darah yang dimasak atau mendiagnosis Infeksi Neisseria
ditambahkan agar cokelat untuk menghindari toksisitas asam gonorrhoeae.
lemak dalam agar.

 Senyawa lain perlu ditambahkan setelah sterilisasi termasuk besi dan cupteine ​
(Polyvitex, suplemen glukosa), serta antibiotik (Vancomycin, C olimisin, nyastatin, dan
agen antijamur lainnya) untuk menghambat pertumbuhan bakteri tertentu yang dapat
menghambat pertumbuhan Neisseria gonorrhoeae saat dikultur.
Sensitivitas Antibiotik

 Jika strain bakteri dapat diisolasi, konsentrasi hambat minimum (MICs) dari antibiotik yang

berbeda dapat diukur di laboratorium.

 Antibiotik yang saat ini direkomendasikan oleh French Microbiology Biopath Antibiotic Committee,

antibiotik standar untuk Neisseria gonorrhoeae adalah penisilin G, cefixime, ceftriaxone,

spectinomycin, juga azithromycin dan ciprofloxacin.

 Produksi beta lactamase harus dideteksi berdasarkan teknik chromogenic segera setelah diisolasi.

Hal itu memberikan informasi apakah terdapat resistensi terhadap penisilin G, amino, karboksietil

ureido penisilin.
Resistensi antibiotik pada Neisseria gonorrhoeae

 Neisseria gonorrhoeae adalah spesies yang resisten terhadap trimethoprim, colistin dan glikopeptida.
 Resistensi alami digunakan untuk menentukan suplemen antibiotik dengan pengaturan selektif yang akan
digunakan.

Perubahan resistensi yang didapat


 Sulfonamida adalah salah satu kelas antibiotik pertama yang digunakan secara luas dalam pengobatan infeksi
Neisseria gonorrhoeae.
 Selama tahun 1940-an, penisilin menjadi pengobatan utama infeksi gonokokal. Namun, peningkatan
konsentrasi penghambatan minimal dari penisilin dan siklin pada Neisseria gonorrhoeae menyebabkan
penggunaanya dihentikan pada akhir 1980-an.
 Kemudian ditemukan sefalosporin dan kuinolon generasi ketiga sebagai
pilihan utama yang diresepkan dalam pengobatan penyakit gonokokal.

 Sefalosporin generasi ketiga kemudian menjadi antibiotik lini pertama.


 Namun penurunan kepekaan terhadap sefalosporin telah mulai terlihat di
antara strain Neisseria gonorrhoeae.

 Di Kanada, resistensi azithromycin Neisseria gonorrhoeae adalah


fakta dan menyebar di atas 5%.

 Di United Kingdom, penyebaran koloni Neisseria gonorrhoeae yang


resisten azitromisin cukup tinggi.
Mekanisme resistensi

 Resistensi yang didapat dari Neisseria gonorrhoeae mengikuti akumulasi mutasi


kromosom atau transfer genetik.

 Materi genetik dari strain Neisseria gonorrhoeae lain atau strain flora komensal
bakteri dapat diintegrasikan dengan rekombinasi homolog ke dalam kromosom
Neisseria gonorrhoeae.

 Mekanisme ini terutama berkaitan dengan perubahan pada gen protein pengikat
penisilin.
Pengobatan

Idealnya, regimen terapeutik yang direkomendasikan harus mampu mengobati


95% infeksi Neisseria gonorrhoeae.

Selain itu, terapi antibiotik yang dianjurkan, harus: Kriteria lain yang harus dipertimbangkan:
 sangat efektif
 prevalensi
 tersedia secara luas
 epidemiologi lokal
 terjangkau dalam jumlah dan dosis yang sesuai  frekuensi penularan
 strategi pengobatan
 tanpa efek toksik
 biaya
 kemungkinan pemberian dosis tunggal.  tes diagnostik
Tabel 3. Guidelines for Gonococcal Infection Treatment.
Pedoman Infeksi anogenital Infeksi faringeal
Public health Agency of Canada: Rekomendasi pengobatan Registered: Registered:
Gonorrheae 2016 Ceftriaxon 250 mg IM dosis tunggal plus azithromycin 1 gr  Ceftriaxon 250 mg IM dosis tunggal plus azithromycin
per dosis tunggal 1 gr dosis tunggal
 
Cefixime 800 mg PO plus azithromycin 1 gr PO dosis
tunggal
Alternatif: Alternantif:
 Spectinomycin** 2 gr IM dalam dosis tunggal plus Cefixime 800 mg PO dosis tunggal
azithromycin 1 gr PO dosis tunggal  
Azitromycin 2 ge PO dosis tunggal Plus azithromycin 1 gr PO dosis tunggal
 Azitromycin 2 gr PO dosis tunggal
European Guidelines 2012 Registered: Registered:
Ceftriaxon 500 mg IM dosis tunggal plus azithromycin 2 gr Ceftriaxon 500 mg IM dosis tunggal plus azithromycin 2 gr
per dosis tunggal per dosis tunggal
   
Alternatif: Alternatif:
Jika injeksi ceftriaxone tidak tersedia atau injeksi tidak Jika azithromycin tidak tersedia atau pasien tidak bisa
dapat dilakukan menelan azithromycin: ceftriaxone 500 mg IM dosis tunggal
(misalnya: pasien menolak) – cefixime 400 mg PO dosis  
tunggal plus azithromycin 2 gr PO dosis tunggal Jika sebelumya alergi sefalosporin atau penisilin (berat)
  dan jika N. Gonorrhoeae diketahui
Jika azithromycin tidak tersedia atau pasien tidak bisa  
menelan azithromycin: ceftriaxone 500 mg IM dosis tunggal Kuinolon-sensible
   
jika ada kemungkinan atau pengetahuan tentang resistensi Ciprofloxacin 500 mg PO dosis tunggal atau Ofloxacin 400
atau alergi terhadap sefalosporin spektrum luas: mg PO dosis tunggal
Spectinomycin 2 gr IM dosis tunggal plus azithromycin 2 gr  
PO dosis tunggal Jika sebelumya alergi (berat) terhadap sefalosporin atau
penisilin – azithromycin 2 gr PO dosis tunggal
UK National Guidelines (BASHH) 2015 Registered: Registered:
Ceftriaxon 500 mg IM dosis tunggal plus azithromycin 1 gr Ceftriaxon 500 mg IM dosis tunggal plus
per dosis tunggal azithromycin 1 gr per dosis tunggal
Alternatif (jika IM vs indikasi, atau pasien menolak): Jika sensitive terhadap kuinolon:
Cefixime 400 mg PO dosis tunggal Ciprofloxacin 500 mg PO dosis tunggal
  atau Ofloxacin 400 mg PO dosis tunggal
Spectinomycin 2 gr IM dosis tunggal  
   
 Cefotaxime 500 mg dosis tunggal Catatan: spectinomycin mempunyai efikasi
Jika sensitive terhadap kuinolon: rendah pada kasus infeksi faringeal.
Ciprofloxacin 500 mg PO dosis tunggal atau Ofloxacin 400 mg
PO dosis tunggal
Azithromycin 2 gr PO dosis tunggal
Kesimpulan

 Infeksi Neisseria gonorrhoeae merupakan penyakit infeksi menular seksual yang banyak terjadi
dalam masyarakat
 Saat ini terjadi kemunculan strain bakteri yang resisten terhadap beberapa antribiotik.
 Munculnya resistensi terhadap sefalosporin generasi ketiga sangat dikhawatirkan karena
sefalosporin generasi ketiga mewakili lini pengobatan terakhir.
 Peran ahli biologi dan klinisi diperlukan melalui pengambilan sampel dan teknik diagnostik untuk
manajemen gonokokus yang sesuai.
 Pengobatan yang efektif dilakukan untuk pasien dan pasangannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai