Anda di halaman 1dari 9

I.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pasien laki-laki yang datang dengan keluhan duh tubuh uretra dan atau nyeri pada saat
kencing agar diperiksa terlebih dulu ada tidaknya duh tubuh. Bilamana tidak tampak duh tubuh,
agar dilakukan milking, yaitu pengurutan uretra mulai dari pangkal penis ke arah muara uretra.
Bila masih belum terlihat, dianjurkan untuk tidak kencing sekurang-kurangnya 3 jam sebelum
diperiksa.14
Bila tersedia mikroskop, pemeriksaan terhadap sediaan hapusan uretra, dapat dilihat
peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear dan dengan pengecatan Gram dapat terlihat kuman
gonokokus intrasel.15 Pada laki-laki, bila ditemukan lebih dari atau sama 5 leukosit
polimorfonuklear per lapangan pandang dengan pembesaran tinggi (X 1000), merupakan indikasi
terdapat uretritis (radang saluran kemih).14
Beberapa macam pemeriksaan penunjang laboratorium untuk deteksi Neisseria gonorrhoeae.13

1. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gram


Tampak kuman kokus gram negatif berpasang-pasangan terletak di dalam dan di luar sel darah
putih (polimorfonuklear).

Gambar 5. Neisseria gonorrhoeae: pewarnaan gram. Multipel,diplococcus gram-negatif dengan leukosit


polimorfonuklear dari swab duh tubuh uretra.
Gambar 6. Pewarnaan gram dari swab duh tubuh uretra pada pasien laki-laki dengan uretritis gonore akut.
Tampak Gonococcus (merah) dengan leukosit polimorfonuklear. Juga tampak coccus gram positif pada pewarnaan
ini (biru tua).

Pemeriksaan ini berguna terutama pada kasus gonore yang bersifat simtomatis.1,3 Bahan duh
tubuh pada pria diambil dari daerah fosa navikularis, sementara pada wanita diambil dari uretra,
muara kelenjar Bartholin dan endoserviks.4,9
Pemeriksaan ini akan menunjukkan Neisseria gonorrhoeae yang merupakan bakteri gram
negatif dan dapat ditemukan baik di dalam maupun luar sel leukosit.16
2. Pembiakan dengan pembenihan Thayer Marthin
Media ini selektif untuk mengisolasi gonokokus. Mengandung vankomisin untuk menekan
pertumbuhan kuman positif-Gram, kolestrimetat untuk menekan pertumbuhan bakteri negatif-
Gram, dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur.4 Akan tampak koloni berwarna putih
keabuan, mengkilap dan cembung. Pembiakan dengan media kultur ini sangat perlu terutama
pada kasus-kasus yang bersifat asimtomatis.1
Gambar 7. Hasil pembiakan dengan pembenihan Thayer Marthin.

3. Enzyme Immunoassay
Merupakan cara deteksi antigen gonokokus dan sekret genital, namun sensitivitasnya masih lebih
rendah dari metode kultur.1
4. Polimerase Chain Reaction (PCR)
Identifikasi gonokokus dengan PCR saat ini telah banyak digunakan di beberapa negara maju,
dengan sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, bahkan dapat digunakan dari sampel urine.1,15

II. DIAGNOSIS
Uretritis gonore adalah peradangan pada uretra yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit ini tergolong pada infeksi menular seksual (IMS) dengan penularan
melalui hubungan seksual dan keluhan berupa nyeri saat berkemih. Diagnosis uretritis gonore
ditegakkan berdasarkan anamnesis (antara lain adanya riwayat keluarnya duh tubuh uretra, nyeri
waktu buang air kecil, berhubungan seksual risiko tinggi), pemeriksaan klinis (pada laki-laki
dapat dijumpai muara saluran kencing bengkak, merah dan keluarnya nanah kuning kehijauan,
sementara pada wanita, karena tidak khas maka biasanya gejala klinis berupa vaginal discharge
atau vaginal bleeding), dan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang.1,6
Diagnosis pada laki-laki jauh lebih mudah daripada wanita, baik secara klinis maupun
laboratorium. Pada wanita gonore sering kali tidak memberikan gejala. 1,6
Dari anamnesis, gambaran klinis pada laki-laki yang dominan nampak adalah uretritis
akut dengan tanda terjadinya pengeluaran discharge uretra (>80%), dan dysuria (>50%), biasanya
terjadi 2 – 8 hari setelah terpapar bakteri N. gonorrhea. Infeksi uretra asimptomatik biasanya
tidak umum terjadi pada laki-laki (<10% dari kejadian infeksi uretra).7

III. DIAGNOSIS BANDING


Untuk menegakkan diagnosis uretritis gonore akut dan penyulit lainnya harus
disingkirkan diagnosis pembandingnya, yaitu sebagai berikut:1
1. Uretritis Non-Gonore
Uretritis Non-Gonore adalah suatu peradangan pada uretra yang bukan disebabkan oleh
infeksi gonokokus, dapat disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, atau
yang lain; Mycoplasma genitaslium, Trichomonas vaginalis, jamur, dengan gejala seperti
discharge dari penis, rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil dan gatal.1,2
Diagnosis pasti uretritis gonore harus dengan ditemukan kuman Neisseria gonorrhoeae
sebagai penyebabnya. Secara klinis antara uretritis gonore dan uretritis non-gonore sangat sulit
dibedakan karena sama-sama memberikan gejala keluarnya cairan dari uretra, disuria, atau gatal
pada uretra, kadang-kadang terdapat hematuria. Pada uretritis gonore cairan yang keluar dari
uretra lebih profuse dan biasanya purulent sedangkan pada uretritis non-gonore cairan yang
keluar dari uretra lebih mukoid, dan mungkin hanya keluar pada pagi hari atau didapatkan pada
celana dalam berupa noda atau krusta pada meatus.1

Gambar 10. Gambaran klinis uretritis non gonore.

Inkubasi pada uretritis gonore juga lebih pendek antara 2-5 hari setelah terpapar
sedangkan pada uretritis non-gonore berkembang antara 1-5 minggu setelah terpapar dengan
puncak antara 2-3 minggu. Pada pengobatan Uretritis Non-Gonore, azitromisin dan doksisiklin
merupakan terapi lini pertama yang diberikan per oral.1,2
2. Herpes Simplex Virus
Pada uretritis yang disebabkan Herpes simplex virus disuria biasanya lebih hebat dan
cairan yang keluar dari uretra keluar seiring dengan memberatnya disuria, nyeri pada uretra, luka
pada uretra dan pembesaran kelenjar getah bening serta gejala konstitusional, terutama pada
uretritis herpes simpleks primer. 1,2

Gambar 11. Herpes simplex virus uretritis.

IV. PENATALAKSANAAN
Pada penatalaksanaan uretritis gonore, sebelumnya harus memperhatikan fasilitas
laboratorium yang ada untuk menentukan penyebabnya. Pada pengobatan yang perlu
diperhatikan adalah efektivitas, harga dan sesedikit mungkin efek toksiknya. Penatalaksanaan
dibagi dalam penatalaksanaan medikamentosa dan penatalaksanaan non-medikamentosa sebagai
berikut.
1. Medikamentosa
Penatalaksanaan medikamentosa pada kasus uretritis gonore dilakukan dengan
pengobatan sistemik menggunakan antibiotik. Antibiotik terutama yang berspektrum luas
memang dapat menyembuhkan sementara, sehingga penderita merasa lebih nyaman dan mengira
penyakitnya telah sembuh. Secara tidak disadari penyakitnya akan berjalan terus dan biasanya
penderita datang kembali ke dokter setelah timbul penyulit.1
Pada dasarnya pengobatan uretritis baru diberikan setelah diagnosis ditegakkan.
Antibiotik canggih dan mahal tanpa didasari diagnosis, dosis dan cara pemakaian yang tepat tidak
akan menjamin kesembuhan dan bahkan dapat memberi dampak berbahaya dalam
penggunaannya, misalnya resistensi kuman penyebab. 1
Pengobatan benar meliputi: pemilihan obat yang tepat serta dosis yang adekuat untuk
menghindari resistensi kuman.15 Melakukan tindak lanjut secara teratur sampai penyakitnya
dinyatakan sembuh. Sebelum penyakitnya benar-benar sembuh dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan seksual. Pasangan seksual harus diperiksa dan diobati agar tidak terjadi
“fenomena pingpong”. 1
Cefixime dan ceftriaxone ialah sefalosporin generasi ketiga yang direkomendasikan
sebagai terapi lini pertama untuk Uretritis Gonore.2
Sesuai panduan dari World Health Organization (WHO) terapi uretritis gonore adalah
sebagai berikut: 1
a. Uretritis gonore tanpa komplikasi mendapat regimen terapi:
1) Cefixime 400 mg per oral dosis tunggal atau
2) Ceftriaxone 125 mg i.m. dosis tunggal atau
3) Ciprofloxacin 500 mg per oral dosis tunggal atau
4) Spectinomycin, 2 g intramuskuler injeksi, dosis tunggal Ciprofloxacin kontraindikasi untuk ibu
hamil dan tidak dianjurkan untuk anak-anak.

b. Uretritis gonore dengan komplikasi (lokal) dapat diberika regimen berikut: 1


1) Ciprofloxacin, 500 mg, oral, selama 5 hari, atau
2) Ceftriaxone, 125 mg, i.m., selama 5 hari, atau
3) Cefixime, 400 mg, oral selama 5 hari, atau
4) Spectinomycin, 2 g. i.m., selama 5 hari

2. Non-Medikamentosa (Edukasi)
Penjelasan pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan
pengobatan dan pencegahan karena gonore dapat menular kembali dan dapat terjadi komplikasi
apabila tidak diobati secar tuntas. Tidak ada cara pencegahan yang terbaik kecuali menghindari
kontak seksual dengan pasangan yang berisiko. Penggunaan kondom masih dianggap yang
paling baik, pendidikan moral, agama dan seks perlu diperhatikan. 1

V. KOMPLIKASI
1. Pada pria3
a. Uretritis
Uretritis yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akut, dan dapat menjalar ke
proksimal, selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal, ascenden, dan diseminata.
b. Tysonitis
Kelenjar tyson ialah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi biasanya terjasdi pada
penderita denga preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik. Diagnosa
dibuat berdasarkan ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri
tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.
c. Parauretritis
Sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipospadia. Infeksi
pada pus ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra.
d. Prostatitis
Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan
suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga
terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air besar dan obstipasi.
Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan
didapatkan fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan pecah masuk ke uretra
posterior atau ke arah rektum mengakibatkan proktitis.
Bila proktitis menjadi kronis, gejalanya ringan dan intermiten, tetapi kadang-kadang
menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk terlalu
lama. Pada pemeriksaan prostat terasa kenyal berbentuk nodus, dan sedikit nyeri pada penekanan.
Pemeriksaan dengan pengurutan prostat biasanya sulit menemukan kuman diplokokus atau
gonokokus.
e. Vesikulitis
Vesikulitis biasanya radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus
ejakulatorius, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimis akut. Gejala subyektif
menyerupai prostatitis akut, berupa demam, polakisuria, hematuria terminal, nyeri pada waktu
ereksi atau ejakulasi dan spasme mengandung darah.
Pada pemeriksaan melalui rektum dapat diraba vesikula seminalis seminali yang bengkak
dan mengeras seperti sosis memanjang di atas prostat. Ada kalanya sulit menentukan batas
kelenjar prostat yang membesar.
f. Vasdeferentitis dan funikulitis
Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama.
g. Epididimitis
Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap epididimitis biasanya disertai deferentitis.
Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis ini adalah trauma pada uretra posterior
yang disebabkan oleh salah penanganan atau kelalain penderita sendiri. Faktor yang
mempengaruhi keadaan ini antara lain irigasi yg terlalu sering dilakukan, cairan irigator terlalu
panas, atau terlalu pekat, instrumentasi yg terlalu kasar, pengurutan prostat yang berlebihan, dan
aktifitas seksual jasmani yang berlebihan.
Epididimitis dan tali spematika membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga
menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua
epididimis dapat mengkibatkan sterilisasi.
2. Pada wanita4
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dengan pria. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Pada wanita, baik
penyakitnya akut maupun kronik, gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah
didapati kelainan obyektif. Pada umumnya wanita datang kalau sudah ada komplikasi. Sebagian
penderita ditemukan pada waktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana.
Pada mulanya hanya servik uteri yang terkena infeksi. Duh tubuh yang mukopurulen dan
mengandung banyak gonokokus mengalir keluar dan menyerang uretra, duktus parauretra,
kelenjar bartholin, rektum, dan dapat juga naik ke atas sampai pada daerah kandung telur.

a. Uretritis
Gejala utama ialah disuria kadang-kadang poliuria. Pada pemeriksaan orifiisum uretra
eksternum tampak merah, edematosa, dan ada sekret mukopurulen.

b. Servisitis
Dapat asimptomatis, kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada punggung bawah.
Pada pemeriksaan servik tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Sekret tubuh akan
terlihat lebih banyak, bila terjadi servisitis akut atau disertai vaginitis. Yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis.
c. Barthonilitis
Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri tekan. Kelenjar
bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk.
Bila saluran kelenjar tersumbatdapat timbul abses dan dapat pecah menjadi mukosa atau kulit.
Kalau tidak diobati dapat menjadi rekuren atau kista.
d. Salpingitis
Peradangan dapat bersifat akut, subakut atau kronis. Ada beberapa faktor predisposisi yaitu:
1) Masa puerperium (nifas)
2) Dilatasi setelah kuratese
3) Pemakaian IUD, tindakan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Cara infeksi langsung dari serviks melalui tuba fallopi sampai pada daerah salping dan
ovarium. Sehingga dapat menimbulkan penyakit radang panggul (PRP). Infeksi PRP ini dapat
menimbulkan kehamilan ektopik dan sterilitas. Kira-kira 10% wanita dengan gonore akan
berakhir dengan PRP. Gejalanya terasa nyeri pada daerah abdomen bawah, discharge tubuh
vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal.

VI. PROGNOSIS
Umumnya penyulit akan timbul jika uretritis tidak cepat diobati atau mendapat
pengobatan yang kurang adekuat. Di samping itu, penyulit uretritis gonore pada umumnya
bersifat lokal sehingga penjalarannya sangat erat dengan susunan anatomi dan faal alat kelamin.
Komplikasi terjadi bila pengobatan tidak segera dilakukan atau pengobatan sebelumnya tidak
adekuat. Infeksi dapat menjalar ke uretra bagian belakang secara ascendent.6 Pada pria penyulit
lokal yang terjadi dapat berupa: tysonitis, prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis dan
sistitis.1

Anda mungkin juga menyukai