Anda di halaman 1dari 4

CYSTITIS

A. GAMBARAN KLINIS
Istilah medih yang menggambarkan adanya peradangan atau proses inflamasi
yang terjadi pada kandungkemih yang salah satu tandanya adalah adanya rasa nyeri
sewaktu buang air kecil.

B. EPIDEMIOLOGY

C. ETHIOLOGY
Mikroorganisme yang paling umum menyebabkan infeksi saluran kemih
sejauh ini adalah E. coli yang diperkirakan 80% kasusinfeksi, 20% sisanyadisebabkan
oleh bakteri Gram negatif lain seperti Klebsiella dan spesies Proteus, dan bakteri
Gram positifseperti Cocci, Enterococci dan Staphylococcus saprophyticus. Organisme
terakhir dapat ditemui pada kasus-kasus infeksi saluran kemih wanita muda yang aktif
kegiatan seksualnya. Infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan abnormalitas
structural saluran kemih sering disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten seperti
Pseudomonas aeruginosa , Enterobacter dan spesies Serratia.

D. MANIFESTASI KLINIS DAN FAKTOR RESIKO


a. personal hyegiene
b. kontraksepsi
c. aktivitas seksual
d. genetic
e. hormonal
f. diabetes dan imun
g. obstruksi saluran kemih
h. jenis kelamin
i. umur kehamilan
j. reflekvesikuler
k. peralatan kedokteran
l. kandung kemih neurogenic
m. penyalahgunaan analgesic secara kronik
n. penyakit ginjal
o. penyakit metabolik (diabetes,gout, batu).
p. Kehamilan
q. Menopause
r. batu ginjal
s. memiliki banyak pasangan dalam aktivitas seksual
t. penggunaan diafragma sebagai alat kontrasepsi
u. inflamasi atau pembesaran pada prostat
v. kelainan pada urethra
w. immobilitas
x. kurang masukan cairan dan katerisasi
E. DIAGNOSIS
Sistitis interstitial adalah suatukondisi di mana beberapa criteria spesifik telah
didirikan. Diagnosis didasarkan temuan klinis dan sitoskopik. Kumpulan tanda yang
diberikan dan gejala yang akan menjadi dasar yang dapat diterima untuk diagnosis di
1 klinik mungkin tidak dianggap tepat dilain. Messing menegakkan diagnosis dengan
tiga serangkai klinis temuan:
a. Karakteristik gejala berkemihiritatif,
b. Itu tidakadanya bukti obyektif dari penyakit lain yang dapat menyebabkan
gejala-gejala ini
c. Penampilan sistoskopi yang khas (sering hanya didemonstrasikan dengan
pasien di bawah anestesi)
F. PATOFISIOLOGY
G. KOMPLIKASI
H. TERAPI
a. Farmakologis
b. Non farmakologis
i. Jangan menahan buang air kecil
ii. Jangan membersihkan organ intim dengan sabun pewangi
iii. Biasakan buang air kecil setelah melakukan aktivitas seksual
iv. Biasakan membersihkan area kelamin dari arah depan kebelakang
v. Gunakaan underwear berbahan dasar katun, jangan mengenakan yang
ketat, dan ganti setiaphari.
vi. Minum air putih dalam jumlah yang cukup, minimal 8 gelas perhari
I. MONITORING
URETHRITIS

Pengertian
Uretritis adalah peradangan pada uretra dan terbagi menjadi Uretritis Gonokokus (UG)
danUretritis non Gonokokus (UNG).

Etiologi/penyebab
 Uretritis gonore (UG) merupakan suatu penyakit infeksi menular seksual (IMS)
yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae
 Uretritis non Gonore (UNG) adalah suatu peradangan pada uretra yang disebabkan
oleh infeksi gonokokus seperti Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma urealyticum

Patofisiologi
secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit uretrisis yaitu invasi kuman
(gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) urethritis dan iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi
karena tindakan invasive menyebabkan retak dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman
proses peradangan urethritis).
Gejala
 Uretritis gonore (UG) : ditandai dengan adanya pus yang keluar dari orifisium
uretra eksternum, rasa panas, gatal di bagian distal uretra, disuria, polakisuria, keluar
duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah dalam urin, dan
disertai rasa nyeri saat ereksi.
 Uretritis non Gonore (UNG) : discharge dari penis, rasa terbakar atau sakit saat
buang air kecil dan gatal

Diagnosis

 Tes darah, meliputi hitung darah lengkap dan tes protein C-reaktif, untuk mendeteksi
organisme penyebab infeksi menular seksual dalam darah
 Tes urine (urinalisis) dan kultur urine, untuk mendeteksi keberadaan bakteri Neisseria
gonorrhoeae atau Chlamydia trachomatis
 Tes usap (swab) rektal atau vaginal, untuk mendeteksi virus atau bakteri penyebab
uretritis di area dubur atau vagina
 Tes kehamilan pada pasien wanita
 USG panggul, untuk memeriksa kondisi saluran kemih dan organ reproduks

Terapi farmakologi
 Uretritis gonore (UG) : Cefixime dan ceftriaxone ialah sefalosporin generasi ketiga
yang direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk UG. Cefixime diberikan
per oral dalam dosis tunggal sedangkan ceftriaxone diberikan per injeksi
intramuskular.
 Uretritis non Gonore (UNG) : Pada pengobatan UNG, azitromisin dan doksisiklin
merupakan terapi lini pertama yang diberikan per oral.

Terapi non farmakologi

 Hindari berhubungan seksual dengan banyak pasangan.


 Selalu setia pada satu pasangan (monogami).
 Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
 Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum.
 Usahakan untuk buang air kecil setiap selesai berhubungan seksual.
 Hindari paparan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada uretra, seperti
sabun, lotion, atau deterjen.
 Jaga kebersihan vagina dan penis, salah satunya dengan rutin mengganti pakaian
dalam.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai