Anda di halaman 1dari 8

A.

GEJALA KLINIS4
Meskipun manifestasi klinis dari gonore lebih sering difokuskan pada gejala dari infeksi
lokal, tetapi gonore dapat memiliki presentasi klinis yang luas, mulai dari tanpa gejala,
gejala dari infeksi lokal, infeksi lokal dengan komplikasi hingga penyebaran secara
sistemik.
Infeksi Uretra (uretritis) pada pria
Uretritis anterior akut adalah manifestasi tersering dari infeksi gonokokal yang
terjadi pada pria.Masa inkubasiberkisar dari satu sampai empat belas hari atau
bahkan lebih lama, namunmayoritas gejala akan timbul dalam dua sampai lima
hari pada laki-laki. Gejala utama adalah uretra discharge atau disuria. Meskipun
awalnya sedikit dan berlendir atau mukopurulen, namun akan menjadi eksudat
yang purulen dan relatif bertambah banyak dalam onset 24 jam. Disuria biasanya
muncul setelah keluarnya uretra discharge, selain itu gejala lainnya yang bisa
timbul adalah eritema dan edema pada meatus uretra.Sekitar 25% pasien hanya
memiliki gejala eksudat purulen yang minimal dan sebagian kecil pasien bersifat
asimptomatik. Tingkat keparahan gejala sebagian ditentukan oleh strain N.
Gonorrhoeaeyang menginfeksi.

Purulent urethral discharge and penile edema in a patient with gonococcal urethritis.

Infeksi Urogenital pada wanita


Kanalis endoserviks adalah lokasi utama dari infeksi gonokokal urogenitalpada
wanita.Namun setelah histerektomi, infeksi biasanya selalu terjadi pada uretra.
Selain itu, lokasi yang juga sering terinfeksi adalah kelenjar periurethral (Skenes)
dan saluran kelenjar Bartholins yang biasanya jarang terjadi tanpa adanya infeksi
pada uretra. Masa inkubasi gonore urogenital pada wanita biasanya tidak tentu
dan lebih bervariasi dibandingkan pada laki-laki.Namun gelaja paling sering
muncul dalam 10 hari dari infeksi tersebut.Gejala yang paling umum muncul
yaitu pada infeksi dari saluran urogenital bagian bawah meliputi vaginal discharge
yang banyak, disuria, perdarahan pada rahim, dan menorrahagia.Masing-masing
gejala tersebut dapat muncul sendiri maupun muncul bersamaan dengan intensitas
minimal hingga berat. Meskipun pada pemeriksaan fisik mungkin normal, namun
pada wanita yang telah terinfeksi biasanya akan mengalami kelainan pada serviks
termasuk sekret yang mukopurulen ataupun purulen, eritema, edema, dan
perdarahan mukosa serviks yang gampang terinduksi dengan pemeriksaan swab
pada serviks. Eksudat purulen juga bisa keluar dari uretra, kelenjar periuretra
maupun saluran kelenjar Bartholins.
Penilaian klinis infeksi gonore pada perempuan sering dikacaukan oleh tanda dan
gejala yang tidak spesifik dan tingginya prevalensi dari infeksi serviks atau vagina
oleh karena Chlamydia trachomatis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans,
simplex virus herpes, dan berbagai organisme lain yang terjadi bersama-sama
dengan infeksi gonore.
Manifestasi gonore selama kehamilan tidak jauh berbeda dengan infeksi gonore
pada wanita yang tidak hamil.Komplikasi infeksi gonore pada kehamilan yang
paling sering dilaporkan yaitu aborsi spontan, ketuban pecah dini, persalinan
prematur, dan chorioamnionitis akut.Sedangkan pada bayi komplikasi yang dapat
terjadi yaitu ophthalmia neonatorum, infeksi faring, dan sindrom lainnya yang
terjadi pada bayi baru lahir.
Purulent exudate expressed from the Bartholins gland duct of
a woman with gonococcal Bartholins gland abscess

Infeksi pada rektum


Infeksi mukosa rektum terjadi pada 35-50% wanita dengan servisitis gonokokus
dan merupakan tempat infeksi tersering pada pria homoseksual.Pada wanita
dengan gonore rektum biasanya asimptomatik.Gonore rektum dapat terjadi karena
inokulasi langsung hubungan seksual melalui dubur.Tetapi sebaliknya, pada
wanita dengan gonore rektum terjadi tanpa adanya kontak seksual melalui dubur
dan diasumsikan sebagai hasil dari kontaminasi perineum dengan sekret serviks
yang telah terinfeksi sebelumnya.Prevalensi infeksi rektum pada wanita
berkorelasi dengan durasi terjadinya infeksi pada endoserviks.
Kebanyakan infeksi rektum tidak memberikan gejala, apabila terdapat gejala
biasanya adalah gatal pada anus, discharge mukopurulen yang sedikit
menyebabkan nyeri (sering bermanifestasi sebagai eksudat pada tinja), perdarahan
rektum yang minimal, dan konstipasi. Pemeriksaan anus biasanya hanya
ditemukan eritema dan adanya discharge minimal namun dengan anoscopy dapat
ditemukan eksudat mukoid atau purulen, eritema, edema, dan perdangan pada
mukosa.

Infeksi pada Faring


Diantara semua pasien gonore, infeksi faring terjadi sekitar 3-7% pada laki-laki
heteroseksual, 10-20% wanita heteroseksual dan 10-25% laki-laki homoseksual
aktif. Faring adalah satu-satunya tempat infeksi yang terjadi kurang dari 5%
terlepas dari jenis kelamin maupun orientasi seksual.Infeksi gonokokal ditularkan
ke faring melalui hubungan seksual orogenital. Laporan menunjukkan bahwa
infeksi gonokokal mungkin menyebabkan faringitis akut, tonsillitis dan kadang-
kadang dikaitkan dengan demam atau limfadenopati servikal, tetapi lebih dari
90% infeksi gonokokal pada faring bersifat asimptomatik.
B. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan atas dasar anammesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang.
Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan, yaitu :

1. Sediaan Langsung1
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokok gram negative,
intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh tubuh pada pria diambil di daerh fosa
navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, serviks,
dan rectum.

2. Kultur 2
Kultur bakteri untuk N. gonorrhoeae memiliki uji spesifisitas >99 % sedangkan untuk
sensitivitasnya berkisar antara 50 sampai 92% dan berkurang dengan waktu transportasi
suboptimal (yaitu, melebihi 24 sampai 48 jam) .Kultur dapat digunakan untuk pengujian
dari semua bagian tubuh manusia yang berpotensi terinfeksi, termasuk uretra,servix,
faring, dubur, konjungtiva, cairan sendi dan darah.
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan. Ada dua macam media yang digunakan1 :
a. Media transport
- Media Stuart
- Media Transgrow
Media ini selektif dan nutritive untuk N.gonorrhoeae dan N.meningitidis. Dalam
perjalanannya dapat bertahan 96 jam dan merupakan gabungan media transport
dan media pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer Martin
dengan menambahkan trimetoptin untuk mematikan Proteus spp.
b. Media pertumbuhan
- Mc Leods Chocolate Agar
Berisi Agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kuman
lain juga dapat tumbuh.
- Media Thayer Martin
Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok.Mengandung vankomisi untuk
menekan pertumbuhan kuman gram positif, kolestrimetat untuk menekan
pertumbuhan bakteri gram negative dan nistatin untuk menekan pertumbuhan
jamur.
- Modified Thayer Martin Agar
Isinya ditambah dengan trimetropin untuk mencegah pertumbuhan kuman Proteus
spp.
3. Nucleic Acid Amplification Testing (NAAT)
Sensitivitas NAAT untuk mendeteksi N. gonorrhoeae lebih tinggi dari kultur bakteri
sedangkan untuk spesifisitas NAAT (96,1-99,8 persen) sedikit lebih rendah dari kultur2,
sehingga terkadang tes ini memberikan hasil positif palsu dan negative palsu. Tes
laboratorium nonculture tidak memungkinkan untuk pengujian sensitivitas
antibiotik.specimen yang digunakan yaitu urine dan duh tubuh pada daerah serviks dan
uretra3.
Prinsip pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Testing adalah mendeteksi materi
genetic dari bakterial penyebab infeksi3.

4. Tes Oksidatif1
a. Tes Oksidasi
Reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida
1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka.Semua Neisseria 6ember reaksi
positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening menjadi merah muda
sampai merah lembayung.
b. Tes Fermentasi
Bila tes oksidasi positif maka akan dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai
glukosa, maltose, dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.
Glukosa (+) / Maltosa (-) / Sukrosa (-)

5. Tes Beta-Laktamase1
Pemeriksaan ini dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961 192 yang
mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari
kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzin Beta-Laktamase.

6. Tes Thomson1
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.Dahulu
pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan
setempat.
Pada tes ini ada syrat yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
b. Urin dibagi dalam dua gelas
c. Tidak boleh menahan kencing dari gelas 1 ke gelas yang lainnya

Syarat mutlak ialah kandungan kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100
ml, jika air seni kurang 80 ml, maka gelas II sukar dinilai karena baru menguras uretra
anterior.
GELAS I GELAS II INTERPRETASI
Jernih Jernih Tidak ada infeksi
Keruh Jernih Infeksi Urethritis anterior
Keruh Keruh Paraurethritis
Jernih Keruh Tidak mungkin
Tabel: Interpretasi Tes Thomson

Gelas I : Keruh Gelas II : Jernih

1. Daili, Sjaiful Fahmi, Gonore, in : Prof. Dr. dr. Adhi Djuanda, Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 2013. P366-391

2. Ontario Agency for Health Protection and Promotion. Guidelines For Testing and
Treatment Of Gonorrhea in Ontario. Toronto : University Avenue, Suite; 2013. P12-13

3. Rosen, Ted, Gonorrhea, Mycoplasma, and Vaginosis, in : Lowell A. Goldsmith, Stephen


I. Katz, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. New York : McGraw Hill
Professionals, 2012. P2514-2515; P2517-2518; P2523-2526
4. Hook, Edward W, Gonococcal Infections in the Adult, in : King K. Holmes, P. Frederick
Sparling, eds. Sexually Transmitted Diseases. New York : McGraw Hill Professionals,
2008. P631-633

Anda mungkin juga menyukai