Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi
kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya.3,9
Keselamatan kesehatan kerja adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada
penerapan prinsip alamiah dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan
dan keselamatan manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan diluar industri,
selain itu keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin
ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya.5
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan
hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990):
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat
dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan

2.2 Alat Pelindung


Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik.Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun
sebagai usaha akhir.
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.4
2.2 Kesediaan Obat P3K
Kotak pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib dimiliki di setiap tempat
pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun kecelakaan. Tujuan dari
P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang
lebih berat dan menunjang penyembuhan.5
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan pertolongan pertama
yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan.Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan
pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang beradadi
tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempatkerja.6
Pengawasan pelaksanaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan faktor fasilitas dan
faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak P3K, isi Kotak P3K, buku Pedoman,
ruang P3K, dan perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan
transportasi). Dari factor personil, dapat diperhatikan penanggung jawabnya: dokter
pimpinan PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang memiliki sertifikat pelatihan P3K di tempat
kerja.6 Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus didukung oleh faktor
internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan terdiri dari Pengurus
Perusahaan, Dokter Perusahaan, ahli K3/Ahli K3 Kimia, Auditor Internal dan eksternal
perusahaan yaitu pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.6

2.3 Pemeriksaan Kesehatan


Pengusaha harus mengadakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus oleh dokter yang telah memiliki
sertifikasi. 6
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan supaya memastikan pekerja sehat secara
fisik dan mental untuk melakukan pekerjaannya serta tidak menderita penyakit menular
yang dapat mempengaruhi pekerja lain. Pemeriksaan sebelum bekerja meliputi pemeriksaan
fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru dan laboratorium rutin, serta
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.6
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh dokter sekurang-kurangnya setahun
sekali.Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan oleh dokter untuk pekerja tertentu yang
melakukan pekerjaan dengan resiko-resiko tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus juga
dilakukan kalau pekerja mengeluh tentang masalah kesehatan yang mereka derita.6

2.4 Peraturan Tentang K3


Sistem management K3 adalah bagian dari sistem manajemen yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, prosedur, sumber daya, dan tanggungjawab
organisasi. Tujuan dari Sistem management K3 adalah menciptakan tempat kerja yang aman
dan sehat supaya tenaga kerja produktif. Prinsip yang digunakan dalam sistem management
K3 adalah AREC (Anticipation, Recognition, Evaluation dan Control) dari metode kerja,
pekerjaan dan lingkungan kerja.6

2.5 Keluhan atau Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan tersebut.


Pada setiap pekerjaan yang dilakukan pasti ada resiko terhadap kesehatan petugas
tersebut. Para pekerja ataupun pengurus/pemilik usaha dapat mengalami jatuh dari atas truk,
tertimpa kayu, terjepit kayu, terkena gigitan/sengatan hewan berbisa, dan terkena gergaji
mulai dari luka sayat sampai bagian jari tangan terputus. Di bengkel kerja mebel/brak
(workshop) jari ataupun tangan pekerja pernah terkena perkakas ukir mebel seperti mesin
bor, mesin gerinda, mesin potong, mesin bubut, mesin skrap, gergaji; terkena paparan zat
kimia; tersengat listrik; dan terluka bakar. Sedangkan di lokasi bengkel kerja finishing para
pekerja pernah tertimpa mebel, terjepit kayu, terkena paparan debu dan zat kimia.6
Secara teori, beberapa kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu
penyakit memang disebabkan oleh agen di tempat kerja atau lingkungan kerja tertentu, yakni
dengan pemeriksaan gejala klinis dan perkembangannya sesuai diagnosis, mengamati
hubungan sebab akibat antara pajanan dan kondisi diagnosi atau diduga kuat berdasarkan
kepustakaan medis, epidemiologi atau toksikologi, dan dapat diindikasikan dari adanya
pajanan yang diduga sebagai penyebab penyakit serta tidak ditemukan diagnosis lain. 7
Berdasarkan hal tersebut maka jenis-jenis penyakit seperti sesak nafas, batuk, paru-paru
dan lelah/letih yang mereka alami patut diduga sebagai penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, meskipun jenis penyakit-penyakit tersebut mirip dengan penyakit sesak
nafas, batuk, paru-paru dan lelah/letih lain yang tidak berhubungan dengan kerja. Hal itu
diduga dari akibat terjadinya pajanan dari debu organik/serbuk kayu sebagai
penyebabnya.Selain itu, jenis penyakit encok dan usus turun juga patut diduga sebagai
akibat pajanan dari gerakan mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian,
pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).7
Lebih lanjut dikarenakan lama pajanan yang dialami para pekerja, seperti jenis gangguan
pendengaran khususnya mereka yang bekerja di sawmill, bengkel kerja mebel dan sebagian
di bengkel finishing. 7
Selain itu penyakit lainnya yang sering timbul, yakni flu, demam, Demam Berdarah
(DB), dan tifus.Namun jenis-jenis penyakit tersebut diduga sebagai penyakit menular yang
disebabkan terutama oleh virus.7

2.6 Upaya K3 lain yang Dijalankan


Kesehatan dan keselamatan kerja harus dijalankan pada setiap industri karena menurut
penelitian insidens terjadinya kecelakaan saat bekerja mulai meningkat. Jadi setiap perajin
didedahkan dengan K3. Dengan itu, pihak pengurus/pemilik harus aktif melakukan training
kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja industri ini kepada perajin-perajin meubel
kayu. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap tahap pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap aspek K3.6

Anda mungkin juga menyukai