menjadi asimtomatik. Jika tidak diobati, dalam waktu 10-14 hari, infkesi akan naik dari uretra
anterior ke uretra posterior. Disuria menjadi bertambah berat dan menjadi malaise, sakit kepala,
serta limfedenopati regional. Infeksi yang terus berlanjut menyebabkan prostatitis, epididimitis
dan sistitis.
Masa inkubasi pada wanita berlangsung sekitar 2 mingggu. Tempat primer dari infeksi
adalah endoserviks, dengan infeksi uretra pada 70-90% kasus. Uretritis primer tanpa melibatkan
serviks jarang terjadi pada wanita, tetapi dapat terjadi pada mereka yang telah menjadi
hiperektomi total. Lebih dari separuh wanita yang terinfeksi dengan gonorhoe tidak mempunyai
gejala, atau kalaupun ada hanya gejala ringan yang sering kali diabaikan,s eperti sekret vagina,
disuria, sering berkemih, sakit punggung belakang, serta nyeri abdomen dan panggul. Pada
pemeriksaan, serviks tampak rapuh dan bengkak, sering disertai sekret purulen dan
mukopurulen. Kelenjar bertholini mungkin terkena sehingga dapat terbentuk abses. Mukosa
rektum dapat terinfeksi pada pria dan wanita sebagai akibat otoinokulasi atau hubungan seksual
melalui anus. Infeksi pada faring adalah akibat kontak seksual orogenital. Konjungtivitis
gonokok terjadi melalui kontaminasi langsung pada mata melalui jari atau handuk. Neonatus
mendapat konjungtivitis gonokok pada persalinan saat melalui jalan lahir yang terinfeksi.
6. Pathway
Terlampir
7. Gejala Klinis
Pada pria :
Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih
Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari
uretra
Retensi urin akibat inflamasi prostat
Keluarnya nanah dari penis
Pada wanita :
Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang
berat seperti desakan untuk berkemih
Nyeri ketika berkemih
Keluarnya cairan dari vagina
Demam
Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan
nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita
gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya
keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir
dan nanah.
8. Komplikasi
Pada pria :
Prostatitis
Cowperitis
Vesikulitis seminalis
Epididimitis
Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior
Pada wanita :
Komplikasi uretra
Bartholinitus
Endometritis dan metritis
Salphingitis
9. Pemeriksaan Fisik
TTV
Ada tidaknya nyeri saat BAK
Ada tidaknya nanah ( warna, volume, bau )
Predileksi : Pada pria adalah pada uretra bagian anterior.
Pada wanita adalah pada servik uteri dan uretra.
10. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang
a. Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan gonokok Gram-negatif
intraselular dan ekstraselular. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fosa navikularis,
sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin, serviks dan rektum.
b. Kultur
Untuk identifikasi, perlu dilakukan kultur menggunakan media transpor dan media pertumbuhan.
Contoh media transpor :
8 Media Stuart : hanya untuk transpor saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media
pertumbuhan.
8 Media Transgrow : selektif dan nutritif untuk N.gonorrhoeae dan N.meningitidis, dalam
perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam, merupakan gabungan media transpor dan media
pertumbuhan.
Contoh media pertumbuhan :
8 Media Thayer-Martin : selektif untuk mengisolasi gonokok.
8 Modifikasi Thayer-Martin : ditambah dengan trimetropim untuk mencegah pertumbuhan
kuman Proteus spp.
1)
2)
3)
4)
5)
uretitis
orifisum uretra eksternum eritematosa
edematosa
ektropion
duh tubuh yang mukopurulen
bau busuk pada area genetalia
lesi, macula
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Nyeri berhubungan reaksi infeksi
Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan proses inflamasi
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan adanya ulkus pada genitalia.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidakadekuatnya sumber informasi, ketdaktahuan
program dan pengobatan.
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
5. Evaluasi
DX
EVALUASI
1 - Klien mengenali faktor penyebab
- Klien menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
- Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
- Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
- Skala nyeri 0-1
2 - Suhu dalam rentang normal (36oC-37oC)
- Nadi dan RR dalam rentang normal (80x/mnt-100x/mnt & 16-20x/menit)
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
3 - Urin akan menjadi kontinens
- Eliminasi urin tidak akan terganggu : bau, jumlah, warna urin dalam rentang
yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri.
4 - Pertumbuhan jarngan membaik dan lesi berkurang
5 - Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi ,tindakan yang dibutuhkan
dengan kemungkinan komplikasi
- Mengenal perubahan gaya hidup atau tingkah laku untuk mencegah terjadinya
komplikasi.