KELOMPOK 4
BLOK REPRODUKSI
Disusun oleh :
SKENARIO ................................................................................................... 3
PENUTUP..................................................................................................... 31
2
SKENARIO 4
Seorang wanita, P4A0, 40 tahun mengeluh haid lama dan banyak. Siklus
haid teratur, setiap bulan pasti haid dan biasanya maju 7 hari dari haid bulan yang
lalu. Menarche terjadi usia 12 tahun, semula lamanya haid 7-8 hari tanpa disertai
nyeri. Sejak 6 bulan terakhir lamanya haid menjadi 15-20 hari, darah banyak
bergumpal-gumpal dan disertai nyeri. Perutnya terasa tidak nyaman, seperti ada
yang mengganjal dan tampak membesar. Kadang disertai mual, muntah dan akhir-
akhir ini sering sulit biang air kecil dan buang air besar. Sudah menikah sejak 8
tahun yang lalu, sudah dikaruniai anak. Selama 8 tahun pernikahannya,
menggunakan KB suntik 3 bulanan.
Pemeriksaan fisik :
Abdomen : teraba massa dengan kosnsistensi padat, kenyal, batas atas 2 jari diatas
simpisis pubis, masuk panggul dan mudah digerakkan, tidak nyeri tekan
Pemeriksaan bimanual : dinding vagina licin, chadwick sign (-), hegar sign (-), OUE
tertutup, teraba massa padat, kenyal, ukuran 9x9x8 cm, jika cervik digerakkan
massa ikut bergerak, parametrium kanan kiri lemas dan tidak nyeri tekan.
3
BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Sklera
Lapisan terluar dari bola mata. (Eroschenko, 2010)
2. Menarche
Menarche adalah haid pertama. Haid ini biasa dipengaruhi oleh indra yang
di tangkap oleh sistem indra. Sinyal ini akan diteruskan ke hipotalamus,
hipofisis yang akan mengeluarkan hormon hormon menstruasi. (Manuaba,
2008)
3. Hegar sign
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri.
(Prawirohardjo, 2014)
4. Chadwick sign
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan
serviks. (Prawirohardjo, 2014)
5. KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Program pemerintah untuk mencegah
dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
4
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
5
BAB III
CURAH PENDAPAT
6
sangat hebat, terutama jika saluran serviknya sempit. Pertambahan usia dan
kehamilan mempengaruhi hilangnya dismenore, hal ini di duga adanya
kehilangan sebagian saraf pada akhir kehamilan yang diakibatkan oleh
kemunduran saraf uterus. Penyebab dismenore sekunder yaitu karena adanya
masalah penyakit fisik seperti endometritis, polip uteri, leiomioma, stenosis
serviks, atau Pelvis Inflamatory Disease (PID) (Nugroho, 2010).
Saat kondisi haid, tubuh biasanya melepas zat anti koagulan untuk
mencegah darah menggumpal ketika dikeluarkan. Namun, saat aliran darah haid
sedang deras-derasnya, zat antikoagulan tidak dapat memproses semua darah
untuk dibekukan, maka masih ada beberapa darah yang keluar menggumpal.
(Prawirohardjo, 2014)
a) Keguguran
b) Tanda menjelang menoupouse
c) Perubahan hormon dalam tubuh
d) Infeksi dalam rahim
e) Mioma
(Prawirohardjo, 2014)
7
Efek samping penggunaan suntik KB 3 bulan adalah :
8
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Wanita
P4A0
Pengguna KB 3
bulanan
Berisi hormone
progesteron
Hormon progesterone
terlalu banyak
Endometrium
terlalu tebal
Metroragia
9
BAB V
TUJUAN PEMBELAJARAN
10
BAB VI
BELAJAR MANDIRI
11
BAB VII
REPORTING
A. Fase Proliferasi
12
B. Fase Sekresi
C. Fase Ovulasi
D. Fase Sekretoris
Pada hari ke-17-18 tampak jelas sekresi cairan dalam kelenjar. Pada
hari ke-22 merupakan puncak dari akifitas persiapan dinding rahim untuk
implantasi. Dan pada hari ke-24 sampai dengan hari ke- 27, sekresi pada
kelenjar mulai berkurang sehingga terjadi nekrosis dan peluruhan.
(Wiknjosastro, 2011)
E. Fase Menstruasi
13
2. Jelaskan mengenai Mioma uteri !
A. Definisi mioma uteri
Leiomyoma adalah neoplasma otot polos yang jinak yang berasal dari
myometrium. Dikenal juga dengan sebutan fibromioma, leiomioma atau
pun fibroid. (Cunningham et al, 2012)
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasi dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :
14
b. Jenis ini di jumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma.
c. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
d. Jika punya rangka yang menonjol multicervix disebut mioma geburt.
15
ukuran tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat
digolongkan sebagai berikut :
a) Perdarahan abnormal
b) Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis
setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang
akan dilahirkan, pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis
dapat menyebabkan juga dismenore. (DeCherney et al, 2013)
16
d) Infertilitas dan abortus
bulan
17
d) Penggunaan agonis GnRH lenprotid asetat 3,75 mg 1M pada hari 1-
3 menstruasi setiap minggu sebanyak 3 kali. Obat ini mengakibatkan
pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan
sekresi genedropin dan menciptakan keadaan hipohistrogonik yang
serupa yang ditekankan pada periode postmenopause efek
maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12
minggu. Terapi GnRH . Ini dapat pula diberikan sebelum
pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan ,
mengurangi kehilangan darah selama pembedahan, dan dapat
mengurangi kebutuhan akan transfuse darah, namun obat ini
menimbulkan kehilangan masa tulang meningkat dan osteoporosis
pada waktu tersebut. (Prawirohardjo, 2014)
a) Miomektomi
b) Histerektomi
(Prawirohardjo, 2014)
18
F. Komplikasi mioma uteri
1) Nyeri
2) Perdarahan
3) Obstruksi saluran kemih
4) Cedera ureter
5) Kelahiran prematur
6) Kelahiran dengan operasi caecaria (DeCherney et al, 2013)
19
3. Jelaskan mengenai Adenomiosis !
A. Definisi adenomyosis
Adenomiosis adalah penyakit jinak uterus yang dicirikan dengan
adanya kelenjar dan stroma endometrium ektopik dalam myometrium. Hal
ini terjadi akibat rusaknya batas antara stratum basalis endometrium dengan
miometrium sehingga kelenjar endometrium dapat menembus miometrium.
Selanjutnya, terbentuklah kelenjar intramiometrium ektopik yang dapat
menyebabkan hipertrofi & hiperplasia miometrium (difus atau local).
(Prawirohardjo, 2014)
B. Etiologi adenomiosis
1) Teori retrograde menstruasi
Disebut teori implantasi jaringan endometrium yang viable (hidup).
2) Teori transplantasi langsung
Timbul akibat invasi langsung sel endometrium dari permukaan rahim
ke dalam otot yang membentuk dinding rahim, pada saat melakukan
tindakan seperti operasi caesar (C-section) dapatn memicu invasi
langsung sel-sel endometrium ke dalam dinding rahim.
3) Kelainan perkembangan
Adenomyosis berasal dari jaringan endometrium yang terdapat di otot
rahim ketika rahim pertama kali berkembang pada saat janin.
4) Faktor Endokrin
Perkembangan dan pertumbuhan endometriosis tergantung kepada
estrogen (estrogen-dependent disorder).
(Leyendecker et al, 2006)
20
6) Multiparitas
7) Riwayat pembedahan uterus
8) Merokok
(Leyendecker et al, 2006)
D. Klasifikasi adenomyosis
Siegler & Camilien mengelompokkan adenomiosis berdasarkan
kedalaman penetrasi ke dalam miometrium, yaitu:
1. Derajat 1, mengenai 1/3 miometrium (Adenomiosis superfisial)
2. Derajat 2, mengenai 2/3 miometrium
3. Derajat 3, mengenai seluruh miometrium (Deep adenomyosis)
Selanjutnya adenomiosis juga dibagi berdasarkan jumlah pulau-
pulau endometrium pada pemeriksaan histologi menjadi ringan (1-3),
sedang (4-9) & berat (>10). (Leyendecker et al, 2006)
21
2) Manifestasi klinis
Tidak ada gejala yang patognomonis untuk adenomiosis sehingga
menyebabkan rendahnya tingkat akurasi diagnosisi preoperatif. Dalam
sebuah studi dimana telah ditegakkan diagnosis patologis adenomiosis
yang dibuat dari specimen histerektomi, 35% penderitanya tidak
memiliki gejala yang khas. Gejala adenomiosis yang umum yaitu
menorragia, dismenorea dan pembesaran uterus. Gejala seperti ini juga
umum terjadi pada kelainan ginekologis yang lain. Gejala lain yang
jarang terjadi yaitu dispareunia & nyeri pelvis yang kronis atau terus-
menerus. (Peric, 2006)
F. Tatalaksana adenomyosis
Penanganan kasus dengan dilakukan reseksi adenomiosis melalui
laparotomi, prabedah pasien disuntik goserelin asetat (Zoladex) 3,6 mg
subkutan 4 minggu sebelumnya. Tindakan reseksi adenomiosis dikerjakan
pada minggu ke-5. Pascabedah, suntikan goserelin asetat dilanjutkan lagi
sebanyak 2 kali setiap 4 minggu. (Leyendecker et al, 2006)
22
4. Jelaskan mengenai Kista ovarium !
A. Definisi kista ovarium
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung
telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak
di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja.
(Setyorini, 2014)
B. Etiologi
23
5) Gonadotropin maternal
Efek transplasental dari gonadotropin maternal dapat menyebabkan
pembentukan dari kista ovarii neonatal dan fetal.
6) Merokok
Risiko kista ovarii fungsional meningkat dengan merokok; resiko
dari merokok mungkin meningkat lebih jauh dengan penurunan indeks
massa tubuh (IMT)
7) Ligasi tuba
Kista fungsional telah dihubungkan dengan sterilisasi ligasi tuba
(Cunningham et al, 2012)
D. Klasifikasi kista ovarium
Tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
1) Tumor neoplastik : tumor jinak dan ganas , Kista ovarium Neoplasti
Jinak, Kistoma Ovari Simpleks, Kistadenoma Ovarii Serosum,
Kistadenoma Ovarii Musinosum, Kista Endometroid, Kista Dermoid
2) Tumor non neoplastik /jinak: tumor kistik dan solid
a. Tumor Akibat Radang
b. Kista Folikel
c. Kista Korpus Lutein
d. Kista Teka Lutein
e. Kista Inklusi Germinal
f. Kista Endometrium
24
c) Masa di perut bagian bawah dan biasanya bagian – bagian
organ tubuh lainnya sudah terkena.
d) Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi
e) Wanita post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria,
konstipasi atau diare, obstruksi usus dan asietas.
(Wiknjosastro, 2011)
1) Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a) Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval)
dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan
di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari
dinding depannya.
b) Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
c) Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.
(Wiknjosastro, 2011)
25
2) Pemeriksaan Lab
26
G. Tatalaksana kista ovarium
27
3) Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula
sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih
sering pada waktu persetubuhan.
4) Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak, dan nyeri).
5) Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air
besar (konstipasi).
(Yatim, 2015)
J. Prognosis kista ovarium
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila
sujdah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu
13%. (DeCherney et al, 2013)
28
b. Metode Kontrasepsi Hormonal Metode kontrasepsi hormonal pada
dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon
progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil,
suntik dan implant (Handayani, 2010).
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung
hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T
dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel.
d. Metode Kontrasepsi Mantap Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2
macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria
(MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini
adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering
dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat
saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau
ejakulasi (Handayani, 2010).
29
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam skenario seorang wanita 40 tahun telah 4 kali melahirkan dan tidak ada
riwayat abortus, mengeluh haid lama dan banyak. Sebelumnya siklus haid teratur,
Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari
masih dianggap fisiologis. Menstruasi dijadikan penanda bahwa seorang
perempuan telah mengalami masa pubertas atau mulainya masa seksual dewasa.
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesterone secara tiba -
tiba, terutama progesterone pada akhir siklus ovarium bulanan. Dengan mekanisme
yang ditimbulkan oleh kedua hormon diatas terhadap sel endometrium, maka
lapisan endometrium yang nekrotik dapat dikeluarkan disertai dengan perdarahan
yang normal. Pasien mengeluh menoragia yaitu perdarahan lebih banyak dari
normal lebih dari 8 hari. Kelainan lain dalam jumlah menstruasi yaitu
hipermenorea dan hipomenorea, sedangkan gangguan pada siklus mencakup
polimenorea, oligomenorea dan amenorea. Etiologinya gangguan siklus menstruasi
juga dapat karena adanya gangguan anatomi misal, mioma uteri, polip, hyperplasia
endometrium.
30
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berada di lapisan myometrium
uterus. Dikenal juga dengan sebutan fibromioma, leiomioma atau pun fibroid.
Diagnosis lain yang mungkin ada sesuai dengan keluhan pasien adalah adenomiosis
dan kista. Penegakan diagnosis harus melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang. Pada mioma kehamilan seharusnya akan terjadi perbaikan sendiri akibat
menurunnya hormone estrogen dan hormone lainnya dalam tubuh, akan tetapi di
skenario sudah berlangsung kronik yaitu selama 5 bulan maka mioma uteri dapat
ditegakkan. Dan tentunya menggunakan pemeriksaan penunjang. Penggunaan
suntik KB pada skenario yang di jelaskan tidak berpengaruh pada mioma uteri,
karena kerja suntik KB seharusnya menekan aktivitas estrogen menggunakan
progesterone yang harusnya menurunkan kejadian mioma uteri.
Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono,
Prawirohardjo.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
2012. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta: ECG.
Douglas L Laube, et al. 2010. Uterine Leiomyoma and Neoplasia in Obstetrics and
Gynecology. 6th ed, Wolters Kluwer Health, The American College of
Obstetricians and Gynecologist. Philadephia
Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi
11. Jakarta: EGC.
Goodwin T.M., Laufer, N. 2007. Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and
Gynecology. United States of America : McGraw-Hill.
Peric H, Fraser IS. 2006. The symptomatology of adenomyosis. Best Practice &
Research Clinical Obstetrics and Gynaecology.; 20: 547-555.
32
Rose PG, Nerenstone S, Brady MF, Clarke-Pearson D, Olt G , Rubin SC. 2004.
Secondary Surgical Cytoreduction for Advanced Ovarian Carcinoma.
New England Journal Med. 351(24):2489-97.
Yatim, Faisal. 2015. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim Serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
33