Ratio T4:T3 sekitar 13:1. normalnya, kelenjar tiroid mensekresi sekitar 80 hingga 100 g T4
dan sekitar 5 g T3 per hari.
T3 lebih utama daripada T4 sebagai bentuk aktif dari hormone tiroid dalam tubuh.
Plasma half-life dari T4 sekitar 7 hari danT3 sekitar 1 sampai 1,5 hari. Plasma half-life ini
realtif lama karena ikatan T3 dan T4 untuk beberapa transport protein pada darah.
Thyroid-binding globulin (TGB) memiliki afinitas terbesar untuk hormone dan membawa
sekitar 70% ikatan T3 dan T4. hanya 0,03% dari total T4 dan 0,3% dari total T3 dalam
keadaan ikatan bebas. Ikatan bebas ini yang memiliki aktivitas karena hanya bentuk ini
yang mampu berdifusi melewati membrane sel target untuk berinteraksi dengan reseptor
intraseluler.
Hormon tiroid terdegradasi di hati, ginjal, otot dan jaringan lainnya oleh deiodinasi yang
menghasilkan komponen tanpa aktivitas bilogi.
2. Sekresi Hormon Thyroid
T3 dan T4 dilepaskan dari Tgb yang dikontrol oleh TSH dari hipofisis anterior. TSH
menstimulasi endositosis dari Tgb menuju vesikel endositosis dalam sel acinar
tiroid. Lisosom melebur bersama vesikel dan lisosom protease menghidrolisis Tgb,
membebaskan T4 dan T3 bebas ke dalam darah dengan rasio 10:1.
Sekresi TSH terjadi pada pola circadaian, gelombang mulai sore hari dan
memuncak sebelum mulai tidur dan juga disekresikan dengan cara berdenyut.
2. Sekresi Hormon Thyroid
TSH merangsang semua fase sintesis hormon tiroid (perangkap iodida, organisasi
iodida, kopling MIT dan DIT, endositosis Tgb, dan proteolisis Tgb untuk
melepaskan T3 dan T4)
Mekanisme aksi utama dari TSH dimediasi dengan mengikat TSH ke G protein-
coupled receptor -> meningkatkan aktivasi CAMP dan Ca2 + -> aktivasi fosfolipase
C -> jalur MAP kinase
2. Sekresi Hormon Thyroid
Sekresi TSH menghalangi tingkat T3 bebas dalam sistem sirkulasi yang turun
hanya mencapai kritikal sel, kemudian sinyalakan melepaskan TSH. Mekanisme
feedback akan menjamin suplay yang tidak terputus dari T3 yang secara biologis
aktif bebas di darah. Level tinggi dari T3 akan menghalangi pelepasan TRH dari
hipotalamus.
3. Efek Fisiologis Hormon Tiroid
Proses oksidasi bahan bakar tubuh mengubah sekitar 25% energi potensial yang ada
dalam makanan yang dikonsumsi manusia ke ATP (adenosine triphosphate).
Proses dalam tubuh manusia yang relatif tidak efisien ini memicu produksi panas sebagai
konsekuensi dari penggunaan pangan sebagai bahan bakar
Ketidakefisienan ini, sebagian, memungkinkan hewan homeoterm untuk
mempertahankan suhu tubuh tetap konstan meskipun kondisi lingkungan berubah
dengan cepat.
Respon akut terhadap paparan dingin adalah menggigil, yang mungkin merupakan akibat
meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik sebagai respon terhadap stimulus yang
extrem.
4. Efek kalorigenik dari Hormon Tiroid
Hormon thyroid berpartisipasi dalam respon akut tersebut dengan cara meningkatkan
sensitivitas (kepekaan) sistem saraf simpatis terhadap efek stimulasi dari paparan dingin
Kemampuan yang dimiliki T3 untuk meningkatkan produksi panas berkaitan dengan
kerjanya di jalur oksidasi bahan bakar, yang keduanya berefek menghasilkan ATP dan
melepaskan energi sebagai panas
Efek dari T3 pada sistem saraf simpatis salah satunyaadalah meningkatkan penglepasan
norepinephrine
Norepinephrine merangsang protein thermogenin yang tidak tersusun (uncoupling) dalam
jaringan adiposa coklat (Brown Adipose Tissue (BAT)), sehingga menghasilkan peningkatan
produksi panas dari pembentukan fosforilasi oksidatif
Sangat sedikit residu brown fat yang tetap ada pada manusia dewasa normal.
4. Efek kalorigenik dari Hormon Tiroid