Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan di tengah oleh isthmus,
dengan berat 15-25 gr pada orang dewasa. Isthmus tiroid terletak anterior dari trakea,
menutupi cincin trakea ketiga (gambar 1). Kelenjar tiroid normal mempunyai batas atas di
dekat garis oblik dari kartilago tiroid (sekitar vertebra servikal kelima) dan batas bawah pada
kartilago trakea keempat dan kelima (sekitar vertebra torakal pertama), dan daerah tersebut
disebut thyroid bed. Ukuran tiroid normal mempunyai dimensi anteroposterior 3 cm, tebal 2
cm dan tinggi 5 cm. (gambar 2) Tiroid terletak anterior terhadap prevertebral (longus colli)
dan otot paraspinal dan di dalam dari otot sternotiroid dan sternohioid. 3,4
Tiroid terletak di antara lapisan fasia servikal dalam leher anterior. True capsule
melekat dengan kelenjar tiroid dan berlanjut ke dalam parenkim untuk membentuk jaringan
septa memisahkan parenkim di dalam lobus. Surgical capsule merupakan lapisan tipis seperti
membran yang berada di atas true capsule. Di posterior, lapisan tengah dari fasia servikal
dalam akan memadat membentuk ligamen suspensorium posterior atau ligamen Berry yang
menghubungkan lobus tiroid terhadap kartilago krikoid dan kedua cincin trakea.3
Pembuluh darah tiroid berada di dalam kapsul tiroid. Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari
empat sumber antara lain arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna
kanan dan kiri dan kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis.
Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior yang berjalan bersama arteri, vena tiroidea
media di sebelah lateral dan vena tiroidea inferior. Arteri tiroid inferior merupakan cabang
dari trunkus tiroservikal. Pembuluh darah ini meluas sepanjang otot scalene anterior,
menyilang di bawah aksis arteri karotis komunis untuk memasuki bagian inferior dari lobus
tiroid. Meskipun bervariasi, arteri tiroid inferior biasanya berada di depan nervus laringeus
rekuren pada 70% pasien. Arteri tiroid inferior juga merupakan pembuluh darah utama untuk
kelenjar paratiroid.3

Aliran limfatik kelenjar tiroid menuju kelenjar getah bening (KGB) viseral (level VI).
Metastasis dapat terjadi pada KGB level II-IV, paling sering terjadi setelah KGB level VI
mengalami obstruksi akibat tumor, sehingga menyebabkan gangguan aliran limfatik.
Metastasis jarang terjadi pada KGB level I dan retrofaring (gambar 3)

Nervus laringeus rekuren biasanya terletak pada sulkus trakeoesofageal dan mengarah
naik. Nervus ini disebut rekuren yang berasal dari bahasa Latin yang artinya mempunyai arah
berlawanan dari cabangnya yaitu nervus vagus. Nervus ini juga bisa terletak anterior atau
posterior terhadap sulkus tersebut. Pada leher kanan, nervus ini mempunyai variasi yaitu
nervus laringeus non rekuren, dengan memasuki kelenjar tiroid langsung dari cabang nervus
vagus. Hal ini terjadi jika terdapat arteri subklavia aberans. Adanya variasi nervus laringeus
rekuren merupakan penyebab utama trauma nervus ketika operasi. (gambar 4)4,5
II. Fisiologi
 Sel utama yang mengeluarkan hormone tiroid tersusun membentuk folikel-
folikel berisi koloid
Sel sekretorik utama kelenjar tiroid adalah sel folikel yang tersusun
membentuk folikel. Pada potongan mikroskopis, folikel mengelilingi satu
lumen yang terisi oleh koloid yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
ekstrasel untuk hormone tiroid. Konstituen utama koloid adalah Tiroglobulin
(Tg) yang berikatan dengan hormone-hormon tiroid dalam berbagai stadium
sintesis.
Sel folikel menghasilkan 2 hormon yang mengandung iodium yang berasal
dari asam amino tirosin Tetraiodotironin (T4) atau Tiroksin dan
Triiodotironin. Kedua hormone ini disebut hormone tiroid adalah regulator
penting laju metabolic basal (BMR)
 Hormon Tiroid disintesis dan di simpan di molekul Tiroglobulin
Bahan dasar untuk sintesis hormone tiroid adalah tirosisn dan iodium,
keduanya harus diserap dari darah oleh sel folikel. Tirosin , suatu asam amino
yang dibentuk dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, sedangkan iodium harus
diperoleh dari makanan.
Langkah- langkah
1. Tahap pembentukan hormone tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin di
dalam koloid. Asam amino tirosin masuk kedalam molekul tiroglobulin ,
kemudian di ekspor dari sel folikel ke dalam koloid melalui proses
eksositosis.
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke dalam
koloid melali pompa iodium
3. Di dalam koloid, iodium cepat di lekatkan ke tirosin di dalam molekul
tiroglobulin . perlekatan satu iodium ke tirosin menghasilkan
Monoiodotirosin (MIT). Perlengkatan dua iodium ke tirosin menghasilkan
Diiodotirosin (DIT)
4. Kemudian terjadi proses penggabungan antara molekul-molekul tirosin
yang telah beriodium untuk menbentuk hormone tiroid. Penggabungan
satu MIT dan satu DIT menghasilkan Triiodotironin atau T3.
Penggabungan dua DIT menghasilkan Tetraiodotironin T4
Semua produk ini tetap melekat ke Tiroglobulin, hormone tiroid tetap
tersimpan dalam bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan.
 Untuk mensekresikan hormone tiroid, sel folikel memfagosit koloid penuh
tiroglobulin.
Sel-sel folikel menginternalisasi sebagian kompleks Tiroglobulin hormone
dengan memfagosit sepotong koloid. Di dalam sel , butir-butir kolid
terbungkus membrane menyatu dengan lisosom , yang enzim-enzimnya
memisahkan hormon- hormon tiroid yang aktif secara biologis T3,T4 serta
iodotirosin yang inaktif, MIT dan DIT. Hormon Tiroid, karena sangat lipofilik,
mudah melewati membrane luar sel folikel dan masuk ke dalam darah.
Setelah dikeluarkan dalam darah, molekul-molekul hormone tiroid yang
sangat lipofilik berikatan dengan protein plasma. Sebagian besar T3 dan T4
diangkut oleh Tyroxine-binding globulin (TBG)

 Sebagian besar T4 yang disekresikan diubah menjadi T3 di luar tiroid.


Sekitar 90% dari produk sekretorik yang di bebaskan dari kelenjar tiroid adalah
dalam bentuk T4, namun T3 memiliki aktivitas biologis empat kali lebih kuat.
Sebagian besar T4 yang disekresikan akan diubah menjadi T3 atau diaktifkan.
Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari T4 yang telah mengalami proses
penanggalan di perifer. T3 adalah bentuk hormone tiroid utama yang aktif secara
biologis di tingkat sel , meskipun kelenjar tiroid terutama menghailkan T4
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid
Stimulating Hormone (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis. Kelenjar ini secara
langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang
bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi
hormon pelepas tirotropin yaitu Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus
(Guyton & Hall, 2006).
Sebenarnya hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oleh
hormon tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu : (Sherwood,
2011)
a) Efek pada laju metabolism
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal tubuh secara keseluruhan. Hormon ini
adalah regulator terpenting bagi tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan
istirahat.
b) Efek kalorigenik
Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas.
c) Efek pada metabolisme perantara
Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat dalam metabolisme
bahan bakar. Efek hormon tiroid pada bahan bakar metabolik bersifat multifaset, hormon ini tidak
saja mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein, tetapi banyak
sedikitnya jumlah hormon juga dapat menginduksi efek yang bertentangan.
d) Efek simpatomimetik
Hormon tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan
norepinefrin), zat perantara kimiawi yang digunakan oleh sistem saraf simpatis dan hormon dari
medula adrenal.
e) Efek pada sistem kardiovaskuler
Hormon tiroid meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung sehingga curah
jantung meningkat.
f) Efek pada pertumbuhan
Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormone pertumbuhan, tetapi juga mendorong efek
hormon pertumbuhan (somatomedin) pada sintesis protein struktural baru dan pertumbuhan
rangka.
g) Efek pada sistem saraf
Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal sistem saraf terutama Sistem Saraf
Pusat (SSP). Hormon tiroid juga sangat penting untuk aktivitas normal SSP pada orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai