Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

HIPERTIROID

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6 KELAS REGULER B ( LAHAT ) :

ANTINO ASTORI NPM 19.14201.92.01 P


MARTINA NPM 19.14201.92.02 P
OLIM ABRIANSYAH NPM 19.14201.92.03 P

DOSEN MK :

ARIS CITRA WIASUDA, S.Kep.Ners.,M.Kes.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2019 – 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah Asuhan Keperawatan Pada HIPERTIROID tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk membahas tentang
latar belakang penyakit Hipertiroid, pengertiannya, tanda dan gejalanya serta
proses keperawatannya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi materi yang kami sampaikan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya
khususnya teman – teman perawat dimanapun berada.

Lahat, 2020
Penyusun

Kelompok 6
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………….


1.1 Latar Belakang ………………………….

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan ………………………….

1.4 Manfaat ………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………….

2.1 Pengertian ………………………….

2.2 Anatomi dan Fisiologi ………………………....

2.3 Etiologi ………………………….

2.4 Manifestasi klinis ………………………….

2.5 Klasifikasi ………………………….

2.6 Komplikasi ………………………….

2.7 Pencegahan ………………………….

2.8 Patoflow ………………………….


BAB III Askep Teori …………………………

3.1 Pengkajian …………………………

3.2 Diagnosa Keperawatan …………………………

3.3 Intervensi …………………………

BAB IV PEMBAHASAN ………………………….

BAB V PENUTUP …………………………

5.1 Kesimpulan …………………………

5.2 Saran …………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………


BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
A.   Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. 
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan dikarenakan oleh kelenjar tiroid bekerja secara
berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:
infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
1.      Apakah itu tiroid ?
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah
depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.
2.      Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit
otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip
TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang
tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi
tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH
rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyaldt
Grave tidak diketahui namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit
otoimun, Yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an. 
Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan
kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama
periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau
kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT dikarenakan oleh pengaktivan hipotalamus
yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH
dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid
biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan
kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak
selalu, tetap memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang
bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular
toksik. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus,
walaupun jarang.

B.   Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1.  Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2.  Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Klasifikasi lain:
1.  Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
Kondisi yang dikarenakan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves’ disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya dapat
timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – 40 tahun. Faktor keturunan juga
dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana
zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
2.  Nodular Thyroid Disease
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai
dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul
seiring dengan bertambahnya usia.
3.  Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan
mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4.  Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi
selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-lahan
C.   Penyebab
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan
TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
           1.    Penyebab Utama
a.    Penyakit Grave
b.    Toxic multinodular goitre
c.    ’’Solitary toxic adenoma’’
           2.    Penyebab Lain
a.    Tiroiditis
b.    Penyakit troboblastis
c.    Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d.    Penggunaan yodium yang berlebihan
e.    Kanker pituitari
f.     Obat-obatan seperti Amiodarone
D.   Anatomi dan Fisiologi
A.     Anatomi
 Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5
sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia
cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh
isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid
sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar
tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada
lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus
berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun
terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan
biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah
karena kedudukan dan ukurannya berubah.
       Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang
bervariasi yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel
selapis kubis pada tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di
dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh
darah. Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan
aktivitas kelenjar thyroid tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel
menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini
tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat
berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi pada
koloid tersebut.

B.     Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah
lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin
trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan
mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting
yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah
berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein
pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada
jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum
yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia minus kuat
berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
1.         Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat
memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
2.         Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang
nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3.         Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh
enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4.         Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan
menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi
karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar
daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
5.         Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika
teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I
menjadi diiodotirosin)
6.         Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika
monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi
triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin
atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi
untuk diedarkan dalam darah wajib dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini
tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma.
Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat
kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih
mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)

E.   Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih berkembang/berubah naik beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
berkembang/berubah naik. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu
jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang dikarenakan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, hasilnya bola mata terdesak keluar.
Pathway
Tiroiditis Penyakit Graves (antibodi) Nodul tiroid
Reseptor TSH merangsang toksid
aktivitas hormon

Sekresi hormon tiroid yang


berlebihan

Hipertiroidisme

Kurang
Hipermetabolisme
Aktivitas simpatik pengetahuan
meningkat
Berlebihan

Penurunan BB Keketidakseimbangan
Perubahan konduksi
energi dengan
listrik jantung
Perubahan nutrisi kebutuhan tubuh
kurang dari dari
kebutuhan
Beban kerja jantung
tubuh
kekeletihan menurun

Ansiety
Aritmia ,takikardi

Penurunan curah
jantung

F.    Gejala-gejala
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap
panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Tanda bruit
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
13. Mata melotot (exoptalmus)

G.   Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
1.  TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2.  Bebas T4 (tiroksin)
3.  Bebas T3 (triiodotironin)
4.  Diagnosa juga boleh dibuat memanfaatkan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
5.  Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6.  Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7.  Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
H.   Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Hasilnya adalah pelepasan HT dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106
oF), dan, apabila tidak diobati, kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas
HIPERTIROID
I.      Penatalaksanaan
          1.    Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a.    Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai
berikut :
1)    Thioamide
2)    Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3)    Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari
4)    Potassium Iodide
5)    Sodium Ipodate
6)    Anion Inhibitor
b.    Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1)    Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2)    Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
3)    Persiapan tiroidektomi
4)    Pasien hamil, usia lanjut
5)     Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala
dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat
anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
           2.    Surgical
a.    Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b.    Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

 Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah- masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan
dengan klien , keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi/mengatasi masalah-
masalah kesehatan

 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap dimana perawat mengumpulkan data secara


sistematis, memilih dan mengatur data yang dikumpulkan dan mendokumentasikan
data dalam format yang didapat. Untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian
tentang masalah- masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan
keperawatan (Tarwoto,2006).

 Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam


menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan,
kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamneses,
pemeriksaan fisik , pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang
lainnya.

 Anamneses
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin , agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
dan diagnose medis.
b. Keluhan utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Menggambarkan perjalanan penyakit yang saat ini sedang dialaminya. Berisi
tentang kapan terjadinya Keluhan, keletihan, penyebab terjadinya serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita dan keluarga untuk
mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit tertentu, atau riwayat penyakit lain, tindakan medis
yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga,penyakit yang diderita keluarga
f Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
g.Genogram
Genogram dapat menunjukkan riwayat kesehatan keluarga, apakah adanya
factor keturunan atau genetic sebagai factor predisposisi penyakit yang
diderita klien.
h.Pola kegiatan sehari-hari (13 domain – NANDA )
1. Promosi kesehatan
Menjelaskan tentang persepsi atau pandangan klien terhadap sakit yang
dideritanya, tindakan atau usaha apa yang dilakukan klien sebelum
datang ke rumah sakit, obat apa yang telah dikonsumsi pada saat akan
datang ke rumah sakit. Pada pasien ini kurangnya pengetahuan pasien
terhadap penyakitnya sehingga menimbulkan persepsi yang negative
terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur
pengobatan dan perawatan yang lama.
2. Nutrisi
Menggambarkan asupan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, ,
kebiasaan makan , frekuensi makan, nafsu makan. Makanan pantangan,
makanan yang disukai dan banyaknya minum yang dikaji sebelum dan
sesudah masuk RS.
3.Eliminasi
Menggambarkan pola eliminasi klien BAB dan BAK yang terdiri dari
frekuensi, volume, adakah disertai kelainan,nyeri, warna dan bau.
4.Aktivitas/istirahat
Menggambarkan kemampuan beraktivitas sehari-hari dan penggunaan
waktu istirahat atau waktu senggang, kesulitan dan hambatan dalam
tidur, fungsi pernapasan, fungsi sirkulasi. Pada kasus hipertiroid pasien
mengalami keletihan. situasi rumah sakit yang ramai apakah
mempengaruhi waktu tidur dan istirahat pasien, sehari-hari secara
maksimal, penderita mengalami keterbatasan aktivitas
5.Pola kognitif perceptual
Menggambarkan pola kemampuan klien untuk proses berpikir , pola
penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman dan persepsi sensasi
nyeri serta kemampuan berkomunikasi dan mengerti akan penyakitnya.
6.Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan citra diri, identitas diri, harga diri dan ideal diri
seseorang dimana perubahan yang terjadi pada kasus hipertiroid adanya
perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri., lamanya perawatan ,
banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien
mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).
7.Hubungan peran
Menggambarkan tentang hubungan klien dengan lingkungan disekitar
serta hubungannya dengan keluarga dan orang lain.
8.Pola seksualitas dan reproduksi
Menggambarkan tentang seksual klien.
9..Koping/ toleransi terhadap stress
Menggambarkan kemampuan koping pasien terhadap masalah yang
dialami dan dapat menimbulkan ansietas. Lamanya waktu perawatan ,
perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena
ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negative berupa
marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain dapat
menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme
koping yang konstruktif/adaptif.
10..Prinsip-prinsip hidup
Menggambarkan sejauh mana keyakinan pasien terhadap kepercayaan
yang dianut dan bagaimana dia menjalankannya . Adanya perubahan
status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh tidak menghambat
penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah
penderita.
11.Keamanan dan perlindungan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya : bebas dari segala
bentuk kecelakaan, bebas dari risiko infeksi dll
12..Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang yang merasa
nyaman berdasarkan persepsi masing-masing individu, sedangkan
nyaman merupakan suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang bersifat individual akibat beberapa factor kondisi
lingkungan.
13.pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan menggambarkan bertambahnya ukuran meliputi perubahan
tinggi, berat maupun volume sehingga pertumbuhan bersifat dapat
diukur (kuantitatif). Sedangakan Perkembangan adalah proses perubahan
sifat makhluk hidup menuju kedewasaan
 .      Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )

a.     Pernafasan B1 (breath)
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis), frekuensi pernafasan
meningkan,dipneu,dipsneu
b.     Kardiovaskular B2 (blood)
hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia, splenomegali,
leher membesar
c.      Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti:
bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,
psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian
tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
d.     Perkemihan B4 (bladder)
oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti
e.     Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan berkembang/berubah
naik, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
f.       Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
rasa lemah, kelelahan
5.      Data Laboratorium
a.     Tes ambilan RAI : Berkembang/berubah naik pd penyakit graves & toksik goiter
noduler,menurun pada tiroiditis
b.     T4 dan T3 serum : berkembang/berubah naik (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-
100 mg)
c.      T4 dan T3 bebas serum : berkembang/berubah naik
d.     TSH : tertekan dan tidak bereson pd TRH
e.     Tiroglobulin : berkembang/berubah naik
f.       Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH tidak ada sampai
berkembang/berubah naik setelah pemberian TRH
g.     ikatan protei iodiun : berkembang/berubah naik
h.     gula darah : berkembang/berubah naik (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
i.       kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
j.       pemeriksaan fungsi heper : abnormal
k.      elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek
dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada
kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis
l.       katekolamin serum : menurun
m.    kreatinin urine : berkembang/berubah naik
n.     EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
B.    Diagnosa
1.    Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
metabolism (masukan nutrisi kurang ).
3.  Keletihan berhubungan dengan  hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energy.
     4.      Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.

5.  kurang pengetahuan mengenai penyakit,prognosis berhubungan dengan tidak


mengenal sumber informasi.
 
c..Rencana Keperawatan
Tujuan dan
No Diagnosa keperawatan Intervensi
Kriteria Hasil

1. Domain 4 kelas 4 NOC : NIC :

Penurunan curah jantung ·         Cardiac Cardiac Care


berhubungan dengan Pump
hipertiroid tidak effectiveness v  Evaluasi adanya nyeri dada
terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, ·         Circulation ( intensitas,lokasi, durasi)
peningkatan beban kerja Status
v  Catat adanya disritmia jantung
jantung
·         Vital Sign
Status v  Catat adanya tanda dan gejala penurunan
Definisi :
cardiac putput
Ketidakadekuatan darah
v  Monitor status kardiovaskuler
yang dipompa oleh
jantung untuk memenuhi v  Monitor status pernafasan yang
kebutuhan metabolik menandakan gagal jantung
tubuh
v  Monitor abdomen sebagai indicator
Batasan karakteristik penurunan perfusi
Perubahan frekuensi v  Monitor balance cairan
/irama jantung
v  Monitor adanya perubahan tekanan
 Aritmia darah
 Bardikardi,takikar
di v  Monitor respon pasien terhadap efek
 Perubahan EKG pengobatan antiaritmia
 Paplpitasi
v  Atur periode latihan dan istirahat untuk
Perubahan preload menghindari kelelahan

 Penurunan v  Monitor toleransi aktivitas pasien


tekanan vena
v  Monitor adanya dyspneu, fatigue,
sentral
tekipneu dan ortopneu
 Penurunan
pulmonary artery v  Anjurkan untuk menurunkan stress
wedge pressure
 Edema Vital Sign Monitoring
 keletihan
§  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

§  Catat adanya fluktuasi tekanan darah

§  Monitor VS saat pasien berbaring,


duduk, atau berdiri

§  Auskultasi TD pada kedua lengan dan


bandingkan

§  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,


dan setelah aktivitas

§  Monitor kualitas dari nadi

§  Monitor adanya pulsus paradoksus

§  Monitor adanya pulsus alterans

§  Monitor jumlah dan irama jantung

§  Monitor bunyi jantung

§  Monitor frekuensi dan irama pernapasan

§  Monitor suara paru

§  Monitor pola pernapasan abnormal

§  Monitor suhu, warna, dan kelembaban


kulit

§  Monitor sianosis perifer

§  Monitor adanya cushing triad (tekanan


nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)

§  Identifikasi penyebab dari perubahan


vital sign

2 Domain 2 kelas 1 NOC : NIC :

Ketidakseimbangan v  Nutritional Status Nutrition Management


nutrisi kurang dari : food and Fluid
kebutuhan berhubungan Intake §  Kaji adanya alergi makanan
dengan peningkatan
metabolism (masukan v Weight control §  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
nutrisi kurang). menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Kriteria Hasil : yang dibutuhkan pasien.
Definisi
v  Adanya §  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Asupan nutrisi tidak peningkatan intake Fe
cukup untuk memenuhi berat badan
kebutuhan metabolik sesuai dengan §  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Batasan karakteristik tujuan protein dan vitamin C

 Kram v  Berat badan ideal §  Berikan substansi gula


 Nyeri abdomen sesuai dengan
tinggi badan §  Yakinkan diet yang dimakan
 Gangguan sensasi mengandung tinggi serat untuk
v  Mampu
rasa mengidentifikasi mencegah konstipasi
 Kerapuhan kapiler kebutuhan
 Diare nutrisi §  Berikan makanan yang terpilih ( sudah
 Enggan makan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
v  Tidak ada tanda
tanda malnutrisi §  Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
v  Tidak terjadi
penurunan berat §  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
badan yang berarti kalori

§  Berikan informasi tentang kebutuhan


nutrisi

§  Kaji kemampuan pasien untuk


mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

§  BB pasien dalam batas normal

§  Monitor adanya penurunan berat badan

§  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang


biasa dilakukan

§  Monitor interaksi anak atau orangtua


selama makan

§  Monitor lingkungan selama makan

§  Jadwalkan pengobatan  dan tindakan


tidak selama jam makan

§  Monitor kulit kering dan perubahan


pigmentasi

§  Monitor turgor kulit

§  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan


mudah patah

§  Monitor mual dan muntah

§  Monitor kadar albumin, total protein,


Hb, dan kadar Ht

§  Monitor makanan kesukaan

§  Monitor pertumbuhan dan


perkembangan

§  Monitor pucat, kemerahan, dan


kekeringan jaringan konjungtiva

§  Monitor kalori dan intake nuntrisi

§  Catat adanya edema, hiperemik,


hipertonik papila lidah dan cavitas oral.

§  Catat jika lidah berwarna magenta,


scarlet

3 Domain 4 kelas 3 NOC : NIC :

Keletihan berhubungan v  Endurance Energy Management      


dengan  hipermetabolik
dengan peningkatan v  Concentration v  Observasi adanya pembatasan klien
kebutuhan energy dalam melakukan aktivitas
v  Energy
Definisi conservation v  Dorong anal untuk mengungkapkan
perasaan terhadap keterbatasan
Keletihan terus-menerus v  Nutritional
dan penurunan kapasitas status : energy v  Kaji adanya factor yang menyebabkan
kerja fisik dan mental kelelahan
pada tingkat yang lazim Kriteria Hasil :
v  Monitor nutrisi  dan sumber energi
Batasan karakteristik v  Memverbalisasik tangadekuat
an peningkatan
 Gangguan energi dan v  Monitor pasien akan adanya kelelahan
konsentrasi merasa lebih fisik dan emosi secara berlebihan
 Gangguan libido baik
v  Monitor respon kardivaskuler  terhadap
 Apatis
v  Menjelaskan aktivitas
 Kurang minat penggunaan
terhadap sekitar energi untuk v  Monitor pola tidur dan lamanya
 Mengantuk mengatasi tidur/istirahat pasien
 Tidak mampu kelelahan
mempertahankan
aktivitas fisik
pada tingkat biasa
 Tidak mampu
mempertahankan
rutinitas yang
biasan

4 Domain 9. koping NOC : NIC :


/toleransi stress
v  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Kelas 2 kecemasan)
v Anxiety level
Ansietas berhubungan ·         Gunakan pendekatan yang
dengan faktor fisiologis; v  Coping menenangkan
status hipermetabolik.
Definisi Kriteria Hasil : ·         Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
Perasaan tidak nyaman v  Klien mampu
atau kekwatiran yang mengidentifikasi ·         Jelaskan semua prosedur dan apa
samar disertai respon dan yang dirasakan selama prosedur
otonom mengungkapkan
gejala cemas ·         Temani pasien untuk memberikan
Batasan karakteristik keamanan dan mengurangi takut
v  Mengidentifikasi,
Perilaku mengungkapkan ·         Berikan informasi faktual mengenai
dan diagnosis, tindakan prognosis
- Penurunan menunjukkan
produktivitas tehnik untuk ·         Dorong keluarga untuk menemani
- Gerakan ekstra mengontol anak
- Melihat sepintas cemas
- Tampak waspada ·         Lakukan back / neck rub
- Agitasi v  Vital sign dalam
- Insomnia ·         Dengarkan dengan penuh perhatian
batas normal
Afektif ·         Identifikasi tingkat kecemasan
v  Postur tubuh,
ekspresi wajah, ·         Bantu pasien mengenal situasi yang
- Kesedihan yang bahasa tubuh dan
mendalam menimbulkan kecemasan
tingkat aktivitas
- Gelisah menunjukkan ·         Dorong pasien untuk
- Distres berkurangnya mengungkapkan perasaan, ketakutan,
- Ketakutan kecemasan persepsi
- Putus asa
·         Instruksikan pasien memanfaatkan
Fisiologis teknik relaksasi
- Wajah tegang
- Tremor tangan ·         Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan

5 Domain 5 persepsi / NOC : NIC :


kognisi kelas 4
v  Kowlwdge : Teaching : disease Process
Kurang pengetahuan disease process
mengenai penyakit, 1.    Berikan penilaian tentang tingkat
prognosis berhubungan v  Kowledge : pengetahuan pasien tentang proses
dengan tidak mengenal health Behavior penyakit yang spesifik
sumber informasi.
Kriteria Hasil : 2.    Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Definisi dan bagaimana hal ini berhubungan
v  Pasien dan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
Ketidakadaan atau keluarga cara yang tepat.
defisiensi informasi menyatakan
kognitif yang berkaitan pemahaman 3.    Gambarkan tanda dan gejala yang
dengan topik tertentu tentang penyakit, biasa muncul pada penyakit, dengan
kondisi, cara yang tepat
Batasan karakteristik prognosis dan
program 4.    Gambarkan proses penyakit, dengan
 Ketidakakuratan pengobatan cara yang tepat
mengikuti
perintah v  Pasien dan 5.    Identifikasi kemungkinan penyebab,
 Ketidakakuratan keluarga mampu dengna cara yang tepat
melakukan tes melaksanakan
prosedur yang 6.    Sediakan informasi pada pasien
 Perilaku tidak
dijelaskan secara tentang kondisi, dengan cara yang tepat
tepat
benar
 Kurang 7.    Hindari harapan yang kosong
pengetahuan v  Pasien dan
keluarga mampu 8.    Sediakan bagi keluarga informasi
menjelaskan tentang kemajuan pasien dengan cara
kembali apa yang tepat
yang dijelaskan
9.    Diskusikan perubahan gaya hidup
perawat/tim
yang mungkin diperlukan untuk
kesehatan
mencegah komplikasi di masa yang
lainnya
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit

10.  Diskusikan pilihan terapi atau


penanganan

11.  Dukung pasien untuk mengeksplorasi


atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan

12.  Eksplorasi kemungkinan sumber atau


dukungan, dengan cara yang tepat

13.  Rujuk pasien pada grup atau agensi di


komunitas lokal, dengan cara yang
tepat

14.  Instruksikan pasien mengenai tanda


dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan individualisasi

perawatan yang perawat berikan. Proses-proses keperawatan yang dilakukan

menunjukan pentingnya peranan perawat dalam proses pengobatan dan

penyembuhan pasien. Intervensi yang diberikan haruslah sesuai dengan masalah

pasien dan diagnosa keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Hipertiroid yang telah dibuat menunjukan dan

menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar dalam bentuk teori

dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan langung dan kerjasama yang

baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi

yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat

mempermudah dalam pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar

dalam pembuatan Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat

itu sendiri. Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat

akreditasi asuhan keperawatan

B. SARAN.

Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses keperawatan/asuhan

keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan pada pasien Hipertiroid, dapat

menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah KMB II serta menjadi

pedoman dan bahan pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai

perawat nantinya. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita
sebagai mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit , etiologinya, anatomi dan

fisiologi, patofisiologi dan patoflow , manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis,

terapi penyakit, komplikasi dari penyakit, prognosis dan pencegahan yang dapat

dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi tujuan dalam proses

keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk asuhan keperawatan sebelum

kita turun ke lapangan/masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.Heather,Shigemi Kamitsuru, 2017, NANDA-I diagnosis
keperawatan:defenisi dan klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

Bulechek,Gloria M, Howard K.Butcher, Joanne M,Dochterman


dan Cheryl M.Wagner, 2016, Nursing Interventions Classification
(NIC) Ed Keenam. Singapore : Elsevier Singapore Pte Ltd.
Moorhead,Sue, Marion Johnson, Meridean L.Maas dan Elizabeth
Swanson, 2016, Nursing Outcomes Classification (NOC), 5 th edition,
Singapore : Elsevier Singapore Pte Ltd
Greenspan, Francis S. dan Baxter, John D. 2000. Endokrinologi Dasar &
Hermawan, Andreas. Solusi Alami Hipertiroid Tanpa
Operasi. http://healindonesia.wordpress.com. Diakses tanggal 7 April 2010.
Irhamsyah, Muhammad. Hipertiroid. http://andardunker.blogspot.com. Diakses
tanggal 21 Januari 2014.
Ismail. Askep Klien Hipertiroidisme.
Kumar, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi, vol 2. Jakarta: EGC.
Price, S.A dan Wilson, LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, vol 2. Jakarta: EGC.
Semiardji, Gatut. 2003. Penyakit Kelenjar Tiroid. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Thamrin, Zulkifli
Ukki .Hipertiroidisme
. http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html. Diakses tanggal
21 Januari 2014.
Guyton, Arthur C. & John E. Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9,
Editor: Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai