HIPERTIROID
DISUSUN OLEH :
DOSEN MK :
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah Asuhan Keperawatan Pada HIPERTIROID tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk membahas tentang
latar belakang penyakit Hipertiroid, pengertiannya, tanda dan gejalanya serta
proses keperawatannya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi materi yang kami sampaikan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya
khususnya teman – teman perawat dimanapun berada.
Lahat, 2020
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
B. Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Klasifikasi lain:
1. Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
Kondisi yang dikarenakan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves’ disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya dapat
timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – 40 tahun. Faktor keturunan juga
dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana
zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
2. Nodular Thyroid Disease
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai
dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul
seiring dengan bertambahnya usia.
3. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan
mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi
selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-lahan
C. Penyebab
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan
TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Penggunaan yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
D. Anatomi dan Fisiologi
A. Anatomi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5
sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia
cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh
isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid
sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar
tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada
lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus
berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun
terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan
biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah
karena kedudukan dan ukurannya berubah.
Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang
bervariasi yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel
selapis kubis pada tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di
dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh
darah. Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan
aktivitas kelenjar thyroid tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel
menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini
tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat
berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi pada
koloid tersebut.
B. Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah
lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin
trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan
mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting
yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah
berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein
pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada
jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum
yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia minus kuat
berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
1. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat
memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
2. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang
nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh
enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan
menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi
karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar
daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
5. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika
teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I
menjadi diiodotirosin)
6. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika
monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi
triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin
atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi
untuk diedarkan dalam darah wajib dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini
tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma.
Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat
kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih
mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)
E. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih berkembang/berubah naik beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
berkembang/berubah naik. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu
jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang dikarenakan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, hasilnya bola mata terdesak keluar.
Pathway
Tiroiditis Penyakit Graves (antibodi) Nodul tiroid
Reseptor TSH merangsang toksid
aktivitas hormon
Hipertiroidisme
Kurang
Hipermetabolisme
Aktivitas simpatik pengetahuan
meningkat
Berlebihan
Penurunan BB Keketidakseimbangan
Perubahan konduksi
energi dengan
listrik jantung
Perubahan nutrisi kebutuhan tubuh
kurang dari dari
kebutuhan
Beban kerja jantung
tubuh
kekeletihan menurun
Ansiety
Aritmia ,takikardi
Penurunan curah
jantung
F. Gejala-gejala
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap
panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Tanda bruit
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
13. Mata melotot (exoptalmus)
G. Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2. Bebas T4 (tiroksin)
3. Bebas T3 (triiodotironin)
4. Diagnosa juga boleh dibuat memanfaatkan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
H. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Hasilnya adalah pelepasan HT dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106
oF), dan, apabila tidak diobati, kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas
HIPERTIROID
I. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai
berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala
dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat
anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah- masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan
dengan klien , keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi/mengatasi masalah-
masalah kesehatan
Pengkajian
Pengumpulan data
Anamneses
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin , agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
dan diagnose medis.
b. Keluhan utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Menggambarkan perjalanan penyakit yang saat ini sedang dialaminya. Berisi
tentang kapan terjadinya Keluhan, keletihan, penyebab terjadinya serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita dan keluarga untuk
mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit tertentu, atau riwayat penyakit lain, tindakan medis
yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga,penyakit yang diderita keluarga
f Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
g.Genogram
Genogram dapat menunjukkan riwayat kesehatan keluarga, apakah adanya
factor keturunan atau genetic sebagai factor predisposisi penyakit yang
diderita klien.
h.Pola kegiatan sehari-hari (13 domain – NANDA )
1. Promosi kesehatan
Menjelaskan tentang persepsi atau pandangan klien terhadap sakit yang
dideritanya, tindakan atau usaha apa yang dilakukan klien sebelum
datang ke rumah sakit, obat apa yang telah dikonsumsi pada saat akan
datang ke rumah sakit. Pada pasien ini kurangnya pengetahuan pasien
terhadap penyakitnya sehingga menimbulkan persepsi yang negative
terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur
pengobatan dan perawatan yang lama.
2. Nutrisi
Menggambarkan asupan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, ,
kebiasaan makan , frekuensi makan, nafsu makan. Makanan pantangan,
makanan yang disukai dan banyaknya minum yang dikaji sebelum dan
sesudah masuk RS.
3.Eliminasi
Menggambarkan pola eliminasi klien BAB dan BAK yang terdiri dari
frekuensi, volume, adakah disertai kelainan,nyeri, warna dan bau.
4.Aktivitas/istirahat
Menggambarkan kemampuan beraktivitas sehari-hari dan penggunaan
waktu istirahat atau waktu senggang, kesulitan dan hambatan dalam
tidur, fungsi pernapasan, fungsi sirkulasi. Pada kasus hipertiroid pasien
mengalami keletihan. situasi rumah sakit yang ramai apakah
mempengaruhi waktu tidur dan istirahat pasien, sehari-hari secara
maksimal, penderita mengalami keterbatasan aktivitas
5.Pola kognitif perceptual
Menggambarkan pola kemampuan klien untuk proses berpikir , pola
penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman dan persepsi sensasi
nyeri serta kemampuan berkomunikasi dan mengerti akan penyakitnya.
6.Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan citra diri, identitas diri, harga diri dan ideal diri
seseorang dimana perubahan yang terjadi pada kasus hipertiroid adanya
perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri., lamanya perawatan ,
banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien
mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).
7.Hubungan peran
Menggambarkan tentang hubungan klien dengan lingkungan disekitar
serta hubungannya dengan keluarga dan orang lain.
8.Pola seksualitas dan reproduksi
Menggambarkan tentang seksual klien.
9..Koping/ toleransi terhadap stress
Menggambarkan kemampuan koping pasien terhadap masalah yang
dialami dan dapat menimbulkan ansietas. Lamanya waktu perawatan ,
perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena
ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negative berupa
marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain dapat
menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme
koping yang konstruktif/adaptif.
10..Prinsip-prinsip hidup
Menggambarkan sejauh mana keyakinan pasien terhadap kepercayaan
yang dianut dan bagaimana dia menjalankannya . Adanya perubahan
status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh tidak menghambat
penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah
penderita.
11.Keamanan dan perlindungan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya : bebas dari segala
bentuk kecelakaan, bebas dari risiko infeksi dll
12..Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang yang merasa
nyaman berdasarkan persepsi masing-masing individu, sedangkan
nyaman merupakan suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang bersifat individual akibat beberapa factor kondisi
lingkungan.
13.pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan menggambarkan bertambahnya ukuran meliputi perubahan
tinggi, berat maupun volume sehingga pertumbuhan bersifat dapat
diukur (kuantitatif). Sedangakan Perkembangan adalah proses perubahan
sifat makhluk hidup menuju kedewasaan
. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )
a. Pernafasan B1 (breath)
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis), frekuensi pernafasan
meningkan,dipneu,dipsneu
b. Kardiovaskular B2 (blood)
hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia, splenomegali,
leher membesar
c. Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti:
bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,
psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian
tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
d. Perkemihan B4 (bladder)
oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti
e. Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan berkembang/berubah
naik, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
rasa lemah, kelelahan
5. Data Laboratorium
a. Tes ambilan RAI : Berkembang/berubah naik pd penyakit graves & toksik goiter
noduler,menurun pada tiroiditis
b. T4 dan T3 serum : berkembang/berubah naik (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-
100 mg)
c. T4 dan T3 bebas serum : berkembang/berubah naik
d. TSH : tertekan dan tidak bereson pd TRH
e. Tiroglobulin : berkembang/berubah naik
f. Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH tidak ada sampai
berkembang/berubah naik setelah pemberian TRH
g. ikatan protei iodiun : berkembang/berubah naik
h. gula darah : berkembang/berubah naik (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
i. kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
j. pemeriksaan fungsi heper : abnormal
k. elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek
dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada
kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis
l. katekolamin serum : menurun
m. kreatinin urine : berkembang/berubah naik
n. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
B. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
metabolism (masukan nutrisi kurang ).
3. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energy.
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
Nutrition Monitoring
A. KESIMPULAN
pasien dan diagnosa keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan
menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar dalam bentuk teori
dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan langung dan kerjasama yang
baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi
yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat
dalam pembuatan Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat
itu sendiri. Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat
B. SARAN.
menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah KMB II serta menjadi
perawat nantinya. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita
sebagai mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit , etiologinya, anatomi dan
terapi penyakit, komplikasi dari penyakit, prognosis dan pencegahan yang dapat