Klien resume 8
Pengkajian ABCD
Airway:
Jalan napas paten
Breathing:
Pernapasan spontan, frekuensi 20 x/m, irama teratur, tidak menggunakan otot pernapasan.
Circulation:
Cyanosis dan diaporesis tidak ada, mukosa bibir kering, akral dingin, suhu 38,9 0C, turgor elastis, nadi cepat dan kuat,
frekuensi 80x/m,. Klien tampak pucat, konjunctiva tidak anemis.
Disintegrity:
Ny.G tampak lemah, demam sudah 3 hari, muntah setiap makan, BAB > 5 kali Sebelumnya klien sudah diberi
paracetamol sirup tetapi demamnya tidak berkurang,
Klien tampak .
Diagnosa keperawatan
Analisa data
1. Data subjektif:
klien mengatakan klien sudah demam 3 hari, demam hilang timbul, BAB mencret > 5 kali, klien
Data Objektif:
Klien tampak gelisah, akral dingin, suhu 38,60C, mukosa bibir kering, nadi dan pernapasan
cepat.
2. Data subjektif:
klien mengatakan badan klien lemah sekali, muntah setiap minum dan makan, BAB >5 kali
Data objektif:
Klien tampak lemah, muntah setiap makan dan minum, mukosa bibir kering, turgor elastis, klien tampak pucat
Diagnosa keperawatan :
Risiko kekurangan volume cairan b.d intake cairan yang kurang atau tidak dekuat
Implementasi dan evaluasi
Analisa
Masalah hipertermi teratasi sementara, klien
diperbolehkan pulang oleh dokter yang
merawat.
Planning
klien dianjurkan meminum obat yang
diberikan, memberi kompres, dan segera
kembali kepuskesmas atau dokter terdekat
bila panas tubuhnya meningkat kembali.
2. 1. memberikan minum air putih atau jus
Subjektif
p porsi kecil tapi sering 300c
- klien mengatakan klien hanya sedikit
2. Mengobservasi intake dan output
minum, muntah tidak ada lagi, BAB 2 kali,
Cairan klien: output 175 cc
encer dan berbuih.
BAK,BAB dan muntah.
I intake :300 cc minum air putih dan
j jus.
Objektif
-Klien mau meminum air dan jus yang
diberikan (± 300 cc)
-Muntah tidak ada lagi
-Mukosa bibir kering, turgor elastis, k/u klien
lemah, BAB 2 kali
Planning
Tindakan dihentikan, klien disarankan agar
tetap memenuhi intake cairan klien dan
segera kembali kepuskesmas ataudokter
terdekat bila demam, BAB dan muntah
berterusan dan kondisi klien makin lemah.
Evaluasi diagnostik
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan Hb darah klien dalam batas normal.
Klien resume 9
Pengkajian ABCD
Airway:
Jalan napas paten
Breathing:
Pernapasan spontan, frekuensi 20 x/m, irama teratur, tidak menggunakan otot pernapasan.
Circulation:
Cyanosis dan diaporesis tidak ada, mukosa lembab, akral hangat, suhu 36,40C, turgor elastis, nadi teraba jelas,
frekuensi 76x/m, CRT < 3 detik. Klien tampak pucat, konjunctiva tidak anemis. Tekanan darah 120/80 mmHg.
Disintegrity:
Kondisi klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, lengan kanan klien tampak melepuh terkena air panas, klien
berbaring ditempat tidur. Sebelumnya klien belum mengkonsumsi obat-obatan..
Diagnosa keperawatan
Analisa data
1.-Data subjektif
Klien mengatakan dia sangat mencemaskan kondisinya saat ini dan berharap t a n g a n n y a segera sembuh
sehingga bisa bekerja lagi.
-Data Objektif :
Klien tampak cemas, gelisah dan selalu menanyakan kondisi luka tangannya yang tersiram air panas
2. -Data subjektif
-Data objektif
Klien tampak meringis kesakitan, sedikit gelisah dan selalu memegang area yang sakit.
Data objektif:
Planning
Tindakan dihentikan, klien dianjurkan
memakan obat yang diberikan bila nyeri yang
ada kuat sekali.
1.Melakukan perawatan luka pada
Subjektif
klien dengan tekhnik septik dan aseptik
-Klien mengatakan akan mengikuti nasehat
lalu dibersihkan
yang diberikan perawat untuk menjaga
kebersihan luka, makan obat dan melakukan
dengan NaCl sampai luka bersih. kontrol bila obat habis.
3
Objektif
2. Memberikan antibiotika, -Luka sudah dibersihkan,dikasih saleb
sesuai perogram pengobatan bioplacentone dan ditutup dengan kassa steril
yaitu ciprofloxacin500 mg 2x1 -Luka bersih dan masih basah
3. Menjelaskan pada klien pentingnya -Klien sudah mendapatkan obat sesuai
menjaga kebersihan luka yaitu untuk program pengobatan.
mencegah terjadinya infeksi yang dapat -Klien sudah dijelaskan tentang pentingnya
memperparah kondisi luka. menjaga kebersihan luka, memakan obat
yang diberikan serta kontrol bila obat habis
Evaluasi diagnostik
n
HB 15 gr% 12-14 gr% Normal
Analisis : Hasil pemeriksaan HB darah klien : tidak ditemukan adanya karena nilainya berada
1. Pengkajian ABCD
Airway:
Jalan napas paten
Breathing:
Pernapasan spontan, frekuensi 20 x/m, irama teratur, tidak menggunakan otot pernapasan.
Circulation:
Cyanosis dan diaporesis tidak ada, mukosa bibir lembab, akral hangat, suhu 36,40C, turgor
elastis, nadi teraba jelas, frekuensi 80x/m, CRT < 3 detik. Klien tampak pucat, konjunctiva tidak anamis
Disintegrity:
Kondisi klien lemah, tingkat kesadaran compos mentis, klien gelisah dan meringis kesakitan pada area fraktur.
Klien mengalami fraktur terbukatibia sinistra, ukuran luka 3x1x1cm.
Sebelumnya klien tidak ada menggunakan/ memakan obat-obatan.
Diagnosa keperawatan
Analisa data
1. Data subjektif:
klien mengatakan lengan kanannya terasa sakit sekali
Data objektif:
Klien tampak gelisah, mengerang kesakitan dan selalu memegang area kaki yang mengalami fraktur.
Diagnosa keperawatan :
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan dan tulang.
2. - Data subjektif :
Klien mengatakan cemas dengan kondisi k a k i k i r i n y a , apakah bisa sembuh seperti sediakala.
-Data Objektif:
Klien tampak cemas dan gelisah dan selalu menanyakan kondisikaki kirinya.
3.-Data subjektif:
- Data objektif:
Klien mengalami fraktur terbuka Tibiasinistra.
Objektif
-Klien merasa nyamana dengan posisi supine
3.Meminta keluarga membantu -Klien dapat menyebutkan tujuan
memenuhi kebutuhan klien untuk immobilisasi
sementara : memberi makan dan -Keluarga membantu dalam memenuhi
minum serta membantu klien BAK kebutuhan klien
Evaluasi diagnostik
-Pemeriksaan laboratorium
Pengkajian ABCD
Airway:
Terdapat seckret
pada saluran
napas,bunyi napas
wheezing.
Breathing:
Cyanosis dan diaporesis tidak ada, mukosa bibir kering, akral dingin, suhu 38,6 0C, turgor elastis,
nadi cepat dan kuat, frekuensi 98x/m, RR : 48x/menit Klien tampak pucat, konjunctiva tidak
anemis.
Disintegrity:
Klien mengalami sesak napas sejak 2 jam yang lalu, ukuran 2x1x1cm, kondisi klien lemah,
tingkat kesadaran compos mentis (E4 V5 M6), klien dianjurkan beristirahat dengan posisi
semifowler.klien sudah diberi salbutamol 4 mg dan dexa 0,5 mg oleh bidan terdekat.
Diagnosa keperawatan
Analisa data
Data subjektif
-Data Objektif
Klien tampak sesak,terdengar suara wheezing,Klien lebih banyak diam,tampak klien batuk, tingkat
Diagnosa keperawatan : Tidak efeknya jalan napas b.d penyempitan jalan napas
Analisa
Masalah risiko henti napas tidak terjadi
Planning
Tindakan dipertahankan sebagai upaya
preventif, klien dianjurkan kembali
p u s k e s m a s bila klien mengalami sesak
hebat kembali.
Evaluasi diagnostik
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaa Hasil Nilai normal Analisa
N
HB 13 gr% 12-14 gr% Normal
Analisis : Hasil pemeriksaan diagnostik dan labratorium klien beradadalam batas normal.
Pengkajian ABCD
Airway
Breathing:
Pernapasan spontan, frekuensi 20 x/m, irama teratur, tidak menggunakan otot pernapasan.
Circulation:
Cyanosis dan diaporesis tidak ada, mukosa bibir kering, akral hangat, suhu 39,5 0C, turgor tidak
elastis, nadi teraba lemah dan cepat , frekuensi 88x/m, CRT < 3 detik. Klien tampak pucat,
Disintegryty:
Kondisi klien lemah, tingkat kesadaran compos mentis. Klien terbaring lemas ditempat tidur.
Sebelumnya klien sudah berobat dan makan obat dari Bidan terdekat namun demam klien tidak
berkurang (klien tidak tahu nama obat yang dimakan dan tidak membawanya saat ke
puskesmas).
Data tambahan:
lidah klien kotor, klien mengeluh sakit kepala, tidak mau makan dan minum, perasaan tidak
enak diperut. Klien tidak mempunyai riwayat alergi obat, sebelumnya klien makan obat yang
didapat dari bidan terdekat tetapi tidak ada perubahan. Klien juga tidak mempunyai riwayat
Diagnosa keperawatan
Analisa data
1. Data subjektif
-Klien mengatakan badannya terasa lemah sekali, tidak ada nafsu makan, minumpun tidak mau,
Data Objektif
-Klien tampak lemah, lidah kotor, mukosa bibir kering, turgor tidak elatis, nadi teraba lemah.
Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan b.d intake cairan yang kurang dan
2. Data subjektif
-Klien mengatakan badannya terasa dingin sekali dan minta untuk diselimuti, tenggorokan terasa
kering.
Data objektif
-Klien tampak lemah dan terabring ditempat tidur, suhu 39,50C, mukosa bibir kering, turgor kulit
Planning
Tindakan dihentikan.pertahankan intake
1.Memonitor TTV terutama adanya dirumah untuk perbaikan dan
peningkatan suhu yang sekstrem mempertahankan volume cairan klien
Subjektif
2 -Klien mengatakan badannya sudah terasa
sedikit enak, rasa dinginnya berkurang
2.Memberikan kompres air biasa
kepada klien Objektif
-Suhu klien masih tinggi 380C, akral teraba
3.Menganjurkan klien menggunakan hangat
pakaian tipis dan menyerap keringat -Klien dikompres dengan air hangat
-Klien memakai pakaian tipis dan menyerap
4.Menganjurkan klien banyak minum keringat
untuk memenuhi kebutuhan cairan : -Minum klien masih sedikit 200 cc
klien hanya minum sedikit (200 cc) -Klien/ keluarga tampakmenganguk-
anggukkan kepala ssat diberi penjelasan
6. Menjelaskan kepada klien/keluarga tentang pentingnya intake cairan yang
pentingnya intake cairan yang cukup adekuat yaitu untuk mempertahankan volume
yaitu memenuhi kebutuhan cairan klien cairan tubuh juga untuk membantu
dan dapat membantu menurunkan menurunkan suhu.
suhu.
Analisa
Masalah hipertermi belum teratasi, klien
dianjurkan berobat jalan.
Planning
Tindakan dihentikan, k l i e n b o l e h p u l a n g
Evaluasi diagnostik
Klien : 13
Pengkajian ABCD
Airway:
Breathing:
Pernapasan spontan, frekuensi 22 x/m, irama teratur, tidak menggunakan otot pernapasan.
Circulation:
Cyanosis tidak ada, mukosa bibir lembab, akral hangat, suhu 36,60C, turgor tidak elastis, nadi
teratur dan kuat, frekuensi 90x/m, CRT < 3 detik. Klien tampak pucat, konjunctiva anemis.
Disintegrity:
Kondisi klien lemah, tingkat kesadaran compos mentis, klien gelisah karena merasa kesakitan
didaerah simpisis.
Data tambahan
Terdapat benjolan sebesar telur ayam diarea inguinalis sampai ke scrotum sebelah kiri. Bengkak baru
terlihat tadi pagi setelah klien terjatuh dari tangga. Klien mengeluh nyeri pada daerah simpisis dan area
yang mengalami bengkak. Dari pemeriksaan yang dilakukan (colok dubur) didapatkan klien mengalami
hernia scrotalis dan diharuskan operasi cyto, tidak ada ditemukan massa atau trauma lain. BAK lancar
tidak ada keluhan. Sebelumnya klien tidak pernah mempunyai keluhan yang sama dan tidak pernah
menjalani operasi.
Diagnosa keperawatan
Analisa data
1. -Data subjektif:
Klien mengatakan area yang bengkak terasa nyeri sekali dan meminta untuk segera diobati
-Data Objektif:
-Klien didiagnosa mengalami hernia scrotalis
-Klien tampak gelisah, meringis kesakitan, nadi teraba cepat dan lemah, napas sedikit sesak
, RR 22x/m).
Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses implamasi
2. -Data subjektif:
-Klien mengatakan cemas dengan tindakan operasi yang akan dilakukan, dan selalu menanyakan
-Data Objektif
-Terdapat benjolan sebesar telur ayam didaerah inguinal sampai ke scrotum dan klien diharuskan menjalani operasi cyto.
-Klien tampak cemas dan gelisah dan selalu menanyakan tentang tindakan operasi yang akan dilakukan.
Diagnosa keperawatan : Cemas b/d tindakan invasif yang akan dilakukan.
Planning
1.Mengkaji tingkat kecemasan klien : Tindakan dipertahankan sampai klien
tingkat kecemasan sedang (6-7), klien dirujuk.
tampak gelisah
2 Subjektif
2.-Menjelaskan kepada klien tentang -Klien mengatakan cemas berkurang setelah
prosedur rujukan. dia mengerti tujuan dia dirujuk kerumah
- bila tidak dioperasi akan sakit.
menimbulkan komplikasi lanjut seperti
gangguan perkemihan dan pencernaan Objektif
-Kecemasan klien berkurang, terlihat dari
sikapklien yang sudah tenang/ tidak gelisah
-Klien sudah dapat menerima tindakan yang
4.Menjelaskan kepada klien setiap dilakukan dan mau mengikuti semua
melakukan tindakan : tujuan prosedur yang dilakukan terhadapnya
pemasangan infus (terapi cairan dan
obat-obatan) dan pemberian injeksi
ketorolak (analgetik).
Analisa
Masalah cemas terhadap tindakan invasif
yang akan dilakukan teratasi
Planning
Tindakan dipertahankan sambil terus
memberikan support kepada klien sampai
klien dirujuk.
Evaluasi diagnostik
Pengkajian ABCD
Airway:
Jalan napas paten
Breathing:
Pernapasan spontan, frekuensi 20 x/m, irama teratur, tidak menggunakan otot pernapasan.
Circulation:
Cyanosis dan diaporesis tidak ada, mukosa lembab, akral hangat, suhu 36,50C, turgor elastis,
nadi teraba jelas, frekuensi 74x/m, CRT < 3 detik. Klien tampak pucat, konjunctiva tidak anemis.
Disintegrity:
Kondisi klien baik, tingkat kesadaran compos mentis. Klien tidak dapat menggerakkan tangan
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas motor dengan motor yang menyebabkan klien
mengalami patah tulang radius ulna dan luka robek di daerah pelipis kanan ukuran 2x1, juga
Diagnosa keperawatan
Analisa data
1. Data subjektif
Klien mengatakan tangan kanannya terasa nyeri, begitu juga didaerah pelipis kanan yang robek.
Data Objektif
-Terdapat luka robek pada pelipis kanan dan farktur pada lengan kanan.
Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan
2. Data subjektif
Data objektif
3.-Data subjektif : --
-Data objektif
Jumlah jahitan dalam 2 buah dan luar 5 buah. Kondisi luka bersih.
Planning
Tindakan dihentikan, klien dianjurkan
memakan obat yang diberikan bila nyeri yang
ada kuat sekali.
Subjektif
1.Melakukan perawatan luka pada -Klien mengatakan akan mengikuti nasehat
klien dengan tekhnik septik dan aseptik yang diberikan perawat untuk menjaga
: luka dianestesi, lalu dibersihkan kebersihan luka, makan obat dan melakukan
dengan H2O2, bilas dengan NaCl kontrol bila obat habis.
3 sampai luka bersih.
Objektif
2. Memberikan injeksi ATS -Luka sudah dibersihkan, dijahit dan ditutup
dan antibiotika, sesuai dengan kassa steril
perogram pengobatan yaitu 1 -Luka bersih dan masih basah
ampul -Klien sudah mendapatkan obat sesuai
program pengobatan (injeksi dan oral)
3. Menjelaskan pada klien pentingnya -Klien sudah dijelaskan tentang pentingnya
menjaga kebersihan luka yaitu untuk menjaga kebersihan luka, memakan obat
mencegah terjadinya infeksi yang dapat yang diberikan serta kontrol bila obat habis
memperparah kondisi luka.
4.Menjelaskan pada klien agar Analisa
memakan obat yang diberikan dan Masalah risiko infeksi untuk sementara dapat
melakukan kontrol kepuskesmas dicegah/ tidak terjadi
setelah obat yang diberi habis.
Planning
-Klien diingatkan kembali menjaga
kebersihan luka, makan obat dan kontrol.
Evaluasi diagnostik
n
HB 15 gr% 12-14 gr% Normal
Analisis : Hasil pemeriksaan darah klien : tidak ditemukan adanya karena nilainya berada dalam
batas normal.