Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Hipertiroid”.

Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari sempurna, untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah
– makalah berikutnya. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan.

Jakarta, Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….............i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

C. Tujuan .............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian ........................................................................................................ 5

2. Etiologi ........................................................................................................... 10

3. Manifestasi Klinis .......................................................................................... 10

4. Patofisiologi ................................................................................................... 10

5. Farmakologi dan Terapi Diet ......................................................................... 10

6. Edukasi dan Upaya Pencegahan .................................................................... 10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian ..................................................................................................... 10

2. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 10

3. Intervensi ...................................................................................................... 10

4. Evaluasi ......................................................................................................... 10

BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………...24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroid merupakan penyakit yang relatif jarang terjadi pada mmasa
anak-anak.namun, kejadiannya semakin meningkat pada usia remaja dan
dewasa. Pada anak-anak, lebih dari 95% penyakit ini disebabkan oleh
penyakit graves. Penggunaan istilah hipertiroid sendiri sering kali
dikacaukan dengan tirotoksitosis. Keduanya merupakan keadaan yang
hampir sama, namun pada dasarnya berbeda. Tirotoksikosis merupakan
istilah umum yang menunjukan terjadinya peningkatan kadar Tӡ
( triiodothyronine) dan T4 (thyroxine) akibatnya meningkatnya produksi
hormon tiroid.
Rendahnya angka kejadian serta tidak khasnya gejala awal hipertiroid
pada anak, sering kali tidak diperhatikan oleh para praktisi kesehatan dalam
menentkan diagnosis dan penatalaksanaannya. Sehingga, anak-anak dengan
hipertiroid harus mengalamipenderitaan beberapa bulan lebih lama sampai
diagnosis hipertiroidnya ditegakkan.
Sampai saat ini, belum didapatkan angka yang pasti tentang insiden dan
prevalensi hipertiroid pada anak-anak di Indonesia. Beberapa pustaka di luar
negri menyebutkan bahwa insiden pada masa anak-anak secara keseluruhan
diperkirakan 1/1000.000 anak pertahun. Secara keseluruhan , insiden
hipertioid pada anak jumlah nya lebih kecil atau diperkirkan hanya 5-6%
dari keseluruhan jumlah penderita penyakit graves segala umur.
Sementara, prevalensi pada remaja wanita lebih besar 6-8x dari remaja
pria. Kebanyakan dari anak-anak yang menderita penyakit graves,
mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit tiroid atau penyakit autoimun
yang lain, misalnya diabetes melitus tipe 1m, penyakit addison, lupus
sistemik,arthritis rematoid, dan myasthenia gravis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hipertiroid adalah nama lain untuk tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroid terjadi ketika
kelenjar tiroid, yang terletak di depan leher, menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid.
Tiroid mengendalikan metabolisme, jadi jika terlalu aktif, itu dapat menyebabkan
penurunan berat badan, rambut rontok, detak jantung yang cepat, berkeringat, kelelahan,
gemetar, dan kemurungan. Penyakit Graves adalah jenis hipertiroidisme yang paling
umum. Dua hormon utama yang memengaruhi cara kerja tubuh Anda diproduksi di tiroid
Anda. Ini disebut tiroksin (T-4) dan triiodothyronine (T-3). Tugas mereka adalah
membantu menjaga detak jantung, suhu tubuh, dan fungsi tubuh lainnya berfungsi
dengan baik. Mereka melakukan ini dengan membantu tubuh Anda menggunakan
karbohidrat dan lemak seperti yang seharusnya. Hormon penting lain yang diproduksi
tiroid Anda disebut kalsitonin, dan ini membantu menjaga jumlah kalsium yang sehat
dalam darah Anda.
Graves julives adalah suatu pnyakit mustisistemik yang mencangkp hipertiroidisme,
manifestasi mata, dan dermopati. Pada anak, manifestasi dermopati dari penyakit ini
tidak ada atau lebih ringan dibanding orangg dewasa. (Alpers, ann, et al., 2007)
Sementara menurut Dr. Soemarto, penyakit grave atau basedow muncl akibat adanya
gangguan auto imun pada kelenjar tiroid, yang disertai adanya imunoglobulin yang
merangsang tiroid. Sedangkan menurut Suzanne C. Smeltrzer, hipertiroidisme
(tiroksosikosis)merupakan suatu keadaan dimana terjadi hubungan kompeks antara
fisiologis dan biokimiawi, sehingga suatu jaringga memberikan hormon tiroid berlebihan.

B. Etiologi
Kebanyakan orang dengan hipertiroidisme memiliki kondisi yang disebut penyakit
Graves. Ini menyumbang 70% dari kasus. Biasanya, antibodi dalam darah Anda
mengejar bakteri, tetapi jika Anda memiliki penyakit Graves, antibodi itu justru
mengaktifkan tiroid Anda. Ini menyebabkan kelenjar memproduksi terlalu banyak
hormon tiroid T-4. penyakit Graves cenderung terjadi dalam keluarga. Itu juga lebih
umum pada wanita muda. Kondisi lain yang terkait dengan hipertiroidisme meliputi:
Penyakit Plummer. Ini terjadi ketika satu atau lebih bagian pada tiroid Anda
mengembangkan benjolan yang bukan kanker. Benjolan ini dapat membuat tiroid Anda
tumbuh lebih besar dan menghasilkan terlalu banyak hormon T-4. Penyakit Plummer
lebih umum pada orang tua.
Tiroiditis ini dapat mendorong tiroid Anda menjadi overdrive dalam waktu singkat.
Dengan kondisi ini, tiroid Anda bengkak karena alasan yang tidak diketahui.
Pembengkakan ini dapat memaksa hormon keluar dari tiroid Anda dan masuk ke aliran
darah Anda. Tiroiditis dapat terjadi Setelah hamil, Ketika Anda mendapatkan virus atau
masalah lain dengan sistem kekebalan tubuh Anda, Jika Anda terlalu banyak minum obat
tiroid
Ada banyak penyebab munculnya penyakit hipertiroid, yang dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu penyebab utama dan penyebab lainnya.
1. Penyebab Utama
Ada tiga penyebab utama munculnya hipertiroid, yaitu penyakit graves, toxic
multinodular goiter, dan hipertiroidisme sekunder.
a. Penyakit Graves
Banyak yang percaya bahwa penyakit graves (goiter difusatoksika) muncul
karena adanya suatu antibodi yang merangsang tiroid untk menghasilkan hormon
tiroid secara berlebihan. Penderita penyakit graves memiliki tiga gelaja-gejala
khas, yaitu selurus kelenjar terangsang, sehingga akan membesar dan
menyebabkan suatu benjolan dileher (gondok/goiter), terjadinya eksoftalamus
(mata menonjol) sehingga akibat dari penimbunan zat didalam orbit mata, dan
adanya penonjolan kulit diatas tulang kening.
b. Toxic Multinodular Goiter
Pada goiter nodulertoksika, satu atau beberapa nodul didalam tiroid menghasilkan
terlalu banyak hormon tiroid dan berada di luar kendali TSH (thyroid stimulating
hormone). Nodul tersebut benar-benar merupakan tumor tiroid jinak dan tidak
berhubungan dengan penonjolan mata serta gangguan kulit pada penyakit graves.
c. Hipertiroidisme Sekunder
Hipertiroidisme sekunder bisa disebabkan oleh tumor Hipofisa yang
menghasilkan terlalu banyak TSH, sehingga merangsang tiroid untk
menghasilkan hormon tiroid berlebihan. Penyebab lainnya adalah adanya
perlawanan Hipofisa terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjar Hipofisa
menghasilakn terlalu banyak TSH.
2. Penyebab Lainnya
Selain 3 penyebab utama tersebut, masih ada 5 penyebab tambahan lain, sehingga
muncul hipertiroid.
a. Tiroiditis
Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid, yang ditandai dengan inflamasi,
fibrosis, infoltrasi limfositik pada kelenjar tiroid. Pembengkakan pada leher
bagian anterior,rasa panas disfagia, dan munculnya faringitis. Hal tersebut
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan mikrobakteri. Dan yang paling sering
terjadi adalah adanya infeksi dari Staphylococus aureus.
b. Pemakaian yodium secara berlebihan
Kelenjar tiroid menggunkan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid.
Suatu kelebihan Yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid yang
dipengaruhi/diindukasi oleh biasannya terlihat pada pasien-pasien yang
sebelumnya telah mempunyai kelenjar tiroid abnormal.
c. Obat-obatan
Obat-obat tertentu, seperti amiodarone(cordarone), yang digunakan dalam
perawatan jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar, sehingga dapat
menyebabkan hipertiroid.
d. Ambilan Hormon Tiroid secara Berlebihan
Dosis hormon tiroid yang berlebihan pada pasien yang meminum obat tiroid
sebagai usaha mencapai tujuan tertentu, misalnya menurunkan berat badan,
diduga juga menjadi penyebab munculnya hipertiroid. Pasien ini dapat
diidentifikasi dengan thyroid scan.
e. Abnormalitas Pengeluaran TSH
Sebuah tumor didalam kelenjar pituitari mungkin akan meghasilkan suatu TSH
(thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal, sehingga kelenjar tiroid
juga akan menghasilkan hormon-hormon tiroid berlebihan. Kondisi ini sangat
jarang terjadi dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dri kelenjar
pituitari. Untuk mengidentifikasi pasien ini dapat dilakukan dengan melakukan
tes terperinci untuk menilai pelepasa dari TSH.
C. Manifestasi Klinis
Pada anak-anak, penyakit ini lebih ringgan daripada orang dewasa, sebab krisis tiroid
dan hipertiroid dan hipertiroidiapatik jarang dijumpai. Pada umumnya, gejala
hipertiroid dapat dibedakan menjadi dua yaitu, gejala mayor dan gejala minor.
Gejala-gejala mayor, antara lain struma, takikardi, tekanan nadi melebar,
eksoftalamus, dan nerfositas. Sedangkan gejala-gejala minor, antara lain, tremor,
intoleransi aktivitas, dan berat badan menurun. Selain gjala-gejala tersebut, dapat pula
ditemukan gejala-gejala lain, seperti nafs makan meningkat, banyak berkeringgat,
kulit panas, prestasi belaar berkurang, emosi labil, dan sering buang air besar (diare).
D. Patofisiologi
E. Farmakologi dan Terapi Diet
Hipertiroidisme mudah diobati, biasanya dengan yodium radioaktif dan obat antitiroid.
Ada beberapa cara berbeda untuk mengobati tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).
Sebelum memilih yang terbaik, dokter akan mempertimbangkan apa yang
menyebabkannya, usia, kesehatan secara keseluruhan, dan seberapa parah gejalanya.
1. Yodium radioaktif
Merupakan obat oral untuk membantu mengecilkan tiroid. Biasanya membutuhkan
waktu 3 hingga 6 bulan untuk bekerja. Karena obat ini membuat tiroid melambat,
ada risiko terjadi hipotiroidisme. Jika sudah mengalami hipotiroidisme, perlu
meminum obat setiap hari untuk membantu menggantikan hormon tiroid Anda.
Yodium radioaktif umumnya dianggap aman dan sudah digunakan untuk mengobati
lebih dari 70% orang dewasa dengan hipertiroidisme.
2. Obat Antitiroid
Dalam beberapa kasus, tiroid yang terlalu aktif diobati dengan obat-obatan yang
menghalangi kemampuannya untuk memproduksi hormon tiroid. Methimazole dan
propiltiourasil membantu mengendalikan gejala dan dapat memiliki manfaat jangka
panjang. Obat-obatan ini biasanya akan menghilangkan gejala Anda dalam waktu 3
bulan, walaupun harus tetap menggunakannya selama 18 bulan untuk membantu
mengurangi kemungkinan kambuh. Methimazole memiliki efek samping yang tidak
terlalu parah, sehingga diresepkan lebih sering. Hingga 3% orang yang
menggunakan obat antitiroid mengembangkan reaksi alergi seperti ruam dan gatal-
gatal. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat-obatan ini dapat menyebabkan kondisi
yang disebut agranulositosis, yang mengurangi jumlah sel darah putih Anda. Ketika
ini terjadi, Anda akan lebih mungkin terserang infeksi. Ada juga risiko kerusakan
hati.
3. Beta-Blocker
Obat-obatan ini tidak mengubah jumlah hormon tiroid dalam tubuh, tetapi dapat
membantu seseorang merasa lebih baik dengan mengendalikan gejala yang timbul
akibat hipertiroid. Beta-blocker memengaruhi cara kerja hormon tiroid pada tubuh.
Beta blocker paling sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat
juga membantu memperlambat detak jantung, dan membuatnya berdetak secara
teratur. Efek samping yang dapat terjadi seperti Sakit kepala, Pusing dan Masalah
pencernaan.

F. Edukasi dan Upaya Pencegahan


1. Edukasi
2. Upaya Pencegahan
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier

Anda mungkin juga menyukai