Disusun Oleh:
Kelompok 5
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
Atas segala rahmayNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
emberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan sangat berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penuis sebagai penyusun merasa bahwavmasih banyak kekurangan dalam penyususnan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi
hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn, 2000) Terdapat dua tipe
hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. (Price A, Sylvia, 2006 hal
1074)
2.2 Etiologi
1. Herediter
2. Toksik Adenoma
3. Tumor kelenjar hipofise
4. Tiroiditis sub akut
5. Kanker tiroiD
6. Terapi hormon tiroid berlebihan
(Price A, Sylvia, 2006, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn, 2000 hal 708)
Faktor resiko
2.3 Patofisiologi
Penyakit Graves Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic Multinodular Goiter
(TMNG) Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormo tiroid Pengeluaran yang
abnormal dari TSH Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) Pemasukkan yodium yang
berlebihan. Penyakit Graves: Penyakit Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang
berlebihan dari kelenjar tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dart
hipertiroid. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ta
telah kehilangan kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar
pituitari via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan diwariskan dan adalah sampai lima kali
lebih umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria, Penyakit Graves diperkirakan adalah
suatu penyakit autoimun, dan antibodi antibodi yang adalah karakteristik-karakteristik dari
penyakit ini mungkin ditemukan dalam darah. Antibodi antibodi ini termasuk thyroid
stimulating immunoglobulin (TSI antibodies), thyroid peroxidase antibodies (TPO), dan
antibodi-antibodi reseptor TSH. Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk: stress,
merokok, radiasi pada leher obat-obatan dan organisme organisme yang menyebabkan
infeksi seperti virus-virus.
Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang standar
yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari suatu yodium
yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin aber deny
mengungkap tingkat-tingkat TSI yang meningkat. Penyakit Grave mungkin berhubungan
dengan penyakit mata (Graves' ophthalmopathy) dan luka-luka kulit (dermopathy).
Ophthalmopathy dapat terjadi sebelum, sesudah, atau pada saat yang sama dengan
hipertiroid. Pada awalnya, la mungkin menyebabkan kepekaan terhadap cahaya dan suatu
perasaan dari "ada pasir didalam mata-mata". Mata-mata mungkin menonjol keluar dan
penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari ophthalmopathy diperburuk pada
mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata seringkali tidak tergantung dari penyakit
tiroid, dan terapi steroid mungkin perlu untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan
ophthalmopathy. Sebagai tambahan, intervensi secara operasi mungkin diperlukan. Kondisi
kulit (dermopathy) adalah jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tanpa sakit, merah,
tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki.
Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter: Kelenjar tiroid (seperti banyak area-
area lain dari tubuh menjadi lebih bergumpal-gumpal ketika kita menua. Pada kebanyakan
kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi hormon-hormon tiroid dan tidak
memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan mungkin menjadi "otonomi", yang
berarti bahwa la tidak merespon pada pengaturan pituitari via TSH dan memproduksi
hormon-hormon tiroid dengan bebas. Ini menjadi lebih mungkin jika benjolan lebih besar
dari 3 cm. Ketika ada suatu benjolan (nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas
harman-horman tiroid, itu disebut suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu
functioning nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning
nodules mungkin siap dideteial dengan suatu thyroid scan.
Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan Mengambil terlalu banyak obat hormon
tiroid sebenamya adalah sungguh umum. Dosis-dosis hormon-hormon tiroid yang berlebihan
seringkali tidak terdeteksi disebabkan kurangnya follow-up dari pasien-pasien yang
meminum obat tiroid mereka. Orang-orang lain mungkin menyalahgunakan obat dalam suatu
usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lain seperti menurunkan berat badan. Pasien-pasien int
dapat diidentifikasikan dengan mendapatkan suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif
yang rendah (radioiodine) pada suatu thyroid scan.
Pengeluaran abnormal dari TSH, Sebuah tumor didalam kelenjar pituitari mungkin
menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya
abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan
hormon-hormon tiroid. Kondisi ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan
kelainan-kelainan lain dari kelenjar pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang
endocrinologist melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.
Tiroiditis (peradangan dari tiroid), Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah
suatu penyakit virus (subacute thyroiditis). Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam
dan suatu sakit leher yang seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak
jika disentuh. Mungkin ada sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan.
Peradangan kelenjar dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai lymphocytes
(lymphocytic thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi int, peradangan
meninggalkan kelenjar tiroid "bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke darah
meningkat. Lymphocytic thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan dan dapat
sebenarnya terjadi pada sampai dengan 8% dari wanita-wanita setelah melahirkan. Pada
kasus-kasus ini, fase hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali
diikuti oleh suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6
bulan. Mayoritas dari wanita-wanita yang terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid
yang normal. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan.
Pemasukkan Yodium yang berlebihan, Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat
hormon-hormon tiroid. Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid
yang dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah
mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu, seperti
amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan jantung,
mengandung suatu jumlah yodium yang besar dan mungkin berkaitan dengan kelainan-
kelainan fungsi tiroid.
1. Keringat berlebihan
2. Ketidaktoleranan panas
3. Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat
4. Gemetaran
5. Kegelisahan; agitasi
6. Denyut jantung yang cepat
7. Kehilangan berat badan
8. Kelelahan
9. Konsentrasi yang berkurang
10. Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit
Pada pasien-pasien yang lebih tua, Irama-irama jantung yang tidak teratur dan gagal Jantung
dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak dirawat mungkin
berakibat pada "thyroid storm," suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam,
dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental, seperti kebingungan dan kegila-gilaan, juga
mungkin terjadi.
Mungkin ada keadaan bengkak sekeliling mata-mata dan suatu tatapan yang karekteristik
disebabkan oleh peninggian dari kelopak-kelopak mata bagian atas. Gejala-gejala yang lebih
lanjut biasanya lebih mudah dideteksi, namun gejala-gejala awal, terutama pada orang-orang
yang lebih tua, mungkin tidak cukup menyolok mata (Smeltzer C. Suzanne,2005)
1. Apatis
2. Mudah lelah
3. Kelemahan otot
4. Mual
5. Muntah
6. Gemetaran
7. Kulit lembab
8. Berat badan turun
9. Takikardi
10. Mata melotot, kedipan mata berkurang
5.5 Pemeriksaan Penunjang
Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada
tiriditis
T3 dan T4 serum: meningkat
T3 dan T4 bebas serum: meningkat
TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
Tiroglobulin: meningkat
Stimulasi tiroid 131: dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat
setelah pemberian TRH
Ambilan tiroid 131: meningkat
Ikatan protein sodium: meningkat
Gula darah: meningkat (kerusakan adrenal)
Kortisol plasma: turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
Pemerksaan fungsi hepar: abnormal
2.6 Penatalaksanaan
2.7 Komplikasi
1. Penyakit jantung
2. Gagal ginjal kronis
3. Fraktur
4. Krisis tirold(Smeltzer C. Suzanne, 2005, hal 1319)
BAB III
3.1 Pengkajian
a. Data biografi: nama, umur, alamat, status, jenis kelamin, tgl MRS, diagnose medis,
keluarga yang dapat di hubungi, catatan kedatangan.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama :
Biasanya pasien datag ke RS dengan keluhan, badan terasa lemas, sering gemetaran,
keringat berlebih dan jantung terasa berdetak cepat.
Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran, badan terasa
lemas, muall, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur.
Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien.
Biasanya penyakit hipertiroid inl gajalanya timbul dalam waktu yang lama dan belum
di rasakan oleh pasien, dan merupakan penyakit yang susah di sembuhkan. dan
membutuhkan pengobatan yang kontinu.
c. Data dasar
Data Subyektif:
Palpitasi
Nyeri dada
Data obyektif:
3. Integritas ego
Data Subyektif:
Data obyektif:
4. Eliminasi
Data Subyektif:
Data Subyektif:
Data obyektif:
Subjektif Data:
d. Kerusakan integritas jaringan mata b.d perubahan mekanisme perlindungan dari mata
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi
: Independen
Kolaborasi
Hormon tirid antagonis seperti propiltirourasil (PTU), metimazol (tapazole) Natriun fodida
(lugol) atau saturasi kalium iodida
Digoksin
Furosemid
Asetaminofen
Relaksan otot
Pantau hasil pemeriksaan lab: kalium serum, kalsium serum,kultur sputum
Lakukan pemantauan EKG secara teratur
Berikan oksigen sesuai indikasi
Siapkan untuk pembedahan
b. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh Dibuktikan oleh:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat melakukan
aktivitas secara mandiri. Ditandai dengan: Menunjukkkan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam melakukan aktivits
Intervensi
Independen
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nutrisi adekuat, ditandai
dengan : Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan
terbebas dari tanda-tanda malnutrisi
Intervensi
Independen
Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan
makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare
Bicara dengan nada normal
Kolaborasi :
Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidart dan vitamin
Intervensi
Independen
b. ACTH, prednisone
c. Obat antitiroid
d. Diuretik
Siapkan pembedahan
5. Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin
dari hormon tirold Ditandai dengan :
Peningkatan perasaan kuatir, gemetar, hilang konrol, panik, perubahan kognitif, distosi
rangsanglingkungan
Tujuan :
Intervensi:
Mandiri
Kolaborasi;
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan proses fikir pasien
kembali normal.
Kriteria hasil: