PENYAKIT STRUMA
Disusun oleh:
1. Faiqotul Himmah G41192151
2. Bella Amalia Febriyanti G41192187
3. Nurul Fadillah Azizah G41192266
4. Farah Dilla Wulandari G4112364
5. Dian Nurul Halila G41192389
Dosen Pengampu:
Dony Setiawan Hendyca P
DAFTAR ISI............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................................4
3.1 Definisi Struma.............................................................................................................4
3.2 Etiologi Struma............................................................................................................4
3.3 Klasifikasi Struma........................................................................................................5
3.4 Komplikasi Penyakit Struma......................................................................................8
3.4 Penangan Medis Dan Non Medis Struma.................................................................10
3.5 Terapi untuk Penderita Struma................................................................................12
3.6 Koding Penyakit Struma...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Hipotirodism...........................................................................................................5
Gambar 2 Hipertiroidism.........................................................................................................6
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun yang ditunjukan demi
kesempurnan makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB 2. PEMBAHASAN
Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang
dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior
medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat mengarah ke
dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi
kesulitan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan berdampak terhadap gangguan
pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar
maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang
disertai kesulitan bernapas dan disfagia.
4
Selain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang
menghambat sintesa hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia
(goitrogenic agent), proses peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit
Graves. Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan
penghambatan sintesa hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium, gangguan metabolik misalnya struma kolid dan struma
non toksik (struma endemik).
A. Berdasarkan Fisiologisnya :
1. Eutiroidism
Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang
disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal
sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH dalam jumlah yang
meningkat. Goiter atau struma semacm ini biasanya tidak menimbulkan
gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara berlebihan
dapat mengakibatkan kompresi trakea.
2. Hipotiroidism
Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar
tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan
dari kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma yang cukup dari
hormon. Beberapa pasien hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang
mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat
pembedahan/ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi
autoimun yang beredar dalam sirkulasi.
Gejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sensitif
terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan lamban,
5
konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan,
pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.
Gambar 1 Hipotirodism
3. Hipertiroidism
6
B. Berdasarkan Klinisnya :
1. Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik
dan struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah
kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan
menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis
sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba
satu atau lebih benjolan (struma multinoduler toksik).
Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme
karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan
dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit Grave (gondok
eksoftalmik/exophthalmic goiter), bentuk tiroktosikosis yang paling
banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.
Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah
diiidap selama berbulan-bulan. Antibodi yang berbentuk reseptor TSH
beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan
menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.
Meningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan
peningkatan pembentukan antibodi sedangkan turunnya konsentrasi
7
hormon tersebut sebagai hasil pengobatan penyakit ini cenderung untuk
menurunkan antibodi tetapi buka n mencegah pembentukyna.
Apabila gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat dan
mengancam jiwa penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik. Gejala
klinik adanya rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat,
sulit berbicara dan menelan, koma dan dapat meninggal.
2. Struma Non Toksik
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi
menjadi struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma
non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini
disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang
sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung
yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.
Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka
pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai
tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non
toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan
berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Kebanyakan
penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau
hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan kosmetik atau
ketakutan akan keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya
gejala mekanis yaitu penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea
(sesak napas), biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul
perdarahan di dalam nodul.
Struma non toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat
ringannya endemisitas dinilai dari prevalensi dan ekskresi yodium urin.
Dalam keadaan seimbang maka yodium yang masuk ke dalam tubuh
hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin. Kriteria daerah endemis
gondok yang dipakai Depkes RI adalah endemis ringan prevalensi
8
gondok di atas 10 %-< 20 %, endemik sedang 20 % - 29 % dan endemik
berat di atas 30 %.33
3.4 Komplikasi Penyakit Struma
Apabila tidak ditangani dengan baik, gondok dapat menyebabkan beberapa
komplikasi di bawah ini, terutama jika ukuran gondok cukup besar:
Penekanan Pita Suara (Trakea).
Gondok yang terlalu besar bisa menekan organ dan jaringan di sekitarnya,
seperti pita suara atau trakea. Biasanya kalau kamu mengalami gondok yang
terlalu besar, suara kamu bisa menjadi serak dan kamu juga bisa kesulitan
bernapas.
Kretinisme
Ibu hamil yang mengalami gondok bisa sangat berpengaruh pada janinnya.
Salah satu kondisi yang bisa dialami adalah kretinisme. Nama lain dari
kondisi anak yang kerdil atau cebol. Proses ini bisa jadi komplikasi dari
penyakit gondok yang diidap sejak berada di dalam kandungan. Setelah Si
Kecil lahir, pertumbuhan anak tersebut akan abnormal (kerdil) dan
memengaruhi perkembangan IQ-nya. Anak yang mengalami kondisi ini
cenderung memiliki IQ yang lebih rendah.
Kerusakan Saraf
9
keterbelakangan mental, gangguan pendengaran (tuli), dan gangguan
berjalan, serta gangguan dalam berbicara.
Osteoporosis
Aritmia
10
hormon Tiroid terutama pada Hipertiroidisme. Beberapa obat jenis
Thionamide antara lain Karbimazol, Metimazol, dan Propylthiouracil.
Beta bloker
Obat Hipertensi ini juga digunakan untuk mengontrol gejala.
Levotiroksin
Ini merupakan slah satu terapi apabila ditemukan kelainan berupa
Hipotiroidisme.
Operasi
Operasi Tiroidektomi dilakukan apabila kondisi benjolan semakin
membesar dan mengganggu jalur napas.
b. Penanganan non medis :
Bawang putih
Bawang putih mengandung senyawa yang bisa mengurangi rasa sakit
karena gondok. Selain itu, herbal ini bisa juga membantu memproduksi
kelenjar tiroid. Cara pengobatannya adalah mengonsumsi satu siung
bawang putih secara teratur.
Selada air
Tanaman ini mengandung yodium alam yang tinggi sehingga baik untuk
dikonsumsi oleh penderita gondok. Penderita gondok dapat memakan
langsung tanaman ini saat mengalami pembengkakan.
Akar jarong
Akar jarong mengandung senyawa yang dapat mengatasi penyakit
gondok. Cara mengonsumsinya adalah merebus akar yang telah
dibersihkan dengan air. Minum air rebusan selagi hangat dan akar yang
sudah dingin dapat dilumatkan kemudian ditempelkan ke bagian yang
sakit.
Belimbing wuluh
11
Tak hanya digunakan pada masakan, ternyata belimbing wuluh bisa
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit gondok. Caranya adalah
menumbuk belimbing wuluh bersamaan dengan bawang merah hingga
halus. Kemudian balurkan tumbukan tersebut ke bagian benjolan.
Ciplukan
Tanaman ini mengandung chlorogenik acid, asam sitrun, fisalin, asam
malat, alkaloid, tannin, dan vitamin C yang bermanfaat untuk
menyembuhkan gondok. Cara pengobatan yang bisa dilakukan adalah
merebus tanaman ciplukan dengan air dan diminum dua kali sehari
sebanyak satu gelas.
Teh hijau
Daun teh hijau mengandung antioksidan dan fluoride yang tinggi.
Kandungan tersebut dianggap ampuh untuk mengurangi benjolan dan
mengurangi pembengkakan kelenjar tiroid. Minumlah tiga cangkir teh
hijau sehari, selama penyakit gondok berlangsung.
12
Cara kerja terapi nuklir sebenarnya sangat sederhana. Yodium radioaktif akan
ditugaskan untuk menipu sel-sel kanker tiroid. Yodium sendiri biasanya akan
menjadi 'makanan' tiroid yang kemudian menghasilkan hormon tiroid.Tapi ketika
yodium radiaoktif 'dimakan' oleh tiroid, bukan hormon tiroid yang terbentuk tapi
proses penghancuran sel kanker berkat kandungan radioaktif di dalamnya.
Pasien hanya perlu mengonsumsi obat dalam bentuk cair atau kapsul. Lalu
dimasukkan ke dalam ruangan isolasi selama dua sampai tiga hari, pasien tak
perlu takut dengan terapi nuklir karena penyebaran yodium radioaktif hanya di
area sel-sel kanker tiroid.
3.6 Koding Penyakit Struma
A. Kode ICD 10 :
Kode : E04.9
Halaman
Vol 3 : 597
Vol 1 : 250
B. Kode ICD 9 CM :
13
4. Biopsy thyroid gland parcutaneous (aspiration) 06.11
(needle)
5. Operation thyroid gland 06.98
6.. Radhiography thyroid region 87.09
7. Radiosotopic teleradiotherapy iodine- 125 92.23
8. Thyroidectomy NEC 06.39
9. Thyroidectomy, substernal 06.50
10. Thyroidectomy complete or total 06.4
11. Thyroidectomy lingual (complete) (partial) 06.6
(subtotal)(total)
12. Thyroidectomy remaining tissue 06.4
13. Thyroidectomy submental route (lingual) 06.6
14. Thyroidectomy transoral route (lingual) 06.6
15. Thyroidectomy unilateral (with removal or 06.2
isthmus) (with removal of portion of other lobe)
16. Thyroidorrhapy 06.93
17. Thyroidotomy (field)(gland) NEC 06.09
18. Thyroidotomy posteperative 06.02
19. Ultrasonography head and neck 88.71
20. Ultrasound therapeutic neck 00.01
DAFTAR PUSTAKA
ICD 9 CM
https://www.alodokter.com/penyakit-gondok
https://www.honestdocs.id/penyakit-gondok
14
https://www.suara.com/health/2018/10/10/064800/terapi-nuklir-jadi-harapan-
bagi-pengidap-kanker-tiroid
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/11/24/481/1820251/kurangi-benjolan-
penyakit-gondok-dengan-ramuan-herbal-berikut
https://www.halodoc.com/ini-5-risiko-gondok-yang-memengaruhi-kesehatan-
15