Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR


HIPERTIROID

DOSEN PENGAMPU :

AGNES SRY VERA NABABAN, SST, M.KES.

OLEH :

JULI AFSANI SITUMORANG 1802031049

PROGRAM STUDY S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN 2021
KATA PENGATAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunianya, kami dapat meyelesaikan laporan ini.
Laporan yang kami susun ini membahas mengenai “HIPERTIROID”.
Dalam penyusunan laporan ini, tentu saja kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan dan
hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan yang
maha esa.Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari penyusunan maupun dari materinya. Kritik konstrukstif sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat kepada kita, sekaligus menjadi pengetahuan yang berguna
bagi pembaca.

Medan,3 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................1
1.3. Manfaat.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hipertiroid...........................................................................3
2.2 Penyebab Hipertiroid............................................................................3
2.3 Pencegahan Hipertiroid........................................................................4
BAB III METODE
3.1 Alat.......................................................................................................6
3.2 Bahan....................................................................................................6
3.3 Waktu dan Tempat................................................................................6
3.4 Prosedur kerja.......................................................................................6
3.5 Diagram Alir.........................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil......................................................................................................9
4.2 Pembahasan..........................................................................................17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................22
5.2 Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit hipertiroid merupakan bentuk tiroktoksikosis yang paling sering
dijumpai dalam praktek sehari-hari.Dapat terjadi pada semua umur, sering
ditemukan pada perempuandari pada laki-laki.Tanda dan gejala penyakit
hipertiroid yang paling mudah dikenali ialah adanya struma (hipertrofi dan
hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/ hipertiroidisme) dan
sering disertai oftalmopati, dan disertai dermopati meskipun jarang.(Andika,2011)
Patogenesis penyakit hipertiroid sampai sejauh ini belum diketahui secara
pasti.Diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam mekanisme
tersebut. Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit Graves’ dikelompokkan ke
dalam penyakit autoimun, antara lain dengan ditemukannya antibodi terhadap
reseptor TSH (Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor Antibody /TSHR-
Ab) dengan kadar bervariasi. Pada penyakit Graves’, limfosit T mengalami
perangsangan terhadap antigen yang berada didalam kelenjar tiroid yang
selanjutnya akan merangsang limfosit B untuk mensintesis antibodi terhadap
antigen tersebut. (Andika,2011)
Antibodi yang disintesis akan bereaksi dengan reseptor TSH didalam
membran sel tiroid sehingga akan merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid,
dikenal dengan TSH-R antibodi. Adanya antibodi didalam sirkulasi darah
mempunyai korelasi yang erat dengan aktivitas dan kekambuhan
penyakit.Mekanisme autoimunitas merupakan faktor penting dalam patogenesis
terjadinya hipertiroidisme, oftalmopati, dan dermopati pada penyakit Graves.
(Andika, 2011)

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui cara pemberian diet yang baik untuk pasien penderita
penyakit Hipertiroid.

1
2. Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal sesuai dengan
gender, umur, dan kebutuhan fisik.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Agar mengetahui perencaan diet yang sesuai dengan diagnose medis serta
mampu menyusun menu diet satu hari
2. Agar setiap mahasiswa terlatih dalam menyajikan setiap menu yang sesuai
dengan diagnose penyakit pasien.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertiroid


Penyakit kelenjar tiroid (kelenjar gondok) termasuk penyakit yang sering
ditemukan di masyarakat.Hipertiroid merupakan salah satu penyebab penyakit
kelenjar tiroid, ini merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua
terbesar di Indonesia setelah diabetes.Tirotoksikosis merupakan manifestasi klinis
yang terjadi akibat peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelebihan
yodium merupakan salah satu penyebab terjadinya tirotoksikosis. Ini ditandai
dengan hasil pemeriksaan kadar Ekskresi Yodium Urin (EYU) > 199 µg/L. (Dinas
Kesehatan, 2009)
Ekses yodium merupakan penyebab terjadinya tirotoksikosis.Ini dapat
menyebabkan aktivitas tiroid menjadi tidak terkontrol, hal ini dikarenakan, jumlah
yodium yang berlebihan dapat memblok fungsi tiroid dalam membuat hormon.Ini
meningkatkan risiko IIH (Iodine Induced Hiperthyroidsm). (Dinas Kesehatan,
2009)
Gejala klinis yang didapatkan akibat sekresi hormon tiroid yang
berlebihan, diantaranya: meningkatnya laju metabolik, rasa cemas yang
berlebihan, meningkatnya nafsu makan tetapi berat badan menurun, gerakan yang
berlebihan, gelisah dan instabilitas emosi, penonjolan pada bola mata, dan tremor
halus pada jari tangan. Salah satu pemeriksaan yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan indeks New Castle yang didasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang teliti, kemudian diteruskan dengan pemeriksaan penunjang
untuk konfirmasi diagnosis anatomis, status tiroid, dan etiologi. (Dinas Kesehatan,
2009).

2.2 Penyebab Hipertiroid


Gangguan yang dapat menyebabkan hipertiroid bermacam-macam, mulai
dari penyakit autoimun hingga efek samping obat. Berikut ini adalah berbagai
penyebab penyakit dan kondisi yang bisa menyebabkan hipertiroidisme:

3
1. Penyakit Graves akibat autoimun atau kekebalan tubuh sendiri yang
menyerang sel normal.
2. Peradangan kelenjar tiroid atau tiroiditis
3. Benjolan, seperti toxic nodular tiroid, atau tumor jinak di kelenjar tiroid
atau kelenjar pituitari (hipofisis).
4. Kanker tiroid.
5. Tumor di testis atau ovarium.
6. Konsumsi obat dengan kandungan iodium tinggi, misalnya amiodarone.
7. Penggunaan cairan kontras dengan kandungan iodium dalam tes
pemindaian.
8. Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi,
seperti makanan laut, produk susu, dan telur.
Selain beberapa penyebab di atas, ada faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena hipertiroidisme. Faktor risiko tersebut
meliputi:
1. Berjenis kelamin wanita.
2. Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit Graves.
3. Menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1, anemia, atau gangguan
kelenjar adrenal.

2.3 Pencegahan Hipertiroid


Cara terbaik untuk mencegah hipertiroidisme adalah dengan menghindari
kondisi yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini.Sebagai contoh
bila Anda menderita penyakit diabetes tipe 1 yang berisiko menimbulkan
hipertiroid, Anda perlu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala.Selain mencegah hipertiroidisme muncul, pencegahan agar gejala yang
timbul menjadi tidak lebih buruk juga tidak kalah penting. Ada beberapa pola
hidup sehat yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gejala dari
hipertiroidisme, yaitu:

4
1. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
2. Berolahraga secara teratur
3. Mengelola stres dengan baik
4. Tidak merokok

5
BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan


Metode yang digunakan pada pengolahan makanan untuk diet Hipertiroid
adalah merebus dan mengukus.
a. Alat
Alat yang digunakan adalah kompor, dandang, panci, centong, pisau,
talenan, cobek, mangkuk, piring, sendok, garpu, gelas dan rice cooker.
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah beras, brokoli, kentang, telur, daun sop,
bawang merah dan putih, buah mangga, buah naga, buah sawo, susu
dancow dan yoghurt cimory.

3.2 Waktu dan Tempat


Praktikum ini laksanakan pada hariRabu, 3 Maret 2021 pukul10.00-12.00
WIBdan dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helevtia.

3.3 Prosedur kerja


a) Bubur nasi
 Cuci beras dengan air bersih mengalir
 Tambahkan air sebanyak 2 gelas
 Masak menggunakan rice cooker
 Tunggu hingga bubur mengental
 Bubur diangkat dan siap disajikan.
b) Telur rebus
 Cuci telur hingga bersih
 Siapkan air didalam panci
 Masukkan telur dan tunggu hingga matang

6
 Angkat telurdan kuliti
 Telur rebus siap disajikan.
c) Sop kentang brokoli
 Cuci semua bahan hingga bersih
 Kupas kentang, dan potong, brokoli dan wortel
 Haluskan bawang merah dan bawang putih
 Tumis bumbu halus sampai wangi dan tambahkan air
 Masak wortel hingga sedikit lunak lalu masukkan ketang
 Masukkan brokoli dan tunggu hingga masak
 Sop brokoli kentang siap disajikan
d) Smoothies
 cuci semua buah hingga bersih
 potong-potong dan masukkan kedalam blender
 tambahkan yoghurt dan susu
 blender hingga halus dan kental
 smoothies siap disajikan.

7
3.4 Diagram Alir

Persiapan alat dan


bahan

Pencucian dan
pembersihan alat
dan bahan

Pemotongan bahan
pangan

Pengolahan bahan Perebusan


pangan Pengukusan

Penimbangan
makanan

Penyajian
makanan

Pembersihan dan
penyimpanan alat

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tn Adi usia 46 tahun, BB 68 kg, dan TB 170 cm, sudah 5 bulan


mengalami pembesaran kelenjar tyroid (terdapat benjolan dileher). Tn Adi sering
merasa gemetar, gelisah, dan denyut jantung sangat cepat. Hasil pemeriksaan
tekanan darah: 130/70 mmHg, suhu badan: 37˚C, T3:130 mg/dl, T4:20mg/ dl, dan
natrium: 169 mg/dl Hasil food recall pasien: Pagi: nasi + ikan bandeng presto
goreng + kecap Siang: nasi + udang asam manis + cah brokoli + ikan asin Snack:
es rumput laut Malam : nasi + udang manis + ikan asin.
A. Assesment
a. Antropometri
Nama : Tn Adi
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 46 tahun
BB : 68 kg
TB : 170 cm
BBI : 63 kg
IMT : 23,52 (normal)
b. Biokimia
Tekanan darah : 130/70 mmHg

9
Suhu badan : 37˚C
T3 : 120 mg/dl
T4 : 29 mg/dl
Natrium :160 mg/dl
c. Fisik/ Klinis Sering gemetra, gelisah, dan denyut jantung sangat cepat
d. Dietery: Suka mengkonsumsi udang dan ikan asin

B. Perhitungan
a. Perhitungan kebutuhan:
AMB = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
=66 + (13,7 x 68) + (5 x 170) – (6,8 x 46)
= 66 + 931,6 + 850 – 312,8
= 1.534,8 kkal.
Faktor Aktivitas: AMB x Faktor aktivitas x Faktor stress
= 1.534,8 x 1,3 x 1,3
= 2.593,812 kkal

Kebutuhan sehari
60 % ×2.593,812
Karbohidrat = = 389,07 gr
4
15 % ×2.593,812
Protein = = 97,26 gr
4
25 % ×2.593,812
Lemak = = 72,05 gr
9

10
C. Diagnosa Gizi
1. Intake : Sering nya mengkonsumsi natrium yang berlebihan
ditandai dengan sering mengkonsumsi ikan asin berkaitan dengan hasil lab
natrium 160 mg/dl
2. Fisik/ klinis : Perubahan nilai lab gizi ditandai dengan keluhan Sering
gemetar, gelisah, dan denyut jantung sangat cepat ditandai dengan T3:130
mg/dl, T4:20mg/ dl, dan natrium: 169 mg/dl
3. Behaviour : Kurang nya pengetahuan mengenai asupan makanan dan
zat gizi berkaitan dengan sering nya mengkonsumsi ikan asin .

D. Intervensi Gizi
a. Preskripsi Diet
1. jenis Diet : ETPT I ( energi tinggi protein tinggi )
2. Bentu makanan : makanan biasa
3. Syarat Diet :
1) Energi cukup, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
2) Protein cukup, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB,
3) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total Vitamin
dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
5) vitamin dan mineral cuku, sesuai kebutuhan normal
6) Makanan diberikan dalam bentuk mudan dicema.
4. Tujuan Diet
1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meni
2) ngkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3) Menambah berat badan sehingga mencapai berat badan normal

11
b. Monitoring dan Evaluasi
1) Antropometri : berat badan menjadi lebih baik
2) Biokimia : Dilakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan tes
darah
3) Fisik : rasa mudah lelah, tremor dan penglihatan kabur,
mengalami perubahan menjadi lebih baik
4) Dietery : memberikan diet sesuai kebutuhan yang sudah
diberikan oleh ahli gizi

Hasil Nutri survey


==========================================================
Analysis of the food record
==========================================================
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________

bubur nasi 50 g 36.4 kcal 8.0 g


telur ayam 50 g 77.6 kcal 0.6 g
kentang 20 g 4.2 kcal 1.0 g
bawang merah 2g 0.9 kcal 0.2 g
bawang putih 2g 1.8 kcal 0.4 g
smoothies 150 g 325.9 kcal 0.6 g
susu dancow 30 g 139.2 kcal 15.5 g

Meal analysis: energy 585.9 kcal (100 %), carbohydrate 26.2 g (100 %)

==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 585.9 kcal 2036.3 kcal 29 %
water 104.3 g 2250.0 g 5%
protein 16.6 g(12%) 60.1 g(12 %) 28 %
fat 46.5 g(70%) 69.1 g(< 30 %) 67 %
carbohydr. 26.2 g(18%) 290.7 g(> 55 %) 9%
dietary fiber 5.6 g 30.0 g 19 %
alcohol 0.0 g - -
PUFA 4.4 g 10.0 g 44 %
cholesterol 219.5 mg - -

12
Vit. A 258.2 µg 800.0 µg 32 %
carotene 0.1 mg - -
Vit. E (eq.) 4.3 mg 12.0 mg 36 %
Vit. B1 0.3 mg 1.0 mg 26 %
Vit. B2 0.7 mg 1.2 mg 56 %
Vit. B6 1.0 mg 1.2 mg 81 %
tot. fol.acid 89.0 µg 400.0 µg 22 %
Vit. C 32.3 mg 100.0 mg 32 %
sodium 163.9 mg 2000.0 mg 8%
potassium 1156.5 mg 3500.0 mg 33 %
calcium 277.3 mg 1000.0 mg 28 %
magnesium 74.1 mg 300.0 mg 25 %
phosphorus 342.0 mg 700.0 mg 49 %
iron 4.1 mg 10.0 mg 41 %
zinc 2.4 mg 7.0 mg 34 %

Tabel Pemilihan Menu


Berat
Waktu Menu Bahan Makanan
(gr)
Makan Pagi Bubur nasi Beras 70

Telur rebus Telur ayam 60


Sayur sop brokoli kentang Brokoli 20
Kentang 60
Daun sop 20
Bawang merah 10
Bawang putih 10
10.00 (Snack) Smoothies Buah naga 120
Sawo 80
Mangga 200
Yoghurt 70 ml

13
Rekomendasi Diet
Waktu Menu Bahan makanan Berat (gr)
Pagi Bubur nasi Beras giling putih 75
patin sayur asem Ikan patin 50
kunyit 5
Sereh 10
Jagung 30
kacang panjang 25

Selingan Smoothies Buah delima 50


Jambu biji 50
Pisang 50

4.2. Pembahasan
Menu untukpenderitahipertiroidadalah menu yang dipilih berdasarkan
manfaat dalam menurunkan risiko hipertiroid.Adapun manfaat dari bahan
makanan yang kami gunakan ialah :

1. Beras
Konsumsi beras putih dapat menjaga keenceran darah sehingga darah tidak
mudah mengumpal atau membeku yang menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan.Jika terjadi pengumpalan darah maka dapat menghambat aliran
darah sehingga oksigen dari sari makanan tidak dapat dibawak eseluruh
tubuh sehingga menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
2. Telur
Protein mengangkut hormone thyroid keseluruh jaringan dan membantu
fungsi tiroid secara efektif dan merupakansumberzatbesidanyodium.
3. Kentang
pada kentang terkandung zat- zat seperti karbohidrat , fosfor, zatbesi,
protein, lemak nabati, dan kalsium serta mineral-mineral penting lainnya.
Hal ini menjadikan kentang baik dikonsumsi dalam menu makanan sehari.

4. Brokoli

14
Brokoli mengandung lutein karotenoid yang tinggi sehingga dapat
bermanfaat untuk mencegah penyakit katarak dan macula. Selain lutein
karotenoid, brokoli juga mengandung vitamin A yang memang terkenal
untuk menjaga kesehatan retina mata.
5. Wortel
Wortel merupakan sayuran yang super, wortelmengandungserat, vitamin
K, mangan, fosfor, magnesium, vitamin E dan seng yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia
6. Sawo
Kandungan serat pada buah sawo baik untuk pencernaan dan menurunkan
berat badan, menambah energi, dan meredakan demam dan radang
7. Mangga Mangga memiliki vitamin C dan serat tinggi yang dapat
membantu menurunkan kolesterol, mengatasi obesitas dan menurunkan
tekanan darah.
8. Buah naga merah Buah naga mengandung vitamin C yang cukup tinggi,
sehingga mampu menjaga kesehatan tubuh, kesehatan mata, dan
mmebantu melancarkan peredaran darah.
9. Yoghurt Yoghurt megandung probiotik tinggi yang bermanfaat untuk
system pencernaan usus dan lambung.

Bahan Makanan Yang Dibatasi :

Kelompok bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan


makanan
karbohidrat Nasi, roti, mi, macaroni dan -
hasil olah tepungtepungan lain,
seperti cake, tarcis, pudding,
dan pastry, dodol, ubi,
karbohidrat sederhana seperti
gula.
Protein hewani Daging sapi, ayam, ikan, telur, Dimasak dengan banyak
susu, dan hasil plahan keju dan minyak atau

15
yougurt custard dan eskrim. kelapa/santan kental.
Protein nabati Semua jenis kacangkacangan Dimasak dengan banyak
dan hasil olahannya tempe, minyak atau
tahu dan pindakas. kelapa/santan kental
Sayuran Semua jenis sayuran terutama Dimasak dengan banyak
jenis B seperti bayam, buncis, minyak atau
daun singkong, kacang kelapa/santan kental.
panjang, labusiam, wortel
direbus, dikukus maupun
ditumis.
Buahan Semua jenis buah segar, buah -
kaleng, buah kering dan jus
Lemak Minyak goreng, mentega, Santan kental
margarine, santan encer, salad
dressing.
Minuman Soft drink, madu, sirup, teh dan Minuman rendah energy
kopi encer.
Bumbu Bumbu tidak tajam seperti Bumbu yang tajam
bawang merah, putih, laos, seperti cabe dan merica
salam dan kecap.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hipertiroid salah satu dari penyebab penyakit kelenjar tiroid. Gangguan
fungsi tiroid ada dua macam yaitu kekurangan hormon tiroid yang disebut
Hipotiroid dan kelebihan hormon tiroid yang disebut Hipertiroid. Kelebihan
suatu hormon tiroid (Hipertiroid) dapat menyebabkan gangguan berbagai fungsi
tubuh, termasuk jantung dan meningkatkan metabolisme tubuh (Sulistyani,
2013).
Hasil perhitungan kebutuhan pasien :
E : 2,593,812 kkal
P :97,26 gr
L :72,05 gr
KH : 389,07 gr
Diagnosa Gizi :
1) Intake : Sering nya mengkonsumsi natrium yang berlebihan ditandai
dengan sering mengkonsumsi ikan asin berkaitan dengan hasil lab natrium
160 mg/dl
2) Fisik/ klinis : Perubahan nilai lab gizi ditandai dengan keluhan Sering
gemetar, gelisah, dan denyut jantung sangat cepat ditandai dengan T3:130
mg/dl, T4:20mg/ dl, dan natrium: 169 mg/dl
3) Behaviour : Kurang nya pengetahuan mengenai asupan makanan dan
zat gizi berkaitan dengan sering nya mengkonsumsi ikan asin .

5.2 Saran
Saya sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun hasil dari
praktek asam urat ini. Diharapkan hasil praktek pembuatan menu asam urat ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang melakukan praktikum tentang pembuatan
menu asam urat dan dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam
menyusun menu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Minaoki, Andika, 2011. Hipertiroid. Diakses dari

http://www.indoroyal.com/infomedis/hipertiroid.html (17 Februari 2012).

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Evaluasi Program Gondok. 2009.

Widodo, U.S. Laporan Hasil Pemeriksaan Ekskresi Yodium dalam Skala Nagari
se Propinsi Sumatera Barat. Jayan, Borobudur, Magelang: Balai Penelitian
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. 2008.

18

Anda mungkin juga menyukai