OLEH:
KELAS DIII KEPERAWATAN TK.II
KELOMPOK 19:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
Asuhan Keperawatan Hipertiroid & Hipotiroid. Dan kami berterimakasih kepada
Bu Rahmawati Shoufiah, SST., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah KMB1 yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran yang membangun demi perbaikan makalah
yang kami buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
2
DAFTAR ISI
Tujuan ………………………………………………………………….. 4
BAB II
TINJAUAN TEORI …………………………………………………… 5
Pengertian Hipertiroid & Hipotiroid ……………………………………. 5
Komplikasi ……………………………………………………………… 18
Pengkajian ………………………………………………………. 18
Diagnosa ………………………………………………………… 20
Intervensi ………………………………………………………... 21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran
klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid
yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari
lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi
dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk
meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya
hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh.
Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan
menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan
divisi.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Yaitu agar pembaca mengetahui dan memahami Penyakit Hipertiroid &
Hipotiroid
Tujuan Khusus
Yaitu agar pembaca mengetahui dan memahami tentang pengertian,
anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis serta konsep dasar
keperawatan dari Hipertiroid & Hipotiroid
C. Sistematika Penulisan
4
Bab II Tinjauan teori terdiri dari pengertian, Anatomi fisiologi
pencernaan,etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi dan konsep dasar
keperawatan tentang Hipotiroid & Hipertiroid.
Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan
BAB II
TUJUAN TEORI
A.Pengertian
1. Hipertiroid
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan
hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan
aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara
khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan
fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk
fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.
Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau
pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil
yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang
dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan
pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi.
Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera
dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan
pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan
jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat
fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar.
Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi.
Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
5
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan
gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah
melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid.
Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan
dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid
menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul
gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan
beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung
yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker
terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang
dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian yodium radiaktif pada
akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai
hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan.
Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang
gondoknya sangat besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami
efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa terjadi
hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon sepanjang
hidupnya.
2. Hipotiroid
Hipotiroidisme adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional
dari kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormone-hormone tiroid menjadi
isufisiensi (Haznam, M.W, 1991: 149).
Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya
fungsi kelenjar tiroid (Ranakusuma, B, 1992:35).
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi
hormone tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur (Long, Barbara.C, 1996:102).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai
akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi
6
kebutuhan jaringan tubuh akan hormon - hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo
S.kep,1999).
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi
hormon tiroid yang mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000).
Hipotiroidisme adalah tiroid yang hipoaktif yang terjadi bila kelenjar
tiroid berhenti atau kurang memproduksi hormon tiroksin (Semiardji, Gatut,
2003:14).
Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status
metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme
kognital dapat mengakibatkan kretinisme.
B. Anatomi Fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua
sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem
endokrin (Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur
aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang
berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar
endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan
dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan
kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati
membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel seperti pertumbuhan dan
sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang
disebut sistem endokrin.Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang
sangat berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam
pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang
cukup dan berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya
menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50
persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat
dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60
sampai 100 persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat
timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang
7
berlebihan (Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi
meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi
meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi memacu
pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat
metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
C. Etiologi
1. Hipertiroid
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran
kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif
dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
2. Hipotiroid
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
a. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone
yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
9
pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi
kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
b. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai
dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone
(TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau
hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone
tiroid.
c. Hipotiroid tertier/ pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk
memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat
distimulasi pituitary untuk mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan dengan
suatu tumor/ lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua bentuk utama
dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya
disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine. Ini mengalah pada “goiter belt” dengan
karakteristik area geografis oleh minyak dan air yang berkurang dan iodine.
10
D. Patofisiologi
1.Hipertiroid
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-
lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap
sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
2. Hipotiroid
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone
tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari
hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai
usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini,
goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi hormone tiroid.
Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon
sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih
banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu
akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
12
E. Patoflowdiagraf
1. Hipertiroid
2. Hipotiroid
13
F. Tanda dan Gejala
1. Hipertiroid
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
- Banyak keringat - Denyut nadi cepat, seringkali
- Tidak tahan panas >100x/menit
- Sering BAB, kadang diare - Berat badan turun, meskipun
- Jari tangan gementar (tremor) banyak makan rasa capai
- Nervus, tegang, gelisah, cemas, - Otot lemas, terutama lengan atas
mudah tersinggung dan paha
- Jantung berdebar cepat - Rambut rontok
- Haid menjadi tidak teratur - Kulit halus dan tipis
- Bola mata menonjol dapat disertai - Pikiran sukar konsentrasi
dengan penglihatan ganda - Kehamilan sering berakhir dengan
- Denyut nadi tidak teratur terutama keguguran
pada usia diatas 60 th - Terjadi perubahan pada mata
- Tekanan darah meningkat bertambahnya pembentukan air mata,
iritasi dan peka terhadap cahaya
14
2. Hipotiroid
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
H. Penatalaksanaan
15
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap
pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau
sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
16
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi
adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat
antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis
besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai
eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol
10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untu
k mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis
diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik
10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan
dengan yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis
100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti
krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer,
mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari
tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis
tiroid alergi terhadap yodium
17
I. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar
tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa
menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia)
dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau
karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali
- Pembedahan - Ketakutan
- Stress - Kehamilan atau persalinan
18
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi,
kelelahan berat
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari
periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
6. Neurosensori
19
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan.
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
9. Keamanan
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma
positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol
meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
20
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).
3. Intervensi keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
Intervensi :
Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
21
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Intervensi :
Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin
ditemukan
Intervensi :
Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
24
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Intervensi :
Intervensi :
Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
25
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
26
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat
kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh akan hormon - hormon tiroid.
27
Daftar Pustaka :
http://www.alodokter.com/hipertiroidisme
https://kepacitan.files.wordpress.com/2011/03/kelenjar-
tiroid.html
28